Anda di halaman 1dari 3

PAPER UK 3

MATA KULIAH – ILMU NEGARA


Dosen : Septi Nur Wijayanti, S.H., M.H.

PERUBAHAN KONSTITUSI MERUPAKAN BENTUK AWAL


DEMOKRASI

Ardan Arkana
20210610208

Fakultas Hukum
Program Studi Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Konstitusi secara literal berasal dari bahasa Prancis yaitu “constituer” yang artinya adalah
membentuk. Konstitusi juga dapat diartikan sebagai suatu aturan dan ketentuan dasar hukum baik
itu tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur jalannya suatu pemerintahan di dalam suatu
negara. Atau dalam arti sempit konstitusi berarti suatu undang-undang atau dokumen negara yang
berisi suatu aturan-aturan dan ketentuan yang bersifat pokok dari suatu sistem ketatanegaraan
negara.
Jika melihat tujuan konstitusi, konstitusi bertujuan untuk mengatur suatu jalannya sistem
pemerintahan dan membatasinya melalui aturan-aturan agar tidak terjadi pemerintahan yang
sewenang-wenang oleh penguasa terhadap rakyat serta memberikan arah dan tujuan suatu
pemerintahan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Sedangkan demokrasi berasal dari kata “demos” dan “kratos”, Demos berarti rakyat dan
kratos berarti kekuatan jadi jika digabungkan antara kedua kata tersebut artinya kekuatan rakyat.
Sedangkan menurut Franklin D. Roosevelt mengatakan bahwa penguasa utama dari demokrasi
adalah para pemilih negeri ini. Sedangkan menurut Abraham Lincoln pemerintahan itu dari
manusia, oleh manusia, dan untuk manusia atau biasa populer dengan “Government from the
people, by the people, and for the people.” Jika berbicara soal demokrasi maka kita akan sangat
mudah jika hanya mengerti teorinya namun faktanya penerapan demokrasi di lapangan lah yang
selama ini menjadi PR bagi masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISA

Amandemen UUD 1945 dan Pengaruh Amandemen Bagi Demokrasi Indonesia


Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi negara Indonesia. UUD 1945 sendiri
disahkan oleh suatu organisasi/badan yang bernama PPKI pada 18 Agustus 1945 dan mulai berlaku
pada saat itu juga yaitu 18 Agustus 1945. Lalu apa itu amandemen, Amandemen yaitu suatu proses
atau tindakan perubahan dokumen resmi tanpa melakukan perubahan terhadap UUD 1945, bisa
dikatakan juga sebagai melengkapi dan memperbaiki UUD yang asli. Berdasarkan bahasa hukum
tata negara amandemen sendiri berarti wewenang atau hak lembaga legislatif untuk melakukan
atau memberi usulan mengenai perubahan rancangan undang-undang yang sebelumnya telah di
ajukan oleh pemerintah (Hak eksekutif). Amandemen pada UUD 1945 telah dilakukan sebanyak
empat kali yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.
Berikut adalah rincian amandemen dari tahun 1999 sampai 2002 :
1. Amandemen I (14-21 Oktober 1999) : Perubahan yang terjadi pada amandemen I
ialah pergeseran kekuasaan untuk membuat suatu undang-undang dari presiden
kepada DPR, Dan menghasilkan putusan bahwa masa jabatan presiden hanya 5 tahun
dan dapat di pilih kembali dalam jabatan yang sama, namun hanya untuk satu kali
masa jabatan. Setelah presiden telah terpilih secara dua periode maka tidak boleh
dipilih kembali.

Amandemen pertama ini sebenarnya ditujukan kepada suara rakyat yang


menginginkan bahwa presiden harus dibatasi masa kepemimpinannya, Karena
sebelum UUD 1945 dilakukan amandemen masa jabatan presiden yang sudah habis
maka dapat dipilih kembali dan itu dapat dipilih berkali-kali, Kemudian pada era
reformasi terjadilah desakan dari masyarakat sehingga pada peraturan sebelum
amandemen kepemimpinan presiden tidak terbatas maka setelah adanya amandemen
kepemimpinan seorang presiden hanya dapat dilakukan selama dua periode.

2. Amandemen II (7-18 Agustus 2000) : Yang diubah pada amandemen kali ini adalah
otonomi daerah atau desentralisasi, Pengakuan serta penghormatan terhadap
pemerintah daerah yang sifatnya istimewa terhadap suatu komponen masyarakat dan
hak-hak tradisionalnya, Penegasan fungsi dan hak DPR, Penegasan NKRI sebagai
negara kepulauan dan hak-haknya telah ditetapkan oleh undang-undang, Perluasan
jaminan konstitusi hak asasi manusia, Sistem pertahanan dan keamanan negara,
Pemisahan struktur antara Polri dan TNI, dan pengaturan identitas negara yang
meliputi bendera, bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan negara.
Sebelum adanya amandemen kedua peran DPR disini hanyalah dimintai
persetujuan atas setiap undang-undang yang berlaku, namun setelah adanya
amandemen kedua peran DPR sebagai lembaga legislatif diperkuat sehingga DPR
pemegang kekuasaan untuk membentuk suatu Undang-Undang.

3. Amandemen III (1-9 November 2001) : Yang diubah disini adalah struktur dan
kewenangan MPR, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh
rakyat, Perubahan kewenangan dan proses pemilihan dan penetapan hakim agung, dan
adanya pembentukan suatu Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

Sebelum adanya amandemen ketiga pemimpin negara atau presiden dipilih atau
diangkat langsung oleh MPR, namun setelah adanya amandemen ketiga rakyatlah
yang wajib menentukan siapa yang akan memegang kekuasaan negara. Pada
amandemen kali ini demokrasi langsung bagi rakyat sangat terpenuhi karena rakyat
dapat memilih secara langsung dan tanpa diwakilkan siapa yang akan menjadi
pemimpin bagi negaranya.

4. Amandemen IV (1-11 Agustus 2002) : Yang diubah disini yaitu penghapusan


komponen negara DPA, Perubahan tiga pasal peralihan dan dua pasal tambahan serta
perubahan dua bab.

Dengan adanya amandemen keempat ini komoponen atau lembaga di Indonesia


mengalami perubahan yaitu penghapusan DPA dari lembaga negara sehingga
komponen atau lembaga negara setelah amandemen empat terdiri dari MPR, DPR,
DPRD, Presiden, BPK, MA, MK, KY.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Konstitusi suatu negara dapat berjalan dengan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kedaulatan rakyatnya, dua unsur yang saling melengkapi yatu konsitusi dan demokrasi tidak dapat
berjalan sesuai dengan cita-cita bangsa apabila tidak adanya pemikiran dari sebuah komponen
negara untuk merubah tatanan negara dari yang lemah menjadi yang kokoh. Demokrasi yang baik
akan lahir ketika penerapan dilapangan sesuai dengan pemikiran dan nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu cita-cita bangsa. Peran lembaga negara harus dijalankan dengan semestinya, dengan
mengedepankan kepentingan bangsa dan kedaulatan rakyat. Sedangkan peran masyarakat harus
menjadi bagian dari perjuangan penegakan demokrasi di negeri ini, dengan cara menanamkan
spirit nilai-nilai demokrasi yang bertoleransi, bermusyawarah, gotong royong, dan bertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai