Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 7

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Disusun oleh :
1. Novita sari 20810006
2. Nova Arya Ardhiana 2081058
3. Muhammad Farid Aji Ardiansyah 20810189
4.sigit setiawan 20810326
Pemotongan PPh Pasal 23
Penghasilan yang dipotong PPh pasal 23 adalah
1. ​ eviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada
D
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
2. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.
3. Royalti.
4. Hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/ atau
bangunan
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik jasa manajemen jasa konstruksi jasa konsultan dan jasa lain
selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
Penghasilan yang dikenakan PPh pasal 23
Penghasilan yang dikecualikan dari pemotongan PPh pasal 23
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
3. ​Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri
koperasi badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan sysyarat:
a) Deviden berasal dari cadangan laba yang ditahan.
b) Bagi perseroan terbatas badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima deviden
kepemilikan saham pada badan yang memberikan deviden paling rendah 25% dari jumlah modal yang
disetor.
4. Deviden yang diterima oleh orang pribadi
5. ​Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham persekutuan perkumpulan, firma, dan kongsi,termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
investasi kolektif.
6. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
7. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur
pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan peraturan menteri Keuangan
Menghitung PPh Pasal 23

Perhitungan PPh 23 menjadi salah informasi yang perlu Anda pahami. Sebagai warga negara yang baik, tentu
saja Anda perlu taat dalam membayar pajak, sekaligus memahami ketentuan pajak tersebut. PPh (pajak penghasilan)
memang dibagi dalam beberapa pasal. Ada PPh Pasal 21, 22, 23, 24, dan 25. Namun pada kesempatan kali ini,
AyoPajak akan menjelaskan tentang tarif dan perhitungan dari PPh 23. Simak ulasan selengkapnya

PPh 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan berasal dari modal, penyerahan jasa, hadiah, hingga
penghargaan, selain yang dipotong PPh 21. PPh 23 dikenakan ketika ada transaksi di antara dua belah pihak. Ada
pihak penjual/penerima penghasilan/memberikan jasa yang akan dikenakan PPh 23. Sedangkan untuk pihak
pembeli/pemberi penghasilan/menerima jasa akan memotong sekaligus melaporkan ke kantor pajak.

Untuk tarif dari PPh 23 dikenakan atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan. Ada
dua jenis tarif yang diberlakukan, yakni 15% dan 2%, tergantung dari objek pajaknya:
Cara menghitung PPh pasal 23
 Atas penghasilan berupa deviden dikarenakan pemotongan PPh pasal 23 dari jumlah bruto.
PPh pasal 23 = 15% x Bruto
contoh 1
PT solusi membayaran deviden kepada CV perkasa sebesar Rp. 200.000.000.00. pph pasal 23 dipotong PT
solusindo adalah :
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp.30.000.000.00

 Cara menghitung PPh pasal 23 Atas Bunga, Termasuk Premium, Diskonto, dan Imbalan karena jaminan
pengembalian utang
Atas penghasilan berupa bunga dikarenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto
PPh Pasal 23 - 15% x Bruto
Contoh 2
PT Karya Utama membayar bunga atas pinjaman kepada PT Indo Jaya sebesar Rp 80.000.000,00
PPh Pasal 23 yang dipotong Pat Karya Utama adalah:
15% x Rp 80.000.000,00 = Rp 12.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai