Makalah Kelompok 2
Makalah Kelompok 2
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan berupa bantuan dan bimbingan.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
membuat para pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun dan penulis merasa bahwa masih banyak sekali
kekurangan dalam penyusnan makalah kali ini, karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat
membangun dari para pembaca untuk kami demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu, semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk
malari (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun
perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa.World
Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan ada sekitar 198 juta kasus
malaria dan 584.000 kematian di seluruh dunia. Malaria di Indonesia terdapat 343.527
kasus dan 45 yang menimbulkan kematian. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan
lebih dari 90 negara, dan mengenai hampir 40 % populasi dunia. Lebih dari 90 %
kasus malaria terjadi di sub-Sahara Afrika.
Secara Nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2005–2015 cenderung
menurun yaitu dari 4,1 per 1.000 penduduk berisiko (penduduk yang tinggal menetap
di wilayah endemis malaria) pada tahun 2005 menjadi 0,85 per 1.000 penduduk
berisiko pada tahun 2015. Target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk
angka kesakitan malaria (API/Annual Parasite Incidence) tahun 2015 < 1 per 1.000
penduduk beresiko. Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium,
dan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Ada 5 jenis plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu Plasmodium falciparum (P.
falciparum), Plasmodium vivax (P. vivax), Plasmodium malariae (P. malariae),
Plasmodium ovale (P. ovale) dan Plasmodium knowlesi (P. knowlesi).
Plasmodium falciparum adalah yang terpenting karena penyebarannya
luas, penyebab infeksi yang berat, angka kesakitan tinggi serta bersifat ganas, hingga
sering menyebabkan malaria berat dan menimbulkan lebih dari 2 juta kematian tiap
tahun diseluruh dunia. Infeksi P. falciparum pada manusia akibat gigitan nyamuk
Anopheles betina akan memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya kedalam
darah, kemudian di sel hati akan terjadi skizogoni.
Skizon hati yang matang akan pecah dan selanjutnya merozoit akan
menginvasi sel eritrosit dan terjadi skizogoni intra eritrosit, yang menyebabkan
eritrosit mengalami perubahan seperti pembentukan knob (tonjolan), sitoadherens
(perlekatan antara eritrosit parasit) , sekuestrasi (eritrosit parasit yang tinggal dalam
jaringan mikrovaskuler) dan rosseting (berkelompok).
B. Rumusan Masalah
1. Definisi penyakit malaria
2. Etiologi penyakit malaria
3. Tanda dan gejala penyakit malaria
4. Patofisiologi (dalam bentuk skema) penyakit malaria
5. Pencegahan penyakit malaria
6. Penatalaksanaan penyakit malaria
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi penyakit malaria
2. Mengetahui etiologic penyakit malaria
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit malaria
4. Mengetahui patofisiologi (dalam bentuk skema) penyakit malaria
5. Mengetahui pencegahan penyakit malaria
6. Mengetahui penatalaksanaan penyakit malaria
BAB 2
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria, yakni:
1. Plasmodium Vivax
2. Plasmodium Ovale
3. Plasmodium Malariae
Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang
paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum.
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Berkeringat banyak
Lemas
Pegal linu
Gejala anemia atau kurang darah
Mual atau muntah
4. Patofisiologi (Dalam Skema) Penyakit Malaria
5. Pencegahan Penyakit Malaria
Minum obat anti malaria sebagai obat pencegahan. Tersedia beberapa jenis obat
anti malaria yang memiliki efektivitas dan mekanisme yang berbeda-beda untuk
mencegah terjangkit Malaria. Terdapat jenis obat yang membutuhkan waktu
cukup lama agar dapat berefek. Lakukanlah konsultasi ke dokter Anda beberapa
minggu sebelum melakukan perjalanan ke daerah endemis Malaria.
Hindari tergigit nyamuk. Sebaiknya hindari bepergian pada senja dan malam hari
untuk mencegah tergigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Hal ini dikarenakan
nyamuk anopheles lebih aktif pada malam hari.
Tidur dengan dilindungi kelambu.
Menggunakan celana dan pakaian yang berlengan panjang agar dapat dapat
melindungi Anda.
Jangan lupakan lotion untuk mencegah gigitan nyamuk.
Berobat Jalan
Pasien malaria nonfalciparum tanpa gejala berat dan dapat mengonsumsi obat
oral dapat berobat jalan. Evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke-3, -7, -14, -21,
dan -28 berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah mikroskopis. Edukasi
pasien untuk segera memeriksakan diri jika ada pemburukan klinis tanpa menunggu
jadwal tersebut. Pasien rawat inap dengan keadaan umum dan kesadaran baik, telah
bebas demam 3 hari tanpa obat penurun demam dan pemeriksaan parasit negatif 3
kali berturut-turut dengan jarak waktu 12-24 jam, dapat dipulangkan dan berobat
jalan.
Persiapan Rujukan
Setiap kasus malaria berat harus dirawat inap atau dirujuk ke fasilitas
kesehatan dengan fasilitas yang memadai. Risiko kematian tertinggi pada malaria
berat atau malaria serebral terjadi pada 24 jam pertama. Untuk itu, pasien dengan
waktu rujukan >6 jam perlu diberikan antimalaria sebelum dirujuk. Antimalaria yang
dianjurkan adalah artesunate dan artemether intramuskular. Jika kedua obat tersebut
tidak tersedia, kina intramuskular (paha) dapat diberikan. Artesunate rektal hanya
direkomendasikan untuk anak berusia < 6 tahun (dosis 10 mg/kgBB) jika artesunate
intravena atau intramuskular tidak tersedia. Di Indonesia, bila tidak tersedia
artesunate, maka dapat diberikan dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) sebanyak 1
kali (bila toleransi oral baik). Pasien yang gagal diterapi dengan antimalaria lini
pertama memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang memiliki antimalaria lini
kedua.
Medikamentosa
DHP diberikan 1 kali sehari selama 3 hari. Dosis primaquine yang digunakan
adalah 0,25 mg/kgBB/hari. Obat antimalaria dikonsumsi sehabis makan (tidak dalam
keadaan perut kosong)
Non Farmakologi :
Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di sekitar tempat tidur
Gunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajar
Gunakan kelambu di atas tempat tidur, untuk menghalangi nyamuk mendekat
Jangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng atau tempat
lain yang bisa menjadi sarang nyamuk
Fogging
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/1039/558
http://scholar.unand.ac.id/43870/2/BAB%201%20.pdf
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2647/Diesmi%20Gracia
%20Debora%20Daeli.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://rs-soewandhi.surabaya.go.id/penyebab-gejala-dan-pengobatan-malaria/
http://www.rsud.pulangpisaukab.go.id/2019/04/11/kenali-tanda-dan-gejala-malaria/