KEGIATAN MAKP
OLEH :
KELOMPOK ...
1. NAMA /NIM 6. F
2. B 7. G
3. C 8. H
4. D 9. I
5. E 10. J
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….
b. Tujuan Khusus
1. ……………………………….
2. ………………………………
3. …………………………………
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
a. ........................
b. ....................
c. .................... .
2. Bagi Perawat
a. ........................
b. ....................
c. .................... .
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Supervisi berasal dari kata super (bahasa Latin yang berarti di atas) dan
videre (bahasa Latin yang berarti melihat). Supervisi berarti “melihat dari
atas” (Suarli & Bahtiar, 2009). Secara umum yang dimaksud dengan
supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh
“atasan” terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh “bawahan” untuk
kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan
yang bersifat langsung guna mengatasinya (Triwibowo, 2013; Suarli &
Bahtiar, 2009).
Supervisi meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab
kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf
lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi ini
merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat (Suyanto, 2009).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000 dalam
Nursalam, 2012).
2.2 Tujuan
Manfaat dan tujuan supervisi tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut (Azwar, 2010; Suarli & Bahtiar, 2009):
a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas
kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan
yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,
harta dan sarana) yang sia-sia dapat dicegah.
2.3 Alur
Kepala Bidang
Keperawatan
Kepala Seksi
Keperawatan
Kepala Instalasi
Rawat Inap
PRA
Menetapkan kegiatan dan tujuan
serta instrument/alat ukur
Kepala Ruangan
PEMBINAAN (3-F) PA PA
- - Penyampaian penilaian (Fair)
PASCA
- - Feed back
Kinerja Perawat &
- - Follow up, pemecahan masalah & reward
Kualitas Pelayanan
b) Dalam Pengorganisasian
- Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
- Merumuskan tujuan metode penugasan.
- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
- Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
- Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
- Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
- Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
- Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
psien
- Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
- Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c) Dalam Pengarahan
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
- Memberi pujian pada anggota tim 11 Kepala ruangan Ketua Tim
Ketua Tim Anggota Tim Anggota Tim Pasien Pasien
- Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berkaitan
dengan askep pasien.
- Melibatkan bawahan dari awal hingga akhir kegiatan.
- Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d) Dalam Pengawasan
- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan.
- Melalui supervisi:
(a) pengawasan langsung dilakukan melalui inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelamahan yang ada saat itu
juga,
(b) pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama atau sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas
(c) evaluasi
(d) mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
(e) audit keperawatan.
b. Ketua tim
a) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan pasien sejak
masuk sampai pulang.
b) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya.
c) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya.
d) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan.
e) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim.
f) Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan
keperawatan.
g) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.
h) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu
i) Mengembangkan perencanaan pulang.
j) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
anggota tim.
k) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim kesehatan
lainnya untuk membahas perkembangan kondisi pasien.
l) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok
dan memberikan bimbingan melalui konferensi.
m) Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta
pendokumentasiannya.