Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rama Fauzi Adha Satria Nugraha

NIM :1901036024

Mata Kuliah : Akuntansi Keberlanjutan

Masalah-Masalah Lingkungan Serta Isu-Isu Keberlanjutan

A. Masalah Lingkungan :Konsusmi Bahan Bakar Fosil Yang Menyertai Peningkatan Emisi CO2

Penggunaan bahan bakar fosil telah bertahan di tengah meningkatnya permintaan energi
global, konsumsi berkelanjutan dan investasi di pembangkit bahan bakar fosil baru, serta
penggunaan energi biomassa yang lebih rendah. Indonesia memiliki cadangan bahan bakar fosil
dengan jumlah signifikan. Mayoritas penggunaan dalam negeri bahan bakar fosil tersebut adalah
dikonversi menjadi energi. Sebagai penyumbang terbesar energi di Indonesia, produksi energi
bahan bakar fosil dapat dikaitkan menjadi faktor produksi dari hampir semua kegiatan produksi
di Indonesia. Tingkat bauran energi primer di Indonesia masih didominasi oleh energi
fosil sebesar 88,8 persen.

Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan minyak menciptakan karbon
dioksida—gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global. Sejak dunia industri
mulai tumbuh 150 tahun terakhir, Menurut data yang dikeluarkan Pusat Analisis Informasi
Karbon Dioksida Departemen Energi AS (CDIAC), manusia telah meningkatkan lebih dari 400
miliar ton CO2 ke atmosfer sejak 1751. Sekitar setengah dari jumlah tersebut diproduksi pada
akhir 1980-an hingga sekarang. Misalnya saja pada 2014 penggunaan bahan bakar fosil dan
pembuat semen dapat melepaskan sekitar 9,9 miliar ton CO2. Ini adalah level tertinggi sepanjang
sejarah. emisi CO2 meningkat pesat. Faktor utamanya adalah pembakaran fosil untuk batu bara,
gas alam, dan minyak bumi.

Pemerintah sebenanya sudah berusaha menggalakkan industri hijau, yaitu industri yang
menerapkan efisiensi inefisiensi, sumber daya alam, dan proses daur ulang, sehingga menjadi
ramah lingkungan. Ini yang menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan industri
yang lebih ramah lingkungan, namun tetap membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan
produk domestic bruto (PDB).
B. Isu Keberlanjutan : Penggunaan Bahan Bakar Alternative Pada Proses industry semen
sebagai Implementasi Konsep Triple Bottom Line

Kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan semakin meningkat. Termasuk dari


kalangan industri penghasil semen. Penggunaan bahan bakar alternatif yang digunakan dalam
pembuatan semen mendorong daur ulang energi melalui limbah. Sementara penggunaan bahan
baku alternatif memastikan perlindungan sumber daya alam yang tidak terbarukan melalui daur
ulang bahan.

Sebelumnya dibahas bahwa industry semen pernah menjadi penyumbang emisi karbon
dioksida terbesar sepanjang sejarah pada tahun 2014, namun nampaknya produsen semen
berusaha mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dan bahan bakar fosil dengan
mengubah bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif menjadi sumber daya, untuk semua
proses produksi. Bahan bakar fosil semakin terbatas jumlahnya. Produsen semen berupaya
meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif secara konsisten agar
produksi semen lebih ramah lingkungan, serta layak secara ekonomi dan sosial.

Selain bahan bakar alternatif industri berbahaya atau tidak berbahaya, mereka terus berupaya
memanfaatkan RDF (bahan bakar turunan sampah dari limbah domestik yang akan diproduksi
oleh fasilitas pra-pemrosesan mekanis dan biologis setelah dibangun) yang akan berasal dari
limbah padat itu diproduksi oleh kota metropolitan di mana pabrik kami berada, di tanur. Mereka
menggunakan bahan baku alternatif yang bersumber dari pabrik industri lain di pabrik semen,
dalam lingkup simbiosis industri. Mereka sedang mengembangkan hubungan dengan lembaga
industri lain, agar keberlanjutan permanen. Sementara itu PT Semen Padang mengoptimalkan
pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif atau Alternative Fuel dan Raw Material
(AFR) untuk mensubtitusi bahan baku dan bahan bakar utama guna menghemat sumber daya dan
penggunaan bahan baku serta energi yang ramah lingkungan.

Berdasarkan pemaparan contoh diatas penggunaan bahan bakar alternative bisa menjadi salah
satu langkah perusahaan untuk menerapakan konsep triple bottom line yang di dalamnya terdapat
3 parameter yaitu profit, people, dan planet respectively. Dengan menggunakan bahan bakar
alterative maka perusahaan tersebut telah menyeimbangkan ekonomi agar dapat menjaga
keseimbangan lingkungan dari setiap aktivitasnya.
Daftar Artikel :

https://ekonomi.bisnis.com/read/20210615/44/1405881/pemanfaatan-bahan-bakar-fosil-belum-
tergantikan.
https://www.solopos.com/semen-gresik-manfaatkan-bahan-bakar-alternatif-ramah-lingkungan-
1084792

Anda mungkin juga menyukai