Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KISTA OVARIUM

OLEH:
ASTUTI
NIM. 891211034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PENDIDIKAN PROFESI NERS
PONTIANAK
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM

A. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2017). Kista
adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi
cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006). Kista ovarium
merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam
selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Agusfarly,
2018).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2015)

B. ANATOMI FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan
ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada
palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama
(homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai
sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah
menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi
dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Ovarium terdiri dari dua bagian:
1. Korteks Ovarii
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii         
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf 
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung
sangat banyak ovum primordial (primitive). Di antara interval selama
masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan
mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama produksi
hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen)
dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan fungsi wanita normal.

C. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah
yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista
ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.
Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat
dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan
terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada
beberapa kasus, folikel ini tidak terbukasehingga menimbulkan bendungan carian
yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa
darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah
kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan
abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista
Dermoid. Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa
factor pemicu yaitu :
1 Gaya hidup tidak sehat.
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Kurang olahraga
c. Merokok dan konsumsi alcohol
d. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
e. Sering stress
f. Zat polutan
2 Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu
yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena
makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia
tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

D. KLASIFIKASI
1 Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat
folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah
ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik keculi jika robek.dimana kasus ini
paraf jika tedapat nyeri pada panggul.jika kista tidak robek,bisanya
meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
2 Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone
akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri,
tendenderness pada ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak
teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe
intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2
siklus menstruasi.
3 Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang
terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi
fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di
badan) mens tidak teratur, infertelitas. 
4 Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat
lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine ( HCG ).
( Lowdermik,dkk. 2015)

E. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur
1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada
oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.

F. PATHWAY
G. TANDA DAN GEJALA
Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan tenang
dan jarang penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar. Ketika
tumor berkembang akan terjadi distensi abdominal. Pengaruh berat tekanan
terhadap usus dan kandung kemih. Pertumbuhan tumor ovarium dapat
memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau
penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium diameternya kecil sering
ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.
Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :
1 Gejala akibat pertumbuhan
Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
Mengganggu miksi atau defekasi
Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai
bawah
2 Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila
berhubungan dengan tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel
granulase
3 Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
Keganasan kista ovarium sering dijumpai :
a. Kista pada usia sebelum menarche
b. Kista pada usia diatas 48 tahun
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi
besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa
dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
H. KOMPLIKASI
Menurut manuaba ( 2015 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1 Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan  tindakan yang cepat.
2 Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3 Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktifitas sehari-hari.
4 Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista
tumpah kedalam rungan abdomen.
5 Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45
tahun.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan:
1 Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
2 Laparoskopi 
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui    pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat
ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh
untuk biopsi.

3 Hitung darah lengkap


Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4 Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada
kista  dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

J. PENATALAKSANAAN MEDIS
1 Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2 Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan  kista.
3 Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
4 Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang
pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi
napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti
tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk.
2015).

K. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS : - Kistoma ovarium Gangguan Rasa Aman :
DO :   Nyeri
- Klien tampak meringis
kesakitan Merangsang hipotalamus
- Klien tampak memegangi
daerah abdomen
- Skala nyeri 4 Stimulus korteks serebri

Nyeri dipersepsikan
2 DS : - Tumbuhnya kista ovarium Ansietas
DO :  
- Klien tampak cemas
- Klien tampak bingung Aktivitas terganggu

Ansietas

3 DS : - Terbentukya kista Gangguan eliminasi urin


DO :  
- Klien tampak lesu
- Klien tampak gelisah Penekanan pada jaringan
sekitar kista

Gangguan eliminasi urin


L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa aman : nyeri berhubungan dengan insisi pada abdomen
2 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya
3 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan adanya penekanan massa
jaringan

M. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan rasa Setelah dilakukan - Berikan tindakan - Meningkatkan relaksasi
aman : nyeri tindakan kenyamanan dasar dan membantu
berhubungan keperawatan selama (mis., reposisi, memfokuskan kembali
dengan insisi 1x24 jam, nyeri gosokan punggung) perhatian
pada abdomen berkurang dan tidak dan aktifitas hiburan - Memungkinkan pasien
ada lagi dengan KH : (mis., musik, untuk berpartisipasi
- Ekspresi wajah televisi). secara aktif dan
tenang meningkatkan rasa
- TTV normal - Dorong penggunaan kontrol.
keterampilan
manajemen nyeri - Rencana terorganisasi
mengembangkan
- Kembangkan kesempatan untuk
rencana manajemen kontrol nyeri
nyeri
2 Ansietas Setelah dilakukan - Adakan - Untuk membantu klien
berhubungan tindakan pendekatan mengenal masalahnya
dengan keperawatan selama dengan klien dan dan lingkungannya
kurangnya 1x24 jam, ansietas beri kesempatan - Suasana yang
pengetahuan tidak ada lagi dengan klien untuk menyenangkan akan
tentang KH: mengungkapkan mengurangi rasa
penyakitnya - Klien tampak masalahnya kecemasan.
tenang - Ciptakan suasana
- Klien yang
mengetahui menyenangkan
penyakitnya
3 Gangguan Setelah dilakukan - Kaji TTV klien - Dengan kaji TTV dapat
eliminasi urin tindakan - Konsultasikan mengetahui seberapa
berhubungan keperawatan selama kepada dokter jauh perkembangan
dengan adanya 1x24 jam, gangguan mengenai tindakan pasien
penekanan eliminasi urin teratasi selanjutnya - Dengan konsul maka
massa jaringan dengan KH: - Lakukan palpasi dapat mengetahui
- Klien tampak pada kandung tindakan selanjutnya
tenang kemih, observasi - Menentukan tingkat
adanya nyeri yang dirasakan
ketidaknyamanan oleh klien
dan rasa nyeri - Mencegah terjadinya
- Anjurkan klien retensi
untuk merangsang
miksi dengan
pemberian air
hangat.

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN


KISTA OVARIUM

Seorang Ny. W berusia 27 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan


adanya benjolan di area perut bagian kanan bawah. Benjolan dirasakan
sejak sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan semakin lama semakin besar.
Nyeri perut (+), rasa penuh di perut (+), sesak nafas (-), BAK lancar, BAB
biasa. Riwayat haid: haid teratur dengan siklus 28-30 hari, lama haid 4-6
hari. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum baik,
konjungtiva anemis (-/-), tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit,
respirasi 20x/menit, suhu 37,2oC.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. W DENGAN INFEKSI PASCA PARTUM
 
A.    Pengkajian
1.      Data Demografi
Nama pasien : Ny. W
Umur : 27 Tahun
Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
Diagnosa medis : Kista Ovarium
2.      Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 28 tahun
Hubungan dengan pasien : Suami
3. Keluhan Utama Saat Ini
Klien datang dengan keluhan adanya benjolan di area perut bagian
kanan bawah. Benjolan dirasakan sejak sekitar 2 tahun yang lalu
4 Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke
rumah sakit
4. Riwayat Kesehatan sekarang
klien datang ke rumah sakit dengan keluhan adanya benjolan di area
perut bagian kanan bawah. Benjolan dirasakan sejak sekitar 2 tahun
yang lalu. Benjolan semakin lama semakin besar. Nyeri perut (+), rasa
penuh di perut (+), sesak nafas (-), BAK lancar, BAB biasa. Riwayat
haid: haid teratur dengan siklus 28-30 hari, lama haid 4-6 hari. Dari
hasil pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum baik, konjungtiva
anemis (-/-), tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 37,2oC.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
menurun
Keterangan :

Laki – laki meninggal :

Perempuan meninggal :

Pasien :

Tinggal satu rumah :

Laki – laki :

Perempuan :

Garis keturunan :

Menikah :

7. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
 Haid pertama : Umur 14 tahun (√ )Teratur ( )Tidak teratur
 Siklus : setiap bulan 28-30 Hari
 Lamanya : 4-6 hari
 Sifat darah : Ibu mengatakan setiap datang bulan berupa darah encer
bercampur lender sedikit.
 Dismenorrhoe : Ya
 Masalah menstruasi yang lain : Tidak ada
8. Riwayat keluarga berencana :
 Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik 3 Bulan
 Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak ada
9. Kebutuhan dasar khusus
a. Kenyamanan
 Apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi ketidaknyamanan : Ibu
mengatakan istirahat dan tidur
 Apa yang ibu inginkan dari perawat untuk menghilangkan
ketidaknyamanan tersebut: Ibu bertanya bagaimana cara
menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan.
b. Istirahat tidur
 Tidur siang: 1 jam, tidur malam: 5 jam dan sering terbangun
karena nyeri
 Tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan istirahat yang cukup
: Ibu mengatakan sebelum tidur berdoa terlebih dahulu.
c. Personal hygiene
 Jelaskan cara mandi : Ibu mengatakan mandi seperti biasa tidak
ada keluhan, Berapa kali sehari : 2 kali sehari
 Jelaskan cara menggosok gigi : Ibu mengatakan menggosok gigi
seperti biasa ,Berapa kali sehari : Ibu mengatakan 3 kali dalam
sehari

c. Cairan
 Jumlah cairan yang masuk : 1500cc
 Minuman yang dikonsumsi : Air putih, minuman
d. Nutrisi
 Apakah ada masalah pada gigi dan mulut : Tidak ada
 Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut : Tidak ada
 Bagaimana nafsu makan ibu saat ini : Ibu mengatakan tidak ada
keluhan pada nafsu makan
 Makanan yang dikonsumsi : Nasi putih dan Lauk
 Makanan yang disukai ibu : Nasi Soto dan Bakso
 Adakah resiko gangguan nutrisi :Tidak ada
e. Eliminasi
 BAB : 1 x/hari
 Adakah masalah dalam BAB : Tidak ada
 Bagaimana cara ibu untuk mengatasi masalah tersebut :Tidak ada
 BAK : 7-8 x/hari
 Adakah masalah dalam BAK : Tidak ada
 Bagaimana cara ibu untuk mengatasi masalah tersebut : Tidak ada

B. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. Tanda vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Denyut Nadi : 80x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 37,2oC
 BB sekarang : 57 Kg
 TB : 154 Cm

2. Kepala
Inspeksi : Normal , tidak ada lesi
Palpasi : Tidak nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan
3. Muka
 Oedema : Tidak Ada
 Conjungtiva : Merah muda
 Sklera mata : Putih
3 Dada : Simetris
4. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : tidak ada
 Oedema tibia, kaki : tidak ada
 Betis merah/lembek/keras : tidak ada
 Varices tungkai : tidak ada
 Refleks Patella : tidak ada
 CRT : < 2 detik
5. Abdomen
 Bekas luka : tidak ada
 Oedema : tidak ada
 Klien mengeluh nyeri perut serta terasa penuh pada bagian perut
6 Neorologis
Secara kualitatif kesadaran pasien compos mentis yaitu kesadaran penuh

C. ANALISA DATA
Data Penyebab Masalah
DS : Agen cidera Nyeri akut
 P :Pasien mengeluh nyeri biologis
 Q :Nyeri seperti ditusuktusuk
 R :Nyeri pada perut bagian bawah
 S :Skala nyeri 5
 T :Nyeri muncul sewaktuwaktu

DO :
 Pasien tampak meringis kesakitan
 Pasien tampak tidak nyaman
 Diperoleh TTV
TD :120/80 mmHg N :80x/menit
RR :20x/menit T :37,2C
DS : Perubahan status Ansietas
 Pasien mengatakan cemas terhadap kesehatan
penyakitnya dan rencana tindakan operasi
yang akan dijalaninya.
 Pasien mengatakan takut dan merasa tidak
nyaman dengan kondisinya saat ini.

DO :
 Pasien tampak cemas dan takut
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak tidak nyaman dan khawatir
DS : Kurang informasi Kurang
 Pasien mengatakan tidak mengerti kenapa tentang penyakit pengetahuan
sampai menderita kista ovarium.
 Pasien mengatakan cemas dan tidak
mengetahui tentang kista ovarium
DO :
 Pasien terlihat terus bertanya-tanya
 Pasien terlihat gelisah
 Pasien terlihat bingung

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit

E. INTERVENSI
Diagnosa NIC NOC
keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 Manajemen Nyeri
agen cidera biologis jam diharapkan nyeri dapat Observasi
terkontrol dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi,
hasil : karakteristik, durasi, frekuensi,
- Pasien mampu mengontrol kualitas, intensitas nyeri
nyeri 2. Identifikasi Skala nyeri
- Pasien mampu melaporkan 3. Identifikasi respon nyeri non
nyeri berkurang dengan verbal
skala (1-3) ringan - Pasien 4. Identifikasi faktor yang
mengatakan rasa nyaman memperberat dan
setelah nyeri berkurang memperingan nyeri
- Pasien tidak eringis 5. Identifikasi pengetahuan dan
kesakitan menahan nyeri kenyamanan tentang nyeri
- TTV dalam batas normal 6. Identifikasi pengaruh budaya
TD :120/80 mmHg terhadap respon nyeri
Nadi :60- 100x/menit 7. Identifikasi pengaruh nyeri
RR :16- 24x/menit pada kualitas hidup
Suhu :36- 37oC 8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah di
berikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
1. Berikan terapi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan makna ,fungsi marah
frustasi dan respon marah
2. Anjurkan meminta bantuan
perawat atau keluarga selama
ketegangan meningkat
3. Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi marah mal
adaktif
4. Ajarkan metode memodulasi
pengalaman emosi yang kuat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat jika
perlu

Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji penyebab kecemasan


berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 pasien
perubahan status jam diharapkan kecemasan 2 Instruksikan pasien
kesehatan dapat teratasi dengan kriteria menggunakan teknik relaksasi
hasil : 3 Jelaskan semua prosedur dan
- Pasien mampu apa yang dirasakan selama
mengidentifi kasi dan prosedur
mengungka pkan gejala
cemas
- Ekspresi wajah pasien
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
- Pasien mampu
mengidentifi kasi dan
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
Kurang Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji penegetahuan pasien
pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 tentang penyakitnya
berhubungan jam diharapkan pasien lebih 2 Menjelaskan tentang proses
dengan kurang mengerti tentang penyakit (tanda & gejala)
informasi tentang penyakitnya dengan kriteria 3 Diskusikan perubahan gaya
hasil : hidup yang mungkin
penyakit digunakan untuk mencegah
- Pasien mampu komplikasi
menjelaskan kembali
tentang penyakitnya
- Pasien mampu
mengenal kebutuhan
perawatan dan
pengobatan tanpa
cemas
- Pasien menyatakan
pemahaman mengenai
kondisi / proses
penyakit dan
pengobatan

F. HASIL PENELITIAN KEPERAWATAN


NO NAMA TAHUN JUDUL HASIL PENELITIAN
PENELITI
1 Putu Raka 2018 Karakteristik Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
Sanistia Sania Penderita Kista kista ovarium tertinggi pada kelompok usia 40 –
Savitri Ovarium Di 47 tahun (23,52%), pendidikan terakhir SMA
Rumah Sakit (51,96%), pekerjaan lain-lain (30,39%), ukuran
Umum Pusat diameter kista ? 10 cm (72, 55%), keluhan
Sanglah Denpasar utama perut membesar (58,82%), status haid
Periode 1 Januariteratur (59,8%), terapi pembedahan (82,35%),
Sampai 30 Juni dan tidak mencantumkan hasil pemeriksaan
2018 histopatologi (47,06%). Penelitian lebih lanjut
terkait kista ovarium dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai dasar pertimbangan. Bagi
pihak rumah sakit diharapkan agar kualitas
penanganan penderita kista ovarium dapat
dipertahankan dan ditingkatkan.  
2 Ari Widyarni 2020 Faktor Resiko Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian
Kejadian Kista kista ovarium yaitu sebesar 75,7%, dengan
Ovarium Di sebagian besar responden memiliki umur yang
Poliklinik beresiko yaitu sebesar 81,4%, dan responden
Kandungan dan dengan pola makan kurang sebanyak 64,37%.
Kebidanan Hasil analisis uji korelasi menggunakan
Rumah Sakit spearma'rho dengan tingkat kepercayaan 95%
Islam menunjukkan ada hubungan umur (p-
Banjarmasin value=0,033) dan pola makan (pvalue=0,004)
dengan kejadian kista ovarium di Poliklinik
Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam
Banjarmasin
3 Dini 2021 Efektivitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rational
Darmayanti Rational Emotive Behavior Therapy dapat mereduksi
Emotive tingkat kecemasan pada kedua subjek dengan
Behaviour adanya perbedaan signifikan antara prates,
Therapy Untuk pascates dan tindak lanjut..
Menurunkan
Kecemasan
Wanita Yang
Menderita
Kista Ovarium

G. IMPLEMENTASI
No Tanggal/Jam Tindakan Catatan Perkembangan TTD

1 03/01/22 1 Mengobserv asi status S:


nyeri (P,Q,R,S,T)  P :Pasien mengeluh
nyeri
2 Mengajarkan teknik  Q :Nyeri seperti ditusuk-
relaksasi nafas dalam tusuk
 R :Nyeri pada perut
3 Mengobservasi tanda- bagian bawah
tanda vital pasien  S :Skala nyeri 5
 T :Nyeri datang sewaktu-
4 Menganjurkan pasien untuh waktu
lebeih meningkatkan pola
istirahat O:
 Pasien tampak meringis
kesakitan,
 pasien tampak tidak
nyaman,
 diperoleh TTV
TD :120/80, Nadi :80x,
RR :20x, Suhu :37,2oC

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
2 03/01/22 1 Mengkaji penyebab S:
kecemasan pasien  Pasien mengatakan
cemas terhadap
2 Mengajarka n pasien penyakitnya dan
menggunaka n teknik rencana tindakan
relaksasi napas dalam operasi yang akan
dijalaninya, pasien juga
3 Menjelaskan semua mengatakan takut dan
prosedur sebelum merasa tidak nyaman
melakukan tindakan dengan kondisinya
O:
 Pasien tampak cemas,
gelisah, tidak nyaman
dan khawatir
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3 03/01/22 1 Mengkaji pengetahuan S:
tentang penyakit pasien  Pasien mengatakan tidak
mengerti kenapa sampai
2 Menjelaskan tentang menderita kista ovarium
proses penyakit (tanda &  pasien juga tidak tahu
gejala) tentang kista ovarium
O:
3 Mendiskusik an perubahan  Pasien terus
gaya hidup yang mungkin bertanyatanya & terlihat
digunakan untuk mencegah bingung
komplikasi A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1 04/01/22 1 Mengobserv asi status S:
nyeri (P,Q,R,S,T)  P :Pasien masih
mengeluh nyeri
2 Mengajarkan teknik  Q :Nyeri seperti ditusuk-
relaksasi nafas dalam tusuk
 R :Nyeri pada perut
3 Mengobservasi tanda- bagian bawah
tanda vital pasien  S :Skala nyeri 4
 T :Nyeri datang sewaktu-
4 Menganjurkan pasien untuh
lebeih meningkatkan pola waktu
istirahat
O:
 Pasien tampak meringis
kesakitan,
 pasien tampak tidak
nyaman,
 diperoleh TTV
TD :130/80, Nadi :80x,
RR :21x, Suhu :37oC

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
2 04/01/22 1 Mengkaji penyebab S:
kecemasan pasien  Pasien mengatakan
cemas terhadap
2 Mengajarka n pasien penyakitnya dan
menggunaka n teknik rencana tindakan
relaksasi napas dalam operasi yang akan
dijalaninya, pasien juga
3 menjelaskan semua mengatakan takut dan
prosedur sebelum merasa tidak nyaman
melakukan tindakan dengan kondisinya
O:
 Pasien tampak cemas,
gelisah, tidak nyaman
dan khawatir
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3 04/01/22 1 Mengkaji pengetahuan S:
tentang penyakit pasien  Pasien mengatakan
sedikit mengerti dengan
2 Menjelaskan tentang penyakitnya setelah
proses penyakit (tanda & mendapatkan
gejala) penjelasan dari petugas
Kesehatan
3 Mendiskusik an perubahan O:
gaya hidup yang mungkin  Pasien masih terus
digunakan untuk mencegah bertanyatanya tentang
komplikasi penyakitnya dan
pengobatannya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1 05/01/22 1 Mengobserv asi status S:
nyeri (P,Q,R,S,T)  P :Pasien masih
mengeluh nyeri
2 Mengajarkan teknik  Q :Nyeri seperti ditusuk-
relaksasi nafas dalam tusuk
 R :Nyeri pada perut
3 Mengobservasi tanda- bagian bawah
tanda vital pasien  S :Skala nyeri 4
 T :Nyeri datang sewaktu-
4 Menganjurkan pasien untuh waktu
lebeih meningkatkan pola
istirahat O:
 Pasien tampak meringis
kesakitan,
 pasien tampak tidak
nyaman,
 diperoleh TTV
TD :120/90, Nadi :84x,
RR :21x, Suhu :36,8oC

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
2 05/01/22 1 Mengkaji penyebab S:
kecemasan pasien  Pasien mengatakan
cemas terhadap
2 Mengajarka n pasien penyakitnya dan
menggunaka n teknik rencana tindakan
relaksasi napas dalam operasi yang akan
dijalaninya, pasien juga
1 menjelaskan semua mengatakan takut dan
prosedur sebelum merasa tidak nyaman
melakukan tindakan dengan kondisinya
O:
 Pasien tampak cemas,
gelisah, tidak nyaman
dan khawatir
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3 05/01/22 1 Mengkaji pengetahuan S:
tentang penyakit pasien  Pasien mengatakan
sedikit mengerti dengan
2 Menjelaskan tentang penyakitnya setelah
proses penyakit (tanda & mendapatkan
gejala) penjelasan dari petugas
Kesehatan
2 Mendiskusikan perubahan O:
gaya hidup yang mungkin  Pasien masih terus
digunakan untuk mencegah bertanyatanya tentang
komplikasi penyakitnya dan
pengobatannya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
JURNAL KEGIATAN HARIAN

Nama Mahasiswa : Astuti


NIM : 891211034
Program Studi : Pendidikan Profesi Ners
Judul : Praktik Klinik Tahap Profesi Ners
Pekan Ke :
No Hari/tanggal Waktu Kegiatan Paraf
(WIB)
1 08.00 1. Melakukan kontrak mingguan dengan
s/d dosen pembimbing
10.00 2. Menyusun laporan pendahuluan asma
3. Melakukan pengkajian terhadap
Ny.W
4. Menentukan diagnose keperawatan
Senin, 03 Jan 22 Astuti
dan intervensi

2 08.00 1. Mengirim laporan pendahuluan


s/d kepada pembimbing
11.00 2. Melakukan pengkajian kepada
Ny.W
3. Melakukan asuhan keperawatan
kepada Ny.W
- Mengkaji skala nyeri dan resiko
Selasa, 04 Jan 22 Astuti
infeksi
- Mengkaji kecemasan dan
pengetahuan klien
- Mengukur TTV
- Mengkaji frekuensi,
irama,kedalaman dan upaya
nafas
- Menganjurkan keluarga/ibu
untuk menjaga dan
meningkatkan waktu istirahat
pasien dan membantu pasien
dalam beraktivitas
3 Rabu, 05 Jan 22 08.00 1. Melakukan pengkajian kepada Astuti
Ny.W
2. Melakukan asuhan keperawatan
kepada Ny.w
3. Mengukur tanda-tanda Vital
(nadi,suhu,pernafasan dan saturasi
oksigen )
4. Memberikan informasi hasil
pemeriksaan
5. Konsultasi laporan kasus dengan
dosen pembimbing
4 Kamis, 06 Jan 22 09.00 1. Mengukur tanda-tanda Vital Astuti
(nadi,suhu,pernafasan dan saturasi
oksigen )
2. Memberikan terapi pengobatan
3. Mengevaluasi Tindakan
4. Memberikan Pendidikan
Kesehatan pada keluarga dan pasien
5 Juma’at, 07 Jan 22 09.00 1. Mengukur tanda-tanda Vital Astuti
(nadi,suhu,pernafasan )
2. Memberikan terapi pengobatan
3. Mengevaluasi Tindakan
4. Memberikan Pendidikan
Kesehatan pada keluarga
6 Sabtu, 08 Jan 22 09.00 1. Mengukur tanda-tanda Vital Astuti
(nadi,suhu,pernafasan )
2. Mengevaluasi Tindakan
3. Memberikan Pendidikan
Kesehatan pada keluarga
4. Konsultasi laporan kasus dengan
dosen pembimbing
DAFTAR HADIR
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK PRODI NERS
STIKES YARSI PONTIANAK

Nama Mahasiswa : Astuti


NIM : 891211034

NO Hari/Tgl Jam Jam Istirahat Nama Paraf


Datang Pulang Keluar Masuk
1 Senin, 03 07.00 14.00 Astuti
Jan 22
2 Selasa, 04 07.00 14.00 Astuti
Jan 22
3 Rabu, 05 Jan 07.00 14.00 Astuti
22
4 Kamis, 06 07.00 14.00 Astuti
Jan 22
5 Jum’at, 07 07.00 14.00 Astuti
Jan 22
6 Sabtu, 08 07.00 14.00 Astuti
Jan 22

Catatan :
 Waktu istirahat sebaiknya dilakukan di dalam area RS
 Mahasiswa tidak di izinkan meninggalkan RS Selama waktu istirahat
 Perbanyak sesuai lamanya waktu setiap stase

Anda mungkin juga menyukai