Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

LOKAKARYA TERAPI PENCEGAHAN TBC (TPT) 3HP PADA ODHIV


DI PROVINSI JAWA BARAT

A. Latar Belakang
Dalam upaya mencapai target eliminasi tuberkulosis (TBC) pada tahun 2030, studi pemodelan yang
dilakukan WHO menunjukkan target tersebut hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan
upaya pengobatan TBC aktif dan upaya pemberian terapi pencegahan TBC pada populasi dengan
infeksi laten TBC (ILTB). WHO memperkirakan hampir dua miliar orang dari seluruh populasi
dengan infeksi laten TBC, dimana diperkirakan sekitar 200 juta (10%) diantaranya akan
berkembang menjadi sakit TBC. Pemberian terapi pencegahan TBC (TPT) pada populasi dengan
ILTB akan mengurangi risiko terjadinya TBC aktif sehingga turut pula mengurangi insiden TBC.

Program HIV AIDS Nasional telah menetapkan pencapaian target Three Zeros pada tahun 2030
untuk pengendalian epidemi HIV AIDS di Indonesia. Target ini meliputi, zero infeksi HIV baru, zero
kematian terkait AIDS pada ODHIV, serta zero diskriminasi terhadap ODHIV. Menurut Surat Edaran
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor HK.02.02//1564/2018 tentang
Penatalaksanaan ODHIV untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030, strategi yang digunakan
Kementerian Kesehatan untuk mencapai three zeros adalah program STOP yaitu, Suluh Skrining,
Temukan (90%), Obati (90%), dan Pertahankan (90%).

Penggunaan bersama TPT dan terapi antiretroviral (ART) pada ODHIV bermanfaat secara signifikan
dalam menurunkan insiden TBC. Dengan perluasan akses ART, penggunaan TPT pada ODHIV akan
meningkatkan pencegahan TBC di negara dengan beban TBC tinggi. Berdasarkan laporan SIHA
2021, cakupan TPT pada ODHIV baru on ART yang menerima TPT berada di angka 5%. Capaian
tersebut masih jauh dari target cakupan TPT di tahun 2021 sebesar 40%.

Selama ini pemberian TPT menggunakan paduan isoniazid selama 6 bulan (6H). Program HIV AIDS
Nasional akan mulai pemberian TPT menggunakan paduan rifapentin dan isoniazid dosis mingguan
selama tiga bulan (3HP) selain paduan 6H. Paduan 3HP merupakan paduan yang memiliki tingkat
toksisitas rendah, efektivitas yang hampir sama, serta tingkat kepatuhan dan penyelesaian
pengobatan yang lebih baik dibandingkan dengan paduan yang digunakan selama ini.
Implementasi 3HP telah dilakukan oleh Program TBC Nasional bekerja sama dengan Yayasan KNCV
Indonesia (YKI) sejak Desember 2020.

Pelaksanaan TPT menggunakan paduan 3HP pada ODHIV tahap 1 telah dilaksanakan pada bulan
Desember 2021 pada layanan terpilih di 3 provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Tahun 2022 pelaksanaan TPT 3HP pada ODHIV tahap 2 akan dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Timur dan D.I. Yogyakarta. Untuk mendukung pelaksanaan TPT dengan paduan 3HP, akan
dilakukan lokakarya penguatan kapasitas petugas kesehatan di layanan PDP terpilih (puskesmas,
klinik swasta dan rumah sakit) di ke-3 provinsi tahap 2 tsb. Lokakarya ini dilaksanakan dengan
dukungan pendanaan IMPAACT4TB melalui Yayasan KNCV Indonesia.

B. Tujuan Umum Kegiatan

Melatih petugas kesehatan agar mampu memberikan pelayanan TPT secara khusus dengan
menggunakan paduan 3HP, meliputi inisiasi pemberian TPT, pemantauan dan evaluasi pasien,
serta pencatatan dan pelaporan.
C. Tujuan Khusus Kegiatan

1. Menjelaskan konsep pemberian TPT pada ODHIV dan risiko menjadi TBC aktif
2. Menjelaskan pentingnya pemberian TPT pada ODHIV
3. Menjelaskan bagaimana evaluasi awal dan skrining TBC aktif
4. Menjelaskan prosedur pemberian TPT pada ODHIV
5. Menjelaskan bagaimana mendukung, memantau dan mengevaluasi ODHIV selama
menjalani TPT
6. Menjelaskan bagaimana penanganan efek samping obat yang disebabkan oleh komponen
obat TPT
7. Menjelaskan prosedur pancatatan dan pelaporan data TPT
8. Menjelaskan prosedur pengelolaan logistik TPT
9. Mensosialisasikan kegiatan IMPAACT4TB dalam mendukung pelaksanaan TPT 3HP pada
ODHIV

