DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
RIRIN LESTARI
MUHAMMAD F .SETIADY
FIRDA W.F WATORA 5134111842
SWIETENIA D. FATIE 5134111865
1
LEMBARAN PENGESAHAN
Disusun oleh
Kelompok 6
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
kasih dan kemurahan-Nya hingga penulis dapat mengikuti Praktek Kerja
Lapangan (PKL), serta dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
Asuhan Gizi Klinik (AGK) di Rumah Sakit RSUD SELE BE SOLU.
Penulis menyadari selama mengikuti PKL serta penyusunan laporan
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan, sehingga dalam kesempatan ini penulis
hendak menyampaikan terima kasih kepada:
1. Direktur RS Sele Be Solu Sorong yang telah mengijinkan pelaksanaan
PKL AGK di RS Sele Be Solu.
2. Direktur Poltekkes Kemenkes Sorong Papua Barat yang telah membantu
pelaksanaan PKL AGK di RS Sele Be Solu.
3. Ibu Agustina Noni, SKM, sebagai kepala instalasi Gizi RSUD Sele Be
Solu Sorong.
4. Ibu Radeni Ramdany, M.kes, selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Sorong Papua Barat.
5. Ibu Irawati, AMG, selaku pembimbing lapangan di RSUD Sele Be Solu
atas bimbingan dan arahan selama PKL AGK.
6. Dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
selama PKL dan kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan laporan ini.
Selama Praktek Kerja Lapangan di RSUD Sele Be Solu. Penulis sadari
telah melakukan banyak kesalahan, begitu pula dengan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima semua kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
A.Gambaran umum penyakit...............................................................................5
B. Data Dasar pasien............................................................................................5
BAB II....................................................................................................................14
PENENTUAN MASALAH GIZI..........................................................................14
A.Diagnosis gizi.................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................18
RENCANA TERAPI GIZI....................................................................................18
A.Rencana Asuhan Diet.....................................................................................18
B.Implementasi Asuhan Gizi.............................................................................21
BAB IV..................................................................................................................22
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................22
A. Tinjauan Umum Tentang Asma Bronkial......................................................22
B. Patofisiologi Asma........................................................................................23
C. Faktor Pencetus Asma..................................................................................24
D. Gambaran Klinis Asma...............................................................................24
E. Diagnosis Asma...........................................................................................25
BAB V....................................................................................................................27
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................27
A. Monitoring.....................................................................................................27
B. Evaluasi asuhan Gizi Pasien.........................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Identitas pasien
Nama : Ny.D
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No . registrasi RM : 082745
Tanggal MRS : 8 Februari 2021
Tanggal studi kasus : 10 Februari 2021
Diagnosa medis : Asma bronchiale
Ruang perawatan : Ruang aster 1B
6
2. Data subyektif
a. Keluhan utama
Sesak nafas, batuk berlendir, yang susah dikeluarkan, serta
nafsu makan yang berkurang
b. Sosial ekonomi
Ny.D keseharianya bekerja sebagai seorang guru di salah satu
sekolah di kota sorong .
c. Kebiasaan makan
Pola makan pasien yaitu 3x sehari, namun dengan jam makan
yang kurang menentu dikarenakan pekerjaan sebagai seorang
guru dengan frekuensi pengunaan bahan makanan utama, nasi
3x sehari, ikan ukuran sedang 2x sehari, sayur 1x kali sehari,
yang paling sering di komsusmsi, adalah lauk berkuah,
seperti sayur sup, buah 3-4 x per minggu yang paling di
komsusmsi adalah roti tawar.
3. Data obyektif
a. Antropometri
BB : 79 kg
TB : 156 cm
IMT : 32, 51 kg/M2
Status gizi : obesitas
b. Fisik/klinis
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis 8 Februari 2021
Jenis pemeriksaan Hasil Keterangan
Keadaan umum Lemas
Suhu 36oC Normal
Nadi 90x/menit ?
Tekanan darah 140/100 mmHg ?
Kolestrol 258 mg/dl ?
