Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN

KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

PROYEK BENDUNGAN JATILUHUR

Oleh :
ERZA NURDIAN SYAH

6520600039

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2021
LEMBAR PENGESAHAN

KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

Disusun oleh :

ERZA NURDIAN SYAH

6520600039

Diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

M, YUSUF,ST,MT

NIPY.

Laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini telah diterima sebagai
salah satu persyaratan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL).

Mengetahui,

Kepala Program Studi

Teguh Haris Santoso, ST., MT.

NIPY. 2466451973
PRAKATA

Penulis mengucapkan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga Laporan Kuliah Kerja Lapangan

(KKL) ini dapat selesai dengan lancar.

Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi

tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan serta menambah pengetahuan bagi

mahasiswa terhadap dunia Teknik sipil secara langsung di proyek infrastruktur.

Saya selaku penulis berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu proses kegiatan kkl sehingga dapat terlaksana dengan baik. Saya

berharap semoga laporan ini bermanfaat terutama pada dunia perilmuan Teknik

Sipil di Kota Tegal.

Tegal, Desember 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

PRAKATA.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG KEGIATAN KKL....................................................1

1.2 TUJUAN KULIAH KERJA LAPANGAN...................................................2

1.3 MANFAAT....................................................................................................3

1.3.1 Secara Praktis..........................................................................................3

1.3.2Secara Teoritis..........................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................5

2.1 PERKERASAN ...........................................Error! Bookmark not defined.

iv
2.1.1 Jenis Konstruksi Perkerasan....................................................................6

2.1.2 Fungsi Lapis Perkerasan........................Error! Bookmark not defined.

2.2 ASPAL.........................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................13

3.1 HASIL PELAKSANAAN KKL......................................................................13

3.2 PEMBAHASAN..........................................................................................13

3.2.1 Material.................................................Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Alat .....................................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV PENUTUP...............................................................................................16

4.1 Kesimpulan..................................................................................................16

4.2 Saran ...........................................................................................................16

DAFTAR

PUSTAKA.......................................................................................28

LAMPIRAN.................................................................................................29

v
vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Aspal........................................ Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 1 Pondasi Bronjong ....................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 2 Geotextile Woven ....................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 3 Geotextile Non Woven............ Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 4 Aspal........................................ Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 5 I Girder ....................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 6 Tandem Roller .........................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 7 Tamping Roller .......................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 8 Tandem Roller .........................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 9 Excavator .................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 10 Buldozer ................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 11 Ashpalt Finisher ....................Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. 12 Dump Truck ..........................Error! Bookmark not defined.


viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan KKL

Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa

Program Studi Teknik Sipil guna memberikan pengalaman belajar kepada

mahasiswa di lapangan seperti di lembaga pendidikan maupun industri.

Kegiatan KKL juga merupakan suatu proses pembelajaran dan pengabdian

kepada masyarakat yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan

dan permasalahan yang di hadapi. KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi

dalam upaya meningkatkan Misi dan Bobot pendidikan bagi mahasiswa dan

untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi. Kuliah

Kerja Lapangan bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi

dengan perkembangan dunia nyata dan kebutuhan masyarakat dalam lingkup

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) termasuk di dalamnya adalah

Teknik Sipil.

Kuliah Kerja Lapangan adalah mata kuliah yang memberi pengalaman

spesifik di masyarakat dan dunia nyata dalam rangka meningkatkan wawasan,

pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa. Kegiatan KKL ini dikelola oleh

program studi yang melibatkan mahasiswa semester III yang dibimbing oleh

dosen pembimbing. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini diharapkan

1
mahasiswa mendapat bekal pengalaman ataupun wawasan kerja di lapangan

sebelum

2
memasuki dunia kerja. Di samping itu program KKL tersebut juga diharapkan

untuk memberikan gambaran kebutuhan stake holders bagi mahasiswa sendiri

maupun institusi. Program KKL juga membuka peluang bagi institusi untuk

menciptakan iklim kerjasama yang baik dengan institusi lain.

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

Tujuan kuliah kerja lapangan yang kami laksanakan ini adalah :

a. Mengetahui lebih jauh tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam dunia industri sekarang ini serta penerapan ilmu

pengetahuan di dunia kerja yang didapatkan mahasiswa saat masa kuliah.

b. Meningkatkan pengetahuan praktis dalam disiplin ilmu yang dipelajari

sehingga dapat lebih memahami serta mengaplikasikan antara teori dan

praktik.

c. Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan mahasiswa dalam bidang

Teknik Sipil.

d. Memberikan bekal nyata kepada mahasiswa agar lebih menghayati

masalah yang sangat komplek yang dihadapi oleh masyarakat dalam

pembangunan dan belajar menanggulangi masalah – masalah tersebut

secara pragmatis dan interdisipliner.

e. Memberikan bekal nyata kepada mahasiswa tentang lingkungan kerja dan

permasalahan – permasalahan yang ada didalamnya serta belajar untuk

3
menyelesaikan segala permasalahan berdasarkan ilmu dan ketrampilan

yang telah dipelajari.

f. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar menjadi tim

kerja yang baik dan mengabdikan ilmu dan ketrampilannya untuk

kepentingan masyarakat.

g. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar menjadi innovator,

motivator dan problem solver dalam menyikapi setiap permasalahan baik

dalam masyarakat ataupun lingkungan kerja.

1.3 Manfaat

Manfaat kegiatan kuliah kerja lapangan yang kami laksanakan ini mempunyai

kegunaan baik secara praktis maupun teoritis.

1.3.1Secara Praktis

1. Untuk mahasiswa

a. Memudahkan mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan

berpikir dan memecahkan masalah.

b. Menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam mempelajari konsep –

konsep terapan bidang Teknik Sipil yang dapat dimanfaatkan

dalam kehidupan sehari–hari.

c. Membuat mahasiswa memiliki pola berfikir sebagai anggota

masyarakat ilmiah yang senantiasa berusaha mengembangkan

konsep–konsep yang dipelajari guna kepentingan masyarakat.

18
d. Mendapatkan keterampilan aplikatif mengenai materi Teknik Sipil

yang dipelajari di bangku kuliah.

e. Mendapatkan tambahan pengetahuan materi Teknik Sipil sesuai

dengan bidang kajian yang dilakukan oleh obyek kuliah kerja

lapangan.

2. Untuk Dosen

a. Kegiatan kuliah kerja lapangan merupakan mediasi Dosen untuk

menjelaskan materi Teknik Sipil.

b. Dosen dapat memberikan suatu bentuk perkuliahan yang

representatif ditempat obyek yang dikunjungi.

3. Untuk Universitas

Dari kegiatan kuliah kerja lapangan dapat meningkatkan kerja

sama yang baik antara pihak Universitas dan Instansi yang dikunjungi.

1.3.2 Secara Teoritis

Dari kegiatan kuliah kerja lapangan ini dapat memberikan sumbangan

yang positif terhadap usaha pengembangan IPTEK, khususnya yang

berkaitan dengan pembelajaran Teknik Sipil.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PEMBANGUNAN BENDUNGAN

• Menurut Kartasapoetra (1991), bendungan merupakan bangunan

air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan

air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai

tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian

hingga ke lahan-lahan pertanian.

• Menurut Sani (2008), bendungan adalah bangunan yang berfungsi

sebagai peninggi muka air dan penyimpanan di musim hujan waktu air sungai

mengalir dalam jumlah besar yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan

irigasi, air minum industri atau yang lainnya.

• Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan

adalah setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya

yang menampung air atau dapat menampung air, termasuk pondasi,

bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk

juga bendungan limbah galian, tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul.

Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton,

dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung

air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang

(tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk (Peraturan

Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan).

18
Pembangunan yang gencar di lakukan oleh pemerintah yaitu pembangunan

infrastruktur berupa pembangunan jalan transportasi, pembangunan bandara,

jembatan, jalan tol, dan salah satunya adalah pembangunan waduk untuk

seluruh wilayah Indonesia, dengan menggunakan anggaran APBN dan BUMN

milik Negara Inonesia

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2010

pengertian waduk adalah buatan yang terbentuk sebagai akibat di bangunnya

bendungan.

Pembangun bendungan adalah instansi pemerintah yangditunjuk oleh

Pemilik bendungan, badan usaha yang ditunjuk oleh Pemilik bendungan, atau

Pemilik bendungan untuk menyelenggarakan pembangunan bendungan.

Dengan di bangunnya waduk kuwil dapat berdampak terhadap kepada suatu

wilayah/daerah di bangunnya waduk tersebut. Dampaknya dapat berupa

dampak positif apabila pembangunan tersebut dapat berjalan serta juga dapat

berdampak negative jika dalam proses pembangunan terbengkalai atau

gagalnya pembangunan yang dapat berpengeruh terhadap lingkungan

masyarakat seperti alih fungsi lahan. Dampak lain yang terjadi dengan adanya

pembangunan waduk yaitu dampak sosial ekonomi masyarakat di sekitar

tempat pembangunan waduk.

2.1.1 JENIS KONSTRUKSI BENDUNGAN

11
Menurut Sani (2008), bendungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis atau tipe, yaitu:

a. Bendungan berdasarkan ukuran 

Berdasarkan ukuranya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan besar (Large Dams). Bendungan yang tingginya lebih dari 10

m, diukur dari bagian bawah pondasi sampai puncak bendungan. 

2. Bendungan kecil (Small Dams). Semua bendungan yang tidak memiliki

syarat sebagai bendungan besar (Large Dams).

b. Bendungan berdasarkan tujuan pembangunan

Berdasarkan tujuan pembangunannya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams). Bendungan

dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams) adalah bendungan yang

dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja misalnya PLTA. 

2. Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams). Bendungan serba guna

(Multi Purpose Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi

beberapa tujuan, misalnya untuk irigasi, PLTA, pariwisata dan perikanan.

c. Bendungan berdasarkan penggunaannya 

18
Berdasarkan penggunaannya, terdapat tiga jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan membentuk waduk (Storage Dams). Bangunan yang

dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu

kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.

2. Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams).

Bendungan yang dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga dapat

mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air. 

3. Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams). Bendungan

yang dibangun untuk memperlambat air sehingga dapat mencegah

terjadinya banjir.

d. Bendungan berdasarkan jalannya air 

Berdasarkan jalannya air, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan untuk dilewati air (Overflow Dams), adalah bendungan

yang dibangun untuk dilewati air misalnya, pada bangunan pelimpas

(Spillway). 

2. Bendungan untuk menahan air (Non Overflow Dams), adalah

bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati air. Biasanya dibangun

berbatasan dan biasanya terbuat dari beton, pasangan batu, atau pasangan

bata.

11
e. Bendungan berdasarkan konstruksinya 

Berdasarkan konstruksinya, terdapat empat jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan serbasama (Homogeneus Dams), adalah bendungan yang

lebih dari setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yang seragam.

2. Bendungan urungan berlapis-lapis (Zoned Dams), adalah bendungan

yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu, lapisan kedapan air (WaterTight

Layer), lapisan batu (Rock Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan

lapisan pengering (Filter zones). 

3. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka

(Impermeable Face Rock Fill Dams), adalah bendungan urugan batu

berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakan di sebelah hulu

bendungan . lapisan yang biasanya dipakai adalah aspal dan beton

bertulang. 

4. Bendungan beton (Concrete Dams), adalah bendungan yang dibuat dari

konstruksi beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe

bendungan berdasarkan fungsi.

f. Bendungan berdasarkan fungsi 

18
Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis bendungan, yaitu: bendungan

pengelak pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike ), bendungan pengelak

(Cofferdam), bendungan utama (Main Dams), bendungan sisi (High Level

Dams), bendungan ditempat rendah (Saddle Dams), tanggul (Dyke, Levee),

bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams), dan bendungan

pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams).

2.1.2 FUNGSI DAN MANFAAT BENDUNGAN BENDUNGAN

Menurut Sarono dkk (2007), terdapat beberapa fungsi dan manfaat

bendungan, yaitu sebagai berikut:

a. Irigasi

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian

besar akan ditampung sehingga pada musim kemarau air yang tertampung

tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

irigasi lahan pertanian.

b. Penyediaan Air Baku

Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga dimanfaatkan

sebagai bahan baku air minum dimana daerah perkotaan sangat langka dengan

air bersih.

c. Sebagai PLTA

11
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk

mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air

(PLTA) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi

dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis aliran air untuk

memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.

d. Pengendali Banjir

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian

besar akan mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke

hilir sungai yang tidak jarang mengakibatkan banjir di kawasan hilir sungai

tersebut, apabila kapasitas tampung bagian hilir sungai tidak memadai. Dengan

dibangunnya bendungan-bendungan di bagian hulu sungai maka kemungkinan

terjadinya banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan pada musim kemarau

air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,

antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian,

untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain-lain.

e. Perikanan

Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk yang tanahnya digunakan

untuk pembuatan waduk dari mata pencaharian sebelumnya beralih ke dunia

perikanan dengan memanfaatkan waduk untuk peternakan ikan di dalam jaring-

jaring apung atau karamba-karamba.

18
f. Pariwisata dan Olahraga Air

Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai

tempat rekreasi dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan sebagai tempat

olahraga air maupun sebagai tempat latihan para atlet olahraga air.

11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PELAKSANAAN KKL

1. Tempat : Proyek Jalan Lingkar Timur Kuningan ( Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

2. Alamat : Jalan Lingkar Timur Kuningan, Kec.Cilimus Dari Desa

Garagetah, Kec. Japara sampai Desa Kedungarum, Kec. Kuningan, Kab.

Kuningan, Jawa Barat.

3. Bidang : Konstruksi

3.2 PEMBAHASAN

Dampak bendungan terhadap ekonomi masyarakat diantarnya :

a. Bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim

hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi

kebutuhan baik untuk keperluan. Bendungan digunakan untuk keperluan irigasi,

air minum industri, tempat rekreasi, tempat penampungan limbah, cadangan air

minum, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air.

b. peluang dan keuntungan yang didapat dalam pertanian yang tidak hanya

berpaku pada satu jenis tanaman saja Sebelum adanya irigasi yang mengairi

pertanian masyarakat, mayoritas masyarakat masih menggunakan sistem

pertanian tadah hujan. Rata-rata hasil produksi pertanian terutama padi rendengan

dan padi gadu tidak begitu mempengaruhi hasil. Setelah adanya aliran irigasi

yang memanfaatkan air dari Bendungan, terjadi perubahan pada peningkatan

produktifitas pertanian terutama padi. Maka dengan adanya bukti tersebut,

18
mengindikasikan bahwa terdapat peranan yang cukup besar dari keberadaan

irigasi yang berdampak bagi peningkatan produksi dan produktifitas pertanian,

terutama padi. Dari perbandingan sebelum dan sesudah adanya Bendungan,

terlihat jelas mengenai hasil produksi pertanian padi yang mengalami

peningkatan signifikan.

c. Ekonomi Adanya Bendungan Serbaguna mengakibatkan perubahan,

Perubahan tersebut salah satunya mencakup bidang ekonomi. Aspek-aspek

manfaat dalam bidang ekonomi yang diperoleh mendorong terjadinya perubahan

pada masyarakat. Salah satu manfaat penting dari keberadaan Bendungan adalah

irigasi. Daerah-daerah di sekitaran aliran Sungai banyak memanfaatkan air dari

sungai untuk berbagai keperluan, terutama untuk irigasi.

Aspek irigasi pertanian dan pembangkit listrik berdampak langsung

terhadap peningkatan perekonomian masyarakat yang pada gilirannya mengarah

pada perubahan lingkungan dan ekonomi masyarakat. Air sungai dibutuhkan

sepanjang tahun, sehingga perlu tersedia dengan cukup. keberadaan Bendungan

dapat memberi tambahan persediaan air irigasi maksimum sebesar 15,10 m3 /

detik pada musim kemarau, sehingga dapat menstabilkan pembagian air untuk

irigasi. Selain manfaat bertambahnya luas lahan sawah, manfaat langsung yang

juga turut dirasakan oleh masyarakat dari dampak Bendungan ini adalah berupa

luas panen dan peningkatan produksi pertanian.

Jenis tanaman yang ditanam juga tidak hanya terkonsentrasi pada

tanaman padi dan jagung saja, namun lebih banyak. Masyarakat yang

berkecimpung di sektor pertanian pada umumnya juga terus mengalami

peningkatan, dilihat dari lebih besarnya peluang dan keuntungan yang didapat

dalam pertanian yang tidak hanya berpaku pada satu jenis tanaman saja Sebelum

17
adanya bendungan yang menampung air untuk pertanian masyarakat, mayoritas

masyarakat masih menggunakan sistem pertanian tadah hujan.

Rata-rata hasil produksi pertanian terutama padi rendengan dan padi gadu

tidak begitu mempengaruhi hasil. Setelah adanya aliran irigasi yang

memanfaatkan air dari Bendungan, terjadi perubahan pada peningkatan

produktifitas pertanian terutama padi. Maka dengan adanya bukti tersebut,

mengindikasikan bahwa terdapat peranan yang cukup besar dari keberadaan

Bendungan sebagai wadah air pengganti tadah hujan, yang berdampak bagi

peningkatan produksi dan produktifitas pertanian, terutama padi. Dari

perbandingan sebelum dan sesudah adanya Bendungan, terlihat jelas mengenai

hasil produksi pertanian padi yang mengalami peningkatan signifikan.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil KKL tersebut penulis mengambil beberapa kesimpulan,

diantaranya Proyek Pembangunan Waduk Jatilihur dimulai sejak 16 Oktober

1957dengan masa pelaksanaan 3650 hari kalender.b. Bendungan Jatiluhur ini

memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :

 Menyediakan air baik untuk keperluan irigasi pertanian, maupun untuk

kebutuhan air baku.

 Wahana pariwisata baru.

 Mereduksi banjir di Purwakarta

 Memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM)

B. Saran

1. Kunjungan di proyek – proyek yang ada lebih diperbanyak waktunya

terutama ketika melihat kondisi lapangan proyek ketimbang penjelasan

proyek sehingga mahasiswa juga dapat melihat semua kondisi lapangan

proyek.

2. Akses menuju lokasi proyek – proyek yang dikunjungi sebaiknya

diperhatikan agar kendaraan yang digunakan saat Kuliah Kerja Lapangan

(KKL) mampu dengan mudah mencapai lokasi proyek.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

 Sani, Asrul. 2008. Analisis Kapasitas Waduk dengan Metode Ripple dan

Behaviour (Studi Kasus Pada Waduk Mamak Sumbawa). Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

 Sarono , W dan Asmoro , W. 2007. Evaluasi Kinerja Waduk Wadas Lintang.

LAMPIRAN

18
17

Anda mungkin juga menyukai