Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PENGANTAR MANAJEMEN
PENGELOLAAN TIM
“Dalam rangaka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pengantar Manajemen dengan dosen
pengampu Rr. Hawik Ervina Indiworo S.E., M.Kom”


Dosen Pengampu : Rr. Hawik Ervina Indiworo S.E., M.Kom

Disusun oleh :

Nama : Silviana
NPM : 20810034
Kelas : 1D Manajemen

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEMESTER GASAL 2020/2021
1. Honda membentuk tim yang diarahkan sendiri untuk merakit mobil karena keharusan untuk
menarik dan mempertahankan pekerjanya di Jepang, dimana kenaikan gaji tidak lagi apat menjadi
motivasi / karena pajak yang tinggi dan banyaknya SDM yang tersedia. Dalam situasi seperti ini
apakah menggunakan pendekatan tim merupakan alasan yang tepat. Bagaimana menurut pendapat
saudara?
Jawaban :
Pendekatan berbasis tim untuk bekerja telah menghasilkan keuntungan yang besar, yaitu adanya
kinerja yang saling melengkapi. Jika sebuah tim digunakan secara tepat, sebuah tim akan mampu
menjadi lebih kuat dan efektif seperti balok bangunan dalam struktur organisasi. Sebuah tim juga
dapat meningkatkan produktifitas, meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya sebuah organisasi. 

2. Rasa percaya dan karakteristik sangat penting bagi seuah tim yang sukses. Jika saudara menjadi
seorang pemimpin, bagaimana saudara akan membangun rasa percaya tersebut?
Jawaban :
Jika suatu saat nanti saya menjadi pemimpin saya akan melakukan empat hal untuk
menumbuhkan rasa percaya :
a. MILIKI INTEGRITAS
Integritas adalah kualitas rasa kepemilikan dan ketaatan yang kuat terhadap prinsip moral dan
standar profesionallisme yang tinggi. Jika seseorang tidak memiliki integritas, tidak mungkin
orang itu dapat dipercaya.
Unsur utama dari integritas adalah kejujuran. Orang-orang yang jujur tidak takut terhadap
apapun. Dunia mencari orang-orang jujur dan dapat dipercaya. Mereka adalah orang-orang
yang tidak menyombongkan diri ataupun lari dari kenyataan. Mereka tidak menghindar atau
melarikan diri dari tanggung jawab. Orang-orang dengan integritas memiliki tujuan yang kuat
untuk mencapai hasil yang terbaik.
b. MENDENGARKAN TIM YANG SAYA PIMPIN
Mendengar memang bukan hal yang mudah. Namun, seorang pemimpin yang baik adalah
seorang pendengar yang aktif. Pendenger aktif adalah pendengar yang tidak hanya memberikan
telinga mereka, tetapi mereka juga meresponi dengan bertanya atau mengulangi apa yang
mereka dengar dengan bahasa mereka sendiri.
Jadilah pendengar dengan rasa empati. Memposisikan diri saya pada posisi lawan bicara Anda.
Empati tidak hanya membuat saya memahami masalah, tapi lebih dari pada itu, juga
memungkinkan lawan bicara saya tahu bahwa saya mengerti permasalahan mereka.
c. MELATIH TIM & BANTU MEREKA UNTUK BERKEMBANG
Pelatihan memberikan keahlian yang akan memudahkan anggota tim saya melakukan tugas
dan tanggung jawab mereka. Palatihan juga akan membuat anggota tim saya merasa penting
dan bernilai. Hal ini akan meningkatkan rasa aman mereka dan kemudian akan meningkatkan
rasa percaya mereka kepada saya maupun anggota tim yang lain.
Mendorong anggota tim untuk mempelajari sebanyak mungkin hal yang berkaitan dengan
wilayah tugas dan tanggung jawab mereka. Namun, saya tidak akan membatasi pada hal-hal
yang bersifat teknis saja. Saya tetap memberi kesempatan mereka untuk berkembang pada
area-area yang mereka minati. Saya juga akan membantu mereka untuk mengembangkan
potensi diri mereka. Sering kali hal ini dapat membuat perbedaan antara anggota tim yang
biasa-biasa dengan yang luar biasa.
d. MEMBERIKAN RASA PERCAYA DAN RESPEK KEPADA ANGGOTA TIM
Sebagai seorang pemimpin, untuk mendapatkan rasa percaya dari orang-orang yang saya
pimpin, saya perlu untuk memberikan rasa percaya saya kepada mereka terlebih dahulu.
Dengan memberikan penghargaan dan pujian untuk keberhasilan yang dilakukan oleh anggota
tim saya. Jangan malah mengklaim hasil yang tidak saya kerjakan.

3. Jika saudara menjadi seorang pemimpin dari sebuah tim yang bertujuan khusus untuk
mengembangkan sebuah games komputer yang baru, kemudian terjadi konflik mengenai kekuasaan
dan perbedaan status antara sesama anggota tim. Bagaimana saudara mengatasi persoalan ini
dengan menggunakan teknik – teknik pemecahan masalah yang sudah dibahas dalam bab ini?
Jawaban :
Teknik – teknik manajemen konflik
1. Berkolaborasi
Dengan teknik berkolaborasi mungkin tim yang saya pimpin bisa mendapatkan solusi yang
tepat untuk masalah tersebut. Sehingga semua anggota kelompok dapat mengajukan semua
pemikirannya untuk menghentikan konflik tersebut dan dapat disimpulkan dengan terbuka dan
semua anggota sama sama tahu apa yang didapat dari penggunaan tektik berkolaorasi ini.
Misalkan dalam kasus diatas mungkin banyak anggota menyampaikan aspirasinya, atau mereka
menyampaikan pendapatnya tentang kasus tersebut saya sebagai pemimpin akan menampung
semua pendapat dan akan menyimpulkan apa saja yang didapat dari pendapat – pendapat yang
dikemukakan anggota.
Selain itu dengan menggunakan teknik kolaborasi bisa memperkuat keanggotaan dan
memperkuat kerjasama antar anggota.
2. Menghindar
Sesuai dengan namanya,teknik ini akan dilakukan dengan menunda pembahasan konflik.
Karena saya sebagai pemimpin menganggap konflik tersebut bukanlah konflik yang besar dan
mungkin akan bisa terselesaikan dengan seiring berjalannya waktu. Mungkin juga saya merasa
ada konflik lain yang lebih serius dibangdung dengan konflik perbedaan kekuasaan dan status
diantara anggota lainnya. Sehingga dapat mempengaruhi produktivitas anggota tim dalam
melakukan pekerjaannya.
3. Bersaing
Katakan saja jika konflk ini tidak berkesudaan maka saya akan menggunakan metode ini,
bagaimana caranya? Saya akan terus memaksakan sudut pandang saya yang menurut saya benar
dan menolak pendapat anggota lainnya sampai menemukan hasil yang saya inginkan. Mungkin
saya menggunakan teknik ini bila saya selaku pemimpin dihadapkan dengan situasi yang mana
saya perlu membela hak dan keadilan. Seperti pada kasus ini yaitu tentang perbedaan kekuasaan
dan status diantara anggita, saya akan memaksakan pendapat saya yang saya anggap benar atau
pendapat salah satu anggota yang saya anggap benar.
4. Kompromi
Untuk teknik kompromi ini akan saya pakai mungkin apabila saya selaku pemimpin
menganggap tim yang saya pimpin membutuhkan solusi yang setidaknya dianggap adil untuk
semua anggota tim, dengan cara semua anggota tim akan sama samamengalah atau berkorban
untuk mendapatkan jalam keluat. Teknik ini akan saya gunakan apabilasaya dan tim saya
dihadapkan pada jalan buntu dan membutuhkan solusi sementara karena mungkin alasan waktu.
5. Akomodatif
Dengan menggunakan teknik ini harus ada yang berkorban dan jelas yang berkorban adalah
saya selaku pemimpin tim ini. Pemimpin yang mengalah bukan karena tidak sanggup tetapi
karena pemimpin lebih mengutamakan pihak lain atau anggota tim yang sedang mengalami
konflik. Saya melakukan teknik ini agar bisa menjaga kedamaian dan keutuhan im yang saya
pimpin.

4. Sebagian orang berpendapat bahwa keberadaan ancaman dari luar memiliki korelasi dengan
tingginya kepaduan tim. Apakah saudara setuju dengan pernyataan ini? Jelaskan!
Jawaban :
Memimpin tim, kita harus mempunyai keberanian membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi
mungkin. Untuk itu dibutuhkan kemampuan fisik, kemampuan berpikir, kemampuan berinteraksi,
kemampuan menyelaraskan segala tindakan kita dengan visi, misi dan sasaran yang telah kita
tetapkan.
- Miliki kepercayaan diri.
Sebagai pemimpin kita harus mempunyai kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat dekat
dengan atribut keberanian,karena kepercayaan diri sama dengan berani menghadapi tantangan.
Lebih dari itu, kita juga harus berani membuattantangan untuk kita hadapi dan kita selesaikan.
Tantangan yang selalu kita ciptakan ini merupakan alat untukmeningkatkan keterampilan dan
pengalaman kita. Kita harus mempunyai kepercayaan diri bahwa misi yang kitajalankan sangat
mungkin untuk dicapai. Kita harus percaya bahwa kita dapat memecahkan masalah-masalah
yangsangat rumit sekalipun dan berani memulainya.
- Miliki loyalitas.
Kebanyakan orang menganggap bahwa yang harus loyal di dalam suatu organisasi adalah
bawahan loyal terhadappimpinan. Dalam kepemimpinan, loyalitas menunjuk ke tiga arah, yaitu
ke bawah, ke atas, ke samping. Artinya, kitatidak boleh hanya menuntut loyalitas dari bawahan.
Kita juga harus loyal ke bawahan dan teman sejawat. Di sampingitu, kita juga loyal terhadap
organisasi. Kata kunci di sini adalah bawahan bisa percaya kepada atasan dan atasan
jugapercaya kepada bawahan.
- Miliki kerelaan berkorban dan empati.
Membangun kepercayaan sangat memerlukan pengorbanan karena kita harus bisa
mendengarkan dan menjagakeutuhan tim. Tindakan ini membutuhkan pengorbanan, seperti
waktu, tenaga, pikiran dan lain-lain. Kita juga harusbisa menempatkan diri merasakan seperti
kalau kita pada posisi yang diperintah.
Jadi jawaban dari pertanyaan diatas adalah TIDAK SETUJU. Jika benar benar seorang pemimpin
maka kita harusnya sudah memipirkan kalau semua itu akan terjadi, sehinga kita bisa mencegah
atau mngkin bisa tahu bagaimana cara mengatasi ancaman dari luar sebelum ancaman itu
mengancam keterpaduan tim yang dipimpin.

5. Jelaskan teknik manajemen konflik!


Jawaban :
a. Berkolaborasi
Metode ini digunakan dalam strategi manajemen konflik untuk menemukan solusi yang tepat
sehingga dapat memuaskan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Selain itu, metode
kolaborasi juga dapat memaksimalkan kemampuan kerja sama anggota tim.
Pasalnya, pada metode ini setiap orang dapat menyampaikan pendapat mereka, mencoba
memahami pendapat satu sama lain, dan bekerja sama mencari solusi yang memuaskan
semuanya.  Tentu metode ini tidak selalu berhasil dalam semua strategi manajemen konflik.
Namun tidak ada salahnya menggunakan metode ini khususnya untuk memahami persoalan
yang ada. Sebab konflik terkadang muncul karena komunikasi yang tidak baik. 
Sehingga ketika anggota sama-sama menyampaikan pendapat dan mencoba memahami
berbagai perspektif, maka lingkungan kerja yang kolaboratif pun dapat tercipta. 
b. Menghindar
Seperti namanya, metode ini dilakukan dengan menunda pembahasan konflik. Biasanya
dilakukan karena dianggap masalah tersebut bukanlah masalah besar dan dapat terselesaikan
seiring berjalannya waktu. 
Selain itu juga metode ini dilakukan bila ada masalah lain yang dirasa lebih penting dan bila
masing-masing pihak tidak dalam kondisi emosi yang stabil. 
Meski begitu perlu diingat bahwa tidak semua konflik dapat selesai dengan menghindarinya.
Bila tim terlalu sering menghindari konflik, maka dendam dan frustasi juga berpotensi muncul
sehingga dapat memengaruhi produktivitas kerja karyawan dan  menciptakan lingkungan kerja
yang tidak sehat.
c. Bersaing 
Metode mengelola konflik ini dilakukan dengan mengambil sikap tegas untuk menolak
perspektif pihak lain. Kamu akan terus memaksakan sudut pandangmu pada orang lain dan
terus menolak pendapat mereka sampai kamu mendapatkan hasil yang diinginkan. 
Umumnya metode ini dilakukan bila kamu dihadapkan pada situasi di mana kamu perlu
membela hak dan keadilan. Selain itu, metode ini juga digunakan saat resolusi dibutuhkan
dengan cepat, dan ketika ingin menyelesaikan konflik yang tidak berkesudahan. 
Meski dianggap lebih cepat dalam menyelesaikan konflik, cara yang satu ini juga memiliki
kelemahan. Misalnya saja seperti, dapat memengaruhi hubungan dengan karyawan dan
menghabiskan lebih banyak energi. 
d. Kompromi 
Strategi manajemen konflik yang menggunakan metode ini bertujuan untuk mencari solusi yang
setidaknya dianggap adil dan dapat diterima semua pihak. Setiap orang yang berselisih akan
sama-sama mengalah atau berkorban untuk menemukan jalan keluar. 
Metode ini tepat digunakan ketika kamu dihadapkan pada jalan buntu dan  membutuhkan solusi
sementara karena alasan waktu. Metode ini juga dapat digunakan ketika metode kolaborasi dan
pemaksaan tidak berhasil menyelesaikan masalah. 
Meskipun solusi yang diciptakan dianggap adil, namun beberapa pihak mungkin masih akan
merasa tidak puas pada hasilnya. Itu sebabnya perlu pemantauan lebih lanjut untuk memastikan
apakah solusi yang telah disepakati tetap dijalankan. 
e. Akomodatif 
Pada metode manajemen konflik yang satu ini, tidak semua sudut pandang dan informasi akan
dibawa ke meja. Pasalnya, metode akomodatif dilakukan dengan meninggalkan kebutuhan dan
keinginan kamu dan lebih memprioritaskan perhatian dan keinginan pihak lainnya. 
Umumnya strategi manajemen konflik ini dilakukan bila kamu ingin menjaga kedamaian, kamu
memang menerima kesalahan tersebut, merasa masalah itu tidak begitu penting bagi pihakmu,
merasa tidak ada pilihan lain, dan merasa melanjutkan konflik hanya akan menimbulkan
kerugian lainnya. 
Risiko lain dari metode ini adalah pihak yang berkonflik akan memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk keuntungan diri dan dapat memengaruhi kemungkinan pemecahan masalah dengan solusi
yang tepat atau ‘jalan tengah’ di masa depan. 

Anda mungkin juga menyukai