Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

BUDIDAYA IKAN KOKI (Carrasius auratus)

BUDIDAYA Ikan Koki (Cyprinus carpio)

1
1. BIOLOGI IKAN KOKI

1.1 Klasifikasi Ikan Koki


Ikan mas koki dalam ilmu taksonomi hewan masih satu kerabat dengan
ikan mas (Cyprinis carpio). Menurut Bachtiar (2005) Sistematika Ikan Mas Koki
berdasarkan ilmu taksonomi dijelaskan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subfilum : Craniata
Classis : Ostheichtyes
Ordo : Teleoste
Sub ordo : Cyprinoidea
Familia : Cyprinidae
Genus : Carassius
Species : Auratus Linnaeus

Menurut Bacthtiar (2005) Ikan Mas koki memiliki bentuk tubuh pendek dan
bulat, mata lebar dan besar, bersirip, dan disisi tubuhnya terdapat gurat sisi yang
mempunyai lembaran insang. Insang yang berfungsi sebagi alat pernafasan. Dari insang
ikan koki dapat memperoleh oksigen dengan cara menghisap melalui mulutnya
kemudian menyaringnya dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk dalam tubuh
ikan akan bersama dengan air dan dibawa oleh aliran darah. Maka dari itu, apabila
kualitas air dalam pemeliharan ikan mas koki tercemar maka akan mempengaruhi
kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya akan dibebaskan oleh bagian belakang
lembaran insang tersebut.

1.2 Morfologi Ikan Koki


Bentuk tubuh ikan Maskoki sedikit memanjang dan pipih tegak (compressed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal). Bagian ujung mulut memiliki dua
pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigikerongkongan yang tersusun dari tiga
baris. Gigi geraham secara umum, hampir seluruh tubuh ikan maskoki ditutupi oleh sisik
yang berukuran relatif kecil (Iskandar, 2004). Morfologi ikan Maskoki menyerupai ikan
karper (ikan Mas), yaitu sama–sama mempunyai sirip yang lengkap antara lain sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal atau dubur, dan sirip ekor. Selain itu juga
ikan maskoki mempunyai sisik yang berderet rapih. Bentuk badan ikan Maskoki pendek
dan gemuk, sehingga gerakan tubuhnya sangat menarik saat berenang (Sufianto, 2008).

2
Menurut Ardi et al., (2008), adapun ciri-ciri induk jantan ikan mas koki ialah
pada sirip dada terdapat bintik-bintik bundar menonjol dan jikalau diraba terasa kasar.
Warna tubuhnya cemerlang dibandingkan dengan induk betina, ukuran tubuhnya lebih
ramping, gerakannya lebih lincah, dan induk jantan yang telah matang gonad bila diurut
pada perut hingga pada lubang urogenital akan mengeluarkan cairan berwarna putih
yang disebut dengan sperma. Sedangkan pada induk betina, sirip dada terdapat bintik-
bintik dan terasa halus jikalau diraba. Warna badan agak pucat tidak secerah induk
jantan, gerakannya relatif lebih lambat, ukuran tubuhnya lebih besar dari induk jantan.
Induk betina yang sudah matang gonad bila diurut dibagian perut hingga lubang
urogenital akan mengeluarkan cairan berwarna kuning yang disebut dengan sel telur.

1.3. Habitat ikan koki

Ikan mas koki sangat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan mas
koki hidup pada perairan tropis dengan kisaran suhu 20-250C dengan pH dan
keseadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor utama dalam
memaksimalkan pertumbuhan dan warna ikan mas koki (Agus, 2001). Untuk itu dalam
pemeliharaan ikan mas koki harus mempertahankan suhu, agar berada dalam kisaran
suhu yang optimal. Di karenakan pemeliharaan diluar suhu optimal dapat merusak
sistem kekebalan tubuh ikan mas koki dan akan menimbulkan penurunan nafsu makan
dan gangguan pada pertumbuhan ikan mas koki. Ikan mas koki dapat hidup dalam
perairan yang memiliki kandungan oksigen 5 mg/L, pH 7-7,8, tingkatan ammonia terlarut
0,05 mg/L dan tingkat nitrite larut maksimal 0,05 mg/L (Waston et al., 2004). Ikan mas
koki dianggap sebagai ikan yang tangguh karena ikan mas koki dapat bertahan hidup di
air berkualitas buruk. Walaupun demikian kualitas air penting diperhatikan agar
pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan berjalan optimal ikan mas koki dapat
hidup umur 30 tahun dengan panjangan 23 inches (58 cm) dan berat mencapai 2,7 kg
(Watson et al., 2004).

1.4. Pemijahan Ikan Koki


Pemijahan dapat dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan. Pemijahan
alami adalah pemijahan yang dilakukan tanpa penambahan bahan atau perlakuan
tambahan dari luar tubuh induk koi. Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang
dilakukan dengan memeberikan rangsangan hormon pada induk, sedangkan ovulasi

3
terjadi secara alami. Pemijahan buatan adalah pemijahan yang dilakukan dengan
memberikan rangsangan hormon pada induk, kemudian dilakukan ovulasi melalui
bantuan manusia yaitu dengan stripping atau pengurutan perut induk.

Induksi kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah
matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan,
sehingga dapat merangsang perkembangan telur dan ketersediaan benih dalam kualitas
serta kuantitas yang cukup dapat dicapai. Rendahnya nilai fekunditas pada ikan koki
yang dipijahkan secara alami jika dibandingkan dengan yang diinduksi ovaprim. Hal
tersebut dikarenakan pada proses pemijahan secara alami kondisi induk dan faktor
lingkungan, seperti suhu dan stres akibat predator, dapat menyebabkan variasi tingkat
kematangan telur serta mengakibatkan rendahnya nilai fekunditas. Induksi kelenjar
hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah matang gonad
merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan, yang dapat
merangsang perkembangan telur dan pemijahan untuk menciptakan ketersediaan benih
dalam kualitas dan kuantitas yang cukup. Waktu inkubasi Ikan Koki berkisar 8-12 jam
dan waktu pemijahan secara umum terjadi pada malam hari. Telur yang dihasilkan satu
pasang induk koki dapat mencapai 3000 - 5000 butir telur, bahkan untuk koki tosa dan
black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Proses pemijahan dan penetasan telur
akan lebih baik dan sempurna pada suhu yang hangat sekitar 27 - 300 C.

Gambar induk jantan dan betina Ikan Koki

4
2. PEMELIHARAAN DAN SELEKSI INDUK IKAN KOKI

2.1 Pemeliharaan Induk Ikan Koki


Manajemen pemeliharaan induk sangat penting peranannya dalam kegiatan
pemijahan ikan mas koki. Induk yang baik salah satu faktor penunjang untuk
medapatkan keberhasilan dalam pemijahan. Calon induk Ikan Mas Koki (Carrasius
auratus) selama dalam pemeliharaan diberi pakan buatan pellet dengan dosis 1 - 3 %
dari berat harian ikan koki, dan pakan alami berupa jentik nyamuk dan cacing sutera
(yang mempunyai kandungan protein lebih tinggi dibandingkan dengan pakan alami
lainnya) dengan dosis 1 kg jentik nyamuk kurang lebih untuk 100 induk ikan koki. Jentik
nyamuk mampu merangsang kematangan sel telur sehingga bermanfaat untuk induk
yang mendekati masa untuk memijah, sementara cacing sutera bermanfaat untuk
memacu pertumbuhan calon induk ikan koki. Jadi untuk pakan induk yang siap pijah
lebih baik diberikan pakan alami berupa jentik nyamuk saja, karena jika diberikan cacing
sutra yang mempunyai kandungan lemak yang tinggi bisa menghambat proses
kematangan kelaminn koki jantan dan dapat menyumbat telur koki betina sehingga
akan menghambat keluarnya telur. Pemeliharaan induk ikan mas koki (Carrasius auratus)
bisa dilakukan dikolam dengan ukuran 4 x 6 m, pemeliharaan dilakukan secara massal
antara Induk jantan dan betina, namun ketika ada induk yang siap pijah baru dipisahkan
tersendiri antan induk betina dan induk jantan . Dalam pemeliharaan induk ikan mas
koki (Carrasius auratus) yang perlu diperhatikan pakan harus sesuai dengan jumlah
Induk yang ada di Kolam dan kandungan gizinya agar induk dapat hidup dan gonadnya
dapat berkembang dengan baik. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pagi pukul
10.00 dan sore pukul 15.00, frekuensi ini dianggap ideal karena koki adalah jenis ikan
yang mencari makan pada siang hari karena pada jam tersebut kandungan oksigen di air
sedang tinggi sehingga memacu nafsu makan koki. Pemberian pakan ikan koki harus
proporsional tidak berlebihan dan tidak kekurangan, karena jika berlebihan akan
menimbulkan sisa pakan yang dapat menjadi sumber penyakit dan jika kekurangan akan
menghambat pertumbuhan akibatnya menurunkan kualitas induk koki.

Pemeliharaan induk dilakukan bertujuan untuk melakukan seleksi dan untuk


mematangkan gonad agar ikan siap untuk dipijahkan dan diharapkan menghasilkan
keturunan yang diinginkan karena Ikan Koki memiliki kecenderungan memakan telur
yang dihasilkan setelah pemijahan terjadi. Induk dipelihara secara terpisah antara jantan
dan betina untuk menghindari pemijahan massal. Induk yang dipelihara adalah induk
yang sudah matang gonad. Persiapan wadah budidaya untuk kolam induk adalah dengan

5
terlebih dahulu menyikat dinding kolam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut
yang biasanya menempel pada dinding kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-
3 hari untuk memutus daur hidup patogen. Setelah kering, kolam diisi air dengan
ketinggian 20 - 30 cm supaya air kolam mendapatkan sinar matahari yang cukup
sehingga suhu air tetap hangat. Sebaiknya air yang digunakan adalah air sumur yang
sudah diendapkan selama 24 jam supaya pH dan suhunya normal, sebagai pencegahan
jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Jika sumber air yang digunakan air
PDAM maka kadar kaporitnya harus dinetralkan terlebih dahulu dengan mengendapkan
dan mengaerasi selama 3 hari, atau bisa ditambahkan 1 sendok makan sodium sulfat per
200 liter air. Jika kondisi cahaya matahari cukup bagus bisa dilakukan penjemuran air
tersebut selama 2 - 3 hari. Kolam pemeliharaan induk adalah kolam yang digunakan
sebagai tempat pemeliharaan calon induk hingga matang gonad dan siap untuk memijah.

2.2 Seleksi Induk Ikan Koki Siap Pijah

Untuk melakukan pemijahan Ikan Koki, sebaiknya dipilih induk ikan mas koki
yang baik dan sehat. Untuk melakukan seleksi induk dilakukan pada sore atau pagi hari
yang suhunya stabil supaya tidak stres, untuk mengetahui induk matang gonad maka
dilakukan striping (pengurutan) secara hati - hati perut induk diurut dari bawah sirip
dada atau dibawah tutup insang kearah lubang genital.

Ciri - ciri induk Ikan Koki matang gonad antara lain :

No Induk jantan Induk Betina

1. Terdapat bintik - bintik pada bagian sirip Bagian sirip dada ketika diraba akan
dada, umumnya teksturnya kasar dan terasa halus
menonjol ketika diraba

2. Ketika perut indukan diurut pelan - Ketika bagian perut diurut akan
pelan akan keluar cairan berwarna putih terasa lembek dan mengeluarkan
dari lubang genital cairan berwarna kuning

3. Lubang genital induk jantan akan lebih Lubang genital induk betina
menonjol berwarna kemerah-merahan

4. Usia ideal indukan jantan 7 bulan Usia ideal indukan minimal 8 bulan

5. Gerakan lincah, agresif Berwarna cerah dan bergerak


agresif

6. Fisiknya utuh, lengkap, tidak cacat Fisiknya utuh, lengkap, tidak cacat

6
3. PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA BUDIDAYA IKAN KOKI

3.1. Persiapan Peralatan dan Media Pemijahan Ikan Koki


Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam
harus di jemur dan di keringkan di bawah sinar matahari yang bertujuan untuk
mematikan agen penyakit baik dari bakteri, jamur, virus atau agen lainnya yang dapat
menular pada ikan. Pastikan kolam memiliki sirkulasi air masuk dan keluar yang baik
karena di ketahui cukup efektif dalam merangsang Ikan Koki untuk melakukan
pembuahan dengan kondisi air mengalir terus menerus, terdapat saringan halus untuk
mencegah adanya hama yang masuk dan mengganggu larva serta menghindari larva
hanyut ke luar kolam. Selain itu air yang akan di gunakan sebaiknya di endapkan terlebih
dahulu kurang lebih selam 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mengendapkan bahan-bahan
anorganik yang dapat meracuni atau mengganggu proses pemijahan dari Ikan Koki.

Telur ikan bersifat adesif (menempel), maka harus disiapkan substratnya bisa
berupa tanaman dengan syarat tanaman tersebut harus menggantung diair, panjang,
lentur dan lembek seperti : Eicchornia crassipes (enceng gondok), Hydrilla verticillata
(ganggang air) dan Cabomba caroliana (ganggang hijau). Jika tidak tersedia tanaman air
bisa menggunakan ijuk, kelambu, paranet, potongan tali rafia. Substrat yang permukaan
halus dan kaku dapat mengakibatkan telur koki terlepas dan tenggelam sehingga tidak
menetas. Sebelum dimasukan ke kolam substrat harus dibersihkan dari kotoran dan
lumpur dengan air bersih, memasukanya dengan cara menyebarkan hingga menutupi
seperempat bagian kolam dan jika menggunakan ganggang air tanaman harus diberi
pemberat agar seluruh bagiannya berada di dalam air.

3.2 Persiapan Peralatan dan Media Pembesaran Ikan Koki

Kegiatan pendederan dan pembesaran benih Ikan Koki dapat dilakukan pada
wadah yang lebih besar agar pertumbuhan Ikan Koki lebih maksimal. Secara prinsip
media dengan kualitas air yang lebih stabil akan mengoptimalkan pertumbuhan benih
Ikan Koki, artinya bahwa semakin besar media pendederan maka akan semakin optimal
pertumbuhan benih Ikan Koki. Persiapan wadah dan media pembesaran Ikan Koki antara
lain sebagai berikut :
1. Menyiapkan wadah berupa akuarium atau bak terpal dan bak beton sesuai
kebutuhan

7
2. Melakukan pembersihan/pencucian dan sterilisasi baik dengan dilakukan
pengeringan, pencucian dengan klorin dan menyemprotkan obat anti lumut berupa
cuprisulfat
3. Wadah pemeliharaan diisi dengan air yang telah ditandon/diendapkan dengan
kedalaman 20 – 30 cm
4. Jika pemeliharaan dilakukan pada kolam outdoor, maka air media dapat
ditambahkan garam krosok hingga 1 ppt

Gambar substrat untuk pemijahan ikan koki

Eicchornia crassipes Hydrilla verticillata Cabomba caroliana


(Enceng gondok) (ganggang air) (ganggang hijau)

Paranet Kakaban Potongan tali rafia

8
4. PEMIJAHAN IKAN KOKI

4.1. Pemijahan Ikan Koki secara alami

Pemijahan alami diawali dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah siap
kawin . Pemijahan alami dilakukan dengan memasangkan induk jantan dan betina
dalam kolam dengan perbandingan jantan betina adalah 2 (jantan) : 1 (betina).
Penebaran induk ikan mas koi dilakukan pada siang hari atau sore hari agar induk tidak
stres, namun sebelumnya induk koi diberok terlebih dahulu selama 1 (satu) hari.
Pemijahan berlangsung pada malam hari menjelang pagi hari setelah itu induk
dipindahkan, dan telur yang berada di kakaban akan menetas selama 2 -3 hari.

4.2. Pemijahan Ikan Koki secara semi buatan

Proses pemijahan semi buatan diawali dengan memilih induk yang matang gonad
dengan perbandingan antara jantan dan betina sebanyak 2 (jantan) : 1 (betina). Sebelum
ditempatkan induk diberokan selama 1 hari pada induk diawali dengan membius induk
Ikan Koki. Pembiusan dengan obat bius khusus ikan atau bisa juga dengan merendam
induk Ikan Koki pada air yang dicampur dengan es batu ini bertujuan untuk
memingsankan induk , selama proses penyuntikan hormon ovaprim sehingga
mengurangi stres pada ikan dan menghindari terjadinya kematian selama proses
penyuntikan hormon. . Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau dekat otot
punggung ikan dengan dosis induk betina 0,3 - 0,5 ml/kg dan induk jantan 0,1 - 0,3
ml/kg. Kemudian dilepaskan kembali ke kolam pemijahan yang telah ditempatkan
substrat penempelan telur untuk dipelihara sampai memijah. Waktu inkubasi antara
8 - 12 jam dan waktu pemijahan secara umum terjadi pada malam hari.

