Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH SENI RUPA TIMUR

SEJARAH SENI RUPA MESOPOTAMIA

KELOMPOK 4 :
1. RIZKI BARAKAH BINAUVAN (15020088)
2. RAHAYU GUSWIRA NINGSIH (15020082)
3. RAFIQ GUSLI (15020081)
4. NABIL HARTATO (15020080)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang yang beranggapan bahwa penduduk Asia dan Afrika pada masa lalu
adalah manusia yang terbelakang dan tidak beradab. Anggapan tersebut sungguh sanggat
tidak benar. Asia dan Afrika sama sekali bukanlah benua biadab dan penuh dengan
kekacauan. Sebaliknya, rakyat Asia dan Afrika telah mengalami perjalanan sejarah yang
panjang, dan telah memberikan sumbangan yang mengesankan bagi kehidupan manusia.
Mereka telah menciptakan kebudayaan dan peradaban yang sangat tinggi, mengembangkan
sistem pemikiran, serta membuahkan karya seni paling indah yang dikenal manusia.
Asia dan Afrika merupakan tempat lahirnya peradaban dunia. Bukti-bukti tentang
kejayaan peradaban tersebut masih dapat kita temukan pada saat ini.

Salah satu pusat peradaban yang pernah ada di benua Asia adalah peradaban
Mesopotamia. Daerah itu sekarang terletak di daerah Irak. Mesopotamia berarti daerah yang
terletak diantara dua aliran sungai yaitu Sugai Eufrat, dan Sungai Tigris. Daerah yang terletak
diantara dua aliran sungai tersebut merupakan daerah yang subur. Diluar itu terbentang
daerah gurun, yaitu Gurun Hamad dan Gurun Nafud. Disebelah timurnya terdapat
Pegunungan Elbrus dan Kurdistan.
Letak daerah Mesopotamia ssangat baik. Daerah itu berkembang menjadi pusat
perdagangan antara Arab di selatan dan Armenia di utara. Dan antara India / Persia di timur
dan Mesir di barat. Menjelang tahun 220 SM, daerah Mesopotamia kembali terpecah belah
menjadi satuan – satuan kecil dan saling berperang salah satu kota yang menjadi pusat
kebudayaan ialah Babilonia (babil).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah atau yang menjadi bahasan dalam makalah ini adalah:
1. Kondisi geografis Mesopotamia
2. Pendudukan bangsa Assyria di Mesopotamia
3. Pendudukan bangsa Babilonia Baru di Mesopotamia

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini adalah, selain untuk
memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah “Media Pendidikan”, juga bertujuan untuk
memenuhi serta menambah pemahaman penulis tentang peradaban-peradaban kuno yang ada
di Asia dan Afrika khususnya peradaban lembah Sunggai Eufrat dan Tigris.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LETAK GEOGRAFIS MESOPOTAMIA


Mesopotamia dalam bahasa Yunani bearti daerah di antara dua sungai, yang sekarang
dikenan menjadi Republik Irak yang berbatasan dengan Teluk Persia dan Iran sebelah timur
dan timur laut, Iran dan Turki untuk batas sebelah utara, Syria dan Yordania batas sebelah
barat, sedangkan Saudi Arabia dan Kuwait batas sebelah selatan.
Mesopotamia merupakan wilayah subur yang terletak di antara dua sungai besar, yaitu
Eufrat dan Tigris. Karena wilayah tersebut berada di antara dua sungai maka bentuknya
melengkung menyerupai bulan sabit. Breasted seorang sejarawan dari Amerika Serikat
menyebut Mesopotamia “The Fertile Crescent Moon” yang artinya daerah bulan sabit yang
subur. Sejarawan lainnya dari Yunani Kuno yang benama Herodotus menyebut Mesopotamia
sebagai “Tanah Surga Yang Cantik Jelita”.
Kesuburan tanah menjadi faktor pendukung bagi tumbuhnya peradaban suatu bangsa.
Bangsa-bangsa yang pernah mengembangkan peradabannya di Mesopotamia adalah Sumeria,
Akkadia, Babilonia Lama, Assyria, dan Babilonia Baru. Mesopotamia mempunyai susunan
lapisan masyarakat dengan tigkatan teratas adalah raja, golongan pendeta, golongan peniaga,
golongan petani dan seniman, serta golongan dengan tingkatan terendah adalah hamba abadi.
Walau berada di bawah pemerintahan yang berbeda-beda, kebudayaan mesopotamia dapat
bertahan untuk beribu-ribu tahun. Di zaman Mesopotamia sekitar 5000 SM sudah terlihat
adanya teknologi irigasi yang ikut menentukan sistem pertanian kuno.
Dengan adanya irigasi tersebut, maka pada tahun 700 SM sudah dikenal sebanyak 900
macam tanaman. Tanaman-tanaman yang di tanam pada zaman Mesopotamia ini sampai
sekarang masih penting untuk persediaan pangan dunia seperti kurma dan ara, anggur dan
zaitun, gandum dan barlai.
B. BANGSA-BANGSA YANG PERNAH MENDIAMI MESOPOTAMIA

1. Sumeria (3500 SM)


2. Akkadia (2300 SM)
3. Babilonia Lama (1850 SM)
4. assyria (assur)
5. babilonia baru
Akan tetapi pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang bangsa-bangsa
yang pernah mendiami mesopotamia yaitu assyria dan babilonia baru saja.

1. Assyria (Assur)
Bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah yang berada disekitarnya. Tidak
heran jika bangsa ini mampu membentuk imperium besar. Wilayahnya membentang dari
Teluk Persia sampai Laut Tenggah. Rumpun bangsa Assyria adalah bangsa Semit. Ibu
kotanya berada di kota Nineveh yang terletak di tepi Sungai Tigris.

a. Pemerintahan di Assyria
Kerajaan Assyria terbagi menjadi 3 masa, yaitu Kerajaan Assyria Tua, Assyria Tenggah,
dan Assyria Baru. Bangsa Assyria mempunyai pemerintahan yang bercorak militer. Karena
sebagai bsangsa penakluk daerah-daerah lain, bangsa Assyria dikenal sebagai bangsa Roma
dari Asia.
Dengan berkembangnya teknologi perang, maka Assyria mempunyai kekuatan dibidang
militer. Angkatan perangnya terdiri atas angkatan pemanah dan kavaleri berkuda. Sistem
perebutan benteng dan sistem perbentengan di Assyria jugs sangat maju.
Pemerintahan Assyria dipimpin oleh seorang raja. Wilayah kerajaan Assyria terbagi
menjadi beberapa provinsi. Setiap provinsinya dipegang oleh gubernur yang bertanggung
jawab kepada raja. Berikut adalah susunan raja-raja di Assyria:
- Shalmaneser I
Telah menaklukan wilayah timur Kerajaan Mitanni.
-Tiglathpileser I
Telah menklukan kawasan Mediterania dan berperang melawan Aram dan Phrygia.
-Tiglathpileser III
Telah menaklukan daerah Damaskus(Damsyik) dan Phoenicia.
- Shalmaneser V
Telah menaklukan Kerajaan Samaria, baghian utara Israel.
- Sargon II
Telah menaklukan Urartu dan membangun istana megah di Khorsabad.
- Essarhaddon
Telah menaklukan Memphis di Mesir.
- Assurbanipal II
Telah menaklukan Thebe, Babilon, dan Susa.
Tiglat Pilaser, membuat sistem pemerintahan baru dengan jangka masa kerja lebih
pendek. Ia juga telah membagi kerajaannya atas daerah-daerah yang lebih kecil. Tiglat Pilaser
memindahkan ibu kotanya yang semula di Ashur menjadi ke Neniveh, dengan dibantu oleh
ribuan orang buruh. Hal ini menyenangkan Tiglat Pilaser karena dengan demikian buruh-
buruh tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk berontak. Assyria masih saja terus
berperang, menghancurkan Urartu dan menghadapi suku Nomad. Ternyata Urartu sangat
diperlukan untuk menjaga suku Nomad. Pada masa kekuasaan Esarhaddon, ia membangun
kembali Urartu dan Medes.
Assurbanipal, adalah seorang jendral militer yang sanggat tangkas tetapi tidak handal
di bidang politik. Pada masa kekuasaannya, Assurbanipal mempunyai 50.000 tentara dan
berkembang jumlahnyamenjadi 120.000 pada masa pemerintahan anaknya yaitu
Shalmaneser. Assyria tidak pernah akur dengan Banilonia dan memperluas medan perangnya
hingga dapat menguasai Mesir. Kekuatan militer Assyria pun akhirnya mencapai puncaknya
sehingga Assyria mulai hancur sendiri dari dalam.

b. Kebudayaan Bangsa Assyria


Seperti halnya bangsa-bangsa peradaban yang lain, bagsa Assyria juga mempunyai
kebudayaan sebagai berikut:
- Menguasai dalam ilmu perbintangan dan ilmu falak.
- Perhitungan penanggalan yang berdasarkan peredaran matahari, yaitu 1 tahun = 365 ¼ hari.
- Bangsa Assyria merupakan negara maju dalam bidang seni sastra. Hal ini terbukti dengan
adanya perpustakaan besar yang di dalamnya terdapat 22.000 lempeng tanah liat yang ditulis
dengan tulisan paku. Karya sastra ini diantaranya adalah Epos Gilgames yang menceritakan
tentang penciptaan dunia dan banjir besar.
- Selai seni sastra, bangsa Assyria juga mempunyai kemajuan di seni patung. Patung-patung
ini dipahat oleh masyarakat untuk melukiskan dewa.

2. Babilonia Baru

Peradaban kuno di Timur Tengah meliputi peradaban kuno di wilayah Mesopotamia


yang pada masa lalu terdapat beberapa kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang
terletak di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjilah (Tigris) sebelah selatan (4000 SM-1300
SM) dan Kerajaan Asyiria yang terletak di lembah Sungai Eufrat dan Tigris sebelah utara
(1300 SM-606 SM) (Isawati, 2012:21). Bangsa Babilonia yang muncul sebagai salah satu
pendukung dari peradaban Mesopotamia ini, keberadaannya tentu diwarnai dengan adanya
berbagai peristiwa yang akhirnya menjadikan bangsa Babilonia ini menjadi salah satu bangsa
yang besar pada zamannya. Sejarah Babilonia ini terbagi menjadi dua, yakni Babilonia Lama
sebelum dikuasainya Babilonia oleh Asyiria dan Babilonia Baru[1] setelah Nabopalassar
melakukan pemberontakan sehingga mampu mengembalikan kejayaan bangsa Babilonia.

see moreBabilonia Lama kira-kira pada 2000 SM bangsa ini membentuk ibu kota yang
bernama Babilonia dengan rajanya yang terbesar adalah Hammurabi (1955-1912 SM). Pada
masa pemerintahan Hammurabi, ia mengadakan sentralisasi dalam pemerintahan dan
kerajaan seluruhnya ditempatkan di bawah sistem hukum yang berlaku bagi tiap-tiap wilayah.
Raja Hamurabi meninggalkan sebuah prasasti berangka tahun 1950 SM yang terkenal dengan
sebutan Undang-undang Hamurabi yang terdiri atas dua pokok yaitu:
a. Hukum sipil mengenai hak milik perkawinan dan hutang piutang.
b. Hukum pidana mengenai sifat dan pembalasan dan pelanggaran hukum dihukum
seimbang.
Dalam segi kepercayaan, secara umum dapat dikatakan bahwasannya Babilonia
adalah politeisme[2]. Selain itu masyarakat Babilonia mempercayai dewa-dewa dalam cerita
peperangan. Peperangan yang diriwayatkan dari dewa-dewa yang terdahulu adalah
pahalawan-pahlawan perang dari nenek moyang yang muncul dengan sifat-sifat dewa
sesudah sifat-sifat kemanusiaan mereka hilang dari fikiran kemudian tingkah laku mereka
dipengaruhi dengan gejala-gejala alam tertinggi dan oleh karena itu ia menghubungkannya
dengan benda-benda angkasa dan benda-benda angkasa ini membawa nama-nama mereka
yang sampai sekarang sebagian nama-nama itu masih dibawanya. Seperti “Marduk” yaitu
dewa perang adalah planet “Mars” di mana ia telah mengalahkan “Tiamat” yaitu dewi gua-
gua yang gelap (Mahmoud, 1970:91).
Diperkirakan pada tahun 1500 SM, datang bangsa lain yaitu Hithit/Kassite[3] yang
berdiam di Asia Minor dan mempunyai Ibu Kota Boghazkevi[4] (Noor, 2014:14). Selama
pemerintahan bangsa tersebut, lembah-lembah kemudian disentralisasikan, tetapi pada
umumnya mereka mendesak kebudayaan dan tata negara Babilonia, yang dasar-dasarnya
diletakkan oleh Hammurabi. Bangsa Kassite ini melakukan penyerbuan terhadap Babilonia
dan berhasil menakhlukkannya. Dengan ini berakhirlah kekuasaan Babilonia Lama yang
didirikan oleh Hammurabi.
Sekitar 576 tahun lamanya bangsa Kassite menguasai Babilonia. Namun, selama
penguasaan bangsa Kassite atas Babilonia, bangsa Kassite umumnya tidak merusak
kebudayaan dan tatanegara yang ada pada masa pemerintahan Hammurabi. Disamping itu,
ada pula kekuasaan yang menjadi tandingan bangsa Kassite di Mesopotamia, yakni bangsa
Asyiria.
Bangsa Asyiria sangat berambisi menguasai seluruh Mesopotamia. Dan dengan
kekuatannya, Asyiria pun mampu mengalahkan kekuasaan Kassite, Akadia dan Sumeria.
Bangsa ini berkuasa di lembah Mesopotamia sekitar 2 abad lamanya.
Namun tidak lama kemudian bangsa Media, Persia dan Kaldea bergabung
mengalahkan bangsa Asyiria. Sedangkan bangsa Media melepaskan diri dari Asyiria,
sehingga menyebabkan bangsa tersebut mengalami keruntuhan pada 612 SM (Noor,
2014:15). Setelah itu, Kerajaan Asyiria dibagi menjadi dua bagian, Persia mendapat bagian
utara yang kemudian mendirikan Kerajaan Iran, sedangkan bagian selatan dikuasai oleh
bangsa Kaldea di bawah pemerintahan Nabopalassar, yang kemudian mendirikan Babilonia
Baru.

a. Mata pencaharian, sistem ekonomi dan perlengkapan hidup


Mata pencaharian dan sistem ekonomi yang banyak digunakan oleh masyarakat
Babilonia adalah perniagaan atau perdagangan. Barang yang mereka perdagangkan berupa
logam, perunggu ataupun timah putih dan hitam, mereka juga terjun dalam perdagangan
gandum, sutra, kayumanis, dan yang lainnya. Babilonia juga terkenal dengan kota yang
memiliki sistem pengairan yang bagus. Didukung oleh pengairan yang bagus maka, sistem
pertanian banyak dilakukan oleh masyarakat Babilonia. Masyarakat Babilonia juga mengenal
perternakan, terbukti bahwa mereka banyak mempergunakan binatang sebagai alat
transportasi. Binatang yang dijadikan hewan peliharaan yaitu domba, kuda, dan yang lainnya.
Masyarakat Babilonia adalah masyarakat yang telah mengenal adanya perabotan dan
peralatan dalam kehidupan sehari-hari mereka, semua bisa terlihat dari pembangunan kota
Babilonia yang indah dan megah. Masyarakat Babilonia sudah mengenal adanya penggunaan
guci sebagai alat yang digunakan untuk menyimpan air. Masyarakat Babilonia juga sudah
mengenal logam dan emas sehingga dapat menciptakan dan menggunakan alat-alat yang
terbuat dari logam. Selain itu, karena tekstur tanah Babilonia yang banyak menghasilkan
tanah liat maka mereka banyak menggunakan tanah liat dalam membuat dinding, baik itu
dinding rumah maupun kuil.

b. Sistem masyarakat dan religi


Kekuasaan tertinggi pada masyarakat dipegang oleh seorang raja yang memiliki
kekuasaan absolute[1]. Di bawah kedudukan raja adalah sekelompok gubernur atau pejabat
yang ditunjuk oleh raja, walikota ataupun badan sesepuh yang ada di pemerintahan lokal
setingkat kota. Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat Babilonia mengenal sistem
pelapisan sosial. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu :
a. Awilu yaitu kelompok orang bebas dari kelas atas
b. Muskenu yaitu orang bebas dari kelas bawah.
c. Wardhu atau budak
Wardhu atau budak adalah mereka yang merupakan tawanan perang dan ada juga
dari mereka yang akhirnya dijadikan penduduk Babilonia yang berstatus bebas. Orang yang
berstatus bebas bisa saja turun kelas sosialnya jika mereka melakukan sesuatu hal yang
akhirnya menimbulkan sebuah hukuman.
Dalam kehidupannya, masyarakat mengenal banyak dewa, tapi yang pertama mereka
puja ialah dewa Marduk. Sehingga mereka banyak mendirikan kuil-kuil di dalam istana
maupun di luar istana yang bisa disebut juga dengan Ziggurat. Tetapi masyarakat Babilonia
sendiri lebih percaya dengan bintang-bintang daripada Tuhan, karena apapun yang terjadi
dalam kehidupan mereka, mereka lebih percaya ramalan bintang daripada kehendak Tuhan.
Selain itu ada sebuah festival utama di Babilonia yang bernama Buylshu Mishtkaru,
festival untuk mengusir roh jahat. Banyak pria Babel yang menghadiri festival ini bahkan
sejak usia mereka masih sangat muda. Pada Festival ini, biasanya seorang imam akan
menyembelih hewan, yang biasanya seekor sapi, sebagai sebuah persembahan agar para dewa
senang. Sebagai gantinya, para dewa mungkin akan memberikan izin kepada orang-orang di
festival untuk mendapatkan sebuah jimat untuk masing-masing orang yang dipercaya akan
melindungi mereka selama mereka hidup.

c. Bahasa, Kesenian dan Bangunan


Bahasa yang digunakan masyarakat Babilonia adalah bahasa yang dulu digunakan
oleh bangsa Sumeria[2]. Sistem penulisan yang dikembangkan oleh bangsa Babylon dulunya
juga dikembangkan oleh bangsa Sumeria yaitu penulisan cuneiform.
Peradaban Babilonia memang sangat terkenal dengan seni dan arsitekturnya. Karena
Babilonia banyak menghasilkan tanah liat maka kebanyakan bangunan yang didirikan di sana
banyak menggunakan tanah liat. Penggunaan batu bata pada saat itu membuat bangsa ini
mulai mengenal plester dan kolom, langit, langit juga penggunaan keramik putih. Kuil yang
ada di Babylon biasanya dibangun dengan dinding yang diwarnai dan kadang dilapisi logam
atau emas juga kadang-kadang digunakan keramik sebagai pelapis dinding. Selain
kemegahan dari sebuah kuil, Babilonia ini juga terkenal dengan arsitektur yang dibuat pada
taman gantung dan juga menara babel.
Selain pembangunan dalam hal arsitektur yang dihiasi tanah liat, Babylon juga
terkenal dengan seni pahatan yang sangat hebat. Sehingga batu-batu disana sangat berhaga
karena bisa dijadikan sebagi pahatan terutama untuk pahatan patung. Pahatan yang dihasilkan
kebanyakan adalah berbentuk tiga dimensi. Rumah-rumah penduduk pun sudah banyak yang
dibangun dengan baik dan sudah terdapat kamar mandi di dalamnya. Pada masa
Nebukadnezar juga banyak rumah yang dengan atap datar yang ditopang dengan kayu-kayu
yang dilumuri lumpur, bagi orang miskin tidak akan mampu mendapatkan kemewahan kayu
hanya bisa membangun pondokan melingkar dari batu bata yang ditopang dengan tiang pusat,
dinding-dindingnya dilapisi rumput-rumput panjang dan tanah liat.
Salah satu hasil keindahan arsitekturnya adalah :

1. Taman Gantung
Taman gantung Babilonia adalah salah satu daripada tujuh keajaiban purba di dunia.
Taman ini telah melampaui imaginasi masyarakat dunia dari jaman dahulu hingga sekarang
(Barnes, 2009:32-33). Menurut cerita, taman gantung ini di bangun menghibur istri
Nebukadnezar yang bernama Eyaxeres yang rindu pada kampung halamannya. Ia adalah
seorang putri yang dinikahi oleh Nebukadnezar untuk menciptakan penyatuan antar bangsa.
Menurut Diodorus Siculus, seorang sejarawan Yunani mneyatakan bahwa tempat dimana
taman itu berdiri terdiri dari lempengan batu besar yang ditutup dengan lapisan rumput, aspal
dan ubin. Di atas diletakkan penutup dengan lembaran timah, yang kalau ada air merembas
melalui tanah tidak membusukkan fondasi. Diatas semua itu diletakkan tanah dengan
kedalaman yang pas, yang cocok untuk pertumbahan pohon-pohon besar. Ketika tanah yang
ditimbun sudah rata dan datar, ditanamlah semua jenis pohon, yang keagungan dan
keindahannya membuat senang pengunnjung.

2. Menara Babel

Banyak pendapat ahli yang mengatakan bahwa menara babel adalah ziggurat. Namun,
menurut time line sejarah di Alkitab, kota Babel telah lama ada sebelum zaman kerajaan
Babilonia. Jadi bisa dipastikan Menara Babel tidak ada hubungan dengan zigurat-zigurat
yang didirikan untuk memuja Dewa Marduk. Dalam Alkitab juga tidak disebutkan bahwa
Menara Babel dihancurkan. Melainkan penduduk Babel meninggalkan kota itu dan kemudian
terpencar ke seluruh dunia. Sampai saat ini Menara Babel merupakan misteri yang belum
berhasil diungkap oleh para ahli sejarah. Namun ada berbagai macam legenda rakyat dari
peradaban kuno yang menceritakan menara Babel ini.

3. Ziggurat

Ziggurat adalah monumen besar yang dibangun di lembah Mesopotamia Kuno yang
berbentuk piramida berundak yang tersusun atas kisah atau tingkat yang mundur. Terdapat 32
ziggurat di Babilonia dan dekat Mesopotamia yang diketahui. 28 ziggurat terletak di Irak, dan
4 ada di Iran. Ziggurat merupakan tempat pemujaan para dewa orang, tetapi juga merupakan
tempat perdagangan atau ekonomi karena seluruh hasil panen yang dihasilkan oleh orang
mesir di kumpulkan di dalam kuil. Dan ketika tiba musim pancaroba, maka kuil tersebut akan
dibuka dan hasil panen yang telah dikumpulkan akan dibagi kan kepada para penduduk, ini
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kehidupan.

d. Sistem Pengetahuan

1. Astronomi
Dari banyak ilmu yang ada, astronomi[3] dan astrologi[4] masih menduduki peringkat
pertama di antara masyarakat Babilonia. Zodiak yang saat ini kita kenal, merupakan
penemuan dari orang-orang Babilonia yang sangat tua. Pada masa itu, orang-orang Babilonia
sudah bisa meramalkan kapan terjadinya gerhana matahari atau bulan. Ada banyak teks kuno
yang juga menyebutkan tentang penelitian orang Mesopotamia tentang gerhana. Astronomi
yang berasal Babilonia dipercaya menjadi dasar untuk ilmu-ilmu astronomi di berbagai
daerah lain di seluruh dunia, termasuk astronomi Hellenistik dan Yunani, astronomi klasik
India, astronomi Sassania, Bizantium dan Syiria, astronomi Islam, astronomi Asia Tengah
serta astronomi Eropa Barat.

2. Matematika
Teks matematik dari Babilonia sangat banyak jumlahnya dan teredit dengan sangat
baik. Sistem matematik Babilonia adalah sexagesimal atau bilangan berbasis 60, seperti 60
detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 atau 60x6 dalam derajat lingkaran.
Pencapaian dalam ilmu matematika lainnya yaitu ditemukannya penentuan nilai akar kuadrat,
bahkan teori Pythagoras.
3. Filsafat
Filsafat Babilonia dapat ditelusuri kembali ke awal Mesopotamia literatur
kebijaksanaan, yang diwujudkan dalam filosofi kehidupan tertentu, khususnya etika, dalam
bentuk dialektika, dialog, puisi epik, cerita rakyat, himne, lirik, prosa, dan peribahasa. Ada
kemungkinan bahwa filsafat Babilonia memiliki pengaruh terhadap Yunani, terutama filsafat
Helenistik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani yang berarti antara dua sungai yang mana antara
sungai Efrat dan Tigris. Daerah ini meliputi: membentang dari pantai Teluk Persia membentang ke arah barat
laut, membentang sepanjang Sungai Efrat dan Tigris (perbandingan:meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran,
Suriah dan Lebanon).Mesopotamia merupakan daerah yang bermedan keras. Mesopotamia kuno sering kali
mengalami banjir namun juga kekeringan.Tanahnya juga mudah berubah dari tanah padang gurun ke
tanah berlumpur. Meskipun demikian Mesopotamia menjanjikan kepada penduduk yang menempatinya
untuk hidup dengan baik, terutama di Mesopotamia selatan, di mana air Sungai Efrat di salurkan ke kanal-
kanal,dan dari situlah tercipta daerah pertanian yang sangat subur, dan dari daerah pertanian ini tumbuh
daerah-daerah perdagangan yang sangat penting. Para ahli arkheologi berpendapat, bahwa pada zaman
Neolitikum(sekitar 7000 SM) telah ada usaha pertanian dan peternakan di daerah sebelah utara Tigris. Pada
sekitar 3100 SM bangsa Sumer menciptakan tulisan untuk pertama kali, yaitu huruf atau tulisan paku.
Penduduk yang bermukim di daerah ini juga berubah-ubah dan banyak terjadi pergantian kekuasaan. Semula
bermukim di daerah ini bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Kemudian sekitar 3300 SM datang bangsa
Akadia ke daerah ini dan bermukim bersama-sama dengan bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Lalu
sekitar 2000 SM datang bangsa Amori ke daerah ini. Mereka membentuk daerah-daerah kekuasaan baru,
yaitu di daerah selatan mereka membangun Babilon(Babel) yang terletak di Sungai Efrat, dan di daerah utara
mereka membangun Asyur dan Niniwe yang terletak di Sungai Tigris. Bangsa Babilonia dan bangsa Asyur
merupakan bangsa-bangsa yang terkuat di Mesopotamia, dan kedua bangsa inilah yang memiliki peranan
pentingdalam sejarah Israel.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu demi tercapainya hasil yang baik dalam makalah ini,
maka keritik dan saran yang bersipat membangun sangat penulis harapkan, sehingga makalah
ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.banggundul.web.id/2010/01/sumeria-dan-akadia-5000-1600-sm.html.tgl.10-6-
2011
http://id.shvoong.com/humanities/history/2074192-sejarah-peradaban-lembah-sungai-
eufrat/.tgl.10-6-2011
Nurhayati, Dewi. 2008. Peradaban Mesopotamia. Semarang: PT Bengawan Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai