Anda di halaman 1dari 2

24.

Peristiwa Rengasdengklok 

adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara


lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31"
terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB,
Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua
yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan
proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di
Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang
telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana
tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta
pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan
Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara
yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari
kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno
di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah seorang
Tionghoa, Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putihsudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada
Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-
pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan
Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput
Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta
berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16
tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Latar Belakang

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan
melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa
melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar
Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila
kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah
merupakan pemberian dari Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi
di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar
pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang.
Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno
karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
24. Peristiwa Rengasdengklok 

Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok


Peristiwa Rengasdengklok dilatar belakangi karena adanya perbedaan pendapat antara golongan
tua dengan golongan muda. Golongan tua seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menginginkan bahwa
proklamasi didiskusikan terlebih dahulu dengan PPKI sedangkan golongan muda memaksa supaya cepat-
cepat diumumkan kemerdekaan, selain itu golongan muda tidak suka dengan PPKI yang tak ingin negara
Jepang ikut campur dan tidak terpengaruh oleh Jepang. Sebelum itu golongan pemuda sudah mengadakan
perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus.
Dalam pertemuan ini diputuskan supaya pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan
hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada
malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok


Menjelang tanggal 16 Agustus 1945, pada tengah malam golongan muda melakukan rapat di
asrama Baperpi ( Badan Permusyawaratan Pemuda Indonesia) di jalan Cikini No.7 Jakarta. Rapat tersebut
menghasilkan keputusan untuk mengamankan Ir.Soekarno dan Drs.Muh Hatta keluar Jakarta. Para
pemuda memutuskan untuk mengamankan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok.Pemilihan
Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan kedua tokoh tersebut dipertimbangkan menurut
perhitungan militer.Rengasdengklok terletak 15 km dari jalan raya Jakrta-Cirebon. Selain itu, antara
daidan(batalion) Peta Jakarta dan Rengasdengklok saling berlatih bersama.

Dari pertimbangan tersebut, setiap gerakan pasukan Jepang yang akan ke Rengasdengklok dari
beberapa penjuru dengan cepat akan bisa diketahui dan dihadang dengan kekuatan militer yang cukup.
Ir.Soekarno dijemput dirumahnya oleh Chairul Saleh dan Muwardi.
Sedangkan Drs.Muh Hatta dijemput oleh Sukarni dan Yusuf Kunto. Rombongan berangkat ke
Rengasdengklok dengan pengawal pasukan PETA di bawah pimpinan Sodaco Singgih. Hilangnya kedua
tokoh tersebut ( Soekarno-Hatta) baru diketahui oleh golongan tua di Jakarta pada pukul 08.00. Di
Rengasdengklok terjadi pembicaraan pribadi antara Soekarno, Sodanco Singgih. Isi pembicaraan tersebut
Sodanco menyimpulkan bahwa Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
segara setelah kembali ke Jakarta. Sesudah itu Sodanco Singgih bergegas memberitahu kesediaan
Soekarno itu kepada para golongan muda lainnya di Jakarta. Sementara itu, Mr. Ahmad Subarjo dan
Wikana sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta karena Laksamana
Maeda bersedia dan menjamin keselamatan selama mereka berada di rumahnya.

Tujuan Peristiwa Rengasdengklok


-Mencegah terpengaruhnya Soekarno-Hatta terhadap pengaruh Jepang.
-Untuk mendesak kedua tokoh supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari
segala ikatan Jepang.

 Gol. muda : Soekarni, Wikana, Chaerul Saleh


 Gol. Tua : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Achmad Soebardjo

Anda mungkin juga menyukai