KELOMPOK 4 :
1. RIZKI BARAKAH BINAUVAN (15020088)
2. RAHAYU GUSWIRA NINGSIH (15020082)
3. RAFIQ GUSLI (15020081)
4. NABIL HARTATO (15020080)
A. Latar Belakang
Banyak orang yang beranggapan bahwa penduduk Asia dan Afrika pada masa lalu
adalah manusia yang terbelakang dan tidak beradab. Anggapan tersebut sungguh sanggat
tidak benar. Asia dan Afrika sama sekali bukanlah benua biadab dan penuh dengan
kekacauan. Sebaliknya, rakyat Asia dan Afrika telah mengalami perjalanan sejarah yang
panjang, dan telah memberikan sumbangan yang mengesankan bagi kehidupan manusia.
Mereka telah menciptakan kebudayaan dan peradaban yang sangat tinggi, mengembangkan
sistem pemikiran, serta membuahkan karya seni paling indah yang dikenal manusia.
Asia dan Afrika merupakan tempat lahirnya peradaban dunia. Bukti-bukti tentang
kejayaan peradaban tersebut masih dapat kita temukan pada saat ini.
Salah satu pusat peradaban yang pernah ada di benua Asia adalah peradaban
Mesopotamia. Daerah itu sekarang terletak di daerah Irak. Mesopotamia berarti daerah yang
terletak diantara dua aliran sungai yaitu Sugai Eufrat, dan Sungai Tigris. Daerah yang terletak
diantara dua aliran sungai tersebut merupakan daerah yang subur. Diluar itu terbentang
daerah gurun, yaitu Gurun Hamad dan Gurun Nafud. Disebelah timurnya terdapat
Pegunungan Elbrus dan Kurdistan.
Letak daerah Mesopotamia ssangat baik. Daerah itu berkembang menjadi pusat
perdagangan antara Arab di selatan dan Armenia di utara. Dan antara India / Persia di timur
dan Mesir di barat. Menjelang tahun 220 SM, daerah Mesopotamia kembali terpecah belah
menjadi satuan – satuan kecil dan saling berperang salah satu kota yang menjadi pusat
kebudayaan ialah Babilonia (babil).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah atau yang menjadi bahasan dalam makalah ini adalah:
1. Kondisi geografis Mesopotamia
2. Pendudukan bangsa Assyria di Mesopotamia
3. Pendudukan bangsa Babilonia Baru di Mesopotamia
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini adalah, selain untuk
memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah “Media Pendidikan”, juga bertujuan untuk
memenuhi serta menambah pemahaman penulis tentang peradaban-peradaban kuno yang ada
di Asia dan Afrika khususnya peradaban lembah Sunggai Eufrat dan Tigris.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Assyria (Assur)
Bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah yang berada disekitarnya. Tidak
heran jika bangsa ini mampu membentuk imperium besar. Wilayahnya membentang dari
Teluk Persia sampai Laut Tenggah. Rumpun bangsa Assyria adalah bangsa Semit. Ibu
kotanya berada di kota Nineveh yang terletak di tepi Sungai Tigris.
a. Pemerintahan di Assyria
Kerajaan Assyria terbagi menjadi 3 masa, yaitu Kerajaan Assyria Tua, Assyria Tenggah,
dan Assyria Baru. Bangsa Assyria mempunyai pemerintahan yang bercorak militer. Karena
sebagai bsangsa penakluk daerah-daerah lain, bangsa Assyria dikenal sebagai bangsa Roma
dari Asia.
Dengan berkembangnya teknologi perang, maka Assyria mempunyai kekuatan dibidang
militer. Angkatan perangnya terdiri atas angkatan pemanah dan kavaleri berkuda. Sistem
perebutan benteng dan sistem perbentengan di Assyria jugs sangat maju.
Pemerintahan Assyria dipimpin oleh seorang raja. Wilayah kerajaan Assyria terbagi
menjadi beberapa provinsi. Setiap provinsinya dipegang oleh gubernur yang bertanggung
jawab kepada raja. Berikut adalah susunan raja-raja di Assyria:
- Shalmaneser I
Telah menaklukan wilayah timur Kerajaan Mitanni.
-Tiglathpileser I
Telah menklukan kawasan Mediterania dan berperang melawan Aram dan Phrygia.
-Tiglathpileser III
Telah menaklukan daerah Damaskus(Damsyik) dan Phoenicia.
- Shalmaneser V
Telah menaklukan Kerajaan Samaria, baghian utara Israel.
- Sargon II
Telah menaklukan Urartu dan membangun istana megah di Khorsabad.
- Essarhaddon
Telah menaklukan Memphis di Mesir.
- Assurbanipal II
Telah menaklukan Thebe, Babilon, dan Susa.
Tiglat Pilaser, membuat sistem pemerintahan baru dengan jangka masa kerja lebih
pendek. Ia juga telah membagi kerajaannya atas daerah-daerah yang lebih kecil. Tiglat Pilaser
memindahkan ibu kotanya yang semula di Ashur menjadi ke Neniveh, dengan dibantu oleh
ribuan orang buruh. Hal ini menyenangkan Tiglat Pilaser karena dengan demikian buruh-
buruh tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk berontak. Assyria masih saja terus
berperang, menghancurkan Urartu dan menghadapi suku Nomad. Ternyata Urartu sangat
diperlukan untuk menjaga suku Nomad. Pada masa kekuasaan Esarhaddon, ia membangun
kembali Urartu dan Medes.
Assurbanipal, adalah seorang jendral militer yang sanggat tangkas tetapi tidak handal
di bidang politik. Pada masa kekuasaannya, Assurbanipal mempunyai 50.000 tentara dan
berkembang jumlahnyamenjadi 120.000 pada masa pemerintahan anaknya yaitu
Shalmaneser. Assyria tidak pernah akur dengan Banilonia dan memperluas medan perangnya
hingga dapat menguasai Mesir. Kekuatan militer Assyria pun akhirnya mencapai puncaknya
sehingga Assyria mulai hancur sendiri dari dalam.
2. Babilonia Baru
see moreBabilonia Lama kira-kira pada 2000 SM bangsa ini membentuk ibu kota yang
bernama Babilonia dengan rajanya yang terbesar adalah Hammurabi (1955-1912 SM). Pada
masa pemerintahan Hammurabi, ia mengadakan sentralisasi dalam pemerintahan dan
kerajaan seluruhnya ditempatkan di bawah sistem hukum yang berlaku bagi tiap-tiap wilayah.
Raja Hamurabi meninggalkan sebuah prasasti berangka tahun 1950 SM yang terkenal dengan
sebutan Undang-undang Hamurabi yang terdiri atas dua pokok yaitu:
a. Hukum sipil mengenai hak milik perkawinan dan hutang piutang.
b. Hukum pidana mengenai sifat dan pembalasan dan pelanggaran hukum dihukum
seimbang.
Dalam segi kepercayaan, secara umum dapat dikatakan bahwasannya Babilonia
adalah politeisme[2]. Selain itu masyarakat Babilonia mempercayai dewa-dewa dalam cerita
peperangan. Peperangan yang diriwayatkan dari dewa-dewa yang terdahulu adalah
pahalawan-pahlawan perang dari nenek moyang yang muncul dengan sifat-sifat dewa
sesudah sifat-sifat kemanusiaan mereka hilang dari fikiran kemudian tingkah laku mereka
dipengaruhi dengan gejala-gejala alam tertinggi dan oleh karena itu ia menghubungkannya
dengan benda-benda angkasa dan benda-benda angkasa ini membawa nama-nama mereka
yang sampai sekarang sebagian nama-nama itu masih dibawanya. Seperti “Marduk” yaitu
dewa perang adalah planet “Mars” di mana ia telah mengalahkan “Tiamat” yaitu dewi gua-
gua yang gelap (Mahmoud, 1970:91).
Diperkirakan pada tahun 1500 SM, datang bangsa lain yaitu Hithit/Kassite[3] yang
berdiam di Asia Minor dan mempunyai Ibu Kota Boghazkevi[4] (Noor, 2014:14). Selama
pemerintahan bangsa tersebut, lembah-lembah kemudian disentralisasikan, tetapi pada
umumnya mereka mendesak kebudayaan dan tata negara Babilonia, yang dasar-dasarnya
diletakkan oleh Hammurabi. Bangsa Kassite ini melakukan penyerbuan terhadap Babilonia
dan berhasil menakhlukkannya. Dengan ini berakhirlah kekuasaan Babilonia Lama yang
didirikan oleh Hammurabi.
Sekitar 576 tahun lamanya bangsa Kassite menguasai Babilonia. Namun, selama
penguasaan bangsa Kassite atas Babilonia, bangsa Kassite umumnya tidak merusak
kebudayaan dan tatanegara yang ada pada masa pemerintahan Hammurabi. Disamping itu,
ada pula kekuasaan yang menjadi tandingan bangsa Kassite di Mesopotamia, yakni bangsa
Asyiria.
Bangsa Asyiria sangat berambisi menguasai seluruh Mesopotamia. Dan dengan
kekuatannya, Asyiria pun mampu mengalahkan kekuasaan Kassite, Akadia dan Sumeria.
Bangsa ini berkuasa di lembah Mesopotamia sekitar 2 abad lamanya.
Namun tidak lama kemudian bangsa Media, Persia dan Kaldea bergabung
mengalahkan bangsa Asyiria. Sedangkan bangsa Media melepaskan diri dari Asyiria,
sehingga menyebabkan bangsa tersebut mengalami keruntuhan pada 612 SM (Noor,
2014:15). Setelah itu, Kerajaan Asyiria dibagi menjadi dua bagian, Persia mendapat bagian
utara yang kemudian mendirikan Kerajaan Iran, sedangkan bagian selatan dikuasai oleh
bangsa Kaldea di bawah pemerintahan Nabopalassar, yang kemudian mendirikan Babilonia
Baru.
1. Taman Gantung
Taman gantung Babilonia adalah salah satu daripada tujuh keajaiban purba di dunia.
Taman ini telah melampaui imaginasi masyarakat dunia dari jaman dahulu hingga sekarang
(Barnes, 2009:32-33). Menurut cerita, taman gantung ini di bangun menghibur istri
Nebukadnezar yang bernama Eyaxeres yang rindu pada kampung halamannya. Ia adalah
seorang putri yang dinikahi oleh Nebukadnezar untuk menciptakan penyatuan antar bangsa.
Menurut Diodorus Siculus, seorang sejarawan Yunani mneyatakan bahwa tempat dimana
taman itu berdiri terdiri dari lempengan batu besar yang ditutup dengan lapisan rumput, aspal
dan ubin. Di atas diletakkan penutup dengan lembaran timah, yang kalau ada air merembas
melalui tanah tidak membusukkan fondasi. Diatas semua itu diletakkan tanah dengan
kedalaman yang pas, yang cocok untuk pertumbahan pohon-pohon besar. Ketika tanah yang
ditimbun sudah rata dan datar, ditanamlah semua jenis pohon, yang keagungan dan
keindahannya membuat senang pengunnjung.
2. Menara Babel
Banyak pendapat ahli yang mengatakan bahwa menara babel adalah ziggurat. Namun,
menurut time line sejarah di Alkitab, kota Babel telah lama ada sebelum zaman kerajaan
Babilonia. Jadi bisa dipastikan Menara Babel tidak ada hubungan dengan zigurat-zigurat
yang didirikan untuk memuja Dewa Marduk. Dalam Alkitab juga tidak disebutkan bahwa
Menara Babel dihancurkan. Melainkan penduduk Babel meninggalkan kota itu dan kemudian
terpencar ke seluruh dunia. Sampai saat ini Menara Babel merupakan misteri yang belum
berhasil diungkap oleh para ahli sejarah. Namun ada berbagai macam legenda rakyat dari
peradaban kuno yang menceritakan menara Babel ini.
3. Ziggurat
Ziggurat adalah monumen besar yang dibangun di lembah Mesopotamia Kuno yang
berbentuk piramida berundak yang tersusun atas kisah atau tingkat yang mundur. Terdapat 32
ziggurat di Babilonia dan dekat Mesopotamia yang diketahui. 28 ziggurat terletak di Irak, dan
4 ada di Iran. Ziggurat merupakan tempat pemujaan para dewa orang, tetapi juga merupakan
tempat perdagangan atau ekonomi karena seluruh hasil panen yang dihasilkan oleh orang
mesir di kumpulkan di dalam kuil. Dan ketika tiba musim pancaroba, maka kuil tersebut akan
dibuka dan hasil panen yang telah dikumpulkan akan dibagi kan kepada para penduduk, ini
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kehidupan.
d. Sistem Pengetahuan
1. Astronomi
Dari banyak ilmu yang ada, astronomi[3] dan astrologi[4] masih menduduki peringkat
pertama di antara masyarakat Babilonia. Zodiak yang saat ini kita kenal, merupakan
penemuan dari orang-orang Babilonia yang sangat tua. Pada masa itu, orang-orang Babilonia
sudah bisa meramalkan kapan terjadinya gerhana matahari atau bulan. Ada banyak teks kuno
yang juga menyebutkan tentang penelitian orang Mesopotamia tentang gerhana. Astronomi
yang berasal Babilonia dipercaya menjadi dasar untuk ilmu-ilmu astronomi di berbagai
daerah lain di seluruh dunia, termasuk astronomi Hellenistik dan Yunani, astronomi klasik
India, astronomi Sassania, Bizantium dan Syiria, astronomi Islam, astronomi Asia Tengah
serta astronomi Eropa Barat.
2. Matematika
Teks matematik dari Babilonia sangat banyak jumlahnya dan teredit dengan sangat
baik. Sistem matematik Babilonia adalah sexagesimal atau bilangan berbasis 60, seperti 60
detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 atau 60x6 dalam derajat lingkaran.
Pencapaian dalam ilmu matematika lainnya yaitu ditemukannya penentuan nilai akar kuadrat,
bahkan teori Pythagoras.
3. Filsafat
Filsafat Babilonia dapat ditelusuri kembali ke awal Mesopotamia literatur
kebijaksanaan, yang diwujudkan dalam filosofi kehidupan tertentu, khususnya etika, dalam
bentuk dialektika, dialog, puisi epik, cerita rakyat, himne, lirik, prosa, dan peribahasa. Ada
kemungkinan bahwa filsafat Babilonia memiliki pengaruh terhadap Yunani, terutama filsafat
Helenistik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani yang berarti antara dua sungai yang mana antara
sungai Efrat dan Tigris. Daerah ini meliputi: membentang dari pantai Teluk Persia membentang ke arah barat
laut, membentang sepanjang Sungai Efrat dan Tigris (perbandingan:meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran,
Suriah dan Lebanon).Mesopotamia merupakan daerah yang bermedan keras. Mesopotamia kuno sering kali
mengalami banjir namun juga kekeringan.Tanahnya juga mudah berubah dari tanah padang gurun ke
tanah berlumpur. Meskipun demikian Mesopotamia menjanjikan kepada penduduk yang menempatinya
untuk hidup dengan baik, terutama di Mesopotamia selatan, di mana air Sungai Efrat di salurkan ke kanal-
kanal,dan dari situlah tercipta daerah pertanian yang sangat subur, dan dari daerah pertanian ini tumbuh
daerah-daerah perdagangan yang sangat penting. Para ahli arkheologi berpendapat, bahwa pada zaman
Neolitikum(sekitar 7000 SM) telah ada usaha pertanian dan peternakan di daerah sebelah utara Tigris. Pada
sekitar 3100 SM bangsa Sumer menciptakan tulisan untuk pertama kali, yaitu huruf atau tulisan paku.
Penduduk yang bermukim di daerah ini juga berubah-ubah dan banyak terjadi pergantian kekuasaan. Semula
bermukim di daerah ini bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Kemudian sekitar 3300 SM datang bangsa
Akadia ke daerah ini dan bermukim bersama-sama dengan bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Lalu
sekitar 2000 SM datang bangsa Amori ke daerah ini. Mereka membentuk daerah-daerah kekuasaan baru,
yaitu di daerah selatan mereka membangun Babilon(Babel) yang terletak di Sungai Efrat, dan di daerah utara
mereka membangun Asyur dan Niniwe yang terletak di Sungai Tigris. Bangsa Babilonia dan bangsa Asyur
merupakan bangsa-bangsa yang terkuat di Mesopotamia, dan kedua bangsa inilah yang memiliki peranan
pentingdalam sejarah Israel.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu demi tercapainya hasil yang baik dalam makalah ini,
maka keritik dan saran yang bersipat membangun sangat penulis harapkan, sehingga makalah
ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.banggundul.web.id/2010/01/sumeria-dan-akadia-5000-1600-sm.html.tgl.10-6-
2011
http://id.shvoong.com/humanities/history/2074192-sejarah-peradaban-lembah-sungai-
eufrat/.tgl.10-6-2011
Nurhayati, Dewi. 2008. Peradaban Mesopotamia. Semarang: PT Bengawan Ilmu.