SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Oleh:
Syamsul Bahri
NIM: 1111046100044
1439 H/2018 M
ABSTRAK
Berdasarkan analisis dari hasil studi pustaka, diketahui bahwa dalam bursa
komoditi di Indonesia faktor-faktor yang dapat menimbulkan risiko adalah pialang
berjangka yang tidak sesuai standar, laverage, likuiditas dalam bursa komoditi, dan
daily settlement. Transaksi dalam bursa komoditi tidak sama dengan ba’i salam.
Transaksi hedging diperbolehkan karena untuk kemaslahatan antara penjual dan
pembeli.
iv
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that may pose risks in the commodity
exchanges in Indonesia, the Islamic view of commodity exchanges, the Islamic view of
hedging.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur atas limpahan karunia allah SWT yang telah
mempermudah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah dalam menegakkan agama islam.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 (Strata- Satu), yang
di pandang sebagai salah satu proses untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dan
mahasiswinya. Pada penulisan skripsi ini membuat penulis berfikir secara ilmiah
untuk dapat menyampaikan apa yang penulis bahas dalam penelitian ini.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang penulis rasakan namun
dengan dukungan dan motivasi dari para pihak yang membuat penulis
merasa tidak terbebani dalam menulis skripsi ini. Penulis juga ingin
menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para
pihak yang telah membantu penulis hingga skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA, selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
5. Bapak A.M. Hasan Ali, MA, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
waktu luangnya untuk memberikan banyak arahan kepada penulis.
6. Segenap dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan
kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat
10. Kepada yayasan yang memberikan beasiswa kepada penulis, Yayasan Beasiswa
Jakarta dan Yayasan Orbit.
11. Kepada mentor dan anbim Orbit, khususnya Irul, Faisal, Filza dan Dillah.
12. Kepada Keluarga Besar The Jakmania Korwil Kebon Jeruk, terimakasih telah
menjadi tempat penulis mengembangkan pengalaman organisasi diluar kampus.
13. Keluarga Besar Balle Classic, khususnya kepada Odenk, Yasin, Embe, Adam,
Bogel, Doni, Royhan dan Evan. Terimaksih atas dukungan nyata agar penulis
menjadi sarjana.
14. Rekan Bisnis, baik di Agenpos Sukabumi Utara, Ini Sablon, dan Orenjoy Jakarta.
15. Kedua Orang Tua, Bapak Sofyan Tsauri (Alm.) terimakasih telah membentuk
karakter penulis, dan selalu menjadi sumber inspirasi penulis, semoga bahagia di
viii
Surga. Ibu Alidah yang sangat luar biasa, menjadi single parent untuk keempat
anaknya, yang doa nya selalu diijabah oleh Allah, semoga anakmu bisa
membahagianmu.
16. Kepada keluarga penulis, Ka Epi, Faizah, Yasser, Bilqis, Fatih, dan Bang Jun.
Teimakasih selalu memberikan keceriaan di dalam rumah. Bersama kalian sungguh
terasa baiti jannati.
17. Sahabat PS B 2011, khusunya, gilang, uchil, nimas, ijal, bayu, indra, serty, anggit,
subhi, didi, icun dan firda.
18. Keluarga Besar RKJ Ngayab, terimakasih telah menemani penulis menjelajah
indahnya alam Indonesia.
18. Semua Mahasiswa Terakhir Perbankan Syariah 2011, khususnya, aufar, agung,
juliandi, rifki, abe, kemal dan latif, terimakasih telah berjuang bersama-sama
melawan DO.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Harga, kuantitas dan pendapatan dalam aturan korelasi negatif ................ 21
Tabel 2. 2 Perhitungan total pendapatan yang dengan short hedge ............................ 22
Tabel 2. 3 Perhitungan total pendapatan yang dengan future contract ....................... 23
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman, sekarang ini mulai banyak
perkembangan berbagai jenis transaksi keuangan, baik yang berbasis konvensional
maupun yang berbasis syariah. Manusia mencoba mengatasi masalah ekonomi yang
datang dengan menggunakan transaksi baru. Ketidakpastian nilai tukar rupiah merasa
perlu dengan adanya transaksi hedging.
Hedging timbul didasari oleh ketidakpastian akan masa yang akan datang.
Apakah musim akan berganti, apakah keamanan barang yang disimpan akan terjamin,
apakah nilai tukar mata uang asing akan naik/turun atau bagaimana nilai suku bunga
yang akan datang. Semua ketidakpastian ini mendorong orang untuk melakukan suatu
tindakan guna mengurangi risiko yang ada.
1
BAPPEBTI, “Hedging Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi”, diakses pada 1 Maret 2015 dari
http://www.bappebti.go.id/id/edu/articles/detail/2987.html
1
2
pertama dari sebuah kegiatan ekonomi yaitu “Tidak ada yang berani, maka tidak akan
mendapatkannya2.”
Maka dari itu, hedging dapat dikatakan sebagai alat untuk memperkecil risiko
atas ketidakpastian harga yang terjadi di pasar fisik. Dengan adanya hedging pelaku
ekonomi dapat menutupi kerugian yang terjadi dengan keuntungan yang telah
diperoleh atas transaksi yang dilakukan. Banyak pihak yang sebenarnya dapat
memperoleh keuntungan dari transaksi hedging ini, mulai dari petani, produsen
komoditas, pengusaha, konsumen, investor, serta pialang dalam pasar bursa komoditi.
2
Sami al-Suwailem, Hedging in Islamic Finance (Jeddah : King Fahad National Library IDB 2006),
h.111
3
Murasa Sarkanipura, Ruqyah Syar’iyyah : Teori, Model dan Sistem Ekonomi (Cirebon: Al-Ishlah
Press & STEI, 2009)
4
Rahma Diana Bastoni, “Konsep Hedging Pada Transakasi Jual Beli Komponen Helikopter NBELL-
412 dalam Perspektif Ekonomi Islam (studi Pada PT. Garuda Angkasa Biru)”, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.3
3
Target pasar bursa adalah menciptakan pasar simultan dan kontinu di mana
penawaran dan permintaan serta orang-orang yang hendak melakukan perjanjian jual
beli dipertemukan. Namun di sisi lain ia mengandung banyak sekali unsur kezhaliman
dan kriminalitas, serta perjudian, perekrutan uang dengan cara haram, monopoli jual
beli, memakan uang orang dengan batil, mempermainkan keseimbangan masyarakat.
Karena disebabkan oleh bursa itu, banyak kekayaan dan potensi ekonomi yang hancur
terpuruk dalam pelimbahan dalam waktu pendek, persis seperti kehancuran akibat
gempa bumi atau bencana alam lainnya.5
5
Abdullah al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Penerjemah Abu Umar
Basyir, (Jakarta: Darul Haq,2004), h.291
6
FATWA DSN-MUI NO: 82/DSN-MUI/VIII/2011 Tentang Perdagangan Komoditi Berdasarkan
Prinsip Syariah di Bursa Komoditi
4
Dalam penyusunan karya tulis pembatasan sangat penting agar masalah yang
diteliti tidak terlalu luas. Membatasi masalah memiliki implikasi pada penyempitan
teori dan variabel yang akan diteliti. Pembatasan permasalahan merupakan hal yang
penting untuk menghindari dari melebar dan meluasnya objek kajian skripsi. Oleh
karena itu, penulisan skripsi terfokus pada konsep hedging pada transaksi jual beli.
Yakni konsep hedging pada bursa komiditi emas di Indonesia dalam perspektif
ekonomi syariah.
7
http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/09/16/hedging-emas-melalui-pialang-berjangka-kerap-
menguntungkan
8
Muhammad Nafik, Bursa Efek dan Investasi Syari’ah, cet.1, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2009), h.210
5
Perumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan:
a. Bagi Penulis
Manfaat penelitian bagi penulis adalah terlatihnya kepekaan akan prosedur
ilmiah, dan keberanian menyampaikan gagasan untuk merumuskan jalan keluar
6
D. Kerangka Pemikiran
Dalam bertransaksi emas tentunya seseorang atau perusahaan memiliki tujuan
agar kegiatan usahanya tersebut dapat berkelanjutan secara berkesinambungan dan
dapat memberikan keuntungan yang sesuai dengan harapan. Ketidakpastian harga
emas dan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lain membuat pelaku usaha
kadangkala mengalami kerugian. Untuk memperkecil potensi kerugian sebagai akibat
dari fluktuasi kurs mata uang asing dalam bursa komoditi, maka perusahaan domestik
dapat memanfaatkan instrument lindung nilai (hedging).
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan
dokumen lain yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu maupun saat
ini, mengorganisasikan pustaka ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan untuk
proposal penelitian.9 Berikut merupakan kajian pustaka yang penulis jadikan bahan
rujukan:
9
John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research. 3rd edition. (New Jersey: Pearson Prentice, 2008) h.89
7
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data penelitiannya.10 Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk
mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan
metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu
metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan baru yang terdapat dalam penelitian.11
1. Jenis Penelitian
10
Suharsimi Arikunto, Metodelogi penelitian. (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006) h. 136
11
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
1998), Cet. II, h.42
12
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, ed., Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2002, Cet.
Kedua), h. 45
13
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2003) h. 11
9
kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap
apa yang sudah diteliti.14 Metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.15 Pada penelitian ini yang akan dideskripsikan oleh penulis berupa faktor-
faktor yang dapat menimbulkan risiko dalam bursa komoditi, cara hedging
menanggulangi risiko pada bursa komoditi, dan konsep hedging dalam pandangan
Islam.
2. Pendekatan Penelitian
14
Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, Edisi Revisi, Cet.
Keduapuluh, 2006), h. 11
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2010) h.15
16
Zainal Asikin Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003).
10
3. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder adalah
data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui
orang lain atau mencari melalui dokumen.17 Data ini diperoleh dengan menggunakan studi
literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang
berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari
internet. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yakni
penelitian yang berusaha menyajikan pemaparan dan penjelasan terhadap masalah
yang diangkat dari data yang telah diperoleh peneliti sehingga pada akhirnya akan
mendapatkan suatu kesimpulan-kesimpulan dari permasalahan yang ada.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan penelitian studi
pustaka, yaitu kajian yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang konsep yang akan dikaji. Bahan yang akan digunakan dalam
kajian pustaka ini adalah buku, fatwa DSN, Al-Qur’an, Hadits, majalah, internet dan
beberapa makalah yang berkaitan dan relevan dengan kajian ini.
5. Teknik Penulisan
17
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2005) h.62
11
G. Sistematika Penulisan
Berdasarkan yang dituliskan di atas dan metode yang digunakan serta dalam
rangka memudahkan penulisan skripsi, maka pembahasan dibagi menjadi lima (5) bab.
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
merupakan bab pendahuluan yang dimana dalam bab ini dikemukakan dan
dijelaskan garis-garis besar materi yang akan dibahas dalam penulisan
skripsi ini. Diawali dengan latar belakang masalah, pembatasan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian keputusan, metodologi
penelitian serta sistematika penulisan.
TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini akan dijelaskan tentang bursa komoditi atau perdagangan
berjangka komoditi, hedging, pandangan islam mengenai hedging dan beberapa kata
kunci diperoleh dari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan hedging.
A. Bursa Komoditi
1. Pengertian
Kata Bursa diambil dari kata bourse,18 yang berarti tempat bertemunya penjual
dan pembeli komoditas tertentu dengan penyelenggaranya melalui prosedur
perantara.19
Sedangkan menurut istilah bursa memiliki sejumlah definisi karena
mempertimbangkan sejumlah tinjauan (tempat, pertemuan dan jenis kinerja yang
dilakukan). Ditinjau dari segi tempat, bursa adalah tempat di mana sejumlah
perusahaan perusahaan melangsungkan perdagangan seputar hasil-hasil pertanian,
industri dan surat-surat berharga (sekuritas).20
Sedangkan komoditi, memiliki beberapa definisi, di antaranya:21
Pertama; Sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat
diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat
dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat
dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka.
18
Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990), h. 10
19
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Prenada
Media, 2004), h. 11
20
Sya’ban M. Islam al-Barwary, Busroh al-Auraq al-Maliyah min Mandhury Islamiy (Damaskus: Dar
al-Fikr, 2002), h. 23
21
Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.
410
12
13
22
PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, Sekilas Mengenai ICDX: Peluang Investasi di
Perdagangan Berjangka Komoditi (Commodity Future), (Jakarta: PT. BKDI/ICDX, 2013), h 3
23
Abe Layman, Scalping (The art of Science) Cara Dahsyat Mengeruk Keuntungan Dari Pasar Uang,
cet.I (Jakarta: Visimedia, 2010), h.4
24
UU No. 32 pasal 1 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi
14
atau menerima sejumlah komoditi dengan mutu tertentu dan waktu penyerahan di
kemudian hari .25
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bursa komoditi berjangka adalah
tempat/fasilitas memperjualbelikan kontrak spot dan berjangka komoditi atau
instrumen finansial dengan harga yang telah disepakati dan penyerahan barangnya
dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.26
2. Macam-Macam Transaksi Bursa Komoditi
Berdasarkan waktunya, bursa komoditi terbagi menjadi dua macam:27
a. Transaksi Spot (tunai/langsung) yaitu transaksi dimana dua pihak yang
melakukan transaksi melakukan serah terima jual beli secara langsung atau
paling lambat dua kali 24 jam.
b. Transaksi Forward (berjangka) yaitu transaksi yang diputuskan setelah
beberapa waktu kemudian yang ditentukan dan disepakati saat transaksi.
Bahkan terkadang harus diklarifikasi lagi pada hari-hari yang telah
ditetapkan oleh komite bursa dan ditentukan serah terimanya di muka.
25
Badan Pelaksana Bursa Komoditi, Departemen Perdagangan, Struktur dan Peranan Industri
Perdagangan Berjangka (Jakarta : Bapebti, 1994), h.1
26
PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, Sekilas Mengenai ICDX: Peluang Investasi di
Perdagangan Berjangka Komoditi (Commodity Future), (Jakarta: PT. BKDI/ICDX, 2013), h. 20
27
Abdullah al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darul Haq,
2004), h. 292
15
c. Arbitrageur
Arbitrageur adalah seorang trager yang mencoba untuk mendapatkan keuntungan
dari perbedaan antara harga di pasar berjangka dengan pasar fisik atau perbedaan
harga antara perdagangan berjangka itu sendiri (siegel et al, 1990)
d. Pialang Berjangka
Pialang berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli komoditi
berdasarkan kontrak berjangka atas amanat nasabahdengan menarik sejumlah uang
dan/ atau surat berhaga tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi tersebut
(BAPPEBTI, 1997). Pialang berjangka pada hakekatnya adalah “penggerak
hedging dan spekulasi di bursa”. Pialang berjangka berperan menciptakan pasar
berjangka yang ramai dan efektif melalui penyebar luasan informasi, peyanan jasa
konsultan dan nasehat secara tepat.
Pada perdagangan berjangka, harga ditetapkan oleh para anggota bursa yang
bertransaksi . dengan perkataan lain terjadinya transaksi berarti terjadinya harga
yang disepakati antara pembeli dengan penjual.
Dalam suatu kegiatan transaksi sering terjadi adanya kemungkinan variasi harga,
sehingga harga yang ditetapkan pada hari itu adalah harga tertiggi dan terendah dari
transaksi yang terjadi. Apabila “pada suatu hari perdagangan” tidak terjadi
transaksi atau tidak ada harga, maka harga yang ditetapkan adalah harga dari hari
sebelumnya atau harga kesepakatan yang bersumber dari anggota bursa. Dengan
adanya harga tertinggi dan terendah ini, maka akan mempermudah produsen serta
konsumen dalam pengambilan suatu keputusan melakukan transaksi jual atau beli
pada hari perdagangan yang bersangkutan.
c. Pembentukan harga (price discovery)
Pembentukan harga di perdagangan berjangka merupakan refleksi dari kekuatan
pasar yang sebenarnya dan terjadi secara transparan. Harga yang terbentuk (price
discovery) merupakan informasi yang menjadi dasar atau pegangan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan untuk melakukan kegiatan berikutnya. Bursa akan
memberikan informasi atas setiap perubahan harga yang terbentuk di lantai
perdagangan . informasi ini akan membantu produsen (pabrikan) dan pedagang
untuk lebih efektif dalam merencanakan usahanya secara efisien.
d. Efisiensi biaya
Dengan adanya perdagangan berjangka, maka produsen maupun konsumen tidak
perlu menumpuk komoditinya di gudang, karena penjualan (pembelian) dapat
dilakukan saat ini, sedangkan penerimaan (penyerahan) komoditinya dilakukan
pada waktu yang akan datang. Dalam tenggang waktu inilah, produsen dan
konsumen tidak perlu membayar sewa gudang, sehingga biaya dapat diefisiensikan.
Disamping itu pabrikan/processor itu juga mempunyai kepastian persediaan bahan
baku untuk kelangsungan produksinya.
18
e. Alternatif investasi
Perdagangan berjangka sebagai alternative investasi tidak selalu menggunakan
uang dalam jumlah yang besar, namun dapat juga dalam jumlah yang kecil
tergantung dari ukuran besaran komoditi yang diperdagangkan. Hal ini terjadi
karena pada saat terjadi pembelian, jumlah uang yang digunakan untuk melakukan
pembayaran hanya sebagian kecil dari jumlah yang tertera pada kontrak, yang
disebut initial margin, sedangkan sisanya dibayarkan pada saat kontrak jatuh
tempo. Dengan demikian, sisa pembayaran dapat digunakan untuk menjalankan
usahanya terlebih dahulu.
Kelompok yang memanfaatkan perdagangan berjangka untuk tujuan investasi
adalah mereka yang dikenal sebagai investor atau investor. Mereka memanfaatkan
adanya perubahan harga untuk mencari keuntungan, yaitu membeli pada saat harga
rendah dan menjualnya kembali pada saat harga tertinggi (spekulasi).
5. Keuntungan Memiliki Perdagangan Berjangka Komoditi.
Keuntungan memiliki Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI, 1997),
antara lain sebagai berikut:
a. Adanya rujukan harga bagi produk-produk Indonesia. Harga yang terjadi di
bursa dimanfaatkan sebagai harga rujukan (reference price) oleh pihak yang
membutuhkan.
b. Petani kecil dapat memanfaatkan harga di bursa. Mereka dapat menjual
komoditinya di bursa berjangka sebelum panen tiba jika harga di bursa
pada waktu itu baik, sehingga dapat menghapus praktek ijon, serta dapat
memperpendek jalur tatniaga pertanan dari petani.
c. Para konsumen dapat menikmati harga yang stabil dari barang-barang
kebutuhannya. Ini akan memberikan kepastian dalam merencanakan biaya
produksinya.
d. Portofolio penggunaan hedging di bursa luar negeri lebih mahal.
19
B. Hedging
1. Pengertian
Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat populer
dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu fungsi
ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging merupakan
suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh turun-
naiknya harga.
Menurut Paul Merrick (1998) seperti dikutip oleh Kusmanto, hedging atau hedge
didefinisikan sebagai berikut : “ A hedge is one or more traders performed in order
to protect an existing market exposure against market movement”. Jadi pada
dasarnya hedging merupakan suatu cara produsen atau investor untuk melindungi
posisi suatu asset atau (underlying assets) dari risiko perubahan pasar.
Hedging adalah suatu proses pengambilan posisi pada cashmarket dan sekaligus
mengambil posisi yang berlawanan pada future market, dengan tujuan menghindari
kerugian akibat fluktuasi harga yang merugikannya (Thomas, et, al 1981)
2. Pelaku dalam Hedging
dari hedger pembeli (hedge long) dan hedger penjual (hedge short), berikut
penjelasannya:28
28
Sunil K Parameswaran, Future Markets : Theory and Practice, h. 118-120
29
Jeff Madura, Manajemen Keuangan Internasional Jilid 1 ( Jakarta: Erlangga 2000),h.322-333
30
Agus Zainul Arifin, Modul Manajemen Investasi (Pusat Pengembangan Bahan Ajar, UMB), h 4
21
disebabkan pada saat pasar bullish, nilai tukar future sangat tinggi, sehingga
menguntungkan bagi pembeli kontrak.
Profit
Spot at expiration
(Jatuh Tempo)
31
Sunil K Parameswaran, Future Markets : Theory and Practice, h 136-138
22
W = QT ST + Qf ( F – FT)
= QT ST + Qf (F – ST)
= QT ST + 78.000 ( 12 – ST )
Untuk notasi, W = Hedged revenue dengan ST ≠ F
F = Future price,
Qf = Kuantitas pada posisi future
ST = Harga Per Kg
Penggunaan persamaan diatas tertera pada tabel 2.2 berikut:
receivable atau payable-nya yang relatif besar terhadap risiko fluktuasi valas.32
Forward contract umumnya digunakan pada perdagangan mata uang asing
(foreign exchange) atau valas yang disebut forward exchange contract.33
a) Nilai investasi pada mata uang asing saat jatuh tempo (T₀)
Nilai yang di-hedge = $1.000 = $ 952,38
(1+R$) (1.05)
32
Agus Zainul Arifin, Modul Manajemen, h. 2
33
Sunil K Parameswaran, Future Markets : Theory and Practice, h. 91
34
Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor, Theory and Practice : An Introduction to Islamic
Finance (Singapura: Saik Wah Press Pte Ltd 2007), h. 212-213
25
b) Nilai investasi pada mata uang lokal saat jatuh tempo (T₀)
Foreign Amount x spot rate = $952.38 x Rp 9.200 = Rp 8.761.896
c) Forward rate kepada importir:
F = Spot x (1 + RRp) = Rp 9.200 x 1.1 = Rp 9.638,09/$
(1 + R$) 1.05
35
Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor, Theory and Practice : An Introduction ti Islamic Finance, h.214
26
36
O’Shea, P. Dan Bosshard, M, Advance Hedging Techniques. (Whitley, J. Mac Millan Publisher Co
1992), h. 207
27
2) Nilai sekarang (PV) dari hutang impor (Tingkat bunga deposito USD
sebesar 3,73%) = US$ 40.425,25 = US$ 40.299,98
{1+(3,73% :12)}
3) Nilai sekarang dalam rupiah (diasumsikan 1 US$ = Rp 14.000)
Pinjaman dalam IDR = Present Value (PV) x spot rate
= US$ 40.229,98 x Rp 14.000
= Rp 563.219.720
4) Nilai hutang yang dibayar (ditambah tingkat suku bunga pinjaman sebesar
16.32% per tahun) pada saat jatuh tempo = Rp 563.219.720 x
{1+(16.32%:12)} = Rp 570.879.508,20
Dengan mentranslasi nilai sekarang (PV) dari hutang tersebut ke dalam rupiah,
lalu meminjam rupiah sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut untuk
diinvestasikan kedalam USD. PT X dapat menghilangkan kerugian pada saat
jatuh tempo sebesar Rp 7.659.788,20 (= Rp 570.879.508,20 – Rp 563.219.720),
sehingga dapat menutupi hutang.
d. Hedging memakai opsi (option) valuta
Option contract adalah kontrak yang memberikan hak pada pembeli option, tapi
bukan kewajiban, namun untuk membeli (call) atau menjual (put) sejumlah tertentu
mata uang asing dengan nilai tukar per unit tertentu dan waktu tertentu.37
Dalam membeli options contract, pembeli kontrak dapat memilih 3 posisi, yaitu:38
1) At the money (ATM) : Exercise price (E) = Harga spot.
2) In the money (ITM) : Exercise price (E) lebih menguntungkan dibanding
harga spot.
3) Out the money (OTM) : Exercise price (E) lebih rugi dibanding harga spot.
37
David Eiteman et.al., Multinational Business Finance 10th Edition, (USA : Addison-Wesley
Publishing Company 2004), h. 116
38
O’Shea,P. dan Bosshard, M. Advance Hedging Techniques, h 66-72
28
39
Itjang D. Gunawan, Transaksi Derivatif, Hedging dan Pasar Modal, Jakarta, Grasindo, 2003. h.37
29
40
David Eiteman et.al., Multinational Business Finance 10th Edition, (USA : Addison-Wesley
Publishing Company 2004), h. 200-201
41
David Eiteman et.al., Multinational Business Finance 10th Edition, (USA : Addison-Wesley
Publishing Company 2004), h. 201-202
30
42
Abdullah al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Penerjemah Abu Umar
Basyir, cet I, (Jakarta:Darul Haq,2004), h.296
43
Hussein Syahatah dan Siddiq Muhammad al-Amin adh-Dharir, Transaksi dan Etika Bisnis Dalam
Islam, h.237
31
keyakinan dari pihak penjual untuk mendapatkan komoditi dan kemudian diserahkan
kepada pembeli.44
Menurut Imam Syafi’i tidak dibenarkan untuk menjual apapun, bahan pangan,
tanah atau kebun sebelum mengambil alih hak milik barang tersebut. Dalam masalah
ini Imam Ahmad tidak menyebutkan barang tertentu misalnya barang-barang yang
mudah membusuk, yang tidak ada di tangan penjual, oleh Nabi SAW dilarang karena
mengandung unsur yang meragukan untuk sampai ke tangan pembeli. Terdapat
semacam untung-untungan bahwa pengirimannya tidak akan diselesaikan oleh penjual
oleh karena berbagai alasan yang tidak terduga. Kurang lebihnya ini sama halnya
dengan judi, barang tersebut mungkin dikirim, mungkin juga tidak. Dengan jelas disitu
terdapat unsur yang meragukan dan untung-untungan. Disamping itu, akan merugikan
pembeli apabila barang tersebut hilang atau rusak selama dalam pengiriman
kepadanya. 45
Fatwa DSN yang mengatur tentang bursa komoditi adalah fatwa Nomor 82/DSN-
MUI/VIII/2011 Tentang Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah di Bursa
Komoditi. Berikut adalah ketentuan umum dalam fatwa DSN No. 82/DSN-
MUI/VIII/2011:46
44
Hussein Syahatah dan Siddiq Muhammad al-Amin adh-Dharir, Transaksi dan Etika Bisnis Dalam
Islam, h.239-240
45
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid IV, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1996),
h.114
46
Fatwa DSN No. 82/DSN-MUI/VIII/2011
32
47
Qimar menurut sebagian ulama sama dengan maysir, dan menurut sebagian ulama lain qimar
hanya pada mu’amalat yang berbentuk perlombaan atau pertaruhan.
48
Sami Al-suwailem. Hedging in Islamic Finance, h. 58
34
Fatwa DSN yang mengatur tentang hedging adalah fatwa Nomor 96/DSN-
MUI/IV/2015 tentang transaksi lindung nilai syariah (Al-Tahawwuth Al-Islami /
Islamic Hedging) atas nilai tukar. Berikut adalah ketentuan umum dalam fatwa
DSN Nomor 96/DSN-MUI/IV/2015:49
49
Fatwa DSN No. 96/DSN-MUI/IV/2015
35
Forward Agreement yang diikuti dengan Transaksi Spot pada saat jatuh tempo
serta penyelesaiannya berupa serahterima mata uang;
h. 'Aqd al-Tahawwuth fi Suq al-Sil'ah (Transaksi Lindung Nilai melalui Bursa
Komoditi Syariah) adalah transaksi lindung nilai dengan skema berupa
rangkaian transaksi jual-beli komoditi (sil'ah) dalam mata uang rupiah yang
diikuti dengan jual-beli komoditi (sil'ah) dalam mata uang asing serta
penyelesaiannya berupa serah terima mata uang pada saat jatuh tempo;
i. Bursa Komoditi Syariah adalah Bursa yang menyelenggarakan kegiatan pasar
komoditi syariah;
j. Penjual Komoditi Syariah adalah Peserta Pedangan Komoditi yang menjadi
Peserta Komersial atau Konsumen Komoditi;
k. Konsumen Komoditi Syariah adalah pihak yang membeli komoditi dari Peserta
Komersial;
l. Peserta Komersial adalah pembeli komoditi dari pedagang komoditi;
m. Surat Penguasaan Atas Komoditi Tersetujui (SPAKT) adalah surat yang
diterbitkan oleh Bursa Komoditi Syariah sebagai bukti atas kepemilikan dan
penguasaan komoditi syariah;
n. Peserta Pedagang Komoditi adalah peserta yang menyediakan stok komoditi di
pasar komoditi syariah;
o. Mata Uang yang Diterima adalah mata uang yang akan diterima oleh pihak
yang melakukan lindung nilai pada akhir transaksi;
p. Mata Uang yang Diserahkan adalah mata uang yang akan diserahkan oleh pihak
yang melakukan lindung nilai pada akhir transaksi.
a. Dalam suatu hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu bahwa Rasulullah Shallallahu a’laihi wa sallam bersabda:
36
احبَهُ فَِإََِا
ِ صَ ش ِري َكي ِْن َما لَ ْم يَ ُخ ْن أ َ َحدُ ُه َما ُ ع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ َرفَ َعهُ قَا َل ِإ َّن هللاَ يَقُو ُل أَنَا ثَا ِل
َّ ث ال َ
) ضعيف: خَانَهُ خ ََرجْ تُ ِم ْن بَ ْينِ ِه َما * (تحقيق األلباني
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berkata, “Aku adalah pihak ketiga (Yang
Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah, selama salah
seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada mitranya. Apabila diantara
mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka (tidak
melindungi)”. (HR. Abu Daud no.3383, dan Al-Hakim no.2322).
b. Hadits Nabi SAW riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi dari Ibnu Abbas RA:
الس ْع ُر ِبا ْل َمدِينَ ِة َ :َ قَال، ٍ ع َْن أَنَ ِس ب ِْن َمالِك، َو ُح َم ْي ٍد، ت
ِ َغال ٍ َوثَا ِب، َع َْن قَتَا َدة
، ِسو َل هللا ُ َّ َفقَا َل الن، سو ِل هللاِ صلى هللا عليه وسلم
ُ يَا َر: اس َ علَى
ُ ع ْه ِد َر َ
َّللاَ ُه َو
َّ َّ ِإن: سو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ُ فَقَا َل َر، س ِع ْر لَنَا
َ َ ف، الس ْع ُر
ِ َغال َ
، ع ََّز َو َج َّل، ََّللا ْ ِإنِي أل َ ْر ُجو، ق
َّ أن أ َ ْل َقى ُ الر َّزا
َّ ط ِ ض ا ْلبَا
ُ س ُ س ِع ُر ا ْل َقا ِب
َ ا ْل ُم
.ْس أ َ َح ٌد ِم ْن ُك ْم َي ْطلُبُنِي ِب َم ْظ ِل َم ٍة فِي د ٍَم َوالَ َما ٍل
َ َولَي
Diriwayatkan dari Anas RA, pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW,
harga-harga barang naik di kota Madinah, kemudian para sahabat meminta
Rasulullah SAW menetapkan harga. Maka Rasululah bersabda:
37
Sesungguhnya Allah SWT Dzat Yang Maha Menetapkan harga, yang Yang
Maha Memegang, Yang Maha Melepas, dan Yang Memberikan rezeki. Aku
sangat berharap bisa bertemu Allah SWT tanpa seorang pun dari kalian yang
menuntutku dengan tuduhan kedzaliman dalam darah dan harta. (HR. Anas
RA)
BAB III
JFX bangga telah menjadi bagian dari sistem penggerak transaksi perdagangan
sektor komoditi di tingkat domestik dan global.
Pada 19 Agustus 1999 JFX didirikan dengan nama badan usaha PT Bursa
Berjangka Jakarta. 2 September 1999 Peresmian JFX oleh Menteri Perdagangan dan
Perindustrian Rahardi Ramelan. 15 December 2000 Perdagangan perdana. December
2000 Kontrak Berjangka Olein, produk baru JFX secara resmi diluncurkan.
Agustus 2002 Kontrak Berjangka Emas 1kg, produk baru JFX secara resmi
38
39
1. Visi
2. Misi
C. Organisasi
masing mengawasi 3(tiga) dari 6(enam) divisi yang ada sebagaimana tercantum dalam
struktur organisasi.
1. Pedagang, yaitu anggota bursa yang telah terdaftar di Bappebti. Peran ini terdiri
atas :
2. Pialang, yaitu anggota bursa berbentuk badan usaha perusahaan dan telah
mendapatkan izin dari Bappebti. Pialang boleh menerima amanat dari nasabah.
Sebagai tambahan Pialang harus memiliki minimal 1(satu) seat.
3. Pihak yang sedang dalam proses untuk menjadi Pialang atau Pedagang.
42
4. Pemegang Saham Pendiri, yang tidak memiliki izin atau terdaftar selaku Pialang
atau Pedagang, sebagaimana diatur dalam Pasal 12(2) Undang Undang Nomor 32
Tahun 1997.
Anggota Bursa (AB) tak harus menjadi pemegang saham. Saat ini hanya
pemegang saham pendiri yang menjadi pemegang saham bursa dan hanya mereka yang
berhak untukk mengangkat Dewan Komisaris dan Jajaran Direksi.
Para pemegang saham secara otomatis menjadi Anggota Bursa. Anggota Bursa
tak secara otomatis mempunyai akses ke Sistem Perdagangan Bursa (JAFeTS). Agar
dapat mengakses JAFeTS, AB harus membeli seat sebagai Perpetual Bond yang
dikeluarkan oleh Bursa tanpa nilai nominal dan tanpa bunga. Kepemilikan (dengan cara
membeli atau menyewa) seat memberi privilege kepada Anggota Bursa untuk
mengakses JAFeTS. Seat dapat dibeli dari Bursa atau dari AB yang menjual seat di
pasar sekunder, melalui prosedur yang sesuai dengan Peraturan dan Tata Tertib Bursa.
Transaksi jual beli seat di pasar sekunder dilakukan melalui sistem penyepadanan harga
penawaran dan harga permintaan yang diselenggarakan Bursa.
D. Produk-Produk JFX
1. Produk Berjangka
a. Kontrak Berjangka Emas 1 Kg
b. Kontrak Berjangka Emas 250 gr
c. Kontrak Berjangka emas 100gr
d. Kontrak Berjangka OLEIN 20 Ton
e. Kontrak Berjangka Olein 10 Ton
f. Kontrak Berjangka Kakao
43
Dalam perdagangan kontrak derivatif global, ada dikenal banyak dan ragam
produk yang diperdagangkan secara OTC (over the counter). Umumnya nasabah
bertransaksi langsung dengan penyelenggara OTC kontrak derivatif. Sistem
Perdagangan Alternatif menyempurnakan perdagangan OTC, dimana ada pedagang
penyelenggara yang menjadi market maker bagi banyak pihak, sementara nasabah
bertransaksi melalui pialang berjangka yang menyediakan jasa penyampaian amanat.
Semua transaksi didaftarkan ke Bursa Berjangka Jakarta lalu ke Lembaga Kliring
Berjangka dalam rangka penarikan dan perhitungan margin. Melalui mekanisme ini,
45
Pialang berjangka adalah anggota bursa berbentuk badan usaha perusahaan dan
telah mendapatkan izin dari Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi). Namun, masih banyak pialang berjangka yang legalitasnya belum jelas dan
banyak melakukan penipuan di dalam bursa berjangka.
Oleh karena itu, investor harus cermat dan teliti sebelum memilih broker atau
pialang berjangka. Investor juga perlu memperhatikan isi perjanjian dari pialang
berjangka agar sesuai dengan peraturan yang diterbitkan oleh Bappebti. Apabila sudah
jelas isi perjanjian dan legalitas pialang berjangka, maka investor dapat melakukan
transaksi dalam bursa komoditi.
46
47
Apabila keadaan bursa sedang mengalami liquid market, maka trader dapat
melakukan aktifitas di dalam bursa dengan cepat. Liquid market adalah suatu keadaan
di dalam bursa dimana pembelian dan penjualan dapat dengan mudah dilakukan
dengan perbedaan harga yang sangat kecil sehingga tidak mempengaruhi nilai aset.
Dalam bursa berjangka komoditi masalah akan muncul ketika harga futures
suatu komoditi bergerak naik atau turun, tetapi saat itu tidak ada pembeli kontrak
berjangka atau tidak ada penjual kontrak berjangka yang diinginkan. Karena tingkat
likuiditas sangat berpengaruh pada investasi di bursa berjangka komoditi, maka treder
harus memperhatikan volume trading dan open interest.
Daily settlement price dapat digunakan untuk menurunkan risiko dan dapat
digunakan untuk menghindari loss yang lebih besar pada suatu kontrak berjangka saat
berakhirnya kontrak. Namun, loss dalam kontrak di bursa berjangka komoditi harus
diselesaikan dia akhir sesi perdagangan.
48
Dalam kasus diatas petani padi dan pengusaha beras rajarela telah melakukan
perdagangan berjangka dengan menggunakan hedging (lindung nilai) berupa harga
kesepakatan. Hedging (lindung nilai) dilakukan untuk mengurangi risiko fluktuasi
harga yang sangat berisiko pada kerugian. Namun, dalam bursa komoditi harus
menggunakan pialang berjangka untuk melakukan transaksi.
Sekilas, transaksi perdagangan berjangka diatas mirip dengan ba’i salam dalam
salah satu akad muamalat. Dalam jual beli ini, pembeli membayar harga barang pada
saat transaksi, sementara penyerahan barangnya dilakukan belakangan saat petani
panen sesuai kesepakatan diawal.
Namun transaksi dalam bursa berjangka komoditi dengan ba’i salam memiliki
beberapa perbedaan. Perbedaan itu antaranya:
49
1. Dalam ba’i salam, pembeli membayar lunas harga yang disepakati di awal akad,
sehingga penjual menerima 100% harga barang yang dijualnya. Sedangkan dalam
perdagangan berjangka di bursa berjangka komoditi pembeli hanya membayar
margin sesuai yang ditetapkan oleh pialang di bursa komoditi berjangka.
2. Dalam ba’i salam, tingkat penyerahan barang dilakukan secara fisik. Ketika jatuh
tempo, maka penjual harus menyerahkan semua barang yang sepakati di akad
kepada pembeli. Sedangkan dalam bursa komoditi berjangka sangat terjadi
penyerahan secara fisik.
Jika sesorang bertransaksi pada bursa komoditi dan bisa menghindari gharar
dan maysir, hal itu masih diperbolehkan. Karena islam bukan mengenal tempatnya tapi
transaksinya.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan komoditi. Oleh karena itu,
keberadaan bursa komoditi sangatlah penting untuk menunjang kemajuan ekonomi.
Namun, masih banyak pengusaha muslim yang enggan bermain di bursa komoditi di
Indonesia karena masih menganggap bursa komoditi banyak mengandung gharar.
50
Dalam bursa komoditi pada saat akad, komoditas yang diperjualbelikan belum
jelas keberadaannya secara fisik. Karena dalam bursa komoditi, yang diperjualbelikan
adalah kontrak-kontrak yang dilakukan oleh anggota bursa.
Dalam bursa komoditi syariah pengusaha bisa menjalankan bisnis tanpa takut
melanggar syariat islam. Nilai gharar dan maysir yang banyak terjadi pada bursa
komoditi syariah telah dihilangkan.
Saat ini di Jakarta Future Exchange sudah tersedia bursa komoditi syariah yang
sesuai dengan ketentuan syariah, dengan pengawasan Dewan Syariah Nasional –
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Hal ini tentu saja membuat Ekonomi Syariah
semakin mampu menyaingi ekonomi konvensional.
Karena sesuai dengan prinsip syariah maka setiap transaksi yang ada dalam
bursa komoditi syariah diperbolehkan dalam islam. Namun masih hanya terbatas pada
penjualan jangka pendek.
Harga emas yang selalu berfluktuasi menghasilkan sesuatu yang tidak pasti
pada suatu transaki perdagangan. Dalam satu tahun terakhir fluktuasi harga emas
cenderung mengalami kenaikan. Hal ini membuat keuntungan yang dialami
perusahaan menjadi tidak pasti, maka itu diperlukan hedging untuk menjaga kestabilan
harga emas itu.
Emas yang merupakan mata uang zaman Nabi berupa dinar sebenarnya
mempunyai nilai riil yang lebih stabil jika dibandingkan dengan mata uang saat ini.
Namun, fungsi emas pada saat ini bukanlah sebagai alat pertukaran melainkan suatu
komoditas yang bisa diperjual-belikan.
Hedging adalah alat yang digunakan dalam bursa komoditi untuk menghindari
kerugian dimasa yang akan datang. Fluktuasi harga komoditi yang selalu bergerak
membuat pengusaha menggunakan hedging untuk menghindari fluktuasi ekstrim, baik
harga turun maupun harga naik.
Hedging menjadi alat untuk meramal masa depan suatu harga komoditi dalam
bursa komoditi, termasuk emas. Namun, tak jarang hedging tak sesuai dengan apa yang
diharapkan.
52
Inilah yang membuat pelaku dalam bursa komoditi yang beragama Islam
enggan bermain dalam bursa komoditi yang menggunakan hedging. Karena dianggap
mengandung ghrarar (ketidakpastian) dan maysir (perjudian).
Dalam islam Rasulullah SAW pernah diminta untuk menentukan harga gandum
yang selalu berfluktuasi ke atas. Namun, Rasulullah menolaknya dan menyerahkannya
kepada “pasar” dengan berkata, sesungguhnya Allah adalah dzat yang menetapkan
harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara
aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorangpun dari
kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah dan harta.
Dalam hadits diatas Rasulullah enggan untuk menentukan harga, karena takut
menzalimi umatnya, sementara Rasulullah adalah hakim yang paling adil selama
sejarah peradaban manusia.
Rasulullah bersabda dalam hadits qudsi, “Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha
Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah, selama salah seorang di antara
mereka tidak berkhianat kepada kawan syarikatnya. Apabila di antara mereka ada yang
berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka.
A. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko dalam bursa komoditi adalah a. Pialang
berjangka yang tidak sesuai standar.
b. Laverage, dana pinjaman yang diberikan pialang kepada trader, apabila terjadi
loss maka trader harus menyiapkan dana untuk mengembalikan dana ke pialang.
c. Likuiditas dalam bursa komoditi.
d. daily settlement
2. Transaksi dalam bursa komoditi syariah tidak sama dengan ba’i salam.
3. Semua transaksi dalam bursa komoditi syariah diperbolehkan, karena sesuai
dengan aturan dan dalam pengawasan DSN-MUI
4. Transaksi hedging diperbolehkan karena untuk kemaslahatan antara penjual dan
pembeli.
5. Transaksi hedging diperbolehkan, asalkan kedua pihak sama-sama ridho dan
menerima konsekuensi dari perjanjian.
6. Transaksi hedging dalam bursa komoditi diperbolehkan, asalkan tidak
mengandung gharar dan maysir.
B. Saran
1. Sebaiknya DSN-MUI membuat fatwa tentang transaksi hedging jangka panjang
yang berkala, agar ekonomi islam dapat lebih bersaing dengan ekonomi
konvensional.
2. Dibuat standarisasi nilai hedging pada setiap komoditi agar tidak terlalu
merepotkan perusahaan dalam menentukan hedging.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, agar dapat meneliti pada komoditas lain, bukan
hanya emas.
54
55
DAFTAR PUSTAKA