D. Luaran Kegiatan

1. Peserta memahami konsep pemberian TPT pada ODHIV dan risiko menjadi TBC aktif
2. Peserta memahami pentingnya pemberian TPT pada ODHIV
3. Peserta mampu melakukan evaluasi awal dan skrining TBC aktif pada ODHIV
4. Peserta mampu melakukan prosedur pemberian TPT
5. Peserta mampu mendukung, memantau dan mengevaluasi ODHIV selama menjalani TPT
6. Peserta mampu menangani efek samping obat yang disebabkan komponen obat TPT
(khususnya paduan 3HP)
7. Peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan data TPT
8. Peserta mampu melakukan pengelolaan logistik TPT
9. Tersosialisasinya kegiatan IMPAACT4TB dalam mendukung pelaksanaan TPT 3HP pada
ODHIV

E. Waktu, Tempat, dan Metode Kegiatan

No Nama kegiatan Hari/ Tanggal Jam (WIB) Metode Lokasi


1 Lokakarya TPT 3HP pada 24 – 26 November Sesuai jadwal Online Zoom meeting
ODHIV di Jawa Barat 2021 kegiatan

F. Peserta Kegiatan

a. Peserta Pusat, YKI, dan Mitra


No Instansi Peserta Jumlah Keterangan
1 Substansi HIV AIDS & PIMS Koordinator Substansi HIV 5 orang
AIDS & PIMS (1)
Subkoordinator HIV (1)
Focal Point TB-HIV (1)
Tim Monev HIV (1)
Tim Logistik HIV (1)

2 Panli HIV 1 orang


3 WHO Indonesia Eva Kartikasari 1 orang
4 GHSC-PSM 1 orang
5 Yayasan KNCV Indonesia 5 orang
Total 14 orang

b. Peserta Kab/Kota dan Layanan PDP


No Instansi Peserta Jumlah Keterangan
1 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Kabid P2P/Kasie P2PM (1) 5 orang
Barat PP HIV (2)
TO HIV (1)
PP Farmasi (1)

1.1 Dinas Kesehatan Kota Bandung PP HIV 3 orang


DO GF
PP Farmasi
1. RSUP Dr.Hasan Sadikin 3 orang Layanan PDP:
Bandung Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
2. RSUD Kota Bandung 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
1.2 Dinas Kesehatan Kab Subang PP HIV 3 orang
DO GF
PP Farmasi
3. Puskesmas Sukarahayu 3 orang Layanan PDP:
Subang Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
4. Puskesmas Patokbeusi 3 orang Layanan PDP:
Subang Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1)
5. Puskesmas Pamanukan 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
6. RSUD Subang 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
1.3 PP HIV 3 orang
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi DO GF
PP Farmasi
7. RSUD R Syamsudin SH 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
8. RSU Assifa 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
1.4 Dinas Kesehatan Kota Depok PP HIV 3 orang
DO GF
PP Farmasi
9. RSUD Kota Depok 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
10. RS Sentra Medika Cisalak 3 orang Layanan PDP:
Dokter PJ HIV (1),
Petugas RR (1),
Farmasi (1)
Total 47 orang

G. Agenda Kegiatan

Hari ke-1
Waktu (WIB) Durasi Agenda PIC/Narasumber
12.30 – 13.00 30 menit Pembukaan Zoom dan Registrasi Peserta Panitia
13.00 – 13.15 15 menit Pre-test Panitia
13.15 – 13.30 15 menit Sambutan dari Yayasan KNCV Indonesia oleh MC
dr. Jhon Sugiharto, MPH
13.30 – 13.45 15 menit Pembukaan dan Arahan oleh Dinas Kesehatan MC
Provinsi
13.45 – 14.45 60 menit Paparan 1: Moderator:
Kebijakan TPT pada Program HIV AIDS dan Dinas Kesehatan
Analisis Situasi TPT pada ODHIV Provinsi

14.45 – 15.45 60 menit Paparan 2: Moderator:


Tatalaksana TPT pada ODHIV: Dinas Kesehatan
a. Skrining TBC aktif Provinsi
b. Prosedur pemberian TPT, dosis TPT
c. Monitoring dan evaluasi pemberian TPT
d. Penanganan efek samping dan kejadian
tidak diharapkan
15.45 – 16.00 15 menit a. Sosialisasi IMPAACT4TB oleh YKI MC
b. Kesimpulan dan Arahan hari ke-2

Hari ke-2
Waktu (WIB) Durasi Agenda PIC/Narasumber
12.30 – 13.00 30 menit Pembukaan Zoom dan Registrasi Peserta Panitia
13.00 – 13.30 30 menit Sosialisasi Aplikasi SOBAT-TB oleh YKI Moderator: YKI
13.30 – 15.30 120 menit Paparan 3 (breakout room) Moderator: YKI
a. Kelas Dokter & RR: Praktik Pencatatan
dan Pelaporan Data TPT

b. Kelas Farmasi: Praktik Pengelolaan


Logistik TPT

15.30 – 15.45 15 menit Post-test Panitia


15.45 – 16.00 15 menit Rencana Tindak Lanjut dan Penutupan Dinas Kesehatan
Provinsi

H. Pembiayaan Kegiatan
Kegiatan ini didanai oleh Yayasan KNCV Indonesia melalui kegiatan IMPAACT4TB.

I. Penutup
Demikian kerangka acuan ini disusun untuk Kegiatan Lokakarya TPT 3HP Pada ODHIV di
Provinsi Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai