p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Received: 18-01-17
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk melihat creative accounting sebagai informasi
yang baik atau menyesatkan bagi investor. Metode penelitian yang
Reviewed: 30-01-17 digunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan studi pustaka. Hasil
penelitian ini menunjukkan creative accounting yang dilakukan oleh
Accepted: 11-04-17 manajemen untuk menaikkan nilai perusahaan dan memberikan kepuasaan
pada investor. Fenomena creative accounting lebih banyak terjadi di antara
periode 2002 sampai 2008. Upaya creative accounting meskipun dapat
Published: 20-07-17 dibenarkan dalam tataran teori, namun tidak dapat diterima dari sisi etika.
Pelaporan kegiatan perusahaan dengan upaya creative accounting secara
norma salah, dikarenakan hal ini memberikan informasi yang menyesatkan
bagi pengguna informasi tersebut, seperti calon investor. Secara empiris,
sejak diberlakukannya IFRS (International Financial Reporting Standards) ,
berita media tentang creative accounting pada perusahaan-perusahaan besar
di beberapa negara mulai berkurang. Namun, dalam meta analisis studi dari
Dechow (2011), menemukan cara baru untuk mendeteksi upaya creative
accounting dengan model reverse.
dikaji adalah laporan laba rugi secara creative accounting umumnya dianggap sebagai
komprehensif, karena laporan laba rugi yang tindakan yang tidak etis. Kantor Akuntan Publik
paling rawan dengan kecurangan. Hal ini Price Waterhouse; mengamati hal-hal yang
disebabkan karena laporan ini akan men- terjadi dan menyimpulkan sebagai berikut.
cerminkan kinerja operasional perusahaan. Upaya penipuan laporan, umumnya dilakukan
Semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan, pada tingkat manajemen. Manajemen meng-
maka semakin tinggi bonus yang akan diperoleh gunakan laporan keuangan untuk menciptakan
manajemen. ilusi bahwa entitas lebih sehat dan lebih
Creative accounting sering terjadi pada sejahtera dari kondisi yang sebenarnya. Ilusi ini
perusahaan yang sudah go public dan umumnya kadang-kadang dilakukan untuk menutupi
dilakukan oleh perusahaan yang memiliki realitas ekonomi melalui penyimpangan dari
ukuran perusahaan di atas rata-rata ukuran prinsip akuntansi.
industri. Creative accounting cenderung di- Creative accounting merupakan tindakan
lakukan, dalam dua dekade terakhir, dan menjadi yang tidak etis, hal ini juga menjadi perdebatan
suatu tren dari tahun ketahun. Beberapa kasus dalam literatur akuntansi selama dua dekade
creative accounting yang banyak terjadi, seperti terakhir seperti Schiper (1989) menyatakan
kasus Enron di tahun 2001, dan skandal Satyam bahwa creative accounting yang dilakukan
computer pada tahun 2008. Creative accounting semata-mata untuk meningkatkan tujuan pribadi.
digunakan sebagai salah satu inovasi dalam Evaluasi kinerja yang positif, akan me-
perusahaan untuk tetap bertahan dalam per- ningkatkan gaji dan bonus. Hal ini dipandang
saingan pasar (Gherai dan Balaciu, 2011); sebagai tindakan yang tidak etis. Para pemimpin
(Wokukwu, 2015); (Mamo d Aliaj, 2014); dunia pun bergabung dalam perdebatan ini,
(Balaciu, Bogdan, Feleag, dan Adela-Laura, menyatakan manajemen perusahaan memiliki
2014). tanggung jawab baik secara hukum dan moral,
Creative accounting jika dilihat dari sisi ketika memproduksi informasi yang relevan bagi
etika, memang tidak benar. Hal ini dikarenakan pihak-pihak yang berkepentingan. Meskipun,
laporan keuangan tersebut mengandung salah ketidakpastian dan daerah abu-abu dalam
saji yang material. Pada saat laporan keuangan akuntansi telah membuat manajer meng-
mengandung salah saji, maka laporan ini tidak implementasikan aspek mengenai apa yang
bisa digunakan sebagai informasi yang di- mereka dapat dan yang harus lakukan untuk
gunakan sebagai pengambilan keputusan. Hal ini memenuhi tanggung jawab mereka kepada pihak
juga didukung oleh Conner (1986: 78), yang me- yang berkepentingan. Pada prinsipnya, orang
nekankan dari perspektif akuntan professional, percaya pada angka akuntansi, namun dengan
adanya kecurangan penyajian menyebabkan besar. Kajian studi tentang creative accounting
terdistorsi informasi yang disajikan, sehingga jika dilihat dari etika dalam mengelola laba
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat untuk tujuan perusahaan atau bisnis (misal untuk
terhadap laporan keuangan. memenuhi sasaran anggaran) masih inkonklusif.
Perspektif etika deontology menunjukkan Hasil penelitian Elias (2002) dan Kaplan (2001)
tindakan creative accounting menekankan pada menyimpulkan bahwa creative accounting yang
moralitas berbasis aturan (rule-based morality) bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan,
juga menunjukkan hal yang salah. Pendekatan sebagai sebuah perilaku yang tergolong etis.
deontology mempertimbangkan suatu tindakan Fenomena creative accounting jika dikait-
adalah benar jika tindakan tersebut secara moral kan dengan teori Filsafat, berkaitan dengan
benar, atau jika sesuai dengan moral yang tepat. konsep filosofi Materialisme-Dialektika dari
Sebuah tindakan yang melanggar ketentuan Karl Mark (1818-1883). Konsep Filosofi dari
moral, meskipun untuk tujuan menghasilkan Karl Mark menganggap materi atau kenyataan
suatu hal yang menguntungkan; tetap saja objektif (benda dan sosial) berwujud pimer.
dianggap salah. Sumber-sumber aturan tersebut Wujud primer bermakna adanya saling keterkait-
dapat berupa teologis yang mengandung arti an, konflik, berubah dan berkembang yang
bahwa tindakan-tindakan tersebut ditentukan ditentukan oleh faktor internal materi itu sendiri.
sebagai sesuatu yang bermoral oleh suatu Ide inilah yang kemudian berwujud sekunder.
agama. (Belkaui, 2006: 92). Konsep itu juga dapat diterapkan dalam teori
Pada saat manajemen melakukan tindakan Akuntansi. Materi Akuntansi dan praktik
creative accounting seperti dua mata pisau yang Akuntansi saling berhubungan. Ada konflik,
dipandang dari dua sisi yang berbeda, di satu sisi perubahan peraturan, dan perkembangan pola
tindakan creative acacounting tidak menyalahi usaha. Hal-hal ini ditentukan oleh faktor internal
standar yang ada namun di sisi lain creative perusahaan sendiri. Faktor-faktor internal ini
accounting merupakan tindakan yang tidak etis kemudian menghasilkan berbagai konsep
karena mengandung tindakan kecurangan. Akuntansi. Jika seseorang ingin me-ngetahui
Manajemen dalam melakukan creative dan memahami konsep, teori, dan ilmu akuntansi
accounting dengan berbagai tujuan diantaranya mereka harus berperan serta dalam praktik
untuk mendapatkan bonus. Pada saat manajemen Akuntansi. Dalam proses perkembangan-nya,
menerapkan skema bonus purpose mereka akan ilmu Akuntansi memiliki kemampuan me-
berusaha untuk menerbitkan laporan keuangan rekayasa (berpikir proaktif) terhadap transaksi
yang baik. Dengan laba usaha yang besar sosial dan bisnis. Muncul pula hubungan secara
sehingga mereka akan mendapatkan bonus yang
timbal balik atau reciprocal atau dialektika transaksi dengan tujuan untuk menaikkan
(Triyuwono, dkk. 2016:149-150). pendapatan dalam periode tersebut.
