Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan :

Dasar Hukum Kewajiban Perusahaan Menjaga Lingkungan


Apakah ada perundang-undangan yang melarang untuk perusahaan industri yang berdiri di tengah
lingkungan dan sangat mengganggu pada lingkungan sekitarnya?  
Jawaban :
Terima kasih atas pertanyaan Anda.
 
Kami berasumsi bahwa perusahaan industri yang Anda tanyakan adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan di bidang usaha industri sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian  (“UU Perindustrian”).
 
Perusahaan industri mempunyai kewajiban dalam upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan
pencemaran terhadap lingkungan hidup sebagaimana telah diatur dalam Pasal 21 UU
Perindustrianyang berbunyi:
 
(1) Perusahaan industri wajib melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber
daya alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan
hidup akibat kegiatan industri yang dilakukannya
(2) Pemerintah mengadakan pengaturan dan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan
mengenai pelaksanaan pencegahan kerusakan dan penanggulangan pencemaran
terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri.
(3) Kewajiban melaksanakan upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikecualikan bagi
jenis industri tertentu dalam kelompok industri kecil.
 
Menurut Penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU Perindustrian, perusahaan industri yang didirikan pada suatu
tempat, wajib memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam yang dipergunakan
dalam proses industrinya serta pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan
hidup akibat usaha dan proses industri yang dilakukan. Dampak negatif dapat berupa gangguan,
kerusakan, dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat di sekelilingnya yang
ditimbulkan karena pencemaran tanah, air, dan udara termasuk kebisingan suara oleh kegiatan industri.
Dalam hal ini, Pemerintah perlu mengadakan pengaturan dan pembinaan untuk menanggulanginya.
 
Oleh karena itu, kami berasumsi bahwa maksud dari “mengganggu lingkungan sekitar” pada pertanyaan
Anda adalah gangguan yang berupa kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 UU Perindustrian.
 
Perbuatan yang bertentangan dengan Pasal 21 ayat (1) UU Perindustrian, jika dilakukan dengan sengaja,
dapat dipidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya
Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) (Pasal 27 ayat (1) UU Perindustrian). Sedangkan jika dilakukan
tidak dengan sengaja atau karena kelalaian, maka dapat dipidana kurungan selama-lamanya 1 (satu)
tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) (Pasal 27 ayat (2) UU
Perindustrian).
 
Selain pengaturan pada UU Perindustrian, menurut Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UUPPLH”):
 
“Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar
hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian
pada orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan
tertentu.”
 
Sebagaimana pernah dijelaskan oleh Rifanni Sari dalam artikel yang berjudul Tanggung Jawab
Kerusakan dan Bencana, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan (perusahaan/badan
hukum) yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dianggap sebagaiperbuatan
melawan hukum. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tersebut memiliki tanggung jawab untuk
mengganti kerugian yang ditimbulkan, sejauh terbukti telah melakukan perbuatan pencemaran dan/atau
perusakan. Pembuktian tersebut baik itu nyata adanya hubungan kausal antara kesalahan dengan
kerugian (liability based on faults) maupun tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan (liability without
faults/strict liability) (Pasal 88 UUPPLH).
 
Bagi pihak yang merasa dirugikan terhadap pencemaran akibat usaha industri, dapat mengadukanatau
menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan kepada instansi yang bertanggung jawab,
mengenai dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup dari usaha dan/atau
kegiatan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan/atau pasca pelaksanaan sebagaimana yang telah
diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/atau
Perusakan Lingklungan Hidup.
 
Dengan demikian, dari penjelasan kami di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
setiappendirian perusahaan industri perlu mempertimbangkan berbagai aspek, yakni pencegahan
timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri yang
dilakukannya.
 
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
 
Dasar Hukum:
1.    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Perindustrian
2.    Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3.    Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010 Tata Cara Pengaduan dan
Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup.
 

KLINIK TERKAIT
 Tanggung Jawab Kerusakan dan Bencana
 Apakah Kedudukan PT Tidak Boleh Berada di Wilayah Perumahan?
 Tata Cara Pengajuan Pembebasan Tanah kepada Perusahaan Tambang . .
 Izin Perusahaan Ekspedisi (Tidak Punya Izin Gangguan)
 Prosedur Mendirikan Toko Ritel Tradisional dan Ritel Modern
Setiap artikel jawaban Klinik Hukum dapat Anda simak juga melalui twitter
@klinikhukum, atau facebook Klinik Hukumonline.

Anda mungkin juga menyukai