BAB I
PASAL 1
Kata “Periode” diubah menjadi “Muswa ke IX”.
Sehingga judul TATA TERTIB MUSWA pun akan berubah Menjadi “TATA TERTIB MUSWA
ke IX”
Alasan :
Agar identitas pelaksanaan MUSWA menjadi lebih jelas, berurutan dari MUSWA I
sampai IX, dst..
Diubah Menjadi MUSWA ke “IX”, karena dihitung sejak SEMA STAi berdiri yaitu
pada tahun 2002.
Maka 2021-2002=19. MUSWA saat ini adalah yang ke 19(IX dalam romawi).
Agar efektif dan efisien. Sehingga tidak akan ada lagi kata “Periode......”dalam setiap
tata tertib yang tentunya akan lebih mengefektifkan/mengefisiensikan kata/kalimat
pada TATA TERTIB MUSWA.
PASAL 2
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
PASAL 3
a. Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
b. Masa bakti 2020-2021 dihilangkan susuai dengan perubahan di pasal satu yang merubah
perihal identitas Muswa. Penghilangan kata “Periode...”, menyebabkan kata “Masa bakti...”
pun harus dihilangkan juga karena merupakan bentuk dari identitas MUSWA yang sudah
dirubah di pasal 1
PASAL 4
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
BAB II
a. BAB II “DASAR” dirubah menjadi “Landasan Konstitusional”,
Karena Kata “DASAR” itu tidak sempurna, membutuhkan objek, sehingga diganti dengan
“Landasan Konstitusional” yang memiliki arti dan pemahaman yang lebih jelas
BAB III
PASAL 6
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
PASAL 7
Kata “Periode.....” dihilangka sesuai dengan perubahan pasal 1
BAB IV
PASAL 8
Pada point “c”, Kalimat “karena akan mengganggu jalannya persidangan” dihilangkan
karena kita semua tahu bahwa dasar adanya larangan untuk menjaga ketertiban sidang,
sehingga kalimat tersebut tidak perlu dituliskan lagi di TATA TERTIB untuk
mengefisiensikan kalimat.
PASAL 9
Kata “mengacau, bercanda, tidur dan” dihapuskan karena sudah termasuk ke dalam tidak
mematuhi TATA TERTIB
PASAL 10
Point “d” dihapuskan karena kurang adanya unsur imperatif, kurang menimbulkan efek jera, dirasa
kurang etis dan bentuk sanksi seperti ini sangat asing di sidang manapun.
BAB V
BAB VI
Teknis Sidang:
a. Jenis-Jenis Interupsi
1. Interupsi point of order (Meminta, mengambil tindakan atau menambah gagasan)
2. Interupsi point of information (Memberi informasi penting untuk peserta sidang)
3. Interupsi point of clarification (Mengklarifikasi permasalahan)
4. Interupsi point of personal prevelage (Jika ada kepentingan mendesak)
5. Interupsi point of out (Izin keluar terlebih dulu)
PASAL 12
a. “Sidang Pendahuluan” diganti menjadi “Sidang Pleno I”, karena tidak ada jenis sidang
pendahuluan dalam persidangan di manapun.
b. Point “a” dan kata “sidang pleno” pada point “b” pasal 12 dihapuskan, dilangsungkan dengan
penjelasan jenis sidang pleno I s/d selesai.
c. Perubahan Jenis Sidang Pleno beserta penjelasannya menjadi :
PASAL 13
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
PASAL 14
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
PASAL 15
BAB VII
PASAL 16
a. Penambahan kata “dicalonkan” pada poin “a”, sehingga redaksinya menjadi “ Hak suara
adalah hak untuk mencalonkan dan dicalonkan serta hak untuk memilih dan
dipilih.
b. Penambahan point yang redaksinya “Hak suara dimiliki oleh peserta MUSWA”
c. Penambahan redaksi point “c” menjadi “Penasihat & Penyelenggara Pemilihan Ketua/wakil
ketua SEMA STAI PUI Majalengka tidak memiliki hak suara.”
PASAL 17
Point c ditambahkan menjadi “Penasihat dan penyelenggara MUSWA SEMA STAI PUI MJL .......
tidak memiliki hak bicara”
PASAL 18
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
BAB VIII
“Cara Pemungutan Suara” dihapus, karena “Pemungutan Suara” merupakan bagian dari
TATA TERTIB Pemilihan Ketua/wakil Ketua SEMA STAI PUI Majalengka yang ada pada
Sidang Pleno IV sesuai dengan perubahan pasal 12.
PASAL 19
Kata “Periode.....” dihilangkan sesuai dengan perubahan pasal 1
PASAL 20
Redaksi pada pasal 20 tentang “Pemungutan Suara” dihapuskan sesuai dengan perubahan
pada BAB VIII
BAB IX
Dihapus karna di bahas di pleno IV
BAB X
Redaksi pada BAB X tentang “Tim Formatur” dihapuskan sesuai dengan perubahan pada
pasal 12
TATA TERTIB
PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG
BAB I
SYARAT PRESIDIUM SIDANG
ANGGARAN DASAR
BAB II
Pasal 5
Azas
Azas diganti menjadi “SEMA STAI PUI Majalengka berazaskan Ketuhanan, Keadilan,
permusyawaratan, kekeluargaan, pendidikan dan kesejahteraan.”
Pasal 8
Kedudukan
SEMA STAI PUI Majalengka merupakan organisasi tertinggi di bawah lembaga STAI PUI
Majalengka
BAB III
Pasal 10
Kepengurusan
Kepengurusan SEMA STAI PUI Majalengka dipilih oleh tim formatur yang di sahkan melalui
MUSWA.
Struktur di hapuskan kemudian bisa di terapkan di sidang komisi A (Rekomendasi)
BAB IV
SUMBER DANA
PASAL 12
Dana diperoleh dari:
1. Lembaga STAI PUI Majalengka
2. Donatur lain yang tidak mengikat
3. Sponsor yang tidak bertentangan dengan Ad & ART
4. Iuran mahasiswa yang tidak mengikat
BAB V
PASAL 14
PEMBEKUAN ORGANISASI
1. SEMA STAI PUI Majalengka dapat di bekukuan melalui Musyawarah Luar Biasa
(MUSLUB)
2. Jumlah mahasiswa yang hadir minimal ½ dari seluruh anggota SEMA
3. MUSLUB disetujui oleh lembaga.