4.3. Pemijahan Ikan Koki secara buatan

Pemijahan secara buatan diawali dengan memilih induk jantan dan betina yang sudah
matang gonad. Pembiusan dengan obat bius khusus ikan atau bisa juga dengan
merendam induk Ikan Koki pada air yang dicampur dengan es batu ini bertujuan untuk
memingsankan induk , selama proses penyuntikan hormon ovaprim sehingga
mengurangi stres pada ikan dan menghindari terjadinya kematian selama proses
penyuntikan hormon. . Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau dekat otot
punggung ikan dengan dosis induk betina 0,3 - 0,5 ml/kg dan induk jantan 0,1 - 0,3
ml/kg. Kemudian induk ditempatkan pada air bersih secara terpisah antara induk jantan
dan betina masa inkubasi sekitar 10 - 12 jam. Kemudian induk jantan dan betina

9
dipingsankan terlebih dahulu untuk distriping mengambil telur dan sperma kemudian
diencerkan dengan NaCL 0,9 % sebanyak 50 ml (selama proses striping sel telur dan
sperma pastikan keduanya tidak terkena air). Telur yang sudah tercampur dengan
merata kemudian letakkan telur pada kakaban yang yang sudah disiapkan. BIarkan 36 -
40 jam sampai menetas dan pada wadah penetasan dapat dipasang aerator atau heater.

Penyuntikan ovaprim Striping telur

Penyampuran sel telur dan sperma Penempelan telur pada substrat

4.4. Penetasan telur dan pemeliharaan larva

Supaya dapat menetas dengan baik, telur Ikan Koki harus selalu terendam dalam
air dan suhu air dijaga agar selalu konstan. Bila suhu terlalu dingin penetasan dapat
berjalan lebih lama, namun bila terlalu tinggi maka telur dapat mati serta membusuk.
Selesai melakukan pemijahan, telur yang telah di buahi akan
menempel pada kakaban yang disiapkan, induk jantan dan betina dipindahkan pada
kolam induk, kemudian telur menetas menjadi larva sekitar ± 24 jam.

10
Setelah 2-3 hari umumnya telur sudah menetas menjadi burayak koki , kakaban bisa
diangkat dibersihkan kemudian dikeringkan atao dijemur dibawah sinar matahari supaya
bisa digunakan kembali.

Larva Koki yang baru menetas tetap membawa kuning telur sebagai persediaan
makanan utama yang pertama sampai dengan burayak koki berumur 6 hari. Setelah itu
burayak bisa diberikan pakan berupa artemia sampai berumur 12 hari kemudian
dilanjutkan dengan kutu air (daphnia, moina) yang sudah disaring terlebih dahulu
sampai dengan burayak berumur 20 hari untuk dosis pakan kutu air ± 2 sendok makan
kutu air untuk 1000 ekor burayak. Pemberian pakan kutu air yang berlebihan akan
menyebabkan pasokan oksigen didalam air berkurang. Jika kutu air tidak bisa disediakan
kuning telur bisa diberikan sebagai penggantinya dengan dosis sebutir kuning telur
untuk 1000 ekor burayak. Kuning telur yang sudah direbus dan dihaluskan kemudian
dicampur dengan 4 L air. Tetapi pemberian pakan ini sudah mulai jarang di berikan
karena dapat menyebabkan air kolam cepat kotor jika sisa pakan tidak segera di
bersihkan. Air kolam yang kotor dapat menyebabkan kematian pada larva.

Larva yang telah berumur 20 hari langsung ditebar pada kolam pendederan yang
telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang
masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari
atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih
ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 30 cm atau lebih
agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Benih terlebih dahulu di aklimatisasi
sejenak setelah itu perlahan lahan dilepaskan dan dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal
ini bertujuan agar benih koki tidak stres saat dimasukkan ke dalam wadah baru. Untuk
pemberian pakan alami berupa cacing tubifek sampai benih ikan koki berumur 40 hari
dan cacing ini disaring terlebih dahulu, pemberian cacing sutera ini bertujuan untuk
menggemukan dan memacu pertumbuhan ikan koki. Jikan sudah lebih dari 40 hari bisa
diberikan pakan buatan yang mengandung protein minimal 40 %, untuk ikan mas koki
yang masih dibawah 1 tahun dosis yang diberikan 2 - 5 % dari berat tubuhnya, dan
diatas 1 tahun bisa diberikan dosis 1- 3 % dari berat tubuhnya dengan frekuensi
pemberian pakan 2 - 3 kali dalam sehari.

11
4.5. Pendederan Ikan Koki

Setelah burayak koki berumur 2 minggu benih koki dipindahkan ke kolam


pendederan. Pengaturan kepadatan benih juga harus diperhatikan ukurannya sehingga
akan menghasilkan benih yang unggul. Untuk 1 kolam penderan berukuran 4 x 6 m,
jumlah populasi yang bisa dimasukan sebanyak 1000 ekor koki. Didalam pendederan
ikan koki ada dua seleksi benih yaitu seleksi awal dan seleksi lanjutan. Untuk seleksi
awal benih berumur 10 hari dikelompokan berdasarkan bentuk ekor ikan mas koki,
sebaiknya benih yang nyaris tidak berekor dipisahkan terlebih dahulu hal ini bertujuan
untuk mendapatkan benih yang berkualitas tinggi. Seleksi lanjutan ikan mas koki
berumur 3 minggu sekitar 2 cm, hal ini bertujuan agar benih setelah umur 1 bulan
memiliki genetik seperti indukannay dan perlahan akan menjadi warna yang lebih cerah
ketika berumur 40 - 60 hari. Pada umur ini ikan koki sudah dapat dijual ke pasaran.

Selama pendederan air diganti tiap 2 minggu sekali dengan mengurangi air
hingga 60% dari volume total dan menambahkan air yang baru. Pengecekan parameter
kualitas air dilakukan secara berkala terutama parameter pH harus dijaga agar tetap
optimal untuk pertumbuhan koki.

12
5. PEMELIHARAAN IKAN KOKI

5.1 Manajemen Kualitas Air


Kualitas air media pemeliharaan baik larva, banih maupun induk Ikan Koki harus
dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. Ikan Koki dapat mudah terkena parasit karena
termasuk ikan yang kurang aktif bergerak ketika dipelihara sehingga memudahkan
parasit menempel dan tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan
penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas air, maka ada beberapa perlakuan yang
dapat diaplikasikan pada media pemeliharaan Ikan Koki.
Menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan menjadi mutlak karena
media pemeliharaan Ikan Koki biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk
menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan ikan yaitu :

1. Membuat tandon air


Tandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru
pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik
besar, atau drum air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya
pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan.

2. Pergantian air secara rutin


Pergantian air harus dilakukan secara rutin, tentunya dengan air yang telah
dikondisikan/air tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, bisa
ditambahkan daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air seimbang dan sesuai
kebutuhan Ikan Koki.

5.2 Pemberian Pakan Ikan Koki


Ikan Koki pada umumnya menyukai jenis makanan yang bergerak, makanan
harus tersedia sejak telur koi menetas. Oleh karena itu, kebanyakan pembudidaya Ikan
Koki terlebih dahulu melakukan kultur pakan alami sebelum memijahkan Ikan Koki.
Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan pada fase larva Ikan Koki
antara lain Paramecium, Infusoria, Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing
Sutra, dan Blood Worm / Cacing Darah.
Pemberian pakan pada Ikan Koki biasa dilakukan dengan satiasi 100%. Yang
artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode
adlibitum dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya

13
ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. Ikan Koki biasanya ada
pada fase larva sampai umur 3 – 6 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan
pakan alami pada umur 6 hari. Untuk mendukung usaha pembenihan dan pembesaran
Ikan Koki, maka pengetahuan tentang pengadaan pakan alami dijabarkan sebagai
berikut :

