Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Frestioni Anastasia Wewengkang


Nim : 203010218004
Mata Kuliah : TIK 1
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Pradana Din Permadani, M.Pd

Pendidikan Merdeka Belajar Dalam Mencapai Tujuan Pendidikan

Program Merdeka Belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk


mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. "Konsepnya, mengembalikan
kepada esensi undang-undang kita untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi
kompetensi-kompetensi dasar kurikulum, menjadi penilaian mereka sendiri, seperti
disampaikan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Supriano
(dikutip dari situs web https://www.alinea.id/nasional/merdeka-belajar,Kamis,16/12/21).
Pada tahun 2020 dam seterusnya, dunia dihadapkan dengan tantangan baru, yakni industri
4.0. Kita telah masuk ke era baru industri yang biasa disebut dengan data technology. Pada
titik ini, hampir semua aspek kehidupan akan bergantung pada teknologi, khususnya machine
learning, AI, dan robot. Program Merdeka Belajar menurut Mendikbud akan menjadi arah
pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
sebagaimana arahan bapak presiden dan wakil presiden (dikutip dari situs web
kemendikbud.go.id, Kamis, 16/12/21).

Filosofi pendidikan Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani dari Ki Hajar Dewantara menjadi inspirasi dari digulirkannya kebijakan program
Merdeka Belajar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020. Filosofi
pendidikan ini memiliki pesan bahwasanya lingkungan pendidikan menumbuhkan
kemerdekaan dan kemandirian dalam pembelajaran. Merdeka Belajar memberi semangat
perubahan untuk menentukan cara terbaik menerapkan metode pembelajaran. Dalam konteks
ini, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menciptakan berbagai
inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pengintegrasian TIK ke
dalam proses pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa, mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK (ICT Literacy), dan untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
guru sebagai penggerak pendidikan dituntut memiliki kompetensi keahlian yang cukup untuk
memanfaatkan TIK yang ada, sehingga lebih optimal dalam penyampaian materi pelajaran di
sekolah ( Dikutip dari situs web pusdatin.kemdikbud.go.id, Kamis,16/12/21) . Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
mengamanatkan empat kompetensi yang harus dikuasai guru, yaitu kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial. Ada 2 (dua) kompetensi yang berkaitan dengan TIK: 1)
kompetensi pedagodik, yaitu memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran; dan 2)
kompetensi profesional, yaitu memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan
diri. Guru adalah bibit penggerak pendidikan. Guru-guru diharapkan dapat berinisiatif dan
memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kompetensinya menghadapi tuntutan zaman.
Tantangan di masa depan bukan berarti akan lebih mudah (Dikutip dari situs web
kemdikbud.go.id, Kamis, 16/12/21) . Konsep merdeka belajar ini menuntut para guru-guru
untuk melakukan inovasi dan pembelajaran kreatif yang melibatkan TIK. Guru dan siswa
dapat berkolaborasi dan memiliki keterampilan untuk menggunakan secara efektif aplikasi
inovatif tersebut. Karakter siswa yang berbeda dengan gaya belajar yang berbeda, menuntut
adanya pengembangan lebih lanjut. Papan tulis virtual sebagai inovasi berbasis TIK
menjawab keterbatasan tersebut. Padlet adalah papan tulis maya (wallwisher) yang mampu
menfasilitasi pembelajaran kolaboratif dengan fitur audio visual, berbagi, dan
mengkomunikasikan ide serta diklaim mampu membuat proses pembelajaran yang berpihak
pada siswa dan menyenangkan.

Semangat gotong royong yang semakin tinggi di masa sekarang ini, harus bisa kita
teruskan agar kita lebih siap beradaptasi, siap melakukan tindakan, tidak lagi menunggu
perubahan itu terjadi. Pembelajaran berbasis TIK menjadi sebuah ladang berkreasi bagi
seluruh pihak untuk dapat berpatisipasi dan berkontribusi, serta berkalaborasi untuk serentak
bergerak mewujudkan dan mencapai tujuan pendidikan yang selamat raganya dan bahagia
jiwannya, sehingga nyala api belajar terus berkobar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai