Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Konsep Dasar Penyakit Malaria”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Patofisiologi
Dosen : H.Muhammad Aminuddin,S.Kep, Ns, M,Sc

Disusun Oleh : Kelompok 2


Alfina Rizki Nurcahyani : 2110035001
Ananda Sri Ramadhani : 2110035003
Rizky Maulana : 2110035004
Annisa Fadila Syahab : 2110035009
Desti Fayumi : 2110035016
Atika Amalia Sholikhah : 2110035025
Anastasia Alenita Kara : 2110035033
Nike Marlina : 2110035036
Ana Maria Rusdiana Mude : 2110035037
Tengku Rizal : 2110035043
Dara Farah Diba : 2110035045

Program Studi D3 Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan berupa bantuan dan bimbingan.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
membuat para pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun dan penulis merasa bahwa masih banyak sekali
kekurangan dalam penyusnan makalah kali ini, karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat
membangun dari para pembaca untuk kami demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu, semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

Samarinda,02 Maret 2022


DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………………………..
Bab 2 Pembahasan
1. Definisi penyakit malaria …………………………………………………………
2. Etiologi penyakit malaria …………………………………………………………
3. Tanda dan gejala penyakit malaria ………………………………………………..
4. Patofisiologi (dalam bentuk skema) penyakit malaria …………………………....
5. Pencegahan penyakit malaria ……………………………………………………..
6. Penatalaksanaan penyakit malaria ………………………………………………...
Bab 3 Penutup
Kesimpulan ………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk
malari (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun
perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa.World
Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan ada sekitar 198 juta kasus
malaria dan 584.000 kematian di seluruh dunia. Malaria di Indonesia terdapat 343.527
kasus dan 45 yang menimbulkan kematian. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan
lebih dari 90 negara, dan mengenai hampir 40 % populasi dunia. Lebih dari 90 %
kasus malaria terjadi di sub-Sahara Afrika.
Secara Nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2005–2015 cenderung
menurun yaitu dari 4,1 per 1.000 penduduk berisiko (penduduk yang tinggal menetap
di wilayah endemis malaria) pada tahun 2005 menjadi 0,85 per 1.000 penduduk
berisiko pada tahun 2015. Target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk
angka kesakitan malaria (API/Annual Parasite Incidence) tahun 2015 < 1 per 1.000
penduduk beresiko. Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium,
dan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Ada 5 jenis plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu Plasmodium falciparum (P.
falciparum), Plasmodium vivax (P. vivax), Plasmodium malariae (P. malariae),
Plasmodium ovale (P. ovale) dan Plasmodium knowlesi (P. knowlesi).
Plasmodium falciparum adalah yang terpenting karena penyebarannya
luas, penyebab infeksi yang berat, angka kesakitan tinggi serta bersifat ganas, hingga
sering menyebabkan malaria berat dan menimbulkan lebih dari 2 juta kematian tiap
tahun diseluruh dunia. Infeksi P. falciparum pada manusia akibat gigitan nyamuk
Anopheles betina akan memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya kedalam
darah, kemudian di sel hati akan terjadi skizogoni.
Skizon hati yang matang akan pecah dan selanjutnya merozoit akan
menginvasi sel eritrosit dan terjadi skizogoni intra eritrosit, yang menyebabkan
eritrosit mengalami perubahan seperti pembentukan knob (tonjolan), sitoadherens
(perlekatan antara eritrosit parasit) , sekuestrasi (eritrosit parasit yang tinggal dalam
jaringan mikrovaskuler) dan rosseting (berkelompok).
B. Rumusan Masalah
1. Definisi penyakit malaria
2. Etiologi penyakit malaria
3. Tanda dan gejala penyakit malaria
4. Patofisiologi (dalam bentuk skema) penyakit malaria
5. Pencegahan penyakit malaria
6. Penatalaksanaan penyakit malaria

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi penyakit malaria
2. Mengetahui etiologic penyakit malaria
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit malaria
4. Mengetahui patofisiologi (dalam bentuk skema) penyakit malaria
5. Mengetahui pencegahan penyakit malaria
6. Mengetahui penatalaksanaan penyakit malaria
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Definisi Penyakit Malaria


Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa intraseluler
obligat dari genus Plasmodium sp. Plasmodium sp. yang terdapat di dalam nyamuk
ini akan hidup dan berkembang biak di dalam sel darah merah manusia. Terdapat 4
spesies yang dapat ditemukan pada manusia, antara lain: Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Masing-
masing Plasmodium sp. mempunyai morfologi, gambaran khas dalam darah dan
waktu siklus yang berbeda. Namun beberapa studi baru menemukan suatu spesies
Plasmodium sp. baru yang dapat menginfeksi malaria yaitu Plasmodium knowlesi. P.
knowlesi pertama kali ditemukan di Malaysia pada primata. Malaria hanya dapat
ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Di Indonesia terdapat 24 jenis nyamuk
Anopheles. yang dapat mnejadi pejamu malaria. Penyakit malaria disebabkan oleh
protozoa genus Plasmodium, dan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Ada 5
jenis plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu
Plasmodium falciparum (P. falciparum), Plasmodium vivax (P. vivax), Plasmodium
malariae (P. malariae), Plasmodium ovale (P. ovale) dan Plasmodium knowlesi (P.
knowlesi).

Plasmodium falciparum adalah yang terpenting karena penyebarannya luas,


penyebab infeksi yang berat, angka kesakitan tinggi serta bersifat ganas, hingga sering
menyebabkan malaria berat dan menimbulkan lebih dari 2 juta kematian tiap tahun
diseluruh dunia.5,6,7,8 Infeksi P. falciparum pada manusia akibat gigitan nyamuk
Anopheles betina akan memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya kedalam
darah, kemudian di sel hati akan terjadi skizogoni. Skizon hati yang matang akan
pecah dan selanjutnya merozoit akan menginvasi sel eritrosit dan terjadi skizogoni
intra eritrosit, yang menyebabkan eritrosit mengalami perubahan seperti pembentukan
knob (tonjolan), sitoadherens (perlekatan antara eritrosit parasit) , sekuestrasi (eritrosit
parasit yang tinggal dalam jaringan mikrovaskuler) dan rosseting (berkelompok).
2. Etiologi Penyakit Malaria
Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan
mengalami pembiakan secara aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan
seksual terjadi pada tubuh nyamuk Anopheles betina. Terdapat empat plasmodium
yang menginfeksi manusia, yang sering di jumpai adalah Plasmodium vivax yang
menyebabkan malaria tertiana dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan
malaria tropika. Plasmodium malariae juga pernah terjadi di Indonesia namun sangat
jarang. Plasmodium ovale pernah di laporkan terjadi di Irian Jaya, pulau Timor dan
pulau Owi (utara Irian Jaya). Sejak tahun 2004 telah di laporkan malaria baru dikenal
sebagai malaria ke 5 (the fifth malaria) yang disebabkan oleh Plasmodium knowlesi
yang sebelumnya hanya menginfeksi monyet ekor panjang, namun sekarang dapat
pula menginfeksi manusia.

Terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria, yakni:

1. Plasmodium Vivax

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax cenderung menimbukan


gejala yang lebih ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka waktu
beberapa bulan atau tahun. Walaupun tergolong ringan, malaria yang disebabkan oleh
parasit ini dapat kambuh ketika daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif
kembali.

2. Plasmodium Ovale 

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini tergolong tidak terlalu


berbahaya yang mengancam jiwa, namun tetap harus waspada karena malaria yang
disebabkan oleh parasit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah.

3. Plasmodium Malariae

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium Malariae menimbulkan gejala


setelah lama terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita malaria ini akan
mengalami infeksi yang kronis mengalami gangguan fungsi organ ginjal.
4. Plasmodium Falciparum

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum tergolong paling


berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma.
Malaria jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di
dunia.

Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang
paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum.

3. Tanda dan Gejala Penyakit Malaria


Gejala malaria mulai muncul setidaknya dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari
setelah tergigit nyamuk

Anopheles ataupun terpapar. Berikut beberapa gejala malaria:

 Demam
 Menggigil
 Sakit kepala
 Berkeringat banyak
 Lemas
 Pegal linu
 Gejala anemia atau kurang darah
 Mual atau muntah
4. Patofisiologi (Dalam Skema) Penyakit Malaria
5. Pencegahan Penyakit Malaria

Penyakit malaria dapat dicegah dan disembuhkan. Dengan demikian tindakan


pencegahan merupakan salah satu tindakan yang penting untuk mengatasipenyakit malaria.
Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa
upaya pencegahan penyakit menular adalah tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. Pencegahan penyakit malaria yang paling efektif adalah dengan
melibatkan peran serta masyarakat melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan
pemberantasan penyakit malaria. Tingkat pengetahuan tentang pencegahan, cara penularan
serta upaya pengobatan penyakit malaria, sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat
yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap terjadinya penyakit malaria (Dalimunthe,
2008).. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk mencegah terjangkit penyakit
Malaria:

 Minum obat anti malaria sebagai obat pencegahan. Tersedia beberapa jenis obat
anti malaria yang memiliki efektivitas dan mekanisme yang berbeda-beda untuk
mencegah terjangkit Malaria. Terdapat jenis obat yang membutuhkan waktu
cukup lama agar dapat berefek. Lakukanlah konsultasi ke dokter Anda beberapa
minggu sebelum melakukan perjalanan ke daerah endemis Malaria.
 Hindari tergigit nyamuk. Sebaiknya hindari bepergian pada senja dan malam hari
untuk mencegah tergigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Hal ini dikarenakan
nyamuk anopheles lebih aktif pada malam hari.
 Tidur dengan dilindungi kelambu.
 Menggunakan celana dan pakaian yang berlengan panjang agar dapat dapat
melindungi Anda.
 Jangan lupakan lotion untuk mencegah gigitan nyamuk.

6. Penatalaksanaan Penyakit Malaria


Farmakologi :
Penatalaksanaan malaria di Indonesia meliputi pengobatan yang radikal
mengikuti kebijakan nasional pengendalian malaria di Indonesia. Pengobatan dengan
artemisinin-based combination therapy (ACT) hanya boleh diberikan pada pasien
dengan hasil pemeriksaan darah malaria positif. Pada kasus malaria berat,
penatalaksanaan tidak boleh ditunda.

Berobat Jalan
Pasien malaria nonfalciparum tanpa gejala berat dan dapat mengonsumsi obat
oral dapat berobat jalan. Evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke-3, -7, -14, -21,
dan -28 berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah mikroskopis. Edukasi
pasien untuk segera memeriksakan diri jika ada pemburukan klinis tanpa menunggu
jadwal tersebut. Pasien rawat inap dengan keadaan umum dan kesadaran baik, telah
bebas demam 3 hari tanpa obat penurun demam dan pemeriksaan parasit negatif 3
kali berturut-turut dengan jarak waktu 12-24 jam, dapat dipulangkan dan berobat
jalan.

Persiapan Rujukan
Setiap kasus malaria berat harus dirawat inap atau dirujuk ke fasilitas
kesehatan dengan fasilitas yang memadai. Risiko kematian tertinggi pada malaria
berat atau malaria serebral terjadi pada 24 jam pertama. Untuk itu, pasien dengan
waktu rujukan >6 jam perlu diberikan antimalaria sebelum dirujuk. Antimalaria yang
dianjurkan adalah artesunate dan artemether intramuskular. Jika kedua obat tersebut
tidak tersedia, kina intramuskular (paha) dapat diberikan. Artesunate rektal hanya
direkomendasikan untuk anak berusia < 6 tahun (dosis 10 mg/kgBB) jika artesunate
intravena atau intramuskular tidak tersedia. Di Indonesia, bila tidak tersedia
artesunate, maka dapat diberikan dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) sebanyak 1
kali (bila toleransi oral baik). Pasien yang gagal diterapi dengan antimalaria lini
pertama memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang memiliki antimalaria lini
kedua.

Medikamentosa

Obat antimalaria tidak boleh diberikan sebelum malaria terkonfirmasi melalui


pemeriksaan laboratorium. Pemberian antimalaria bertujuan untuk membunuh semua
stadium parasit di dalam tubuh, termasuk gametosit. Pada kasus infeksi Plasmodium
vivax dan Plasmodium ovale, antimalaria yang dapat membunuh hipnozoit perlu
diberikan untuk mencegah relaps. Jenis antimalaria perlu disesuaikan dengan daerah
pasien terinfeksi, sebab adanya pola resistensi obat yang berbeda.

Medikamentosa yang dianjurkan di Indonesia untuk kasus malaria tanpa


komplikasi adalah DHP oral dengan atau tanpa primaquine (tergantung jenis malaria).
chloroquine tidak lagi digunakan karena banyaknya kasus resistensi.

DHP diberikan 1 kali sehari selama 3 hari. Dosis primaquine yang digunakan
adalah 0,25 mg/kgBB/hari. Obat antimalaria dikonsumsi sehabis makan (tidak dalam
keadaan perut kosong)

Non Farmakologi :
 Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di sekitar tempat tidur
 Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajar
 Gunakan kelambu di atas tempat tidur, untuk menghalangi nyamuk mendekat
 Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng atau tempat
lain yang bisa menjadi sarang nyamuk
 Fogging
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/1039/558
http://scholar.unand.ac.id/43870/2/BAB%201%20.pdf
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2647/Diesmi%20Gracia
%20Debora%20Daeli.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://rs-soewandhi.surabaya.go.id/penyebab-gejala-dan-pengobatan-malaria/
http://www.rsud.pulangpisaukab.go.id/2019/04/11/kenali-tanda-dan-gejala-malaria/

Anda mungkin juga menyukai