1. Infusoria
Larva Ikan Koki sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8
hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan
bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain
ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva koi juga kandungan nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan larva Ikan Koki. Untuk mengadakan pakan alami infusoria
maka langkah-langkah berikut dapat dilakukan :
- Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria
- Wadah kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan Ikan Koki dan dapat
ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media
pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat
- Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam,
dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya
infusoria
- Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan
konsentrasi cukup 0,5 ppm.
- Sebagai kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-
apu.
- Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria
belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih.
- Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada
permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan
menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria.
- Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva Ikan Koki
dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
- Pemberian pakan lanjutan berupa Artemia dan Daphnia dapat dilakukan setelah
ukuran Ikan Koki memungkinkan untuk mengkonsumsi Artemia dan Daphnia sp.

14
2. Artemia
Artemia masuk kedalam kelas udang renik, pada salinitas tinggi akan
membentuk siste yang dapat disimpan dalam kondisi dorman. Siste artemia dapat
ditetaskan pada kondisi air yang sesuai. Media hidup adari artemia sendiri adalah air
asin dengan salinitas antara 28 – 35 ppt. Kandungan nutrisi dari larva artemia ini sangat
cocok untuk larva ikan. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya
akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta
perkembangan jaringan tubuh lainnya.
Benih ikankoi akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki
usia 6 – 8 hari. untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.
Pemberian pakan artemia ini tidak perlu terlalu lama, cukup 3 – 4 hari saja karena benih
Ikan Koki sudah dapat mengkonsumsi Daphnia sp atau Moina sp. Adapun cara kultur
artemia adalah sebagai berikut :
- Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk
kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah
kecuali pada bagian dasar.
- Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar
botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar
tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang
selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen
saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang
banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka
saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva
artemia
- Wadah diisi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut
maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang
dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air
- Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia
selalu dalam keadaan teraduk
- Jika wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah
berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media
kultur
- Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen.

15
- Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah
menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak
diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis
positif maka larva artemia akan mengumpur didasar.
- Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur
sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang
siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah
antara yang menetas dan cangkang.
- Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah
terpasang didasar wadah atau dengan menyifon larva artemia.
- Pengambilan larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu
pemberian pakan.

3. Daphnia sp dan Moina sp.


Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan alami yang dapat diberikan
adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik
untuk induk Ikan Koki maupun benih Ikan Koki. Pemberian pakan ini pada induk akan
meningkatkan jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera
dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam
pembentukan sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan
bahan kandungan organik.

Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan Moina sp yaitu :


- Wadah kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak
beton/terpal berukuran besar
- Jika menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan
cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada jaring agar padatan dari kotoran unggas
tidak hancur dan terlarut pada media kultur
- Inokulasi/penebaran biang Daphnia sp dapat dilakukan setelah air menjadi bening
setelah pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses
dekomposisi pupuk masih berlangsung sehingga air media kultur masih reaktif dan
bersifat panas untuk Daphnia sp.
- Setelah pemupukan dilakukan dan air terlihat jernih, maka inokulasi dapat dilakukan
dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang

16
biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai biangan untuk
dikembangkan kembali. Jika Daphnia sudah berkembang, maka dapat dilakukan
pemupukan susulan.
- Jika metode pemupukan tersebut dirasa kurang efektif, maka sebagai media
pemeliharaan/kultur dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana
kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina.
Sebaiknya digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau. Jika
air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air pemeliharaan
ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan jika populasi sudah padat dan disisakan
sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.
Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah
cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari
alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki
kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk Ikan Koki
dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan
2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup
diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak pada induk akan
berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi
berkurang.

17
6. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Seperti ikan air tawar pada umumnya, dalam budidaya ikan mas koki juga
berpotensi terkena hama dan penyakit. Hama yang berpotensi menyerang ikan mas koki
biasanya berupa kutu air, anak capung, dan sundep. Selain itu, waspadai juga hewan
pemangsa seperti ular, burung, dan kucing.

Penyakit yang bisa menyerang ikan mas koki biasanya berasal dari parasit, bakteri, dan
jamur.

 Parasit

Ikan mas koki bisa terserang parasit, yaitu organisme yang tumbuh dengan menghisap
sari makanan makhluk yang ditumpangi. Penyakit yang cukup sering menjangkiti ikan
mas koki karena parasit ini adalah bintik putih atau white spot. White spot biasanya
menyerang benih ikan yang berusia 1-6 minggu.

Adapun gejala yang ditimbulkan akibat serangan parasit adalah munculnya bintik-bintik
pada sirip, badan, dan isang. Selain itu, pergerakan ikan pun jadi aneh atau tidak normal.
Untuk mengatasinya, bisa memberikan zat roxin / Methylene Blue dengan takaran yang
sesuai.

Penyakit karena parasit ini menjadi salah satu musuh saat mengembangbiakkan ikan
mas koki. Oleh karena itu, perawatan intensif diperlukan apabila ikan mas koki mulai
terserang berbagai penyakit akibat jamur.

 Bakteri dan Jamur

Penyakit pada ikan mas koki juga bisa disebabkan bakteri. Organisme mikroskopik ini
biasanya menyerang ikan koki pada bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Tak jarang hal
ini disertai dengan pendarahan dan infeksi. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan
bakteri ini adalah produksi lendir yang berkurang.

Hal ini membuat tubuh ikan jadi terasa kasar ketika dipegang atau diraba. Biasanya
bakteri penyebabnya adalah aeromonas sp dan pseudomonas sp. Untuk mengobatinya
dengan memberikan chloromycetin, oxytetracycline, dan kalium permanganate (pk).

Sedangkan ikan mas koki yang terserang jamur biasanya terdapat luka pada sirip,
punggung, dan tutup insangnya. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga
kualitas air di dalam kolam.

Jika dibiarkan begitu saja, bakteri dan jamur tersebut bisa menginfeksi ikan mas koki
secara berlanjut. Tak jarang penyakit tersebut menular pada ikan lainnya yang dalam
kondisi sehat.

18
Pencegahan penyakit dalam pembenihan ikan mas koki dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
 Menjaga kualitas air kolam dengan cara menggantinya secara teratur
 Menjaga kualitas kolam dengan cara membersihkan kolam dengan membuang
kotoran - kotoran yang masuk didalamnya seperti dedaunan, sarang jamur, dan
bakteri.
 Memberikan pakan secara tepat kualitas dan kuantitas. Tepat kualitas artinya
pakan yang diberikan harus mengandung gizi yang cukup yang dibutuhkan ikan koki,
jika koki kekurangan gizi imunitas akan turun kestabilan system tubuhnya akan
terganggu. Tepat kuantitas artinya pakan yang diberikan harus dalam jumlah pas
tidak lebih dan tidak kurang.
 Pakan yang diberikan harus steril dari jamur dan bibit penyakit lain terutama untuk
pakan alami sebelum diberikan pakan harus dicuci dan disterilkan terlebih dahulu
agar bibit penyakit yang menempel dipakan tidak menular kepada koki.
 Perlatan yang digunakan semuanya harus steril.
 Membatasi populasi ikan koki sesuai dengan kapasitas kolam yang tersedia, jika
populasi terlalu padat kandungan oksigen terlalu cepat menurun dan koki akan
saling senggol sehingga dapat mengakibatkan luka.
 Menciptkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan koki, kondisi lingkungan yang
tidak sesuai dan berfluktuasi secara tajam akan menyebabkan koki stres dan
stamina koki menurun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Daelami.2001.Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Dermawan, I. dan Lesmana, D, S. 2004. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Jakarta: Penebar Swadaya.

https://www.infoikan.com/2017/01/budidaya-ikan-mas-koki-goldfish-untuk.html

https://www.infoikan.com/2017/08/pemijahan-ikan-mas-koki.html

https://www.majalahikan.com/2016/11/cara-budidaya-ikan-koki-inilah.html

Lesmana, D. S. 2015. Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya Jakarta.

Mudjiutami, E. 2000. Ikan Hias Air Tawar: Corydoras. Jakarta: Penebar Swadaya.

Saryani Darti Lesmana dan Iwan Darmawan, 2001, Budidaya ikan Hias Air Tawar Populer,
Jakarta : Penebar Swadaya.

Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya.

20

Anda mungkin juga menyukai