Anda di halaman 1dari 0

0

MATA DIKLAT 2
MANAJEMEN PEMELIHARAAN INDUK













OLEH :
DARDIANI
INTAN RAHMA SARY

EDITOR :
MAMAN SUDRAJAT


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERTANIAN
2010
i
DAFTAR ISI

Hal
A. Pendahuluan ............................................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................ 1
C. Materi Pembelajaran ................................................................. 1
1. Persyaratan Induk ................................................................ 1
2. Penentuan Induk .................................................................. 2
3. Penempatan Induk ............................................................... 3
4. Pemeliharaan Induk ............................................................. 3
a. Pemberian pakan ........................................................... 4
b. Pengelolaan kualitas air ................................................. 4
c. Pengendalian hama dan penyakit .................................. 5
d. Pemilihan induk matang gonad ...................................... 5
5. Pengecekan Pengelolaan Induk .......................................... 7
D. Tugas ........................................................................................ 7
E. Evaluasi Formatif (on line atau biasa) ....................................... 8

DAFTAR PUSTAKA



1

A. Pendahuluan

Salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam usaha pembenihan
ikan lele secara buatan, terutama apabila usaha tersebut dituntut untuk
menghasilkan jumlah benih yang banyak dengan kualitas yang baik
serta kontinyu, maka perlu pengelolaan induk yang baik. Dari
pengelolaan induk yang baik akan diperoleh induk-induk lele dumbo
yang berkualitas, sehingga pada gilirannya akan menghasilkan benih-
benih yang banyak dan berkualitas pula.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bahan ajar ini diharapkan Anda mampu
mengelola induk ikan lele.

C. Materi Pembelajaran

1. Persyaratan induk
Induk yang dipergunakan dalam produksi benih lele dumbo harus
berasal dari calon-calon induk terpilih. Adapun persyaratan calon
induk yang baik adalah :
a. Calon induk betina dan jantan harus berasal dari keturunan
yang berbeda (induk berbeda), karena apabila satu induk maka
akan dominan menghasilkan keturunan (benih) ikan yang jelek
seperti pertumbuhan lambat, rentan terhadap penyakit,
pertumbuhan tidak seragam, dsb.
b. Sehat. Induk yang sehat akan menghasilkan benih ikan yang
sehat juga, demikian juga sebaliknya.
c. Bentuk tubuh proporsional. Ikan yang memiliki bentuk tubuh
proporsional biasanya mencirikan ikan sehat dan pertumbuhan
yang normal. Ikan yang terlalu gemuk tidak baik karena
biasanya fekunditasnya sedikit dan mengalami kendala dalam


2

mengeluarkan telurnya. Sedangkan ikan yang kurus disamping
fekunditasnya sedikit juga mencirikan pertumbuhan yang
lambat, jadi jelek apabila digunakan untuk indukan.
d. Tidak cacat. Induk yang cacat disamping dapat menurutkan
sifat jeleknya juga akan menimbulkan kendala lain apabila
digunakan sebagai indukan.






Gambar 1. Bentuk tubuh proporsional,
sehat dan tidak cacat


2. Penentuan induk
Dalam kegiatan produksi pembenihan ikan lele dumbo secara
buatan, agar kegiatan dapat berjalan dengan kontinyu, hal yang
harus diperhatikan adalah ketersediaan induk. Kebutuhan induk
bisa saja diperoleh dengan cara membeli dari masyarakat yang
memelihara induk ikan lele, namun yang menjadi permasalahan
adalah kita tidak dapat memastikan apakah induk tersebut secara
keseluruhan memenuhi persyaratan untuk induk yang baik. Oleh
sebab itu induk yang digunakan sebaiknya berasal dari induk hasil
pengelolaan kita. Selain kebutuhan induk dari segi persyaratan
kualitas, persyaratan dari segi kuantitas juga sangat penting untuk
diperhatikan.

Apabila kita ingin melakukan kegiatan pembenihan lele dumbo
secara buatan, maka kebutuhan induk yang optimal adalah 30
pasang. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap kali
produksi sebanyak 50.000 75.000 ekor benih dibutuhkan 5


3

pasang induk, satu periode pembenihan selama 2 bulan sampai
benih siap untuk dipanen dan dijual. Induk akan matang gonad
kembali dalam 2 bulan apabila dipelihara dengan baik, namun
untuk menjaga kualitas induk sebaiknya induk dipijahkan 2 - 3 kali
saja selama setahun.

3. Penempatan induk
Dalam pemeliharaan induk, induk ikan jantan sebaiknya dipelihara
secara terpisah dengan induk ikan betina. Hal ini dilakukan agar
lebih memudahkan dalam pengelolaan, pengontrolan, dan yang
terpenting untuk mencegah terjadinya memijah di luar kontrol kita
atau dimasyarakat petani diistilahkan mijah maling.

4. Pemeliharaan Induk
Dalam pemeliharaan induk ikan lele, ada beberapa hal yang
penting diperhatikan yang berhubungan dengan tingkah laku
(behavior)nya, yaitu:
Kanibalisme, yaitu ikan-ikan saling memangsa dimana ikan
besar memangsa ikan yang berukuran kecil, terutama saat
kondisi kurang pakan (lapar). Untuk menghindari sifat kanibal
hendaknya pakan diberikan dalam jumlah yang cukup kepada
ikan lele yang kita pelihara. Disamping itu penyortiran untuk
memisahkan ikan yang besar dan kecil penting dilaksanakan.
Rheo taxis, ikan lele akan berenang dan mengikuti arah atau
melawan arus air. Apabila terdapat air yang masuk atau keluar
dari kolam yang bocor ikal lele akan bisa lolos melalui tempat
yang bocor tersebut. Oleh sebab itu hendaknya jangan sampai
terdapat kebocoran pada kolam pemeliharaan.
Ikan lele dapat loncat setinggi 0,5 m, dan melata di atas tanah.
Ini dapat mengakikatkan ikan lele lolos dari wadah
pemeliharaan. Untuk menghindari lolosnya ikan lele sebaiknya


4

pematang dibuat tinggi atau kolam ditutup dengan jaring, bisa
juga dipasang pagar yang tinggi terbuat dari bambu.
Ikan nocturnal, yaitu aktif mencari makan pada malam hari.
Agar pemberian pakan efektip maka sebaiknya dilakukan pada
malam hari

Oleh karena itu dalam pemeliharaan induk, agar induk dapat hidup
sehat dan dapat selalu siap memijah sesuai waktunya, disamping
memperhatikan hal-hal tersebut di atas, juga perlu memperhatikan
hal-hal seperti : pemberian pakan, pengelolaan kualitas dan
kuantitas air, dan pengendalian hama dan penyakit.

a. Pemberian pakan
Agar diperoleh kematangan induk yang memadai, setiap hari
induk di beri pakan bergizi. Jenis pakan yang diberikan yaitu
pakan buatan berupa pellet sebanyak 3 5 % perhari dari dari
total bobot induk yang dipelihara. Ada juga induk lele diberi
pakan berupa limbah peternakan ayam (ayam mati) yang di
bakar atau direbus atau dibakar terlebih dahulu. Pakan
diberikan dua sampai tiga kali sehari pada pagi, sore dan malam
hari.

b. Pengelolaan kualitas air
Dalam pemeliharaan induk lele dumbo, kualitas air tidak terlalu
berpengaruh. Induk lele dumbo termasuk ikan yang mampu
hidup pada kondisi kualitas air yang jelek sekalipun, asalkan air
tidak tercemar oleh limbah kimia berbahaya. Karena
kemampuannya hidup pada perairan yang terbatas sekalipun,
maka sering induk lele dumbo ini dipelihara pada bak atau
wadah yang airnya tidak mengalir.



5

Agar lele dumbo dapat hidup dengan nyaman yang perlu
diperhatikan adalah volume atau ketinggian air wadah jangan
sampai berkurang. Ketinggian air sebaiknya dipertahankan
minimal 75 cm agar induk tidak mudah stres oleh gangguan dari
lingkungan sekitar seperti suara bising, lalulalang orang, dsb.

c. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering mengganggu induk lele dumbo adalah
berupa biawak, ular, dan ikan-ikan predator seperti gabus, belut,
atau dari teman-temannya sejenis yang berukuran lebih besar.
Predator umumnya mengganggu apabila pada lingkungan
perairan tidak tersedia cukup pakan, sehingga terjadilah
pemangsaan kepada ikan yang lebih kecil. Sedangkan penyakit
relatif jarang menyerang. Namun jenis-jenis jamur Saprolegnia
sp, kadang-kadang sering menyerang, terutama sehabis induk-
induk ikan selesai memijah. Biasanya jamur menyerang apabila
terdapat luka pada tubuh induk ikan.






Gambar 2. Saprolegnia sp

d. Pemilihan Induk Matang Gonad
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan. Hal ini
disebabkan karena belum tentu semua induk telah matang
kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk jantan
dan betina dipilih sesuai dengan persyaratan. Salah satu
persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1 tahun,
baik jantan maupun betina. Pemilihan induk dilakukan dengan



6

cara mengeringkan kolam induk, baik kolam induk jantan
maupun betina, sehingga induk-induk lele dumbo akan
terkumpul. Selanjutnya induk-induk tersebut ditangkap dengan
menggunakan seser dan ditampung dalam wadah seperti
drum/tong plastik.








Gambar 3. Menangkap induk

Ciri-ciri induk betina lele dumbo yang siap untuk dipijahkan
sebagai berikut:
Bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika
diraba terasa lembek.
Lubang kelamin (urogenital) berwarna kemerahan dan
tampak agak membesar.
Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan
keluar beberapa butir telur berwarna hijau tua dan
ukurannya relatif besar dan seragam (homogen).
Pergerakan lamban.

Ciri-ciri induk jantan lele dumbo yang telah siap untuk dipijahkan
sebagai berikut :
Alat kelamin (genital papilla) tampak jelas memerah
terutama pada ujungnya.
Warna tubuh dan sungutnya kemerah-merahan.
Tubuh ramping dan gerakannya lincah


7

Setelah kita berhasil memperoleh induk-induk yang matang
gonad, induk-induk itu sebaiknya di berok selama lebih kurang
24 jam sebelum dipijahkan.







Gambar 4. Induk betina matang kelamin (kiri)
induk jantan matang Kelamin (kanan).


5. Pengecekan Pengelolaan Induk
No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan
1. Pemberian pakan
2. Pengelolaan kualitas air
3. Pengendalian hama dan
penyakit

4. pemilihan induk matang
gonad
















8

DAFTAR PUSTAKA


. 2002. Fishery Science, The Unique Contributions of Early Life
Stages. Blackwell Science Ltd, USA.

Bachtiar, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. Agro
Media Pustaka, Jakarta.

Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty. Teknik Pembuatan Tambak Udang.
2001. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Jakarta.

Effendi, Mohamad Ichsan MI, Prof, DR, M.Sc. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan Pusaka Nusatama. Jakarta.

Effendi,I. 2004. Pengantar Akuakultur, Penebar Swadaya, Jakarta.

Gufron, H. Kordi dan Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air
dalam Budidaya Perairan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Jangkaru, Z. 1994. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan
Pemeliharaan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Lesmana. D.S, 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Murhananto, Ir. 2002. Pembesaran Lele Dumbo di Pekarangan. Agro
Media Pustaka, Jakarta.

Najiyati, Sri. 2004. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Susanto Heru, 1996. Teknik Pemijahan Ikan Ekonomis. Penerbit Penebar
Swadaya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai