Anda di halaman 1dari 11

PROSES PENYERAPAN

Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta sebagian besar elekrolit,
vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan
kalsium dan besi
yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu, semakin banyak yang akan
dicerna dan diserap, seperti yang telah dirasakan oleh orang-orang yang berupaya keras
mongontrol berat
badan mereka. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum; hanya sedikit yang
terjadi di ileum

Pencernaan karbohidrat:
- Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk
disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terletak di membran brush
border sel epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit
monosakarida yang dapat diserap, yaitu glukosa (sebagian besar), galaktosa, dan fruktosa.
- Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif sekunder, tempat pembawa simporter,
seperti kotransporter natrium dan glukosa, di membran luminal memindahkan
monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam interior sel usus.
- Bekerjanya pembawa simporter ini, yang tidak secara langsung menggunakan energi,
bergantung pada gradien konsentrasi Na+ yang tercipta oleh pompa Na+-K+ basolateral
yang menggunakan energi. Glukosa (atau galaktosa), setelah dipekatkan di sel oleh
simporter ini, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi oleh difusi terfasilitasi
melalui transporter glukosa (GLUT-2) di batas hasal untuk masuk ke darah di dalam
vilus
- Fruktosa diserap ke dalam sel epitel dari lumen melalui GLUT-5 dengan menggunakan
difusi terfasilitasi.
- 16-23b).
ABSORBSI PROTEIN
- Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk asam
amino dan beberapa potongan kecil peptida,
- Asam amino diserap menembus sel usus oleh simporter, serupa dengan penyerapan
glukosa dan galaktosa.
- Simporter glukosa berbeda dengan simporter asam amino, dan simporter asam amino
bersifat selektif untuk asam amino yang berbeda.
- Peptida kecil masuk melalui pembawa dependen-Na+ lainnya melalui proses yang
dikenal dengan transpor aktif tersier
- Dalam hal ini, simporter secara bersamaan mengangkut H+ dan peptida dari lumen
menuju sel, yang digerakkan oleh H+ yang bergerak menuruti gradien konsentrasinya dan
peptida yang bergerak melawan gradien konsentrasinya
- Gradien H+ diciptakan oleh antiporter di membran luminal yang digerakkan oleh Na+
yang bergerak menuju sel menuruni gradien konsentrasinya dan H+ yang bergerak keluar
sel melawan gradien konsentrasinya.
- Gradien konsentrasi Na+ yang menggerakkan antiporter tersebut pada saatnya dicetuskan
oleh pompa Na+- K+ dependen energi di membran basolateral. Karena itu, glukosa,
galaktosa, asam amino, dan peptida berukuran kecil semuanya mendapat "tumpangan
gratis" untuk masuk dari transpor Na+ yang membutuhkan energi.
- Peptida kecil diuraikan menjadi asam-asam amino konstituennya oleh amino-peptidase di
membran brush border atau oleh peptidase intrasel (Gambar 16-24a). Seperti
monosakarida, asam amino meninggalkan sel usus melalui difusi terfasilitasi dan masuk
ke anyaman kapiler di dalam vilus.
ABSORBSI LEMAK
- Penyerapan lemak berbeda dengan karbohidrat dan protein karena lemak tidak larut
dalam air
- Ketika isi lambung dikosongkan ke dalam duodenum, lemak yang tertelan bergumpal
membentuk afregat droplet trigliserida yang besar dan berlemak yang mengapung di
kimus
- Melalui efek deterjen garam empedu di lumen susus halus, butiran- butiran ini terurai
menjadi emulsi lemak yang terdiri dari butiran-butrian halus sehingga luas permukaan
lemak untuk dicerna oleh lipase pankreas meningkat
- Monogliserida dan asam lemak bebas tidak terlalu larut air sehinggan sangat sedikit
produk-produk akhir pencernaan lemak ini dapat berdifusi menembus kimus cair untuk
mencapai lapisan absorptif usus. Tapi komponen2 empedu mempermudah menyerapan
produk2 akhir lemak dengan bantuan misel
- Misel itu partikel larut air yang dapat mengangkut produk2 akhir pencernaan lemak di
dalam interornya yang larut lemak
- Setelah misel mencapai membran luminal sel epitel, monogliserisa dan asam lemak bebas
secara pasif berdifusi dari misal menembus komponen lemak membran sel epitel untuk
masuk ke dalam sel ini
- Garam empedu terus menerus melarutkan lemak di sepanjang usus halus hingga semua
lemak terserap kemudian garam empedu dalam jumlah relatif sedikt dapat mempermudah
pencernaan dan penyerapan lemak dalam jumlah besar dengan setiap garam empedu
melakukan fungsi pengangkutnya berulang ulang sebelum direabsorbsi
- Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis
menjadi trigliserida (langkah 5).
- Trigliserida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran lalu dibungkus oleh suatu
lapisan lipoprotein yang menyebabkan butiran lemak tersebut larut air (langkah6).
- Butiran lemak besar yang telah dibungkus ini, yang dikenal sebagai kilomikron,
dikeluarkan oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus
(langkah7).
- Kilomikron kemudian masuk ke lakteal sentral dan bukan ke kapiler karena perbedaan
struktural antara kedua pembuluh ini (langkah8 ).
- Kapiler memiliki membran basal yang mencegah kilomikron masuk, tetapi pembuluh
limfe tidak memiliki penghalang ini. Karena itu, lemak dapat diserap ke dalam pembuluh
limfe tetapi tidak dapat langsung ke dalam darah.
ABSORBSI VITAMIN
- Vitamin larut air terutama diserap secara pasif bersama air, sedangkan vitamin larut-
lemak dibawa dalam misel dan diserap secara pasif bersama produk-produk akhir
pencernaan lemak.
- Sebagian vitamin juga dapat diserap oleh pembawa jika diperlukan.
- Vitamin B12, bersifat unik karena bahan ini harus berikatan dengan faktor intrinsik
lambung agar dapat diserap melalui proses endositosis yang diperantarai oleh reseptor di
ileum terminal.

ABSORBSI BESI
Penyerapan besi ke dalam darah melibatkan dua langkah utama:
(1) penyerapan besi dari lumen ke dalam sel epitel usus halus dan
(2) penyerapan besi dari sel epitel ke dalam darah
- Besi secara aktif dipindahkan dari lumen ke dalam sel epitel, dengan wanita memiliki
tempat transpor aktif sekitar empat kali lebih banyak daripada pria.
- Tingkat penyerapan besi yang dimakan oleh sel epitel bergantung pada jenis besi yang
dikonsumsi. Besi diet terdapat dalam dua bentuk: besi heme, tempat besi terikat sebagai
bagian dari kelompok heme yang terdapat di hemoglobin dan terdapat dalam daging, dan
besi anorganik, yang ada pada tanaman.
- Heme diet diserap dengan lebih efisien daripada besi anorganik. Besi anorganik diet
terutama terdapat dalam bentuk teroksidasi Fe3+ (feri), tetapi bentuk besi yang tereduksi
(Fe2+) diserap lebih mudah. Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ oleh enzim yang terikat
membran pada membran luminal sebelum penyerapan. Adanya bahan lain di lumen dapat
meningkatkan atau rnenghambat penyerapan besi.
Setelah diserap ke dalam sel epitel usus halus, besi memiliki dua kemungkinan:
1. Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah merah diserap ke dalam darah untuk disalurkan ke sumsum
tulang, tempat pembentukan sel darah merah. Besi keluar dari sel epitel usus halus melalui transporter besi membran
yaitu feroportin. Absorpsi besi terutama dikendalikan hepsidin. Hepcidin mencegah lebih jauh "ekspor" besi dari
sel epitel usus halus menuju darah dengan terikat pada ferroportin dan memacu internalisasinya menuju sel dengan
endositosis dan penguraiannya dengan lisosom. Karena itu, hepsidin adalah reguiator utama pada homeostasis besi.
Defisiensi hepsidin menyebabkan kelebihan besi pada jaringan karena feroportin berlanjut untuk mentransfer besi ke
dalam tubuh tanpa kendali. Besi yang keluar dari sel epitel usus halus diangkut menuju darah melalui pembawa
protein plasma yang dikenal sebagai transferin. Besi yang diabsorpsi kemudian digunakan dalam sintesis
hemoglobin
2. besi yang tidak dibutuhkan segera tetap tersimoan di dalam sel epitel dalam bentuk ferritin yang tidak dapat
diserap ke dalam darah. Ferritin akan keluar melalui tinja dalam 3 hari karena sel2 epitel yang mengandung granula
terlepas selama regenerasi mukosa.
ABSORBSI CA
Jumlah kalsium (Ca2+) yang diserap juga diatur. Penyerapan Ca sebagin dilakukan oleh difusi pasif tapi umumnya
dengan translor aktif. Vit D meningkatkan transpor aktif ini. Vitd D mrlaksanakan efek ini hanya steleah ia
diaktifkan di hati dan ginjal, suatu proses yang didorong oleh hormon paratiroid, karena itu, sekresi hormon
paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan konsentrasi ca dalam darah. Dalam keadaan normal
sekitar 1000mg ca dikonsumsi setiap hari namun hanya 2/3 diserap di usus halus dan sisanya keluar melalui tinja

Anda mungkin juga menyukai