Praktik creative accounting lebih condong Vyas, Ambadkar, dan Bhargava (2015)
pada praktik akuntansi secara keseluruhan yang mengungkapkan tujuan manajer perusahaan me-
berasal dari pengetahuan akuntan tersebut, baik nerapkan teknik creative accounting salah
dari pengetahuan dari akuntan individu, ataupun satunya adalah menunjukkan laba yang lebih
asosiasi akuntan. Akuntan dalam melakukan besar, dengan cara melaporkan pembelian yang
praktik rekayasa Akuntansi dengan cara melaku- lebih besar yang ditunjukkan dengan pesanan
kan transaksi yang bersifat accrual dalam upaya pembelian yang palsu yang menunjukkan
memperbaiki laporan keuangan. Akuntan dalam persedian fiktif sehingga menaikkan jumlah
memilih transaksi akrual berdasarkan pada persedian, dan menunjukkan penjualan yang
proses praktik dan pengalaman yang mereka lebih besar.
laksanakan, sehingga mereka mampu memilih Teknik creative accounting yang dilakukan
standar yang ada dan bisa memanfaatkan celah oleh manajemen semakin berkembang dengan
yang di berikan oleh standar dalam melakukan adanya perkembangan standar akuntansi.
kreativitas akuntansi, tanpa melanggar standar Perubahan satandar akuntansi yang berlaku
tersebut. Dalam pemilihan transaksi accrual, umum yang dimulai dengan adanya harmonisasi
akuntan akan menggunakan praktik dan IFRS di seluruh dunia menyebabkan perubahan
pengalaman mereka dalam menyusun laporan pendekatan yang sudah dilakukan oleh
keuangan. manajemen dalam melakukan earning
Sukanya P (2005) menemukan yang management. Perkembangan metode pendekatan
mendasari perusahaan menggunakan standar creative accounting (earning management)
akuntansi yang berterima umum GAAP semakin berkembang. Pendekatan metode yang
merupakan teknik creative accounting untuk digunakan pada umumnya dengan menggunakan
mengatur praktik creative accounting. Pada saat metode accrual, (Jones, 1991), di tahun 1995
berlakunya standar GAAP, disini manajemen Dechow et. al juga melakukan pendeteksian
akan menereapkan metode pencatata cash basis. earning management dengan menggunakan
Dalam satandar cash basis, transaksi akan diakui metode accrual, yang dikenal dengan metode
dan dicatat pada saat terjadinya penerimaan kas Jones modified (Dechow, Sloan, & Sweeney,
dari suatu transaksi. Celah dari standar ini akan 1995). Dengan adanya penerapan metode
dimanfaatkan oleh manajemen untuk melakukan accrual basis pendeteksian earning management
kecurangan penyajian laporan keuangan. juga semakin bergeser. Pergeseran pendekatan
Manajemen akan mengatur cut off dari suatu ini menunjukkan exploitasi dalam karakteristik
inherent dari abnormal accrual based earning discretionary dan nondiscretionary dari
management telah berganti dan diabaikan dalam penyediaan kredit macet.
penelitian terdahulu. Khususnya, Dechow et al., 2. Transaksi juga diberi batas waktu atau cut off
2011 mengungkapkan beberapa accrual-based sehingga memberikan kesan yang diinginkan
earning management dalam suatu periode akan dalam rekening. Sebagai contoh, bisnis
di balik dalam periode berikutnya memiliki investasi pada history cost yang
(Dechow, Hutton, Kim, dan Sloan, 2011). dapat dengan mudah dijual dengan harga jual
Potensi creative accounting ditemukan yang lebih tinggi, menjadi nilai saat ini.
dalam enam bidang utama: fleksibilitas per- Manajer bisnis bebas memilih di mana tahun
aturan, kelangkaan peraturan, lingkup untuk mereka menjual investasi dan meningkatkan
judgment manajerial sehubungan asumsi tentang keuntungan.
masa depan, waktu transaksi, penggunaan 3. Transaksi buatan dimasukkan untuk
transaksi buatan dan reklasifikasi dan presentasi memanipulasi jumlah neraca dan menaikkan
angka keuangan. Berikut teknik yang digunakan keuntungan pada periode akuntansi. Hal ini
sebagai berikut (Rajput, 2014). dicapai dengan memasukkan ke dalam dua
Fleksibilitas regulasi. kebijakan akuntansi atau lebih transaksi yang terkait dengan pihak
yang sering memungkinkan pilihan kebijakan, ketiga, biasanya bank. Harga jual yang
misalnya, dalam hal penilaian aset (Standar rendah seperti 'penjualan dan penyewaan
Akuntansi Internasional memungkinkan pilihan kembali' dapat berada di bawah nilai aset saat
antara memasukkan aset tidak pada nilai ini, karena perbedaan dapat dikompensasikan
revaluasi atau biaya historis disusutkan). Entitas dengan peningkatan atau penurunan
bisnis mungkin, cukup sah, mengubah kebijakan penyewaan. Reklasifikasi dan penyajian
akuntansi mereka. Sebagai Schipper (1989) angka keuangan relatif kurang dieksplorasi
menunjukkan, perubahan tersebut mungkin dalam literatur.
relatif mudah untuk mengidentifikasi pada tahun Selain teknik creative accounting yang
perubahan, tapi jauh lebih mudah dilihat umumnya dilakukan oleh manajemen, juga
setelahnya, sebagai berikut: terdapat motivasi manajemen terhadap prilaku
1. Kelangkaan regulasi. Beberapa daerah tidak creative accounting. Berbagai penelitian telah
sepenuhnya diatur, persyaratan wajib dalam meneliti masalah motivasi manajemen terhadap
hal akuntansi untuk opsi saham. Manajemen perilaku akuntansi kreatif. Hepworth (1953)
memiliki ruang yang cukup untuk melakukan mengidentifikasi beberapa motivasi termasuk
estimasi pada diskresioner. McNichols dan keberadaan pungutan pajak berdasarkan
Wilson (1988), meneliti unsur-unsur penghasilan, kepercayaan oleh pemegang saham
dan pekerja dalam manajemen yang mampu memuaskan investor dan untuk menjaga
melaporkan pendapatan yang stabil dan harapan harga saham stabil. Para pendukung
psikologis yang berkaitan dengan mengantisipasi pendekatan ini mendukung ukuran 'short-
kenaikan atau penurunan pendapatan. Secara termism' untuk mengevaluasi investasi atas
umum dari beberapa decade terkahir motiv dasar hasil
utama manajemen melakukan creative 4. Window dressing untuk IPO atau Pinjaman:
accounting adalah motif konvensasi, remunerasi, Window dressing dapat dilakukan sebelum
dan bonus. perusahaan melakukan IPO, akuisisi atau
Manajer dalam melakukan earning sebelum mengambil pinjaman. Sweeney
management akan memberikan berbagai manfaat (1992) menunjukkan kecenderungan
baik bagi investor, pemilik dan bagi manajemen pelanggaran perusahaan ketika mendekati
sendiri. Menurut Rajput (2014), Manajer ter- perjanjian utang untuk membuat perubahan
motivasi untuk memperbaiki laporan keuangan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan
baik untuk mengelola posisi atau keuntungan. perusahaan.
Adapun manfaat yang diberikan oleh 5. Perpajakan : Creative accounting juga
manajemen dalam melakukan creative menghasilkan beberapa manfaat pajak
accounting antara lain: terutama ketika penghasilan kena pajak
1. Memenuhi target internal: Manajer ingin diukur melalui angka akuntansi
memenuhi target internal yang ditetapkan 6. Perubahan manajemen : Ada kecenderungan
oleh manajemen yang lebih tinggi dari manajer baru untuk menunjukkan
sehubungan dengan penjualan, profitabilitas kerugian akibat buruknya pengelolaan
dan harga saham. manajemen lama dengan beberapa ketentuan.
2. Memenuhi harapan exsternal: Perusahaan Dahi (1996) menemukan kecenderungan
akan memenuhi harapan para pemangku manajer bank di AS.
kepentingan, karyawan dan pelanggan supaya
terjaga kelangsungan hidup perusahaan DAFTAR PUSTAKA
dalam jangka panjang untuk kepentingan
Amat, O., & Gowthorpe, C. 1999. Creative
mereka. Pemasok ingin jaminan pembayaran
Accounting: Nature , Incidence And
jangka pendek dan jangka panjang dari
Ethical Issues. Jurnal Of Economic
perusahaan. Perusahaan juga ingin perkiraan
Literaure Classification.
pola analis dividend payout.
Balaciu, D. E., Bogdan, V., Feleag, L., & Adela-
3. Income Smoothing: Perusahaan ingin
Laura, P. 2014. “ Colorful ” Approach
menunjukkan aliran penghasilan tetap untuk
Regarding Creative Accounting . An