Anda di halaman 1dari 2

Nama : Santi Nurafiani

Npm : 1911060195

Kelas : C

Mata Kuliah : Pencemaran Lingkungan

Dosen Pengampu : Indah Marlina Ardianti, S.T., M.T

Tugas menceritakan tahapan bioremediasi dan fitoremediasi

A. Proses Bioremediasi
Bioremediasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengurangi jumlah kontaminan di
dalam lingkungan dengan bantuan mikroorganisme yang dapat mendegradasi kontaminan
atau limbah tersebut. Mikroorganisme ini akan mengubah kontaminan yang berupa
senyawa toksik (beracun) menjadi tidak beracun yang kita sebut sebagai biodegradasi.
Sehingga hasil dari Bioremediasi ini adalah CO2 dan air – jika Biodegradasi yang terjadi
berlangsung dengan baik (Complete Biodegradation). Kelebihan dari teknologi Bioremediasi
ini adalah biayanya lebih murah daripada teknologi pengolahan limbah yang lain serta waktu
yang diperlukan lebih singkat.
Beberapa proses bioremediasi yaitu sebagai berikut; yang pertama pemecahan atau
pencampuran dengan membuat tekstur tanah menjadi homogen untuk pengamatan sampel
uji awal, nah selanjutnya langkah kedua pemupukan; takaran pupuk yang digunakan yaitu
C:N:P atau 100:5:1 penambahan dolomite untuk mencapai pH 6-9, langkah ketiga
penyiraman; dengan menjaga kadar kelembaban tanah yang optimal, langkah keempat
pembajakan; untuk meningkatkan kandungan oksigen dan mencampur material dengan
pupuk, langkah kelima pembalikan; alat berat digunakan untuk mengoptimalkan
pembajakan agar seluruh material terpapar udara, dan langkah keenam pemantauan atau
pengujian sebanyak dua kali dalam sebulan dengan menggunakan parameter TpH,dan pH.
Satu kali siklus bioremediasi yang efektif memerlukan waktu maksimal 8 bulan sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 128/2003. Jenis dan jumlah materi
yang akan dibersihkan, konsentrasi paparan rata-rata, kondisi cuaca selama pengolahan dan
pilihan tempat pengolahan menentukan waktu dan keberhasilan bioremediasi.

Pengelolaan yang efektif dan efisien dalam program bioremediasi dapat mempercepat
proses dan menghasilkan tanah yang bersih dan aman dalam siklus 3- 4 bulan. Lokasi
pengolahan dan kapasitasnya didisain dan dibangun secara terencana untuk mampu
menampung dan mengolah volume tanah yang mungkin terpapar dalam periode
mendatang.
B. Proses Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan,
menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik senyawa organik maupun
anorganik.
Mekanisme kerja fitoremediasi mencakup Proses fitoekstraksi, rhizofiltrasi, fitodegradasi,
fitostabilisasi dan fitovolatilisasi. Fitoekstraksi adalah penyerapan logam berat oleh akar
tanaman dan mengakumulasi logam berat tersebut ke bgian-bagian tanaman seperti akar,
batang dan daun. Rhizofiltrasi adalah pemanfaatan kemampuan akar tanaman untuk
menyerap, mengendapkan, mengakumulasi logam berat dari aliran limbah. Fitodegradasi
adalah metabolisme logam berat di dalam jaringan tanaman oleh enzim seperti
dehalogenase dan oksigenase. Fitostabilisasi adalah kmampuan tanaman dalam
mengeksresikan (mengeluarkan) suatu senyawa kimia tertentu untuk mengimobilisasi logam
berat di daerah rizosfer (perakaran). Fitovolatilisasi terjadi ketika tanaman menyerap logam
berat dan melepaskannya ke udara lewat daun dan ada kalanya logam berat mengalami
degradasi terlebih dahulu sebelum dilepas lewat daun.

Anda mungkin juga menyukai