Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Telaah Kurikulum Administrasi
Perkantoran
Dosen Pengampu :
Wisudani Rahmaningtyas, S. Pd., M. Pd.
Dwi Puji Astuti, S.pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Putri Ruspitasari 7101419002
Penyusun
Putri Ruspitasari
ii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 3
D. Manfaat dan Hasil Penelitian ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
A. Pengertian Kurikulum ....................................................................................................... 4
B. Peranan Kurikulum ........................................................................................................... 5
C. Fungsi Kurikulum ............................................................................................................. 6
D. Komponen Kurikulum ...................................................................................................... 7
E. Pendekatan Studi kurikulum ............................................................................................. 8
F. Prinsip-Prinsip Kurikulum .............................................................................................. 10
G. Komponen Kurikulum .................................................................................................... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 12
A. Profil Sekolah.................................................................................................................. 12
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................................... 14
C. Subjek Penelitian ............................................................................................................ 15
D. Metodologi Penelitian ..................................................................................................... 15
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 15
F. Instrument Penilaian ....................................................................................................... 16
G. Hasil Observasi ............................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 27
iii
BAB I
PENDAHUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu dan membimbing jiwa anak-anak
didik baik lahir maupun bathin, baik sifat kodratinya menuju kearah peradapan manusiawi
yang lebih baik lagi. Dewantara (1967) pernah mengungkapkan beberapa hal yang harus
digunakan dalam Pendidikan, yakni ngerti-ngroso-ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan
melakukan).
Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never
ending proces), sehingga dapat mengahasilkan kualitas yang berkesinambungan, yang
ditujukan pada perwujudan sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya
bangsa serta Pancasila. Pendidikan harus menumbuh kembangkan nilai-nilai folosofis dan
budaya bangsa secara utuh dan menyeluruh, sehingga perlu adanya kajian yang lebih
mendalam terhadap Pendidikan, maka dari itu, Pendidikan mulai dipandang secara filsafat
yang merujuk pada kejelasan atas landasan Pendidikan itu sendiri (Mulyasa. 2012:2).
Fungsi dan tujuan Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undang-undang No.
20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional. Mengacu pada undang-undang No.20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional fungsi pendidikan yaitu Pasal 3 yang
menyatakan bahwa’’Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,Berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,man diri,dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Sekolah yang berfungsi untuk menyiapkan generasi muda agar mereka dapat
berperan aktif fidalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya kurikulum
digunakan sebagai pedoman dalam proses Pendidikan disekolah harus relevan dengan
kebutuhan dan tuntutan yang ada dalam masyarakat. Sekolah bukan hanya sebagai pewaris
kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk
menyiapkan peserta didik dalam kehidupan yang nyata dalam masyrakat. Oleh karena itu,
kurikulim setianya bukan hanya berisis nilai suatu masyarakat akan tetapi muatannhya juga
segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya (Sanjaya : 2008)
Secara tradisional kurikulum adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh siswa
disekolah maupun kursus. Sesuai dengan William B. Ragan dalam bukunya yang berjudul
1
Modern Elementary Curricullum, traditionally, the curriculum has mean the subject tought
in school, or course of study. Menurut Stenhause (dalam Nurgiyantoro, 1985) curriculum
is the planned composite effort of any school to guide pupil learning toward predetermined
learning outcome. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu
pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai siswa untuk mencapai tingkat atau ijazah
tertentu. Kurikulum juga diartikan sebagai rencana pelajaran yang sengaja disusun untuk
mencapai sejumlah tujuan Pendidikan.
Secara modern pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh siswa tetapi kurikulum diartikan secara lebih luas lagi.
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning”
mengatakan bahwa kurikulum adalah sum total of the school efforts to influence learning
wheather in the classroom, play ground, or out of school; keseluruhan usaha sekolah untuk
memengaruhi belajar baik yang berlangsung di kelas, di halaman, maupun di luar sekolah.
Kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model Pendidikan.
Sejalan dengan perkembangan Pendidikan yang terus meningkat pada semua jenis dan
jenjang Pendidikan di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum
Pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1945, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan yang sekarang 2013 (K13). Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana Pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasioanl dirnacang
berdasarkan landasaran yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Perbedannya pada
penekanan pokok dari tujuan Pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan kurikulum Pendidikan secara tidak langsung akan membawa pengaruh
terhadap pola pikir antara guru dan peserta didik. Dengan berkembangan zaman maka
kurikulum 2006 (KTSP) memerlukan proses penyesuaian dengan munculnya kurikulum
2013 (K13). MAN 1 Semarang yang merupakan sekolah berbasis Aliyah yang dituntut
untuk dapat menciptakan siswa yang berakhlak mulia, berbudi pekerti sesuai dengan ajaran
agama Islam sehingga diharapkan lulusannya memiliki daya saing yang sama dengan
lulusan SMA maupun SMK yang mampu berkontribusi dengan baik terhadap masyarakat.
Begitu pula yang terjadi pada MAN 1 Semarang ini pelaksanaan K13 dalam mewujudkan
kompetensi siswa yang adaptif dengan perkembangan jaman, rumusan yang ideal menjadi
titik tekan utama cita-cita tiap satuan pendidikan yang penetapannya mengacu pada standar
2
nasional pendidikan. Akan tetapi hal ini tentu akan menimbulkan perbedaan dari proses
penyusunan hingga proses pendidikan tersebut dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka dengan ini dapat diketahui
rumusan masalah dari hasil analisis yang telah dilakukan :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum Pendidikan?
2. Bagaimana proses implementasi kurikulum Pendidikan di MAN 1 Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari adanya laporan hasil analisis ini adalah untuk menjadi wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca, serta mengetahui, memahami dan mengimplementasikan
proses pelaksaan dan penerapan kurikulum Pendidikan dalam sekolah formal khususnya
pada jenjang Madrasah Aliyah yang mana implementsai kurikulim Pendidikan ini terjadi di
MAN 1 Semarang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari Bahasa Yunani yang berasal dari kata curir yang berarti
pelari, dan curere yang berarti tempat berpacu atau tempat berlomba. Dalam Bahasa Latin
“Curiiculum” semula berarti a running course, or race course, especially a chariot race
course dan terdapat pula dalam Bahasa prancis “courier” artinya “to run, berlari”.
Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau mata pelajaran yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Dalam Bahasa arab, kurikulum diartikan
sebagai manhaj, yakni jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan
dan kemudian ditetapkan dalam bidang Pendidikan. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
menjelaskan kurikulum sebagai sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan
Dalam dunia Pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupunn luas.
Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa di sekolah maupun perguruan tinggi. Secara lebih luas
kurikulum diartikan tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu.
Kurikulum diartikan merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan disekolah dalam rangka
mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya
kegiatan belajar mengajar mengatur strategi dalam proses belajar, cara mengevaluasi
program pengembangan pengajaran.
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam Pendidikan atau
pelatihan, oleh karenanya pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran
secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya. Landasan filsafat
Pendidikan akan menelaah fungsi sebuah kurikulum secara mendalam sehingga dapat
menemukan substansi dari sebuah kurikulum Pendidikan.
Kurikulum menurut Ronald C. Doll, merupakan perencanaan yang ditawarkan
bukan yang diberikan, oleh karenanya pengalaman yang diberikan guru belum tentu
ditawarkan. Dengan demikian seluruh konsep pendidikan di sekolah dapat dan harus ideal.
Kurikulum harus membicarakan tentang keharusan dan bukan kemungkinan. Kemudian
bimbingan dan arahan tidak saja tugas dan kewajiban guru tetapi menjadi kewajiban
sekolah yang komponennya tidak hanya sekedar guru, tetapi juga kepala sekolah, karyawan
dan unsur lain yang terkait dengan pendidikan.
4
Pengertian kurikulum yang sangat luas dikemukakan oleh Hollis L. Caswell dan
Doak S. Campbell yang memandang kurikulum bukan hanya sebagai sekelompok mata
pelajaran, tetapi kurikulum merupakan semua pengalaman yang diharapkan dimiliki
peserta didik dibawah bimbingan para guru “curriculum not as a group of courses but as
all the experiences children have under the guidance of teachers”. Demikian pula Harold
B, Albertycs memandang kurikulum sebagai all of the activities that are provided for
students by the school.
Pengertian kurikulum sebagaimana di atas mencakup semua pengalaman yang
diharapkan dikuasai peserta didik di bawah bimbingan para guru. Pengalaman ini bisa
bersifat intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler, baik pengalaman di dalam
maupun di luar kelas. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurikulum mencakup
pengertian yang sangat luas meliputi apayang disebut dengan kurikulum potensial,
kurikulum aktual, dan kurikulum tersembunyi atau hidden currilum. Kurikulum
tersembunyi adalah hal atau kegiatan yang terjadi di sekolah dan ikut mempengaruhi
perkembangan peserta didik, namun tidak diprogramkan dalam kurikulum potensial.Dalam
pengertian lain kurikulum tersembunyi adalah hasil dari suatu proses pendidikan yang tidak
direncanakan. Artinya, perilaku yang muncul dari luar tujuan yang dideskripsikan oleh
guru.
B. Peranan Kurikulum
2. Peranan Kritis / Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya
mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur
kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi
5
dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali –nilai sosial yang
tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi
dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar
kriteria tertentu.
C. Fungsi Kurikulum
fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk
mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang
mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya.
Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis ,
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
6
3. Fungsi Deferensiasi(the differentiating function)
kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan
dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis
dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
D. Komponen Kurikulum
Soemanto, Wastey dan Soetopo dalam bukunya Leadership in Education (1982)
menyatakan bahwa kurikulum terdiri dari empat unsur, yaitu :
1. Obyective (Tujuan)
Pertama kurikulum terdiri dari tujuan. Tujuan yang diupayakan adalah tujuan
pendidikan yang termaktub dalam konstitusi, khususnya Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yaitu: “Fungsi
pendidikan nasional adalah mengembangkan kapasitas, membentuk kepribadian. dan
peradaban negara yang layak dalam rangka pendidikan dari sudut kehidupan
masyarakat, guna berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
7
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cakap, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri , menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
2. Knowledges (materi)
Bahan ajar adalah bahan ajar yang termasuk dalam program studi. Penyusunan
kurikulum itu sendiri tidak bisa asal-asalan, kecuali jika tunduk pada kualifikasi
akademik serta rasa hormat tertentu. Seperti kebangkitan agama, moralitas, potensi,
kecerdasan, minat peserta didik, kebutuhan dunia kerja, dinamika perkembangan global,
persatuan bangsa, nilai-nilai kebangsaan, serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
3. School Learning Experiences
Interaksi belajar dan mengajar di sekolah antara siswa juga guru menunjang
keberhasilan kurikulum. Sistem pengajaran, penyampaian materi, keberadaan
praktikum, bimbingan, serta penyuluhan dibutuhkan untuk membentu siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
4. Evaluation
Komponen terakhir dari kurikulum adalah penilaian. Penilaian dibutuhkan sebagai
gambaran ketercapaian tujuan juga keefektifan penerapan suatu kurikulum ke
lingkungan pendidikan. Dengan adanya penilaian, kurikulum bisa dikembangkan untuk
mendapat sistem pengajaran yang lebih baik.
3. Pendekatan integratif, bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan
yang bermakna dan berstruktur. Bermakna berarti bahwa setiap keseluruhan itu
memiliki makna, arti datu faedah tertentu. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari
bagian-bagian, melainkan suatu totalitas yang memiliki makna sendiri. Pendidikan
anak adalah pendidikan seluruhnya, pendidikan dalam rangka pembentukan pribadi
yang terintegrasi. Oleh karena itu , kurikulum harus disusun sedemikian rupa untuk
mampu mengembangkan pribadi yang utuh, yang bulat dengan mempertimbangkan
bahwa anak adalah potensial dan sedang berkembang. Mata pelajaran hanyalah
sebagian saja yang mempengaruhi perkembangan anak, disamping itu bahkan lebih
luas lagi adalah komponen lain seperti bangunan, fasilitas, tukang kebun, gambar-
gambar ataupun musik dll.Dari pendekatan ini akan melahirkan kurikulum
integrasi/ Integrated Curriculum.
4. Pendekatan sistem, adalah totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau
bagian –bagian. Komponen itu saling berhubungan satu sama lainnya dan saling
mempengaruhinya. Suatu komponen dapat merupakan suatu sub sistem dari suatu
sub sistem yang lain. Seperti dalam kajian makro, sebenarnya kurikulum termasuk
9
dalam komponen dari input instrumental, sedangkan secara mikro , kurikulum
dalam hubungan komponennya adalah meliputi tujuan, prinsip, susunan dan sistem
penyampaian.
F. Prinsip – prinsip Kurikulum
1. Prinsip relevansi
Kesesuaian Pendidikan dengan tuntutan kehidupan, atau Pendidikan dipandang relevan
bisa hasil yang diperoleh dari Pendidikan tersebut fungsional dan berguna bagi
kehidupan anak, meliputi :
- Relevan dengan lingkungan hidup siswa
- Relevan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan untuk masa yang akan
datang
- Relevan dengan tuntutan dalam dunia kerja
2. Prinsip efektivitas
Prinsip ini berkaitan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dapat dilaksanakan
atau dapat dicapai, yang mencakup :
- Efektivitas mengajaar guru
- Efektivitas belajar siswa
3. Prinsip efisiensi
Suatu usaha dengan memperbandingkan antara hasil yang dicapai (output) dengan
usaha yang telah dikerjakan atau dikeluarkan (input) mencakup efisiensi dari segi
waktu, tenaga, sarana dan prasarana yang menghasilkan efisiensi dalam segi bidang.
4. Prinsip Kontinuitas
Saing hubungan antara berbagai tingkat, jenjang dan jenis program pendidikanm, yang
mencakup :
- Kontinuitas antara berbagai tingkat sekolah
- Kontinuitas antara berbagai program studi
5. Prinsip Fleksibelitas
Prinsip ini memungkinkan adanya semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan
atau alternatif untuk bertindak, meliputi :
- Fleksibilitas dalam memilih program Pendidikan
- Fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran
10
G. Komponen Kurikulum
Komponen kurikulum terdiri dari 4 unsur yaitu :
1) Tujuan yang merupakan arah gerak hendak dituju oleh proses penyelenggaraan
pendididikan. Tujuan kurikulum bisa tercantum dalam rencana pembelajaran dengan
mempunyai gambaran yang jelas terkait hasil yang ingin dicapai yang disusun dari
berbagai macam kegiatan atau perangkat yang mendukung tercapainya tujuan.
2) Bahan ajar yang termasuk ke dalam program studi. Dalam penyusunan kurikulum
sendiri yang bisa asal-asalan. Dalam berbagai kegiatan pengalaman belajar dirancang
dan diorganisir sehingga diperoleh peserta didik yang sesuai dengan tujuan.
3) Metode/proses belajar mengajar yang mana bagaimana cara peserta didik memperoleh
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan dan dalam proses pendidikannya
didapatkan dari penerapan kurikulum itu sendiri.
4) Evaluasi kurikulum yang harus dilakukan secara terus menerus untuk menilai seberapa
efektif proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan mengetahui apakah sasaran
yang dituju sudah tercapai atau belum. Pelaksanaan kurikulum harus didasarkan pada
perbaikan yang selalu berjalan dengan menggunakan acuan dan kriteria yang jelas
pula.
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
MA Negeri (MAN) 1 Kota Semarang, merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri
yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang terletah di Kota Semarang. Sama halnya dengan
MA pada umumnya di Indonesia masa Pendidikan sekolah di MAN 1 Semarang
ditempuh dengan waktu tiga tahun masa Pendidikan, yang dimulai dari kelas X hingga
kelas XII, MAN 1 Semarang mempunyai empat Peminatan/Jurusan yang terdiri dari
MIPA, IPS, IBB, dan IIK
MAN 1 Semarang merupakan salah satu sekolah Aliyah yang terletak di Jalan Brigjen
S Sudiarto, Kecamatan Pedurungan Semarang merupakan perubahan dari SP IAIN
Sunan Kalijaga dengan SK menteri Agama No. 17 tahun 1978. Sampai usia ke tiga
puluh tahun, MAN 1 Semarang telah mengalami pergantian pimpinan sebanyak dua
belas kali. Saat ini MAN 1 Semarang dipimpin oleh H. Tamisin, S. Ag, M.S.I. MAN 1
Semarang berusaha untuk mengadakan perubahan baik pada hal manajemen
pembelajaran maupun sarana dan prasarana yang sampai saat ini belum tercukupi,
dengan tercukupinya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MAN 1 Semarang maka
akan menjadikan MAN 1 Semarang lebih baik lagi.
Tujuan MAN 1 Semarang :
1. Mewujudkan peserta didik yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila.
2. Mewujudkan peserta didik berbudi pekerti luhur berdasarkan Pancasila.
3. Mewujudkan budaya berprestasi bagi warga sekolah
4. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi yang unggul.
5. Mewujudkan kemampuan literasi digital dan kemampuan berbahasa asing bagi
warga sekolah.
6. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki kecakapan hidup abad ke-21 dan daya
saing global.
7. Mewujudkan budaya bersih dan sehat bagi warga sekolah.
8. Mewujudkan kepedulian warga sekolah terhadap pelestarian lingkungan.
13
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Didalam penyusunan laporan hasil analisis ini lokasi yang digunakan dalam penelitian
bertempat di MAN 1 Semarang yang berada di Jl. Brigjen S Sudiarto, Pedurungan Kidul
kota Semarang Provinsi Jawa Tengah pada hari Sabtu, 27 November 2021 pada pukul
09.00 WIB.
14
C. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2021 yang mana penulis
sendiri adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Adapun subyek dari penelitian dari MAN 1 Semarang ini sendiri adalah Bapak Aris
Fahkarudin, S. Pd., M.Pd yang merupakan selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum MAN 1 Semarang.
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan
deskriptif dimana data yang didapatkan adalah berasal dari pelaksanaan kegiatan
observasi berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data.
Bogdan dan Tylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang diamati. Metode kualitatif atau sering disebut sebagai metode
penelitian naturalistik karena dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural. Metode
kualitatif deskriptif menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan informan. Pemilihan
metode ini dilakukan karena tidak bisa dalam bentuk angka dan peneliti lebih
mendeskripsikan informasi yang diberikan oleh informan secara jelas. Penelitian dalam
metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif mengharuskan peneliti
menjelaskan, memberikan pemaparan dan menggambarkan hasil dari data yang telah
diperoleh melalui observasi atau wawancara yang telah dilakukan dengan para
informan.
F. Instrument Penilaian
15
Daftar pertanyaan disajikan dalam bentuk tabel berikut :
No Daftar Pertanyaan
1 Ada berapa jenjang jurusan Untuk SMA?
2 Penjurusan dimulai dikelas berapa?
3 Apa saja mata pelajaran wajib dari perminatannya?
4 Berapa hari kerja disekolah?
5 Sekolah menggunakan kurikulum apa pada saat ini?
6 Berapa kali ganti kurikulum dan apa saja?
7 Apakah ada mata pelajaran yang dilebur jadi satu?
8 Apakah ada mata pelajaran yang dikurangi jamnya?
9 Apakah ada mata pelajaran yang ditambah jamnya?
10 Apakah ada mata pelajaran yang hilang?
11 Apakah ada mata pelajaran yang baru?
12 Apakah ada mulok yang disesuaikan dengan budaya lokal
G. Hasil Observasi
A. Kurikulum Pendidikan MAN 1 Semarang
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis maka didapatkan
bahwa selama kepemimpinan Bapak Aris sebagai wakil kepala sekolah bidang
kurikulum di MAN 1 Semarang sudah beberapa kali berganti kurikulum. Sejuah ini
MAN 1 Semarang sudah berganti kurikulum 2006 Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), 2009 revisi kurikulum tingkat satuan Pendidikan (KTSP), 2013, K13 Revisi
2017, 2018. Dan untuk sekarang selama pandemic maka MAN 1 Semarang
menggunakan K13 yang sudah disederhanakan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA menyatakan bahwa Kurikulum
2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dimasa pandemic seperti ini MAN 1 Semarang menggunakan kurikulum K13
yang sudah disederhanakan. Maka untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
yang dilakukan secara daring maka para guru dituntut untuk bisa menggunakan
media pembelajaran yang ada di internet untuk menunjang pembelajaran yang
16
efektif seperti Zoom Meeting, Google Classroom, Google Meet, Rumah Belajar
serta media penunjang yang berupa video conference lainnya.
KELAS X
Ke
Jenis Kelompok Mapel MIP
l
A IPS IBB IIK
A. Kelompok Wajib A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur'an Hadis 2 2 2 4
b. Akidah Akhlak 2 2 2 4
c. Fikih 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2 2
17
2. PPKn 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Arab 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2 2
7. Bahasa Inggris 3 3 3 3
B. Kelompok Wajib B
1. Seni Budaya/Bhs jawa 2 2 2 2
2. PenJas OrKes 3 3 3 3
3. PKWU 2 2 2 2
1. Bahasa Jawa 1 1 1 1
C. Kelompok Peminatan
KELOMPOK MIPA
1. Matematika 3
2. Biologi 3
3. Fisika 3
4. Kimia 3
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Bhs & Sastra Inggris Lintas
3
Minat
KELOMPOK IPS
1. Geografi 3
2. Sejarah 3
3. Sosiologi 3
4. Ekonomi 3
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Bhs & Sastra Indonesia Lintas
Minat 3
KELOMPOK BAHASA
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3
2. Bahasa dan Sastra Inggris 3
18
3. Bahasa Jepang 3
4. Antropologi 3
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Ekonomi Lintas Minat 3
KELOMPOK AGAMA
1. Tafsir – Ilmu Tafsir 2
2. Hadis – Ilmu Hadis 2
3. Fikih - Ushul Fikih 2
4. Bahasa Arab 2
MAPEL PILIHAN
1. Informatika 2
2. Fisika Lintas Minat 3
Keterangan:
1. Dari 4 aspek mata pelajaran Seni Budaya (seni rupa, seni tari, seni musik dan
seni teater) MAN 1 Kota Semarang menyelenggarakan semua aspek secara
bertahap di setiap jenjang kelas.
19
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran
dan/atau muatan kejuruan.
21
isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Ke empat bagian komponen tersebut
harus saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi dsar yang harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik umumnya
tidak jauh berbeda dari setiap tingkatan antar kelasnya, namun dalam penyusunan
terdapat beberapa muatan dalam struktur kurikulum pembelajaran diantaranya
muatan A yang berkaitan dengan mata pelajaran bersifat umum, muatan B berkaitan
dengan dasar-dasar kejuruan, dan juga muatan C yang berkaitan dengan
produktivitas peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara penelitian kali ini, Bapak Aris selaku perwakilan
pihak sekolah menyebutkan bahwa implementasi kurikulum 2013 MAN 1 Kota
Semarang berjalan dengan semestinya apa yang di tuju oleh kurikulum. Mulai dari
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, dan silabus, metode
pengajaran, dan sampai dengan kondisi kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
Penilaian yang dilakukan guru juga sesuai dengan kompetensi dasar dan dalam
mengisi rapor dilihat dari penilaian portofolio, rubrik penilian, penilaian diri sendiri
dan tugas atau ujian harian yang diberikan oleh guru.
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam Pendidikan atau
pelatihan, oleh karenanya pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-
pemikiran secara filsafati, psikologi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya.
Landasan filsafat Pendidikan akan menelaah fungsi sebuah kurikulum secara
mendalam sehingga dapat menemukan substansi dari sebuah kurikulum
Pendidikan.
Sekolah yang berfungsi untuk menyiapkan generasi muda agar mereka dapat
berperan aktif fidalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu dengan adanya
kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam proses Pendidikan disekolah
harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada dalam masyarakat.
Sekolah bukan hanya sebagai pewaris kebudayaan dan nilai-nilai suatu
masyarakat akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk menyiapkan peserta
didik dalam kehidupan yang nyata dalam masyrakat. Oleh karena itu, kurikulim
setianya bukan hanya berisis nilai suatu masyarakat akan tetapi muatannhya juga
segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya.
Sejuah ini MAN 1 Semarang sudah berganti kurikulum 2006 Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), 2009 revisi kurikulum tingkat satuan Pendidikan
(KTSP), 2013, K13 Revisi 2017, 2018. Dan untuk sekarang selama pandemic
maka MAN 1 Semarang menggunakan K13 yang sudah disederhanakan.
Proses penyusunan kurikulum yang bersumber dari pusat sebagai acuan dalam
proses penyusunannya. Yang kemudian dikembangkan lebih lanjut dan diususn
hingga menjadi suatu kurikulum pendidikan yang siap diterapkan didalam
sekolah. Dan sekolah mengadakan rapat evaluasi disetiap tahunannya untuk
membahas hambatan, kekurangan dan mungkin masukan untuk kurikulum
pendidikan yang lebih baik.
Hambatan yang dialamai dari MAN 1 Kota Semarang dalam penerapan
kurikulumnya adalah terkadang dalam kenyataan dilapangannya masih terdapat
beberapa guru yang lebih nyaman dengan cara lama dalam mengajar dikelas
terutama guru senior. Terutama pada masa pandemi seperti sekarang dengan
adanya pembelajaran jarak jauh makin sulit mengimplementasi kurikulum
tersebut, ditambah dengan terdapat guru yang belum paham terkait dengan
teknologi.
24
B. Saran
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MAN 1 Kota Semarang, maka saran
yang bisa disampikan oleh penulis adalah mengenai implementasi kurikulum
yang diterapkan disekolah. Bagaimana cara agar guru dapat memaksimalkan
pengajaran yang ada sesuai dengan yang telah diterapkan didalam kurikulum
serta meningkatkan minat belajar belajar siswa agar siswa bisa menjadi lebih
aktif serta dapat berfikir kritis dalam proses pembelajaran didalam kelas baik itu
offline maupun online seperti pada saat ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
Pd., D. E. (2015). Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Sujana, I. W. (2019). Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Dasar, 29-
39.
Ningrum, E. S., & Sobri, A. Y. (2015). Implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar. Jurnal
26
LAMPIRAN
27