Anda di halaman 1dari 2

Analisis SPKN terhadap Ekonomi

Berdasarkan penjelasan yang ada dapat dikatakan bahwa SPKN bernilai positif terhadap
perekonomian suatu Negara. Secara umum BPK bertugas untuk memeriksa seluruh unsur
keuangan negara, baik pusat maupun daerah, yang mencakup: Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Bank Indonesia (BI), Badan Hukum Milik
Negara (BHMN), Badan Layanan Umum (BLU), dan badan lain yangada kepentingan keuangan
negara di dalamnya Dari hal hal tersebut dapat dilihat bahwa setiap kegiatan perputaran
keuangan yang dilewati oleh pihak perusahaan yang berada dalam pengawasan pemerintah selalu
dikontrol oleh BPK yang dimana bertujuan untuk menghindari suatu hal yang tidak diinginkan.
Arus keluar masuknya dana juga akan terlihat karena hal tersebut terdapat BPK. Sudah jelas
bahwa dengan adanya Kerangka konseptual SPKN terhadapat ekonomi itu sangat baik jika terus
diterapkan dan dikembangkan. Setiap arus keuangan yang ada mungkin akan mudah dikontrol
dengan baik karena sudah melalui proses yang panjang dalam penanganan yang dilakukan oleh
pihak BPK. Secara sederhana, BPK melakukan pemeriksa keuangan pemeriksaan atas laporan
keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh
BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Pemeriksaan keuangan bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan setelah laporan keuangan disusun oleh
objek pemeriksaan (kementerian/lembaga, pemerintah pusat, pemerintah daerah), dan diserahkan
kepada BPK paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran dimaksud berakhir.

Analisis SPKN terhadap efektivitas dan efisiensi suatu kebijakan pemerintah diindonesia
Selain pemeriksaan keuangan yang dilakukan BPK, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap
kinerja. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta
pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh
aparat pengawasan intern pemerintah. Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja
pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan hal-hal
yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan
kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara/daerah
diselenggarakan secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya secara efektif. Maksud
pemeriksaan adalah untuk memberikan rekomendasi yang dapat mendorong ke arah perbaikan.
Contoh pemeriksaan kinerja yang dilakukan BPK di antaranya adalah kinerja atas efektivitas
pengelolaan dana desa, kinerja atas efektivitas penyelenggaraan program jaminan kesehatan
nasional, serta kinerja atas pengelolaan dana pendidikan melalui program BOS dan PIP.
Pemeriksaan kinerja atas suatu tema tidak dilakukan rutin setiap tahun, melainkan berdasarkan
perencanaan prioritas pemeriksaan yang telah disusun sebelumnya. Sederhananya setiap
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan selalu ada yang menilai dan mengawas setiap
kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kebijakan yang sudah dibuat. Setiap kebijakan yang
dikeluarkan dan sudah dilaksanakan dengan baik maka bagi pihak pihak yang bersangkutan akan
dinilai melalui BPK dan akan diapresiasi.

Anda mungkin juga menyukai