7
c. Laboratorium
d. Riwayat Makan
8
1. Sebelum intervensi
9
jam (09.00)
• roti tawar 2 lembar di habiskan (makanan luar RS)
siang (11.00)
• bubur 3 sdm
• sayur sup 4 sdm ( makanan luar RS)
malam (19.00)
• bubur 3 sdm
• ikan oci kuah 1 sdm
• tahu goreng (tidak di makan)
• sayur kacang panjang labu siam (tidak di makan)
• pisang nona (tidak di makan )
10
2. Recall 24 jam hari ke 2 11 februari 2021
Pagi
• bubur 3 sdm
• tahu bumbu kuning (tidak di makan)
• telur rebus 1 butit di makan stengah
• labu siam dengan wortel 2 sdm
• Semangka (tidak di makan )
jam 09.00
-
siang
• Bubur 3 sdm
• Sayur capcai 3 sdm
• Telur rebus 1 butir dimakan setengah
• Pisang nona (tidak di makan)
Jam 13.30
-
Malam
• Bubur 3 sdm
• Sayur labu siam dan wortel tumis
kuah 3 sdm
• Telur rebus 1 butir di makan stengah
• Pepaya (tidak di makan)
11
(kkal)
Protein (g) 100,8 20,48 20,31%
Lemak (g) 37 16,3 44,11%
(dibulatkan)
Karbohidrat 227 93,9 42%
(g)
Kesimpulan % asupan masih kurang menurut Depkes
1996 asupan kurang < 80 %
Malam
• Bubur 3 sdm
• Sayur sup 3 sdm
• Pisang (tidak dimakan)
12
tabel 8. Asupan zat gizi 12 februari 2021
13
BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI
A. Diagnosis gizi
14
pengetahuan pasien rata total
tentang makanan asupan pasien
dan zat gizi hanya 40,3%
atau 653,1 kkal
ditandai dengan
NI.2.1 asupan makanan dan hasil recall 24
minuman peroral jam sebelum
tidak adekuat yang intervensi yaitu
disebabkan oleh E: 40,3%
kondisi fisik pasien P: 31.5%
(batuk & sesak) L: 47,8%
KH: 44
15
sedangkan
nilai normalnya
< 200 mg/dl
16
3. Domain problem klinik (NC)
BAB III
RENCANA TERAPI GIZI
1. Tujuan Diet
Berdasarkan data NCP pada pasien memiliki tujuan antara lain:
Berperilaku hidup sehat
Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur,
gendre dan kebutuhan fisik.
17
Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
Mengurangi asupan energi sehingga tercapai penurunan berat
badan normal
Memperbaiki pola dan kebiasaan makan
Untuk mengurangi asupan kalori dan tatalaksanan diet gizi untuk
pasien Asma Bronchiale.
Membantu memberikan informasi tentang Asma Bronchiale.
2. Prinsip/Syarat Diet
Energi diberikan sesuai kebutuhan, yaitu 1618 kkal
Protein 2 gram dari total kebutuhan yaitu 100,8 gram
Lemak diberikan 25% dar total kebutuhan yaitu 35,95 gram
Kebutuhan Karbohidrat di dapat dari hasil pengurangan kalori
energi,kalori protein, dan kalori lemak yaitu 226,46 gram
3. Perencanaan kebutuhan energi dan zat gizi
Pengkajian data antropometri untuk mengetahui status gizi
pasien.Data diperlukan antara lain berat badan dan tinggi
badan.Kemudian dilakukan perhitungan BB ideal (BBI) dan di
peroleh hasil BBI Ny.D.E 50,4 ±79 Kg.BB Aktual Ny.D.E
tergolong Obesitas karena berada di atas kisaran IMT normal
menurut perhitungan, setelah mengetahui status gizi maka
dilakukan energi dan zat gizi pada pasien Ny.D.E menggunakan
rumus Harris Benedict yaitu:
18
= 1.618
Kebutuhan Protein = 2 gram x BBI
= 2 x 50,4
=100,8 gram.
= [(100,8 x 4)/ 1.618] x 100
= 24%
Kebutuhan Lemak= 20% x 1.618
= 323,6:9
= 35,95 => 36 gr (pembulatan)
Kebutuhan Karbohidrat = kalori energi –( kalori protein+kalori
lemak)
= 100 –( 24% – 20%)
= 56%
56 % x 1.618
KH = =226,46 gr => 226 gr
4
(pembulatan)
19
Mengurangi asupan energi sehingga tercapai penurunan berat
badan normal
Memperbaiki pola dan kebiasaan makan
Untuk mengurangi asupan kalori dan tatalaksanan diet gizi
untuk pasien Asma Bronchiale.
Membantu memberikan informasi tentang Asma Bronchiale.
c. Sasaran : pasien
d. Metode :konseling
e. Alat bantu : leaflet lembar balik.
f. Materi:
Menjelaskan pengertian Asma Bronkiale.
Definisi Diet rendah garam
Makanan yang tidak dianjurkan dan yang dianjurkan
5. Rencana Monitoring
a. Antropometri
Pemantauan BB
b. Biokimia
Pemantauan Kadar kolesterol
c. Fisiklinis
Sesak
d. Dietary (Asupan/zat Gizi)
Kemampuan untuk menghabiskan makanan sesuai dengan diet.
1. Diet Pasien
Jenis Diet : Diet Tinggi Protein dan Rendah Kalori
Bentuk Makanan : Lunak/oral
Frekuensi pemberian : 3x makanan utama 2x selingan
20
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
21
sebelum umur 40 tahun. Pada usia anak-anak, terdapat perbandingan
2:1 untuk laki-laki dibandingkan wanita, namun perbandingan ini
menjadi sama pada umur 30 tahun. Angka ini dapat berbeda antara
satu kota dengan kota yang lain dalam negara yang sama. Di Indonesia
prevalensi asma berkisar antara 5 –7 %.4,5
Atopi merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi
perkembangan asma. Asma alergi sering dihubungkan dengan riwayat
penyakit alergi pribadi maupun keluarga seperti rinitis, urtikaria, dan
eksema. Keadaan ini dapat pula disertai dengan reaksi kulit terhadap
injeksi intradermal dari ekstrak antigen yang terdapat di udara, dan
dapat pula disertai dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
atau respon positif terhadap tes provokasi yang melibatkan inhalasi
antigen spesifik.
Pada manusia alergin berupa debu rumah (tungau) marupakan
pencetus tersering dari eksaserbasi asma. Tungau-tungau tersebetut
secara biologis dapat merusak struktur daripada saluran nafas melalui
aktifitas proteolitik, yang selanjutnya menghancurkan integritas dari
tight junction antara sel-sel epitel. Sekali fungsi dari epitel ini
dihancurkan, maka alergen dan partikel lain dapat dengan mudah
masuk ke area yang lebih dalam yaitu di daerah lamina propia.
Penyusun daripada tungau-tungau pada debu rumah ini yang memiliki
aktivitas protease ini dapat memasuki daerah epitel dan mempenetrasi
daerah yang lebih dalam di saluran pernafasan.
Faktor lingkungan yang berhubungan dengan imune dan
nonimunologi juga merupakan pencetus daripada asma termasuk rokok
dan perokok pasif. Kira-kira 25% sampai 30% dari penderita asma
adalah seorang perokok. Hal ini menyimpulkan bahwa merokok
ataupun terkena asap rokok akan meningkatkan morbiditas dan
keparahan penyakit dari penderita asma. Terpapar asap rokok yang
lama pada pasien asma akan berkontribusi terhadap kerusakan dari
22
fungsi paru, yaitu penurunan kira-kira 18% dari FEV 1 selama 10
tahun.
B. Patofisiologi Asma
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang dikarakteristikan
dengan proses yang sangat kompleksdan melibatkan beberapa komponen
yaitu hiperresponsif dari bronkial, inflamasi dan remodeling saluran
pernafasan.
23
inflamasi yang kemudian akan menghasilkan perubahan struktur yang
komplek yang dikenal dengan airway remodelling.
Inflamasi kronis yang terjadi pada bronkus menyebabkan kerusakan
jaringan yang menyebabkan proses perbaikan (repair) yang terjadi
berulang-ulang. Proses remodeling ini yang menyebabkan terjadinya
asma. Namun, pada onset awal terjadinya proses ini kadang-kadang
sebelum disesbkan oleh inflamasi eosinofilik, dikatakan proses
remodeling ini dapat menyebabkan asma secara simultan. Proses dari
remodeling ini dikarakteristikan oleh peningkatan deposisi protein
ekstraselular matrik di dalam dan sekitar otot halus bronkial, dan
peningkatan daripada ukuran sel atau hipertropi dan peningkatan
jumlah sel atau hiperplasia.
24
b. Faktor lingkungan
Rangsangan allergen
Rangsangan bahan-bahan di tempat kerja
Infeksi
Merokok
Obat
Penyebab lain atau faktor lainnya
25
respons terhadap pemberian bronkodilator.
Selain itu melalui anamnesis dapat ditanyakan mengenai riwayat
keluarga (atopi), riwayat alergi/atopi, penyakit lain yang memberatkan,
perkembanganpenyakit dan pengobatan.Adapun beberapa tanda dan gejala
yang dapat meningkatkan kecurigaan terhadap asma adalah :
1. Di dengarkan suara mengi (wheezing)sering pada anak-anakApabila
didapatkan pemeriksaan dada yang normal, tidak dapat mengeksklusi
diagnosis sama, apabila terdapat:
a) Memiliki riwayat dari:
Batuk, yang memburuk dimalam hari
Mengi yang berulang
Kesulitan berafas
Sesak nafas yang nberulang
Keluhan terjadi dan memburuk saat malam
b) Keluhan terjadi atau memburuk saat musim tertentu
c) Pasien juga memiliki riwayat eksema, hay fever, atau riwayat
keluarga asma atau penyakit atopi
d) Keluhan terjadi atau memburuk apabila terpapar:
Bulu binatang
Aerosol bahan kimia
Perubahan temperature
Debu tungau
Obat-obatan (aspirin,beta bloker)
Beraktivitasg.Serbuk tepung sarih.Infeksi saluran pernafasan
Rokok
Ekspresi emosi yang kuat
26
Namunpada sebagian penderita dapat ditemukan suara nafas yang
normal pada auskultasi walaupun pada pengukuran faal paru telah terjadi
penyempitan jalan nafas.
Pengukuran faal paru dilakukan untuk menilai obstruksi jalan nafas,
reversibiliti kelainan faal paru, variabiliti faal paru, sebagai penilaian
tidak langsung hiper-responsif jalan nafas. Pemeriksaan faal paru yang
standar adalah pemeriksaan spirometri dan peak expiratory flow meter
(arus puncak ekspirasi).Pemeriksaan lain yang berperan untuk diagnosis
antara lain uji provokasi bronkus dan pengukuran status alergi. Uji
provokasi bronkus mempunyai sensitivitas yang tinggi tetapi spesifisitas
rendah. Komponen alergi pada asma dapat diidentifikasi melalui
pemeriksaan uji kulit atau pengukuran IgE spesifikserum, namun cara ini
tidak terlalu bernilai dalam mendiagnosis asma, hanya membantu dalam
mengidentifikasi faktor pencetus.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Monitoring
1. Monitoring Diet Pasien
27
Asupan Zat Gizi
Intervens Uraian Energi Protein Lemak KH
i (Kkal) (gr) (gr) (gr)
28
penyakit yang diderita dan kondis pasien saat ini. Monitoring diet
pasien dilakukan degan mereccal makanan pasien selam 3 hari.
Intervensi 3 hari yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pasien belum
sepenuhnya bisa mematuhi diet yang telah diberikan. Rata-rata energi
dan zat gizi pasien selama 3 hari. Normal asupan energi dan zat gizi
untuk mencukupi kebutuhan yaitu 80-105%
Suhu tubuh dan nadi pasien dari hari pertama intevensi samapai hari
terakhir intervensi dalam keadaan normal. Suhu tubuh normal yaitu 36,5-
37,5 oC dan Nadi 60-100 x/menit.
29
rendah garam. Pasien juga mengkonsumsi buah yang kami anjurkan untuk
membantu menormalkan Hb pasien.
2. Perkembangan Terapi Diet
Diet yang diberikan kepada pasien adalah Protein Tinggi, Rendah
Energi, Rendah Koleastrol dalam bentuk makanan lunak/oral. Pemberian
jenis diet ini disarankan pada hasil diagnosis medis, diagnosis gizi serta
anamnesis yang menunjukkan bahwa pasien mengalami Asma Bronkial.
Berdasarkan tujuan diet yang direncanakan untuk asuhan gizi pasien
dalma rangka intervensi, ternyata intervensi hanya berhasil memberikan
makana yang seimbang sesuai daya terima pasien.
DAFTAR PUSTAKA
30
Mangunegoro, H. Widjaja, A. Sutoyo, DK. Yunus, F. Pradjnaparamita. Suryanto,
E. et al. (2004), Asma Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta
N. Miglino, M. Roth, M. Tamm and P. Borger. House dust mite extract
downregulatesC/EBPa in asthmatic bronchial smooth muscle cells. Eur Respir J
2011; 38: 50–58
O’Byrne, P. Bateman, ED. Bosquet, J. Clark, T. Otha, K. Paggiaro, P. et al.
(2010), Global Initiative for AsthmaGlobal Strategy for Asthma Management and
Prevention, Ontario Canada
Sundaru, H. Sukamto.(2006),Asma Bronkial, In: Sudowo, AW. Setiyohadi, B.
Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Jilid
I,Edisi Keempat,Balai Penerbit FKUI, Jakarta, pp: 247-252.
I. Bara, A. Ozier, J-M. Tunon de Lara, R. Marthan and P. Berger.
Pathophysiology of bronchial smoothmuscle remodelling in asthma. Eur Respir J
2010; 36: 1174–1184
McFaden, ER. (2005), Asthma, In: Kasper, DL. Pauci, AS. Longo, DL.
Draunwald, E. Hauser, SL. Jameson, JL. (eds), Harrison’s Principal of Medicine,
16thed, Vol 2, McGraw-Hill, Philladelphia, pp:1508-1515
Chesnutt, MS. Prendergast, TJ. (2007), Lung, In: McPhee, SJ. Papadakis, MA.
(eds) Current Medical Diagnosis and Treatment, 46thed, McGrawHill,
Philadelphia, pp:230-241.
G. Horvath and A. Wanner. Inhaled corticosteroids: effects on theairway
vasculature in bronchial asthma. Eur Respir J 2006; 27: 172–187
31
LAMPIRAN
32
FORMULIR ASUHAN GIZI TERSTANDAR
No. RM : 082745
Nama : Ny. D
PENGKAJIAN GIZI
A. ANTROPOMETRI
BBI = ( TB-100)-10%(TB-100)
= (156 – 100) -10% ( 156 – 100)
= 56 -5,6
= 50,4
TB = 156 cm
BB:=79 kg
IMT = BB/〖TB〗^2 =79/〖156〗^2 =79/1,65=79/2,45=32,51
〖KG/〗^M2
Status gizi = obesitas
B. BIOKIMIA/LABORATORIUM/PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 8 februari 2021
Hasil pemeriksaan Nilai normal Keterangan
hematologi dewasa Anak
33
WBC 13,9 3,8- 10,6 5,0-13,5 Tinggi
RBC 5,15 4,4-5,90 3,5-5,4 Normal
HGB 15,6 12,0-16,0 10,5-15,0 Normal
HCT 45,3 40,0-54,0 36,0-44,0 Normal
PLT 248 150-400 150-400 Normal
PCT 0,27 0,100_0,500 0,100-0,500 Rendah
34
C. KLINIS (RIWAYAT PENYAKIT & FISIK KLINIS)
Suhu : 360c
Nadi :90x/menit
Tekanan darah:140/100 mmHg
Lemas ,Sesak nafas ,batuk lendir ,dan susah dikeluarkan
D. RIWAYAT GIZI
Sekarang
Diet RS : diet rendah kalori
Recall asupan sebelum masuk rumah sakit
Energi : 40,3% lemak : 47,8 %
Protein : 31,5 % karbohitrat : 44 %
Dahulu
Pola makan : Pasien suka mengkonsumsi makanan berminyak seperti gorengan
suka memasak menggunakan santan. Suka mengonsumsi roti
(sarapan dengan 4 lembar roti tawar)
Alergi makanan : tidak ada
Komsumsi silingan : jajanan berminyak seperti goreng-gorengan dan satan
DIAGNOSIS GIZI
35
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Diet
Berdasarkan data NCP pada pasien memiliki tujuan antara lain:
• Berperilaku hidup sehat
• Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gendre dan
kebutuhan fisik.
• Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
• Mengurangi asupan energi sehingga tercapai penurunan berat badan normal
• Memperbaiki pola dan kebiasaan makan
• Untuk mengurangi asupan kalori dan tatalaksanan diet gizi untuk pasien
Asma Bronchiale.
• Membantu memberikan informasi tentang Asma Bronchiale
Kebutuhan
Energi : 1.618
Protein : 100,8gr
Lemak : 35,95 gr
Karbohitrat : 226gr
Syarat diet :
• Energi diberikan sesuai kebutuhan, yaitu 1618 kkal
• Protein 2 gram dari total kebutuhan yaitu 100,8 gram
• Lemak diberikan 25% dar total kebutuhan yaitu 35,95 gram
• Kebutuhan Karbohidrat di dapat dari hasil pengurangan kalori energi,kalori
protein, dan kalori lemak yaitu 226,46 gram
Perhitungan kebutuhan :
Wanita: BMR = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB)- (4,7 x U)
655 + (9,6 x 50,4) + (1,8 x156) – (4,7 x 41)
655 + 483,84 + 280,8 – 192,7
1.226,94 kKal
Total Energi =BMR x FS x FA
= 1.226 x 1,2 x1,1
= 1.618
Kebutuhan Protein = 2 gram x BBI
= 2 x 50,4
36
=100,8 gram.
= [(100,8 x 4)/ 1.618] x 100
= 24%
Kebutuhan Lemak= 20% x 1.618
= 323,6:9
= 35,95 => 36 gr (pembulatan)
Kebutuhan Karbohidrat = kalori energi –( kalori protein+kalori lemak)
= 100 –( 24% – 20%)
= 56%
KH = (56% x 1.618)/4=226,46 gr => 226 gr (pembulatan)
MONITORING & EVALUASI
Monitoring
Memonitoring data dan antropometri pasien
Memonitoring data biokia pasien
Memonitoring asupan makan pasien
Edukasi
Menanyakan kembali tentang materi yang diberikan
Kepatuhan diet
Evaluasi
Hari /tanggal 10 februari 2021
BB : 79 kg
Klinik/fisik : TD : 120/72 mltg N: 84x/menit S: 36 0c, spO2: 97 %
Pola makan tidak efektik , masih merasa sesak
Hasil recall 24 jam tggal 10 februari 2021
37
Zat gizi Kebutuhan Total asupan % asupan
Hari/
Energi 1618 616,15 15,26%
(kkal)
Protein (g) 100,8 20,48 20,31%
Lemak (g) 37 (dibulatkan) 16,3 44,11%
Karbohidrat 227 94 42%
(g)
Kesimpulan % asupan masih kurang menurut Depkes 1996 asupan
kurang < 80 %
tanggal 12 februari 2021
BB : 79 kg
Data biokimia (belum ada hasil pemeriksaan terbaru)
Klinik /fisik : TD: 123/68 N:83 Apo2:97 B:36
Pola nafsu makan tidak efektif , sesak nafas berkurang,batuk berdahak tapi
ledir susah keluar
Hasil recall 24 jam tggal 12 februari 2021
38
1. Materi
a.Diet rendah kalori
2. Metode : cerama & tanya jawab
3. Sasaran : Ny. D
4. Waktu : 15 menit
5. Alatperga : leaflet
39
LIFLET
40
41
42