9. Sherly Agustina
BATURAJA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
Kesehatan Masyarakat”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
besar alam, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi salah
Dengan harapan makalah ini bisa menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan
mendatangkan manfaat.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................... i
Kata Pengatar ........................................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian.........................................................................................................................
2.2. Kematian Ibu....................................................................................................................
2.4. Langkah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan
Balita..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru lahir dan anak
balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank balita merupakan salah satu
program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh
kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal
ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq
dengan mengacu pada norma, standar , pedoman dan kriteria pelayanan kesehatan anak bagi
tenaga kesehatan. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak
berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan
diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak
Anak merupakan harapan masa depan . oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat dan cerdas. Program kesehatan anak
merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan,
yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan
remaja. Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir ,
memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di
masa mendatang.
Apa yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir dan Balita.
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir normal ( BBLN ) adalah bayi yang baru lahir dengan usia
kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan ( aterm ) yaitu 36-40
minggu. (Mitayani, 2010) Menurut Saifuddin, (2002) dalam ( Rahma blog : 2009 )
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
kompeten kepada neonates/bayi baru lahir sedikit 3 kali ,selama periode 0 sampai
dengan 28 hari setelah lahir ,baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan
rumah.
Kunjungan neonatal :
Adalah pelaksanaan pelayanan ksehatan neonatal/bayi baru lahir sedikitnya 3 kali
yaitu:
1. Kunjungan Neonatal ke-1(KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah
lahir.
6. Babinski Reflex .
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah
kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
7. Swallowing Reflex
adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan
bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.
8. Breathing Reflex
Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang –
fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2 – permanen dalam kehidupan.
9. Eyeblink Reflex
Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi : melingdungi mata
dari cahaya dan benda-benda asing – permanen dalam kehidupan Jika bayi terkena sinar
atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.
c. Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari,
dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
d. Pencegahan Infeksi
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin
0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi
lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat.Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2
menit setelah bayi lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu.
Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam
keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.
d. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K1
secara intramuskular (lihat lampiran 4 halaman 109). Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,terutama jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke
bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain). Dengan demikian
untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B sedini
mungkin. Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa virus
Hepatitis B didalam tubuhnya sebagai carrier (pembawa) hepatitis.
Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan
suhu lingkungan.
REKOMENDASI
Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bln
Jangan melakukan imunisasi pd bayi dg imunodefisiensi (HIV,gizi buruk).
Pd bayi yg kontak erat dg penderita TB,diberi INH profilaksis,jika kontak sdh tenang dpt
diberi BCG
2. IMUNISASI HEPATITIS B
Penyakit Hepatitis B sering menyebabkan hepatitis kronik yg dlm kurun waktu 10-20 th
dpt berkembang menjadi hepatitis akut.
Penularan penyakit melalui: hub.seksual,dari ibu kpd bayinya,melalui alat2 kedokteran.
Imunisasi diberikan melalui ystem scular dg dosis 0,5 ml dan dapat menimbulkan efek
samping yg pd umumnya ringan,hanya berupa nyeri,bengkak,panas,mual & nyeri sendi
maupun otot.
3. IMUNISASI POLIO
Imunisasi polio digunakan utk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yg dpt
menyebabkan kelumpuhan pd anak.Kandungan vaksin adlh virus yg dilemahkan.
Imunisasi polio diberikan melalui oral bersamaan dengan suntikan vaksin DPT &
hepatitis B. Vaksin yg digunakan scr rutin sejak bayi lahir dg dosis 2 tetes oral yg
menempatkan diri di usus & memacu pembentukan ystem s baik dalam darah maupun pd
epitelium usus yg menghasilkan pertahanan yste trhdp virus polio liar yg datang masuk
kemudian.
4. IMUNISASI DPT
Imunisasi DPT ( ystem scu, ystem sc,tetanus) digunakan utk mencegah terjadinya penyakit
difteri, ystem sc& tetanus.
Vaksin mengandung racun kuman difteri yg telah dihilangkan sifat racunnya,namun msih
dpt merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Imunisasi DPT diberikan melalui ystem scular dg dosis 0,5 ml & dpt menimbulkan efek
samping ringan, ystem: trjdi pembengkakan,nyeri & demam.Efek samping berat,
ystem:terjadi menangis hebat,kesakitan ± 4 jam,kesadaran menurun,kejang & syok.
5. IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak digunakan mencegah terjadinya penyakit campak.Vaksin ini adalah
virus yg dilemahkan.
Imunisasi campak diberikan melalui subkutan walaupun dpt jg diberikan scr ystem scular
(dosis 0,5 ml) dg efek samping seperti terjadinya ruam pd tempat suntikan & panas.
Kontraindikasi berlaku bagi mereka yg sedang menderita demam tinggi,sedang
memperoleh pengobatan imunosupresi,memiliki riw.alergi.
Sistem Departemen Kesehatan NSW dan petugas kesehatan memainkan peranan yang
utama dalam membantu anak-anak dan keluarga untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan.
Departemen Kesehatan NSW menyediakan berbagai pelayanan bagi anak-anak dan
keluarganya. Pelayanan kesehatan yang spesifik disediakan bagi anak-anak dan
keluarganya termasuk:
-Pelayanan kesehatan anak kecil
-Pusat perawatan keluarga
-Pusat perawatan keluarga di rumah
-Telepon bantuan orang tua
-Tim anak dan keluarga dalam pelayanan kesehatan masyarakat
-Pelayanan perlindungan anak
-Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja
-Instalasi anak-anak di rumah sakit umum
-Rumah sakit spesialis anak-anak.
Dokter umum merupakan pemberi perawatan yang utama dalam ystem perawatan
kesehatan dasar. Mereka merupakan mitra utama dalam menyediakan pelayanan kesehatan
bagi anak- anak dan keluarganya. Sistem kesehatan harus memelihara hubungan kukuh
dengan departemen pemerintah lain yang relevan, pemerintah setempat, ahli kesehatan dan
keluarga bagi mengadakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak-anak.
Pusat Kesehatan Anak mempunyai staf ahli kesehatan (termasuk perawat terdaftar) yang
mempunyai spesialisasi dalam kesehatan anak dan keluarga. Perawat kesehatan anak dan
keluarga dapat memberikan bantuan untuk merawat bayi dan anak kecil, termasuk
informasi tentang :
-Menyusui
-Menghadapi waktu tidur dan anak yang menangis
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
-Imunisasi
-Keselamatan bermain dengan bayi atau anak
4. Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian
vitamin A dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun.
2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita .
3. Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Manajemen terpadu balita sakit adalah suatu manajemen untuk balita sakit yang datang
di pelayanan kesehatan, di laksanakan secara terpadu, baik mengenai beberapa klasifikasi
penyakit, status gizi, status iminisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan
konseling yang di berikan.
Suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus
kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.
MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di
Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit),
perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap
penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia
WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi
dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan
sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan
dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).
d Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
-Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
-Pemberian makanan bayi
-Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
-Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
-Peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak
balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pelayanan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan anak balita adalah merupakan program
pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dan balita. Untuk itu
kita sebagai calon nakes hendaknya mempedomani yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu
DAFTAR PUSTA
KAhttps://id.scribd.com/document/375032388/makalah-tentang-Pelayanan-kesehatan-bayi-
baru-lahir-dan-pada-balita-docx