Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL ANALISIS PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN

DI MAN 1 KOTA SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Telaah Kurikulum Administrasi
Perkantoran

Dosen Pengampu :
Wisudani Rahmaningtyas, S. Pd., M. Pd.
Dwi Puji Astuti, S.pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Putri Ruspitasari 7101419002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan kesempatan,
karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan observasi hasil analisis telaah
kurikulum di MA Negeri 1 Kota Semarang. Tak luput shalawat serta salam yang selalu
tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, yang telah memberi syafaat hingga
yaumul akhir nanti.
Penulisan laporan hasil analisis disusun guna untuk memenuhi tugas akhir semester
Mata Kuliah Telaah Kurikulum Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Unnes. Dengan
adanya penulisan laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan serta wawasan mengenai
penerapan kurikulum yang ada di MAN 1 Kota Semarang.
Didalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masih jauh sekali dari kata sempurna
karena pengalaman yang pengetahuan penulis yang terbatas, namun berkat bantuan dari banyak
pihak yang memotivasi pengalaman maupun pengarahan sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Dwi Puji Astuti,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah telaah kurikulum serta Bapak Aris
Fahkarudin, S. Pd., M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum MAN 1 Kota
Semarang.
Dengan segala kerendahan hati, penulis siap menerima saran maupun kritik yang
membangun dari siapapun. Walaupun laporan analisis ini masih jauh dari kata sempurna,
semoga laporan hasil analisis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Semarang, 2 Desember 2021

Penyusun
Putri Ruspitasari

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 3
D. Manfaat dan Hasil Penelitian ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
A. Pengertian Kurikulum ....................................................................................................... 4
B. Peranan Kurikulum ........................................................................................................... 5
C. Fungsi Kurikulum ............................................................................................................. 6
D. Komponen Kurikulum ...................................................................................................... 7
E. Pendekatan Studi kurikulum ............................................................................................. 8
F. Prinsip-Prinsip Kurikulum .............................................................................................. 10
G. Komponen Kurikulum .................................................................................................... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 12
A. Profil Sekolah.................................................................................................................. 12
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................................... 14
C. Subjek Penelitian ............................................................................................................ 15
D. Metodologi Penelitian ..................................................................................................... 15
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 15
F. Instrument Penilaian ....................................................................................................... 16
G. Hasil Observasi ............................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 27

iii
BAB I
PENDAHUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu dan membimbing jiwa anak-anak
didik baik lahir maupun bathin, baik sifat kodratinya menuju kearah peradapan manusiawi
yang lebih baik lagi. Dewantara (1967) pernah mengungkapkan beberapa hal yang harus
digunakan dalam Pendidikan, yakni ngerti-ngroso-ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan
melakukan).
Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never
ending proces), sehingga dapat mengahasilkan kualitas yang berkesinambungan, yang
ditujukan pada perwujudan sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya
bangsa serta Pancasila. Pendidikan harus menumbuh kembangkan nilai-nilai folosofis dan
budaya bangsa secara utuh dan menyeluruh, sehingga perlu adanya kajian yang lebih
mendalam terhadap Pendidikan, maka dari itu, Pendidikan mulai dipandang secara filsafat
yang merujuk pada kejelasan atas landasan Pendidikan itu sendiri (Mulyasa. 2012:2).
Fungsi dan tujuan Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undang-undang No.
20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional. Mengacu pada undang-undang No.20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional fungsi pendidikan yaitu Pasal 3 yang
menyatakan bahwa’’Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,Berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,man diri,dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Sekolah yang berfungsi untuk menyiapkan generasi muda agar mereka dapat
berperan aktif fidalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya kurikulum
digunakan sebagai pedoman dalam proses Pendidikan disekolah harus relevan dengan
kebutuhan dan tuntutan yang ada dalam masyarakat. Sekolah bukan hanya sebagai pewaris
kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk
menyiapkan peserta didik dalam kehidupan yang nyata dalam masyrakat. Oleh karena itu,
kurikulim setianya bukan hanya berisis nilai suatu masyarakat akan tetapi muatannhya juga
segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya (Sanjaya : 2008)

Secara tradisional kurikulum adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh siswa
disekolah maupun kursus. Sesuai dengan William B. Ragan dalam bukunya yang berjudul
1
Modern Elementary Curricullum, traditionally, the curriculum has mean the subject tought
in school, or course of study. Menurut Stenhause (dalam Nurgiyantoro, 1985) curriculum
is the planned composite effort of any school to guide pupil learning toward predetermined
learning outcome. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu
pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai siswa untuk mencapai tingkat atau ijazah
tertentu. Kurikulum juga diartikan sebagai rencana pelajaran yang sengaja disusun untuk
mencapai sejumlah tujuan Pendidikan.
Secara modern pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh siswa tetapi kurikulum diartikan secara lebih luas lagi.
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning”
mengatakan bahwa kurikulum adalah sum total of the school efforts to influence learning
wheather in the classroom, play ground, or out of school; keseluruhan usaha sekolah untuk
memengaruhi belajar baik yang berlangsung di kelas, di halaman, maupun di luar sekolah.
Kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model Pendidikan.
Sejalan dengan perkembangan Pendidikan yang terus meningkat pada semua jenis dan
jenjang Pendidikan di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum
Pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1945, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan yang sekarang 2013 (K13). Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana Pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasioanl dirnacang
berdasarkan landasaran yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Perbedannya pada
penekanan pokok dari tujuan Pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan kurikulum Pendidikan secara tidak langsung akan membawa pengaruh
terhadap pola pikir antara guru dan peserta didik. Dengan berkembangan zaman maka
kurikulum 2006 (KTSP) memerlukan proses penyesuaian dengan munculnya kurikulum
2013 (K13). MAN 1 Semarang yang merupakan sekolah berbasis Aliyah yang dituntut
untuk dapat menciptakan siswa yang berakhlak mulia, berbudi pekerti sesuai dengan ajaran
agama Islam sehingga diharapkan lulusannya memiliki daya saing yang sama dengan
lulusan SMA maupun SMK yang mampu berkontribusi dengan baik terhadap masyarakat.
Begitu pula yang terjadi pada MAN 1 Semarang ini pelaksanaan K13 dalam mewujudkan
kompetensi siswa yang adaptif dengan perkembangan jaman, rumusan yang ideal menjadi
titik tekan utama cita-cita tiap satuan pendidikan yang penetapannya mengacu pada standar

2
nasional pendidikan. Akan tetapi hal ini tentu akan menimbulkan perbedaan dari proses
penyusunan hingga proses pendidikan tersebut dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka dengan ini dapat diketahui
rumusan masalah dari hasil analisis yang telah dilakukan :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum Pendidikan?
2. Bagaimana proses implementasi kurikulum Pendidikan di MAN 1 Semarang?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari adanya laporan hasil analisis ini adalah untuk menjadi wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca, serta mengetahui, memahami dan mengimplementasikan
proses pelaksaan dan penerapan kurikulum Pendidikan dalam sekolah formal khususnya
pada jenjang Madrasah Aliyah yang mana implementsai kurikulim Pendidikan ini terjadi di
MAN 1 Semarang.

D. Manfaat hasil penelitian


1. Bagi penulis
a. Menjadikan penulis paham akan penerapakan dan implementasi kurikulum yang
ada MAN 1 Semarang serta menjadi bahan evaluasi kurikulum menjadi lebih baik
lagi di MAN 1 Semarang
b. Sebagai bahan Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Telaah Kurikulum yang di
ampu oleh Ibu Dwi Puji Astuti S.Pd., M.Pd
2. Bagi Pembaca
a. Sebagai bahan acuan dan menambah wawasan bacaan bagi pembaca mengenai
penerapan Kurikulum yang ada di MAN 1 Semarang

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari Bahasa Yunani yang berasal dari kata curir yang berarti
pelari, dan curere yang berarti tempat berpacu atau tempat berlomba. Dalam Bahasa Latin
“Curiiculum” semula berarti a running course, or race course, especially a chariot race
course dan terdapat pula dalam Bahasa prancis “courier” artinya “to run, berlari”.
Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau mata pelajaran yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Dalam Bahasa arab, kurikulum diartikan
sebagai manhaj, yakni jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan
dan kemudian ditetapkan dalam bidang Pendidikan. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
menjelaskan kurikulum sebagai sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan
Dalam dunia Pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupunn luas.
Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa di sekolah maupun perguruan tinggi. Secara lebih luas
kurikulum diartikan tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu.
Kurikulum diartikan merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan disekolah dalam rangka
mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya
kegiatan belajar mengajar mengatur strategi dalam proses belajar, cara mengevaluasi
program pengembangan pengajaran.
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam Pendidikan atau
pelatihan, oleh karenanya pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran
secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya. Landasan filsafat
Pendidikan akan menelaah fungsi sebuah kurikulum secara mendalam sehingga dapat
menemukan substansi dari sebuah kurikulum Pendidikan.
Kurikulum menurut Ronald C. Doll, merupakan perencanaan yang ditawarkan
bukan yang diberikan, oleh karenanya pengalaman yang diberikan guru belum tentu
ditawarkan. Dengan demikian seluruh konsep pendidikan di sekolah dapat dan harus ideal.
Kurikulum harus membicarakan tentang keharusan dan bukan kemungkinan. Kemudian
bimbingan dan arahan tidak saja tugas dan kewajiban guru tetapi menjadi kewajiban
sekolah yang komponennya tidak hanya sekedar guru, tetapi juga kepala sekolah, karyawan
dan unsur lain yang terkait dengan pendidikan.
4
Pengertian kurikulum yang sangat luas dikemukakan oleh Hollis L. Caswell dan
Doak S. Campbell yang memandang kurikulum bukan hanya sebagai sekelompok mata
pelajaran, tetapi kurikulum merupakan semua pengalaman yang diharapkan dimiliki
peserta didik dibawah bimbingan para guru “curriculum not as a group of courses but as
all the experiences children have under the guidance of teachers”. Demikian pula Harold
B, Albertycs memandang kurikulum sebagai all of the activities that are provided for
students by the school.
Pengertian kurikulum sebagaimana di atas mencakup semua pengalaman yang
diharapkan dikuasai peserta didik di bawah bimbingan para guru. Pengalaman ini bisa
bersifat intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler, baik pengalaman di dalam
maupun di luar kelas. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurikulum mencakup
pengertian yang sangat luas meliputi apayang disebut dengan kurikulum potensial,
kurikulum aktual, dan kurikulum tersembunyi atau hidden currilum. Kurikulum
tersembunyi adalah hal atau kegiatan yang terjadi di sekolah dan ikut mempengaruhi
perkembangan peserta didik, namun tidak diprogramkan dalam kurikulum potensial.Dalam
pengertian lain kurikulum tersembunyi adalah hasil dari suatu proses pendidikan yang tidak
direncanakan. Artinya, perilaku yang muncul dari luar tujuan yang dideskripsikan oleh
guru.

B. Peranan Kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis


mengemban peranan sebagai berikut :
1. Peranan Konservatif , salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan
dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian , sekolah
sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para
siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan
pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya
berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses
pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah
peranan kurikulum turut membantu proses tersebut.

2. Peranan Kritis / Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya
mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur
kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi
5
dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali –nilai sosial yang
tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi
dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar
kriteria tertentu.

3. Peran Kreatif, kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam


arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang
dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu
mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan
pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang
dapat bermanfaat bagi masyarakat.

C. Fungsi Kurikulum
fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk
mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang
mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya.
Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis ,
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.

Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :


1. Fungsi Penyesuaian (the anjustive or adaptive function)
karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan tersebut senantiasa
berubah dan dinamis, maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara
dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan,
disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well
adjusted.

2. Fungsi Integrasi (the integrating function)


kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu
itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi
itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
masyarakat.

6
3. Fungsi Deferensiasi(the differentiating function)
kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan
dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis
dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

4. Fungsi Persiapan(the propaedeutic function)


kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut
untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan
kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang
diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka.

5. Fungsi Pemilihan(the selective function)


antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.Pengakuan atas
perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang
dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi
masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.

6. Fungsi Diagnostik(the diasnoctic function)


salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa
agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan
semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi
kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan
potensi siswa secara optimal.

D. Komponen Kurikulum
Soemanto, Wastey dan Soetopo dalam bukunya Leadership in Education (1982)
menyatakan bahwa kurikulum terdiri dari empat unsur, yaitu :
1. Obyective (Tujuan)
Pertama kurikulum terdiri dari tujuan. Tujuan yang diupayakan adalah tujuan
pendidikan yang termaktub dalam konstitusi, khususnya Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yaitu: “Fungsi
pendidikan nasional adalah mengembangkan kapasitas, membentuk kepribadian. dan
peradaban negara yang layak dalam rangka pendidikan dari sudut kehidupan
masyarakat, guna berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
7
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cakap, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri , menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
2. Knowledges (materi)
Bahan ajar adalah bahan ajar yang termasuk dalam program studi. Penyusunan
kurikulum itu sendiri tidak bisa asal-asalan, kecuali jika tunduk pada kualifikasi
akademik serta rasa hormat tertentu. Seperti kebangkitan agama, moralitas, potensi,
kecerdasan, minat peserta didik, kebutuhan dunia kerja, dinamika perkembangan global,
persatuan bangsa, nilai-nilai kebangsaan, serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
3. School Learning Experiences
Interaksi belajar dan mengajar di sekolah antara siswa juga guru menunjang
keberhasilan kurikulum. Sistem pengajaran, penyampaian materi, keberadaan
praktikum, bimbingan, serta penyuluhan dibutuhkan untuk membentu siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
4. Evaluation
Komponen terakhir dari kurikulum adalah penilaian. Penilaian dibutuhkan sebagai
gambaran ketercapaian tujuan juga keefektifan penerapan suatu kurikulum ke
lingkungan pendidikan. Dengan adanya penilaian, kurikulum bisa dikembangkan untuk
mendapat sistem pengajaran yang lebih baik.

E. Pendekatan Studi Kurikulum


Menurut perkembangannya, penyusunan kurikulum menggunakan pendekatan sbb :
1. Pendekatan Mata Pelajaran (Subject Matter), pendekatan ini bertitik tolak dari
mata pelajaran seperti : Ilmu Bumi, Sejarah , Geografi, Biologi, Matematika dll,
dimana setiap mata pelajaran masing-masing berdiri sendiri sebagai suatu disiplin
ilmu tersimpan dalam kotak-kotak mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut terlepas
satu sama lainnya dan tidak ada hubungan atau kaitan satu sama lainnya, bahkan
terdapat kecenderungan bahwa setiap mata pelajaran tersebut menganggap dirinya
paling penting. Dari kenyataan ini, akan melahirkan kurikulum mata pelajaran (
subject matter curriculum ).
2. Pendekatan Inter-disipliner, gejala-gejala sosial dan masalah-masalah yang ada
dalam masyarakat tidak mungkin hanya ditinjau dari satu segi saja. Sesuatu gejala
sosial saling terkait baik segi sosial politik, ekonomi , budaya dan sebagainya. Suatu
peristiwa dalam masyarakat akan mempengaruhi segi-segi kehidupan yang lain,
8
sehingga tidak bisa hanya ditinjau dari satu aspek sejarah saja. Disamping itu
mempelajari suatu disiplin ilmu yang tersusun secara sistematis dan logis ,
memerlukan kematangan intelektual tertentu. Dari kenyataan ini sebaiknya
kurikulum disusun berdasarkan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri
yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi. Pendekatan demikian disebut
dengan pendekatan inter disipliner dan melahirkan correlated curriculum.
Pendekatan interdisipliner terdiri dari tiga jenis pendekatan yaitu : pendekatan
struktural, pendekatan fungsional dan pendekatan daerah ( interfield ). Pendekatan
struktural 6 bertitik tolak dari struktur atau suatu disiplin ilmu tertentu seperti Ilmu
Bumi atau Sejarah dll. Berdasarkan disiplin atau topik dari Ilmu Bumi, kemudian
dipelajari disiplin yang lain seperti sejarah, ekonomi, politik, antropologi dalam
satu bidang studi yaitu IPS. Pendekatan fungsional bertitik tolak pada masalah
tertentu dalam masyarakat atau lingkungan, kemudian masalah tersebut di telaah
dari berbagai disiplin yang berbed dalam suatu bidang studi yang sama , seperti
masalah air diteropong dari aspek kimia, biologi,fisiologi dll. Sedangkan
pendekatan daerah bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah tertentu sebagai bahan
kajian seperti dipilih daerah Bali atau Jawa, kemudian dipelajari dari aspek
ekonominya, antropologinya, adat istiadat, bahasa dll.

3. Pendekatan integratif, bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan
yang bermakna dan berstruktur. Bermakna berarti bahwa setiap keseluruhan itu
memiliki makna, arti datu faedah tertentu. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari
bagian-bagian, melainkan suatu totalitas yang memiliki makna sendiri. Pendidikan
anak adalah pendidikan seluruhnya, pendidikan dalam rangka pembentukan pribadi
yang terintegrasi. Oleh karena itu , kurikulum harus disusun sedemikian rupa untuk
mampu mengembangkan pribadi yang utuh, yang bulat dengan mempertimbangkan
bahwa anak adalah potensial dan sedang berkembang. Mata pelajaran hanyalah
sebagian saja yang mempengaruhi perkembangan anak, disamping itu bahkan lebih
luas lagi adalah komponen lain seperti bangunan, fasilitas, tukang kebun, gambar-
gambar ataupun musik dll.Dari pendekatan ini akan melahirkan kurikulum
integrasi/ Integrated Curriculum.
4. Pendekatan sistem, adalah totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau
bagian –bagian. Komponen itu saling berhubungan satu sama lainnya dan saling
mempengaruhinya. Suatu komponen dapat merupakan suatu sub sistem dari suatu
sub sistem yang lain. Seperti dalam kajian makro, sebenarnya kurikulum termasuk
9
dalam komponen dari input instrumental, sedangkan secara mikro , kurikulum
dalam hubungan komponennya adalah meliputi tujuan, prinsip, susunan dan sistem
penyampaian.
F. Prinsip – prinsip Kurikulum
1. Prinsip relevansi
Kesesuaian Pendidikan dengan tuntutan kehidupan, atau Pendidikan dipandang relevan
bisa hasil yang diperoleh dari Pendidikan tersebut fungsional dan berguna bagi
kehidupan anak, meliputi :
- Relevan dengan lingkungan hidup siswa
- Relevan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan untuk masa yang akan
datang
- Relevan dengan tuntutan dalam dunia kerja

2. Prinsip efektivitas
Prinsip ini berkaitan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dapat dilaksanakan
atau dapat dicapai, yang mencakup :
- Efektivitas mengajaar guru
- Efektivitas belajar siswa

3. Prinsip efisiensi
Suatu usaha dengan memperbandingkan antara hasil yang dicapai (output) dengan
usaha yang telah dikerjakan atau dikeluarkan (input) mencakup efisiensi dari segi
waktu, tenaga, sarana dan prasarana yang menghasilkan efisiensi dalam segi bidang.

4. Prinsip Kontinuitas
Saing hubungan antara berbagai tingkat, jenjang dan jenis program pendidikanm, yang
mencakup :
- Kontinuitas antara berbagai tingkat sekolah
- Kontinuitas antara berbagai program studi

5. Prinsip Fleksibelitas
Prinsip ini memungkinkan adanya semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan
atau alternatif untuk bertindak, meliputi :
- Fleksibilitas dalam memilih program Pendidikan
- Fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran
10
G. Komponen Kurikulum
Komponen kurikulum terdiri dari 4 unsur yaitu :

1) Tujuan yang merupakan arah gerak hendak dituju oleh proses penyelenggaraan
pendididikan. Tujuan kurikulum bisa tercantum dalam rencana pembelajaran dengan
mempunyai gambaran yang jelas terkait hasil yang ingin dicapai yang disusun dari
berbagai macam kegiatan atau perangkat yang mendukung tercapainya tujuan.
2) Bahan ajar yang termasuk ke dalam program studi. Dalam penyusunan kurikulum
sendiri yang bisa asal-asalan. Dalam berbagai kegiatan pengalaman belajar dirancang
dan diorganisir sehingga diperoleh peserta didik yang sesuai dengan tujuan.
3) Metode/proses belajar mengajar yang mana bagaimana cara peserta didik memperoleh
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan dan dalam proses pendidikannya
didapatkan dari penerapan kurikulum itu sendiri.
4) Evaluasi kurikulum yang harus dilakukan secara terus menerus untuk menilai seberapa
efektif proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan mengetahui apakah sasaran
yang dituju sudah tercapai atau belum. Pelaksanaan kurikulum harus didasarkan pada
perbaikan yang selalu berjalan dengan menggunakan acuan dan kriteria yang jelas
pula.

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
MA Negeri (MAN) 1 Kota Semarang, merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri
yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang terletah di Kota Semarang. Sama halnya dengan
MA pada umumnya di Indonesia masa Pendidikan sekolah di MAN 1 Semarang
ditempuh dengan waktu tiga tahun masa Pendidikan, yang dimulai dari kelas X hingga
kelas XII, MAN 1 Semarang mempunyai empat Peminatan/Jurusan yang terdiri dari
MIPA, IPS, IBB, dan IIK
MAN 1 Semarang merupakan salah satu sekolah Aliyah yang terletak di Jalan Brigjen
S Sudiarto, Kecamatan Pedurungan Semarang merupakan perubahan dari SP IAIN
Sunan Kalijaga dengan SK menteri Agama No. 17 tahun 1978. Sampai usia ke tiga
puluh tahun, MAN 1 Semarang telah mengalami pergantian pimpinan sebanyak dua
belas kali. Saat ini MAN 1 Semarang dipimpin oleh H. Tamisin, S. Ag, M.S.I. MAN 1
Semarang berusaha untuk mengadakan perubahan baik pada hal manajemen
pembelajaran maupun sarana dan prasarana yang sampai saat ini belum tercukupi,
dengan tercukupinya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MAN 1 Semarang maka
akan menjadikan MAN 1 Semarang lebih baik lagi.
Tujuan MAN 1 Semarang :
1. Mewujudkan peserta didik yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila.
2. Mewujudkan peserta didik berbudi pekerti luhur berdasarkan Pancasila.
3. Mewujudkan budaya berprestasi bagi warga sekolah
4. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi yang unggul.
5. Mewujudkan kemampuan literasi digital dan kemampuan berbahasa asing bagi
warga sekolah.
6. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki kecakapan hidup abad ke-21 dan daya
saing global.
7. Mewujudkan budaya bersih dan sehat bagi warga sekolah.
8. Mewujudkan kepedulian warga sekolah terhadap pelestarian lingkungan.

Visi MA Negeri 1 Semarang


“Terwujudnya tamatan yang Beriman dan Bertaqwa, Berprestasi dan Berakhlakul
Karimah”
12
Misi MA Negeri 1 Semarang
1. Menjadikan MAN 1 Semarang sebagai Madrasah yang mengembangkan
pengajaran IPTEK dan IMTAQ
2. Menjadikan MAN 1 Semarang sebagai lingkungan Pendidikan yang Islami penuh
Ukhuwah, sederhana, disiplin dan berkreasi
3. Membiasakan peserta didik dengan ajaran agama melalui kebiasaan beribadah,
baik mahdhoh maupun goiru mahdhoh
4. Meningkatkan kemampuan profesionalisme tenaga pendidik sesuai
perkembangan zaman
5. Menyiapkan lulusan MAN 1 Semarang agar dapat diterima di perguruan tinggi
favorit baik Negeri maupun Swasta dengan memiliki prestasi akademik yang
membanggakan.
6. Mencetak generasi yang bermanfaat baik keluarga, masyarakat, nusa, bangsa dan
agama.
7. Menyiapkan calon pemimpin dan mubalighul Islam yang kreatif, inovatif dan
aspiratif dengan bekal IPTEK berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.
Nama Sekolah MA Negeri 1 Semarang
Status Sekolah Negeri
Jenjang SMA
Tahun Berdiri 1978
Nomor Statistik Sekolah (NSS) 311036308274
Nomor Pokok Sekolah Nasional 20363047
Alamat Sekolah Jl. Brigjen S. Sudiarto Pedurungan Kidul
Semarang
Kode Pos 50192
Akreditasi A
Telepon Tata Usaha 0246715208
Fax -
Email man1se@man1smg.sch.id
Website www.man1smg.sch.id
Lintang -7.016574973387932
Bujur 110.48322558403015
Ketinggian 19

13
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Didalam penyusunan laporan hasil analisis ini lokasi yang digunakan dalam penelitian
bertempat di MAN 1 Semarang yang berada di Jl. Brigjen S Sudiarto, Pedurungan Kidul
kota Semarang Provinsi Jawa Tengah pada hari Sabtu, 27 November 2021 pada pukul
09.00 WIB.

14
C. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2021 yang mana penulis
sendiri adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Adapun subyek dari penelitian dari MAN 1 Semarang ini sendiri adalah Bapak Aris
Fahkarudin, S. Pd., M.Pd yang merupakan selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum MAN 1 Semarang.

D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan
deskriptif dimana data yang didapatkan adalah berasal dari pelaksanaan kegiatan
observasi berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data.
Bogdan dan Tylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang diamati. Metode kualitatif atau sering disebut sebagai metode
penelitian naturalistik karena dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural. Metode
kualitatif deskriptif menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan informan. Pemilihan
metode ini dilakukan karena tidak bisa dalam bentuk angka dan peneliti lebih
mendeskripsikan informasi yang diberikan oleh informan secara jelas. Penelitian dalam
metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif mengharuskan peneliti
menjelaskan, memberikan pemaparan dan menggambarkan hasil dari data yang telah
diperoleh melalui observasi atau wawancara yang telah dilakukan dengan para
informan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam observasi ini menggunakann teknik
wawancara. Melalui wawancara ini melakukan tanya jawab dengan informan yang
merupakan Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum MAN 1 Semarang yaitu Bapak
Aris Fahkarudin, S. Pd., M.Pd. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara
terbimbing bebas, yaitu pertanyaan yang diajukan tidak ditentukan dalam pedoman
wawancara dan dapat diperdalam atau dikembangkan lebih lanjut tergantung situasi dan
kondisi yang ada.. Hal-hal yang didokumentasikan dalam penelitian ini adalah Visi Misi
Sekolah, Struktur Kurikulum MAN 1 Semarang dan dokumentasi lingkungan sekolah.

F. Instrument Penilaian
15
Daftar pertanyaan disajikan dalam bentuk tabel berikut :
No Daftar Pertanyaan
1 Ada berapa jenjang jurusan Untuk SMA?
2 Penjurusan dimulai dikelas berapa?
3 Apa saja mata pelajaran wajib dari perminatannya?
4 Berapa hari kerja disekolah?
5 Sekolah menggunakan kurikulum apa pada saat ini?
6 Berapa kali ganti kurikulum dan apa saja?
7 Apakah ada mata pelajaran yang dilebur jadi satu?
8 Apakah ada mata pelajaran yang dikurangi jamnya?
9 Apakah ada mata pelajaran yang ditambah jamnya?
10 Apakah ada mata pelajaran yang hilang?
11 Apakah ada mata pelajaran yang baru?
12 Apakah ada mulok yang disesuaikan dengan budaya lokal

G. Hasil Observasi
A. Kurikulum Pendidikan MAN 1 Semarang
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis maka didapatkan
bahwa selama kepemimpinan Bapak Aris sebagai wakil kepala sekolah bidang
kurikulum di MAN 1 Semarang sudah beberapa kali berganti kurikulum. Sejuah ini
MAN 1 Semarang sudah berganti kurikulum 2006 Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), 2009 revisi kurikulum tingkat satuan Pendidikan (KTSP), 2013, K13 Revisi
2017, 2018. Dan untuk sekarang selama pandemic maka MAN 1 Semarang
menggunakan K13 yang sudah disederhanakan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA menyatakan bahwa Kurikulum
2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dimasa pandemic seperti ini MAN 1 Semarang menggunakan kurikulum K13
yang sudah disederhanakan. Maka untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
yang dilakukan secara daring maka para guru dituntut untuk bisa menggunakan
media pembelajaran yang ada di internet untuk menunjang pembelajaran yang

16
efektif seperti Zoom Meeting, Google Classroom, Google Meet, Rumah Belajar
serta media penunjang yang berupa video conference lainnya.

Struktur kurikulum MAN 1 Kota Semarang mengacu pada Kurikulum 2013.


Struktur Kurikulum MAN 1 Kota Semarang terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan
kelompok C.

Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata


pelajaran peminatan Matematika dan Ilmu Pengatahun Alam (MIPA), mata
pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mata pelajaran ilmu budaya
dan bahasa (IBB) dan ilmu-limu keagamaan (IIK)

Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan


mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan


mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan pesertadidik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya dan seni.

Mata Pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program kurikuler


yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan.

Berikut adalah struktut kurikulum kelas X MAN 1 Kota Semarang

KELAS X
Ke
Jenis Kelompok Mapel MIP
l
A IPS IBB IIK
A. Kelompok Wajib A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur'an Hadis 2 2 2 4
b. Akidah Akhlak 2 2 2 4
c. Fikih 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2 2

17
2. PPKn 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Arab 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2 2
7. Bahasa Inggris 3 3 3 3

B. Kelompok Wajib B
1. Seni Budaya/Bhs jawa 2 2 2 2
2. PenJas OrKes 3 3 3 3
3. PKWU 2 2 2 2
1. Bahasa Jawa 1 1 1 1
C. Kelompok Peminatan
KELOMPOK MIPA
1. Matematika 3
2. Biologi 3
3. Fisika 3
4. Kimia 3
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Bhs & Sastra Inggris Lintas
3
Minat
KELOMPOK IPS
1. Geografi 3
2. Sejarah 3
3. Sosiologi 3
4. Ekonomi 3
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Bhs & Sastra Indonesia Lintas
Minat 3
KELOMPOK BAHASA
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3
2. Bahasa dan Sastra Inggris 3
18
3. Bahasa Jepang 3
4. Antropologi 3
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Ekonomi Lintas Minat 3

KELOMPOK AGAMA
1. Tafsir – Ilmu Tafsir 2
2. Hadis – Ilmu Hadis 2
3. Fikih - Ushul Fikih 2
4. Bahasa Arab 2
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Fisika Lintas Minat 3

Jumlah Jam per minggu 52 52 52 52

Keterangan:

1. Dari 4 aspek mata pelajaran Seni Budaya (seni rupa, seni tari, seni musik dan
seni teater) MAN 1 Kota Semarang menyelenggarakan semua aspek secara
bertahap di setiap jenjang kelas.

2. Dari 4 aspek mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Kerajinan,


Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan) MAN 1 Kota Semarang
menyelenggarakan semua aspek secara bertahap di setiap jenjang kelas.

3. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),


Paskibra, PMR, KIR, PKS, Bola Basket, Bola Voli, Bulu Tangkis, Tenis Meja,
Rebana, Seni Musik, , Tari Tradisional, Kaligrafi, MTQ

Peminatan di MAN 1 Kota Semarang dilakukan berdasarkan Permendikbud


Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah.

1. Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik

19
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran
dan/atau muatan kejuruan.

2. Peminatan Akademik adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik
peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran
keilmuan.

3. Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan di luar pilihan minat.

4. MAN 1 Kota Semarang menyelenggarakan Peminatan:


a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;
b. Peminata Ilmu Pengetahuan Sosial;
c. Peminatan Peminatan Bahasa dan Budaya;

d. Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan

5. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;


a. Matematika;
b. Biologi;
c. Fisika; dan
d. Kimia

6. Peminata Ilmu Pengetahuan Sosial


e. Geografi;
f. Sejarah;
g. Sosiologi; dan
h. Ekonomi.

7. Peminatan Peminatan Bahasa dan Budaya


a. Bahasa dan Sastra Indonesia;
b. Bahasa dan Sastra Inggris;
c. Bahasa dan Sastra Jepang; dan
d. Antropologi.

8. Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan


a. Fikih;
20
b. Tafsir;
c. Hadits; dan
d. Bahasa Arab
9. Pemilihan Kelompok Peminatan dilakukan sejak peserta didik mendaftar
menjadi peserta didik baru sesuai dengan bakat dan/atau kemampuan akademik
peserta didik dengan seleksi : nilai rapor, rekomendasi guru BK SMP/MTS,
nilai UN, psikotes, dan kuisioner/wawancara siswa/orang tua.

B. Penyusunan Kurikulum di MAN 1 Kota Semarang

Proses penyusunan kurikulum Pendidikan yang akan digunakan di lingkungan


MAN 1 Kota Semarang, Bapak Aris selaku Wakil Kepala bidang Kurikulum
mengatakan bahwa kurikulum di setiap satuan pendidikan bersumber dari
pemerintah pusat sebagai acuan dalam penyusunannya, yang kemudian
dikembangkan lebih lanjut dan disusun hingga menjadi kurikulum Pendidikan yang
siap diterapkan dalam lingkungan sekolah. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam
proses penyusunan kurikulum Pendidikan di MAN 1 Kota Semarang ini yaitu
jajaran top-management sekolah seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala bidang
Kurikulum, Kesiswaan, Humas, Sarana dan Prasarana, termasuk juga dalam hal ini
adalah Ketua Program Keahlian (KPK), serta para Bapak/Ibu Guru di setiap mata
pelajaran.

Bapak Aris berpendapat bahwa dalam penyusunan kurikulum di MAN 1 Kota


Semarang memperhatikan struktur kurikulum yang diberikan oleh pusat, sehingga
dalam pengembangannya kurikulum yang akan digunakan dalam pembelajaran di
sekolah dapat dianalisis berdasarkan kontekstual dan disusun secara mendetail
sehingga menjadi suatu kesatuan kurikulum yang utuh dan siap digunakan di
sekolah. Dalam penyusunan dan pengembangannya kurikulum pihak sekolah
memperhatikan terkait dengan silabus dan bahan ajar yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Proses perkembangan kurikulum pendidikan ini pihak MAN 1
Kota Semarang juga mengadakan evaluasi di setiap tahunnya untuk melakukan
pembaharuan kurikulum disekolah dan mengetahui hambatan yang terjadi supaya
terus berkembang.

Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan terbagi menjadi empat


bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lain antara lain yaitu : tujuan,

21
isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Ke empat bagian komponen tersebut
harus saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi dsar yang harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik umumnya
tidak jauh berbeda dari setiap tingkatan antar kelasnya, namun dalam penyusunan
terdapat beberapa muatan dalam struktur kurikulum pembelajaran diantaranya
muatan A yang berkaitan dengan mata pelajaran bersifat umum, muatan B berkaitan
dengan dasar-dasar kejuruan, dan juga muatan C yang berkaitan dengan
produktivitas peserta didik.

C. Implementasi Kurikulum Pendidikan di MAN 1 Kota Semarang

Berdasarkan hasil wawancara penelitian kali ini, Bapak Aris selaku perwakilan
pihak sekolah menyebutkan bahwa implementasi kurikulum 2013 MAN 1 Kota
Semarang berjalan dengan semestinya apa yang di tuju oleh kurikulum. Mulai dari
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, dan silabus, metode
pengajaran, dan sampai dengan kondisi kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
Penilaian yang dilakukan guru juga sesuai dengan kompetensi dasar dan dalam
mengisi rapor dilihat dari penilaian portofolio, rubrik penilian, penilaian diri sendiri
dan tugas atau ujian harian yang diberikan oleh guru.

Implementasi kurikulum pendidikan di MAN 1 Kota Semarang berjalan


dikarenakan faktor pendukung yang meliputi buku pedoman, sosialissasi dan
pelatihan yang terus dilakukan. Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat
penting dalam kurikulum 2013 ini tutur Bapak Aris dikarenakan harus memberikan
dukungan dan motivasi, monitoring dan penyampaian ilmu yang diperoleh dari
sosialasi kepada guru-guru. Dalam pergantian dari KTSP menjadi K13 kepala
sekolah mengadakan rapat untuk membahas kesulitan guru dalam proses
pembelajaran. Kepala sekolah memebrikan kesempatan kepada seluruh guru untuk
meningkatkan profesinya guna menunjang implementasi dari kurikulum 2013
tersebut.

Meskipun pada kenyataan nyata dilapangannya memang kerap kali berbanding


terbalik dengan rencana yang telah disusun. Kegiatan belajar mengajr masih
didominasi oleh peran guru yang memberikan materi secara satu arah, seharusnya
pada kurikulum K13 peserta didik ditekan untuk berpikir kreatif, inovatif, cepat
tanggap, dan juga melatih keberanian peserta didik. Implementasi kurikulum 2013
menggunakan pendekatan yang bersifat kontekstual karena berfokus pada hakikat
22
peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara
alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu
bukan hanya transfer pengetahuan.

Implementasi kurikulum di MAN 1 Kota Semarang masih sama dengan sebelum


adanya pandemi. Hanya saja dalam proses belajar mengajarnya yang berbeda.
Terdapat beberapa penyesuaian saja misalkan durasi 1 jam pelajaran awalnya 45
menit sekarang masa pandemi hanya 30 menit saja. Kemudian juga untuk membantu
guru yang kesulitan dalam mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh ini jadi
juga terdapat tenaga IT yang siap membantu guru-guru dalam proses belajar
mengajar. Didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang
mumpuni hal tersebut wajar jika dibuktikan dengan akreditasi yang baik pula.

D. Hambatan dalam implementasi Kurikulum Pendidikan di MAN 1 Kota


Semarang

Hambatan yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam implementasi Kurikulum


2013 terkadang dalam kenyataan dilapangannya masih terdapat beberapa guru yang
lebih nyaman dengan cara lama dalam mengajar dikelas terutama guru senior.
Terutama pada masa pandemi seperti sekarang dengan adanya pembelajaran jarak
jauh makin sulit mengimplementasi kurikulum tersebut, ditambah dengan terdapat
guru yang belum paham terkait dengan teknologi. Akan tetapi untuk mengatasi hal
tersebut terdapat workshop, sosialiasasi dan pendampingan secara berskala untuk
menunjang proses belajar mengajar. Guru hendaknya lebih inovatif dalam
mengembangkan metode dan media pembelajaran hingga mampu menarik peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan hingga selesai. Selain itu
diharapakan kerjasama dengan guru lain dalam melaksanakannya kurikulum 2013.

Dalam proses penyesuaian kurikulum yang baru pihak sekolah melakukan


screening dengan para guru supaya dalam mengimplementasikannya kurikulum yang
baru ini tidak akan membuat para guru merasa kesulitan. Evalusi dalam implementasi
kurikulum sekolah terus dilakuakan setiap tahunnya dengan mengetahui kendala
yang dialami guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaannya diharapkan akan
mendapatkan solusi yang baik bagi sekolah agar proses pendidikan berjalan secara
optimal.

23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam Pendidikan atau
pelatihan, oleh karenanya pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-
pemikiran secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya.
Landasan filsafat Pendidikan akan menelaah fungsi sebuah kurikulum secara
mendalam sehingga dapat menemukan substansi dari sebuah kurikulum
Pendidikan.
Sekolah yang berfungsi untuk menyiapkan generasi muda agar mereka dapat
berperan aktif fidalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya
kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam proses Pendidikan disekolah
harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada dalam masyarakat.
Sekolah bukan hanya sebagai pewaris kebudayaan dan nilai-nilai suatu
masyarakat akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk menyiapkan peserta
didik dalam kehidupan yang nyata dalam masyrakat. Oleh karena itu, kurikulim
setianya bukan hanya berisis nilai suatu masyarakat akan tetapi muatannhya juga
segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya.
Sejuah ini MAN 1 Semarang sudah berganti kurikulum 2006 Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), 2009 revisi kurikulum tingkat satuan Pendidikan
(KTSP), 2013, K13 Revisi 2017, 2018. Dan untuk sekarang selama pandemic
maka MAN 1 Semarang menggunakan K13 yang sudah disederhanakan.
Proses penyusunan kurikulum yang bersumber dari pusat sebagai acuan dalam
proses penyusunannya. Yang kemudian dikembangkan lebih lanjut dan diususn
hingga menjadi suatu kurikulum pendidikan yang siap diterapkan didalam
sekolah. Dan sekolah mengadakan rapat evaluasi disetiap tahunannya untuk
membahas hambatan, kekurangan dan mungkin masukan untuk kurikulum
pendidikan yang lebih baik.
Hambatan yang dialamai dari MAN 1 Kota Semarang dalam penerapan
kurikulumnya adalah terkadang dalam kenyataan dilapangannya masih terdapat
beberapa guru yang lebih nyaman dengan cara lama dalam mengajar dikelas
terutama guru senior. Terutama pada masa pandemi seperti sekarang dengan
adanya pembelajaran jarak jauh makin sulit mengimplementasi kurikulum
tersebut, ditambah dengan terdapat guru yang belum paham terkait dengan
teknologi.
24
B. Saran
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MAN 1 Kota Semarang, maka saran
yang bisa disampikan oleh penulis adalah mengenai implementasi kurikulum
yang diterapkan disekolah. Bagaimana cara agar guru dapat memaksimalkan
pengajaran yang ada sesuai dengan yang telah diterapkan didalam kurikulum
serta meningkatkan minat belajar belajar siswa agar siswa bisa menjadi lebih
aktif serta dapat berfikir kritis dalam proses pembelajaran didalam kelas baik itu
offline maupun online seperti pada saat ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Machali, I. (2014). Kebijakan Perubahan Kurikulum dalam Menyongsong Indonesia Emas


Tahun 2045. Jurnal Pendidikan Islam, 72-94.

Pd., D. E. (2015). Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.

Sujana, I. W. (2019). Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Dasar, 29-
39.

Suparlan, H. (2015). FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DAN


SUMBANGANNYA BAGI PENDIDIKAN INDONESIA. Jurnal Filsafat, 57-74.

Wahyuni, F. (2015). KURIKULUM DARI MASA KE MASA (Telaah Atas Pentahapan


Kurikulum Pendidikan di Indonesia ). Al-Adabiya, 232-242.

Wirianto, D. (2014). Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia. Islamic Studies


Journal , 134-147.

Ningrum, E. S., & Sobri, A. Y. (2015). Implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar. Jurnal

Manajemen Pendidikan, 24(5), 416-423.

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai