Anda di halaman 1dari 25

Proposal Penelitian

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Bimbingan


Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP TAHFIDZ
ARRABBANI WANASABA

Oleh:
MERI AOLIANA FITRI
NIM. 180103104

Program Studi Tadris Matematika Semester V


Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Mataram

Tahun 2020/2021
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
BIMBINGAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VII SMP TAHFIDZ ARRABBANI WANASABA

Oleh : Meri Aoliana Fitri / NIM : 180103104

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
1. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengembangkan kualitas manusia1 Semua anak dengan
segala kondisi (termasuk anak berkebutuhan khusus) berhak
mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, sehingga
pemberdayaan semua anak melalui pendidikan harus tetap menjadi
agenda pendidikan nasional2
Pembangunan pendidikan merupakan upaya yang mengarah
pada perluasan dan peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan
secara sadar untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
didik yang menuju pada tercapainya tujuan pendidikan. Pasal 4
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti yang luhur memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani berkepribadian yang mantap
dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Perkembangan dunia dimasa depan semakin kompleks dan
komperehensif. Banyak harapan yang menjanjikan sekaligus juga
tantangan yang harus diatasi. Sasaran seperti itu menuntut kemampuan

1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis, Cetakan Ketiga (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 22
2
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan Cetakan ketiga, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 2
sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi intelektualitas
dan spritualitas. Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang
dimaksudkan adalah yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dimana hal tersebut hanya dapat diperoleh melalui pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakan guna membelajarkan
anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif
dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Disana semua
kompenen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanaan.
Dilihat dari kondisi yang sekarang terkarang peserta didik dalam
mengikuti proses belajar mengajar cendrung main-main dan kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran. Akibatnya akan berdampak pada
perilaku peserta didik dalam menyampaikan ide atau kurang percaya
diri dalam bertanya, sehingga hasil belajar peserta didik kurang
maksimal.
Dari kasus diatas untuk membantu guru dalam membina peserta
didik perlu dilaksanakan bimbingan belajar sebagai cara meningkatkan
motivasi belajar peserta didik agar bisa membantu guru di sekolah
untuk mencapai hasil yang maksimal.
Berkaitan dengan hal diatas penulis tertarik untuk mengkaji
manfaat dari bimbingan belajar. Salah satu manfaat bimbinggan belajar
adalah mengurangi waktu bermain peserta didik dan membantu
meningkatkan motivasi belajarnya.
Berdasarkan kasus di atas sebagai upaya peningkatan motivasi
belajar siswa, penulis melakukan studi kasus yang berjudul “ Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Bimbingan Belajar
Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VII SMP TAHFIDZ
ARRABBANI Wanasaba.
2. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, ditetapkan masalah yang


akan menjadi fokus penelitian sehingga dapat di analisis secara
mendalam. Penelitian ini hanya berfokus pada :
1. Apakah melalui bimbingan belajar dapat meningkatkan motivasi
belajar pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP ARRABBANI
Wanasaba?.
1. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
bimbingan belajar pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP
TAHFIDZ ARRABBANI Wanasaba?.

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah


1. Untuk mengetahui bahwa bimbingan belajar dapat meningkatkan
motivasi belajar pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP
TAHFIDZ ARRABBANI Wanasaba.
2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
bimbingan belajar pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP
TAHFIDZ ARRABBANI Wanasaba.

4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Secara Praktis


Yang dimaksud dengan manfaat secara praktis adalah manfaat
yang bisa dinikmati langsung dalam pergaulan kehidupan sehari-
hari. Maka dengan hasil penelitian yang didapatkan di lapangan
dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi sekolah, penelitian ini bisa bermanfaat secara optimal
dalam mendidik dan meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui bimbingan belajar guna menjadi insane yang cerdas.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan
untuk merancang pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui bimbingan belajar.
3. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk lebih meningkatkan
motivasi, prestasi, keinginan dan semangat belajar siswa
melalui bimbingan belajar.
4. Bagi sekolah, penelitian ini bisa bermanfaat secara optimal
dalam mendidik dan meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui bimbingan belajar guna menjadi insane yang cerdas.
5. Bagi guru, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan
untuk merancang pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui bimbingan belajar.
6. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk lebih meningkatkan
motivasi, prestasi, keinginan dan semangat belajar siswa
melalui bimbingan belajar.

b. Manfaat Secara Teoritis


Yang dimaksud dengan manfaat secara teoritis adalah manfaat
yang bisa dipergunakan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuandan dijadikan teori. Maka hasil yang didapatkan di
lapangan diharapkan:
1. Dapat dijadikan sebagai landasan dan analisis dalam
peningkatan motivasi belajar siswa melalui bimbingan belajar.
2. Bisa dimanfaatkan sebagai bahan kajian bagi para ilmuan
dalam penelitian terkait hal-hal yang belum terungkap dalam
penelitian ini.
Oleh sebab itu, dengan penelitian ini diharapkan sebagai orang-
orang yang berprofesi sebagai guru, hendaklah meningkatkan
motivasi belajar siswa dengan mensuportnya mengikuti
bimbinggan belajar khususnya Kelas VI.
3. Dapat dijadikan sebagai landasan dan analisis dalam
peningkatan motivasi belajar siswa melalui bimbingan belajar.
4. Bisa dimanfaatkan sebagai bahan kajian bagi para ilmuan
dalam penelitian terkait hal-hal yang belum terungkap dalam
penelitian ini.
Oleh sebab itu, dengan penelitian ini diharapkan sebagai orang-
orang yang berprofesi sebagai guru, hendaklah meningkatkan
motivasi belajar siswa dengan mensuportnya mengikuti
bimbinggan belajar khususnya Kelas VI.
B. Kajian Pustaka
1. Studi Terdahulu
Menurut Hamzah B. Uno (2009: 22) bahwa belajar merupakan suatu
pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal, dan
nonformal. Interaksi tersebut, salah satunya adalah proses belajar
mengajar yang diperoleh di sekolah.

Martinis Yamin (2007: 232) mengemukakan bahwa “Belajar


merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan
pengalaman”. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan, perubahan yang lebih baik
dibandingkan sebelumnya, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
santun menjadi santun

Menurut Sardiman (2004: 99) “Belajar adalah berbuat dan sekaligus


merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif”. Proses
dalam hal ini merupakan urutan kegiatan yang berlangsung secara
berkesinambungan, bertahap, bergilir, dan terpadu secara keseluruhan.

Menurut Sardiman (2004: 75) motivasi belajar adalah keseluruhan


daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Kajian Teori
a. Pengertian Belajar
“Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.”
Menurut pengertian secara psikologis, belajarr merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku.
Selanjutnya dalam kamus pedagogic bahwa belajar adalah
berusaha memiliki pengetahuan dan kecakapan. Seseorang telah
mempelajari sesuatu akan terbukti dengan perbuatannya. Ia baru
dapat melakukan sesuatu hanya dari proses belajar sebelumnya,
tetapi harus diingat juga bahwa belajjar mempunyai hubungan
yang erat dengan masa peka, yaitu masa dimana suatu fungsi maju
dengan pesat untuk dikembang.
Belajar dipandang sebagai “ validasi” atau pengesahan
terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang ia pelajari.
Adapun pengertian belajar secara kuantitatif (tinjauan mutu)
ialah proses memperoleh arti dan pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia sekeliling siswa.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah diuraikan diatas.,
belajar adalah tahapan perubahan secara seluruh perubahan yang
berbeda,seluruh tingkah laku individu yang relative menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Pada definisi lain para ahli juga mengemukakan
pendapatnya mengenai definisi belajar seperti yang dikemukakan
oleh Hamzah B. Uno (2009: 22) bahwa belajar merupakan suatu
pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal, dan
nonformal. Interaksi tersebut, salah satunya adalah proses belajar
mengajar yang diperoleh di sekolah. Martinis Yamin (2007: 232)
mengemukakan bahwa “Belajar merupakan perubahan perilaku
seseorang melalui latihan dan pengalaman”. Hasil belajar dapat
diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan
sebelumnya, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak santun menjadi
santun
Menurut Sardiman (2004: 99) “Belajar adalah berbuat dan
sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif”.
Proses dalam hal ini merupakan urutan kegiatan yang berlangsung
secara berkesinambungan, bertahap, bergilir, dan terpadu secara
keseluruhan. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik
atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku secara keseluruhan yang mencakup pengetahuan, pemahaman,
nilai-sikap, dan keterampilan sebagai hasil latihan dan pengalaman
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar selalu berhubungan
dengan perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Perubahan itu
diperoleh melalui hasil interaksi dengan orang lain dan lingkungan
sekitar. Setiap perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan
hasil dari pengalamannya.
b. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
berpengaruh. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrisiknya
adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik. Sedangkan motivasi belajar menurut
Sardiman (2004: 75) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan hal yang
sangat penting bagi pembelajaran di sekolah. Setidak-tidaknya
seorang anak harus memiliki motivasi untuk belajar di sekolah.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator.
Menurut Hamzah (2006: 31) beberapa indikator tersebut meliputi:
(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
(4) Adanya penghargaan dalam belajar;
(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Menurut Sardiman (2004: 77), memberikan motivasi kepada
seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan
sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi memiliki kemauan lebih keras. Kegagalan
yang dialaminya akan membangkitkan semangat berusaha lebih
giat untuk memperoleh sukses di masa yang akan datang
sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah jika
mengalami kegagalan akan mengakibatkan kemampuannya
cenderung menurun, sehingga kegagalan yang satu akan diikuti
oleh kegagalan berikutnya.

c. Matematika
Matematika diartikan sebagai analisis suatu pola dan hubungannya,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu
alat.3 Mata pelajaran Matematika perlu diberikan untuk membekali
siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah disiplin ilmu tentang bilangan yang diperoleh
dengan cara bernalar dan menganalisis suatu pola/hubungan, yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,
memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah dan

3
Raodatul Jannah, Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya. (Jogjakarta: Diva
Press, 2011), h.22-26
memberikan dukungan dalam pengembangan IPTEK

d. Pengertian Pembelajaran Matematika SD


Dalam Nabisi Lapono (2008: 3.96) Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar
yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Maka diharapkan guru selalu ingat bahwa tugasnya adalah
membelajarkan siswa, dengan kata lain membuat siswa dapat
belajar untuk mencapai hasil yang optimal. Mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
berkemampuan bekerjasama (Badan Standar Nasional Pendidikan,
2007: 10).
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar disetiap
jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting dalam
peningkatan kualitas pendidikan. Di samping itu, matematika
merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik
untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Pada pembelajaran matematika harus
terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya
dengan konsep yang akan diajarkan. Matematika setiap konsep
berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat
bagi konsep yang lain.
Konsep matematika tidak dipandang sebagai barang jadi
yang hanya menjadi bahan informasi untuk siswa. Tetapi, guru
diharapkan merancang pembelajaran matematika, sehingga
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berperan aktif dalam membangun konsep secara mandiri atau
bersama-sama.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di SD akan berhasil jika prosesnya
diarahkan kepada konsep yang diajarkan, di samping hubungan
yang terkait antara konsep-konsep. Di sini peranan guru dalam
pembelajaran sangat menentukan. Guru harus menguasai materi
yang akan disampaikan, agar tidak terjadi kesalahan konsep yang
nantinya dapat menyebabkan pemahaman yang salah, dan tentu
saja akan menyebabkan kesalahan yang berarti bagi siswa. Karena
sifat matematika yang merupakan suatu struktur, sehingga
kesalahan pada satu bagian akan menyebabkan kesalahan pada
bagian lain.
e. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar (Bimbel) merupakan kegiatan
pembelajaran tambahan yang diberikan kepada anak maupun orang
dewasa. Untuk menambah intensitas belajar anak, bimbel adalah
pilihan tepat orang tua. Inilah yang menyebabkan tersedianya
berbagai jenis bimbel yang tersebar dimana-mana. Karena setiap
orang memiliki kewajiban yang harus dilakukan sepanjang
hidupnya, yakni belajar.
Para ahli mendefinisikan belajar sebagai suatu kegiatan atau
proses yang dilakukan oleh manusia secara sadar. Kemudian dari
kegiatan tersebut menimbulkan perbedaan dalam dirinya dan
perbedaan tersebut tidak bisa dikembalikan seperti semula. Sifat
perubahan yang dihasilkan dari kegiatan belajar tersebut bersifat
permanen dan tidak dapat dikembalikan pada keadaan sebelumnya.
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwasanya bimbel sangat berfungsi bagi anak. Berikut adalah
fungsi dari mengikuti bimbel.
 Membantu Memahami Dan Menyerap Pelajaran
Tujuan utama dari bimbel adalah memberikan kemudahan serta
membantu dalam mengatasi persoalan pelajaran yang mereka
anggap sulit. Persoalan yang dihadapi setiap anak akan terpecahkan
dengan bantuan dari tentor, sehingga lebih mudah dalam menyerap
dan memahami pelajaran.
 Lebih Aktif Dan Pandai Bersosialisasi
Disisi lain pada saat anak mengikuti bimbel pasti akan
mendapatkan teman baru. Dengan seperti ini maka anak akan
terbiasa lebih aktif dan mudah bersosialisasi. Sikap terbuka dari
tentor kepada anak akan menumbuhkan karakter pemberani dan
tidak minder.
 Anak Mendapatkan Pergaulan Positif
 Selama di bimbel orang tua tidak perlu mengkahwatirkan. Karena
sudah pasti mendapatkan pergaulan yang positif bersama dengan
teman-temannya. Pihak lembaga pasti sudah memberikan
pengawasan yang ketat.
3. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah kajian teoritik secara analisis dan konklusif harus
membuahkan primis-premis bagi penelitian yang menganut model hipotesis
deduktif. Berdasarkan uraian diatas penulis membuat krangka berpikir
sebaagai standar pengukuran data yang didapat di lapangan penelitian,
adapun kerangka berpikir dimaksud adalah :
Pengaruh bimbingan belajar terhadap tingkat motivasi belajar siswa
Dalam mengajar para siswanya, bimbingan belajar merupakan bagian
dari kegiatan untuk meningkatkan meningkatkan motivasi belajara siswa dam
menyukseskan siswa dalam mengikuti ujian nasional. Bimbingan belajar
yang dilaksanakan menerapkan tiga pendekatan yang dapat membantu siswa,
yaitu problem solving; konsep pengajaran remedial, enrichment, dan
consulting; serta metode belajar smart solution. Problem solving (pemecahan
masalah) menyangkut bantuan kepada siswa yang menghadapi kesulitan
belajar dan memecahkan pekerjaan rumah, serta masalah-masalah pendidikan
secara umum. Konsep pengajaran remedial, enrichment, dan consulting
berhubungan dengan pengulangan, penambahan, melengkapi materi pelajaran
di sekolah, pengayaan materi, serta pelayanan konsultasi pribadi. Dengan
demikian bimbingan belajar akan menumbuhkan motivasi belajar siswa yang
akan membawa dampak terhadap kelulusan.

C. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
 Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada prinsip-
prinsip umum yang mendasar perwujudan satuan-satuan gejala
yang ada dalam kehidupan sosial manusia. 4 Penelitian kualitatif
merupakan proses penelitian yang bertujuan memahami suatu
masalah kemanusiaan yang didasarkan pada penyusunan suatu
gambaran yang kompleks dan menyeluruh menurut pandangan
yang rinci dari para informan serta dilaksanakan di tengah setting
alamiah.5

 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan


menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sanjaya 6 penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
atau menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi tertentu.

 Azwar7 mengemukakan bahwa penelitian dengan pendekatan


kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses menyimpulkan
deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika

4
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
5
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
6
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
7
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan
logika ilmiah. Pada penelitian ini dideskripsikan tentang kesulitan
yang dialami oleh anak tunagrahita dalam memahami pelajaran
matematika.

2. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


jenis studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk
mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus
dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak
luar.8 Jenis penelitian ini akan segera berlaku jika terdapat
pertanyaan mengenai bagaimana (how) dan apa (what).
Kecenderungan dalam studi kasus ini adalah bahwa studi ini
berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat
keputusan, dan mengapa keputusan tersebut diambil, bagaimana
pelaksanaannya, dan apakah hasilnya.

3.Objek dan Informan Penelitian


Sumber data penelitian yang diambil adalah:
1. Sumber Data Literer
Yaitu sumber data yang digunakan unuk mencari landasan teori
permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku
perpustakaan dan sumber data yang diperoleh peneliti dari buku
karangan para ahli yang sesuai dengan masalah yang diteliti,
termasuk dalam hal ini karya ilmiah, makalah serta terbitan-
terbitan yang berkaitan dengan kesulitan belajar matematika.

8
Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pegembangan (Aplikasi pada Penelitian Matematika).
Jember: Pena Salsabila.
2. Field Research
Yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian dan
mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian
untuk memperoleh data yang lebih konkret yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Adapun data ini ada dua macam yaitu:
a. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, data yang dimaksud disini adalah data
tentang faktor internal yang menjadi penyebab
kesulitan belajar matematika pada peserta didik..
Adapun data ini diperoleh dari beberapa sumber yaitu:
guru kelas dan orang tua/wali peserta didik.
b. Data Skunder, adalah data yang pengumpulannya tidak
di usahakan sendiri oleh peneliti. Sumber skunder ini
bersifat menunjang dan melengkapi data primer.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Praktek

Data ini diperoleh dari praktik kerja langsung sesuai dengan

aktifitas yang ada di lapangan. Praktek ini dilakukan dengan cara

ikut langsung mempraktekkan tentang teknik

budidaya spinach secara organik di Kelompok Tani Tranggulasi

yang meliputi kegiatan penyiapan lahan, penyemaian, penanaman,

perawatan, panen serta pasca panennya.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan lapangan diartikan sebagai

kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra

mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya


seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Dalam kegiatan

magang ini menggunakan observasi partisipatif yang

melibatkan peserta magang secara langsung dengan kegiatan

petani yang membudidayakan spinach.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk lisan, tulisan, gambar, atau

karya-karya dokumen dari seseorang. Dokumen berbentuk

tulisan misalnya catatan harian sejarah kehidupan, biografi.

Dokumen berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya-karya

misalnya karya seni yang berupa gambar, patung film, dan lain-

lain.

Peneliti menggunakan dokumentasi gambar yang

dilakukan dengan mengambil gambar atau kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh responden yang akan di teliti.

Dokumentasi gambar ini memperkuat hasil penelitian dan

sebagai bukti jika penetian telah dilakukan.

d. Tes

Tes berisi soal-soal yang berkaitan dengan materi yang

diajarkan. Soal berupa pilihan ganda (multiple choice).

Pemberian tes pada siswa dilakukan untuk megetahui hasil

belajar siswa terhadap materi yang telah disampaikan.


5. Metode Analisis Data

Menurut Nazir (2005:240) bahwa,”analisa merupakan bagian

yang sangat penting didalam metode ilmiah, dengan analisis data dapat

dicari arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah-

masalah dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara

menyeluruh dan utuh dari objek yang diteliti agar di peroleh gambaran

yang jelas. Tahap analisi data, cholid Narbuko (2007:153)

1. Editing

Editing merupakan proses pengolahan data mentah yang diperoleh

saat penelitian dan dirangkum serta dipilih sesuai dengan

permasalahan yang diteliti

2. Koding

Koding adalah mengklasifikasikan jawaban – jawaban dari para

informan ke dalam kategori – kategori. Biasanya klasifikasi

dilakukan dengan cara memberi tanda/kode pada masing – masing

jawaban Ada dua langkah di dalam melakukan koding, yaitu :

1. Menentukan kategori-kategori yang akan digunakan;

2. Mengalokasikan jawaban-jawaban informan pada

kategorikategori tersebut
3. Interpretasi Tahap akhir dalam menganalisis data adalah

kegiatan interpretasi yakni untuk arti lebih luas dari jawaban

yang diperoleh dari hasil penemuan yang sudah ada.

6. Metode Pengecekan dan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan


kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka
peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian
dengan cara:
1. Perpanjangan Pengamatan
Hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara peneliti dan
narasumber sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan
oleh narasumber karena telah memercayai peneliti. Selain itu,
perpanjangan pengamatan dan mendalam dilakukan untuk
mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh.
Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila
pengecekan kembali data di lapangan telah kredibel.
2. Meningkatkan Ketekunan
Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan merupakan wujud
dari peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh peneliti. Ini
dimaksudkan guna meningkatkan kredibilitas data yang diperoleh.
Dengan demikian, peneliti dapat mendeskripsikan data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3. Triangulasi
Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik
tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan
pembanding terhadap data yang telah ada.
a. Triangulasi Sumber
Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan
sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber
tersebut.
b. Triangulasi Teknik.
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi Waktu.
Narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat
memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan
selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan
berulang-ulang agar ditemukan kepastian data yang lebih
kredibel.

Daftar Pustaka

Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa
SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-
Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 123–140.
https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Mansyur, A. R. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di
Indonesia. Education and Learning Journal, 1(2), 113.
https://doi.org/10.33096/eljour.v1i2.55
Mustakim. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online
Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika the
Effectiveness of E-Learning Using Online Media During the Covid-19
Pandemic in Mathematics. Al Asma: Journal of Islamic Education, 2(1), 1–
12.
Nurani, N. I., Uswatun, D. A., & Maula, L. H. (2020). Analisis Proses
Pembelajaran Matematika Berbasis Daring Menggunakan Aplikasi Google
Classroom Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal PGSD, 6(1), 50–56.
Padma, A., & Sukanesh, R. (2011). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Online Akibat Pandemi COVID-19. Automatic Classification
and Segementation of Brain Tumor in CT Images Using Optimal Dominant
Gray LLvel Run Length Texture Features, 2(10), 53–59.
Priatama, Y. Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta (Siswa
Tunarungu Kelas XI) (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah).
Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Perss
Siti Auliayana Mustaniroh.2015. Artikel : Penerapan Gogle Classroom sebagai
media pembelajaran .
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya
Syar-I, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314
Umairah, P. (2020). Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan “ Google
Classroom ” Ditengah Pandemi Covid-19 Pada Peserta Didik Kelas Xi Ips 4
Sman 1 Bangkinang Kota. Journal On Education, 02(03), 275–285.
Utami, Y. P., Alan, D., Cahyono, D., & Indonesia, U. T. (2020). Studi at Home :
Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Proses Pemjbelajaran Daring.
Jurnal Ilmiah Matematika Realistik (JI-MR), 1(1), 20–26.
Yusuf Bilfaqih dan M . Nur Qomorudin . 2015 Esensi pegembangan
pembelajaran Daring. Yogyakarta: CV Budi Utomo.
Wiryanto. (2020). Proses Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar di Tengah
Pandemi COVID-19. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 6(2).
http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
Rerrensi lain : Buku skripsi 2014 IAIH Pancor, Buku Metode Penelitian, Jurnal.
CURICULUM VITAE PENELITI

Nama Lengkap : Meri Aoliana Fitri

NIM : 180103104

Tempat, Tanggal Lahir : Wanasaba, 13 Oktober 1999

Domisili : Wanasaba, Lombok Timur

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Tinggi/Berat Badan : 153 cm / 43 kg

Telephone : 081991074064

Email : meryaolia13@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

A. Pendidikan Formal

1. (2006) Lulus TK TI NW Wanasaba – Lombok Timur

2. (2012) Lulus SDN 1 Wanasaba – Lombok Timur

3. (2015) Lulus SMPN 1 Wanasaba – Lombok Timur

4. (2018) Lulus SMAN 1 Aikmel – Lombok Timur

B. Pendidikan Non-Formal

1. (2019) Kursus Bahasa Inggris - Bersetifikat

2. (2020) Pelatihan Guru Ngaji Se-Wanasaba- Bersetifikat

Hormat Saya,

(Meri Aoliana Fitri)


DAFTAR HADIR UAS METODE PENELITIAN KUALITATIF

Anda mungkin juga menyukai