Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT

“PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA”

Dosen Pengampu : Eichi Septiani,SKM,M.KM

DISUSUN OLEH :Kelompok 3

1. Mawaddah 5. Ratih Nadia

2. Meysi Fermay Sela 6. Reni Sagita

3. Putri Indah Sari 7. Restu Vironica

4. Rana Bina Seplinika 8. Rizky Dyah Utami

9. Sherly Agustina

YAYASAN DARUL MA'ARIF AL-INSAN

STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

BATURAJA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah

Kesehatan Masyarakat”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi

besar alam, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi salah

satu tugas mata kuliah Makalah Kesehatan Masyarakat.

Dengan harapan makalah ini bisa menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan

mendatangkan manfaat.

Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah

yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik

lagi di masa yang akan datang. Aamiin.

                   

                   

DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................................................  i

Kata Pengatar ........................................................................................................................  ii

Daftar Isi ................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 

1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................................................

1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 

BAB II PEMBAHASAN 

2.1. Pengertian.........................................................................................................................

2.2. Kematian Ibu....................................................................................................................

2.3. Kematian Bayi dan Balita ................................................................................................

2.4. Langkah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan

Balita..................................................................................................................................

2.5. Gerakan Reproduksi Keluarga Sehat................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan dan Saran ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui berbagai upaya

pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru lahir dan anak

balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank balita merupakan salah satu

program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh

kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal

ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq

mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa.

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Bina Kesehatan Anak telah menyelenggarakan

berbagai program kesehatan anak yang diimplementasikan di puskesmas dan jaringannya

dengan mengacu pada norma, standar , pedoman dan kriteria pelayanan kesehatan anak bagi

tenaga kesehatan. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak

berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan

diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa

pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan

menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak

memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.

Anak merupakan harapan masa depan . oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat dan cerdas. Program kesehatan anak
merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan,

yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan

remaja. Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir ,

memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di

masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah

  Apa yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir dan Balita.

1.3 Tujuan Penulisan

1.  Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan bayi baru lahir

2. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir

3. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan anak balita

4. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan kesehatan anak balita


BAB II 

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal ( BBLN ) adalah bayi yang baru lahir dengan usia

kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan ( aterm ) yaitu 36-40

minggu. (Mitayani, 2010) Menurut Saifuddin, (2002) dalam ( Rahma blog : 2009 )

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal

adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan

berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.


Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir

normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung

menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

2.2. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR

1. Ciri-ciri BBL Normal


-Berat badan 2500-4000 gram
-Panjang badan 48-52 cm
-Tubuh bayi sintal
-Bunyi jantung 120-140 x/ menit
-Lingkar dada 30-38 cm
-Lingkar kepala 33-35 cm
-Reflek menghisap dan menelan sudah ada.
Genitalia
-Bayi perempuan : Labiya mayora telah menutupi labiya minora.
-Bayi laki-laki : Testis turun ke skrotum dan terdapat lobang pada puerpetium.

2.3. Pengertian Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh petugas kesehatan yang

kompeten kepada neonates/bayi baru lahir sedikit 3 kali ,selama periode 0 sampai

dengan 28 hari setelah lahir ,baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan

rumah.

Kunjungan neonatal :
Adalah pelaksanaan pelayanan ksehatan neonatal/bayi baru lahir sedikitnya 3 kali

yaitu:

1. Kunjungan Neonatal ke-1(KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah

lahir.

2. Kunjungan Neonatal ke-2(KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai

dengan hari ke 7 setelah lahir

3. Kunjungan neonatal ke-3(KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai

dengan hari ke 28 setelah lahir.

2.4. Bentuk Pelayanan Esensial pada Bayi

a. Inisiasi menyusui dini ( IMD )


IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi
diantara kedua payudara ibunya segera setelah lahir.
Memberikan kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakan bayi
di dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit ibu ( skin to skin contact )
setidaknya selama 1-2 jam sampai bayi menyusu sendiri. ( Mitayani, 2010 : 23 )
Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan penyakit yang menyerang bayi, karena
kandungan antibodi yang ada pada colostrum dan ASI.
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada BBL
-Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan antropometri yaitu, Berat badan, panjang badan, lingkar lengan,
lingkar dada, dan lingkar kepala.
-Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah.
-Pemeriksaan head to too
Meliputi pemeriksaan kepala, telinga, mata, hidung atau mulut, leher, dada, bahu,
lengan dan tangan, perut, genetalia, ekstremitas bawah dan atas, punggung, kulit, dan
refleks.
Macam- macam refleks pada bayi yaitu :

1. Refleks menghisap (sucking reflex)


Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu ke
ujung mulut bayi. Refleks menghisapterjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis
menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan
bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting
susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks
ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi
yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan
bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu terampil dan
kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan
waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang
dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau
payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks
menghisap adalah
suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan menghilang seiring dengan
usia bayi.

2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)


Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari- jari tangan mencengkram benda-benda
yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal – hilang setelah 3-4 bulan
Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya.
Reflek menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan
merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat. Pada akhir bulan ketika, refleks
menggenggam berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan,
yang sering dihasilkan dari rangasangan visual. Misalnya, ketika bayi melihat suatu
gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia akan meraih dan mencoba
menggenggamnya. Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi akan
menggenggam benda benda, menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda
benda tersebut.
3. Refleks leher (tonic neck reflex)
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi
Anda menoleh ke salah satu sisi.

4. Refleks mencari (rooting reflex)


Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang
menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap
dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan
dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk
mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena
dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.

5. Refleks moro (moro reflex)


Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat
suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu
melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan
tangan dan kakinya. Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk dalam
ketegori gerakan motor. Refleks moro adalah peninggalan nenek moyang primate kita dan
refleks ini merupakan upaya untuk mempertahankan hidup. Refleks ini merupakan keadaan
yang normal bagi semua bayi yang baru lahir, juga cenderung menghilang pada usia 3
hingga 4 bulan. Sentuhan yang lembut pada setiap bagian tubuh bayi akan menenangkan
bayi yang sempat terkejut. Memegang lengan bayi yang dilenturkan pada bahu akan
menenangkan bayi. Menurut para ahli, refleks moro ini termasuk reaksi emosional yang
timbul dari kemauan atau kesadaran bayi dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu
yg singkat. Refleks moro ini timbul ketika bayi dikejutkan secara tiba-tiba atau mendengar
suara yang keras. Bayi melakukan gerakan refleks dengan melengkungkan punggungnya
dan mendongakkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan tersebut, kaki
dan tangan bayi digerakkan ke depan. Reaksi yang berlangsung sesaat ini pada umumnya
diiringi dengan tangisan yang keras.

6. Babinski Reflex .
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah
kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
7. Swallowing Reflex
adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan
bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.

8. Breathing Reflex
Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang –
fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2 – permanen dalam kehidupan.

9. Eyeblink Reflex
Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi : melingdungi mata
dari cahaya dan benda-benda asing – permanen dalam kehidupan Jika bayi terkena sinar
atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.

10. Refleks tonic neck


Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan danakan menghilang
pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi
tersebut akan lurus dan lengan yang berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan
akan sangat halus atau lemah).Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau
jika reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalamigangguan
pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal
koordinasi mata dan kepala bayi yang akanmenyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.

11. Refleks tonic Labyrinthine / labirin


Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi
beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akanbertahan sesaat, kemudian jatuh.
Hilang pada usia 6 bulan.

12. Refleks merangkak (crawling)


Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi
merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.

13. Refleks berjalan dan melangkah (stepping)


Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya
menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu
gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jikatulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan
mengangkat kakinya sepertiakan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan
hilang dan berbedadengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan
berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
14. Refleks yawning,
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanyakemudian disertai dengan
tangisan.13. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir
danberlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapatdiperiksa
dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jarikakinya akan melekuk
secara erat.14.

15. Reflek Swimming


Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisiiair, ia akan
mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.Reflek ini akan menghilang
pada usia empat sampai enam bulan. Reflek iniberfungsi untuk membantu bayi bertahan
jika ia tenggelam. Meskipun bayiakan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang,
namun meletakkanbayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak air pada saat itu.

c. Memberikan vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari,
dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.

d. Pencegahan Infeksi

Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin
0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi
lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat.Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2
menit setelah bayi lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu.
Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam
keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.

d. Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K1
secara intramuskular (lihat lampiran 4 halaman 109). Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,terutama jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke
bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain). Dengan demikian
untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B sedini
mungkin. Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa virus
Hepatitis B didalam tubuhnya sebagai carrier (pembawa) hepatitis.

e. Pencegahan Hilangnya Panas Tubuh Bayi

Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan
suhu lingkungan.

2.5. Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahi

-Menjaga Bayi Tetap Hangat


Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra uterin,bayi
harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus diperhatikan untukmenjaga bayi tetap
hangat adalah:
1. Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangatpenting untuk
menjaga bayi tetap sehat
2. Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan bersih, bilaperlu bayi memakai
tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
3. Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
4. Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudahmenjangkau bayinya
5. Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya, yakinkan bayi menggunakanpakaian yang
hangat dan diselimuti
6. Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin bisa dilakukan kontak kulitke kulit, atau
ditambah selimut dan lakukan penilaian ulang
7. Jaga ruangan tetap hangat

-Pemeriksaan setelah lahirmenggunakan MTBS


Pada prinsipnya waktu yang sangat penting untuk melakukan pemeriksaansetelah bayi
lahir adalah:
1. Sebelum bayi dipulangkan
Pengertian bayi dipulangkan dibagi menjadi 2, yaitu:
-Apabila bayi lahir di rumah, pengertian dipulangkan berarti padasaat petugas
meninggalkan rumah tempat ibu bersalin. Petugasmeninggalkan rumah tempat bersalin
minimal 2 jam setelahlahir.
-Apabila bayi lahir di fasilitas kesehatan, bayi dipulangkan minimal24 jam setelah
lahirPemeriksaan ini menggunakan formulir bayi baru lahir sepertidijelaskan pada bab
sebelumnya.
2. Pada saat kunjungan ulang
Pengertian kunjungan ulang juga terbagi menjadi 2 pengertian, yaitu
-Apabila bayi dibawa oleh keluarga ke fasilitas kesehatan karenasuatu masalah.
-Sesuai jadwal kunjungan neonatus Pemeriksaan yang dilakukan mengacu pada
Manajemen TerpaduBalita Sakit khususnya pada kelompok umur kurang dari 2 bulan.

-Pemeriksaan Neonatus menggunakan MTBS


Untuk mengetahui apakah seorang bayi baru lahir dalam keadaan sehatatau sakit dapat
dilakukan dengan memeriksa tanda dan gejala utama pada bayi. Pemeriksaan tersebut
menggunakan bagan bayi muda pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit. Tanda
atau gejala pada bayi muda sakitkadang merupakan suatu masalah tersendiri atau bagian
dari suatu penyakit.
Untuk membantu petugas kesehatan supaya dapat menangani masalah bayimuda dibuat
suatu bagan yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikanpenyakit. Klasifikasi bukan
merupakan diagnosis tetapi dengan klasifikasi inipetugas yst melakukan langkah-langkah
untuk melakukan pertolongan padabayi sakit.Dengan bagan ini petugas kesehatan
diharapkan mampu mengklasifikasikanbayi sakit, melakukan tindakan atau pengobatan,
memberikan konseling. Dan memberikan pelayanan tindak lanjut. Petugas akan menulis
hasilpemeriksaannya di formulir MTBS dan menggunakan buku bagan MTBS sebagai alat
bantunya.Dalam setiap kunjungan rumah petugas harus mampu :
Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya
Apabila menemukan bayi sakit, harus mampu mengklasifikasikan penyakitbayi untuk:
1. Kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
2. Diare
3.Ikterus
4. Kemungkinan berat badan rendah
5. masalah pemberian ASI
6. Menentukan status imunisasi
7. Menentukan masalah atau keluhan lain
8. Menentukan tindakan dan memberikan pengobatan bila diperlukan
9. Bila perlu, merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan
10. Melakukan konseling bagi ibu
11. Memberikan pelayanan tindak lanjut.
Keterampilan tersebut diatas secara lengkap dipelajari dalam pelatihan MTBSdi bagian
Bayi Muda. Pada buku ini akan dibahas cara memberikan tatalaksanabayi muda menurut
MTBS.

-Penilaian dan Klasifikasi


Jika seorang anak atau bayi muda dibawa ke klinik, petugas kesehatanmenggunakan
keterampilan komunikasi yang baik untuk:
1. Menanyakan kepada ibu tentang masalah anaknya
2. Memeriksa adakah tanda bahaya umum yang menunjukkan kondisiyang mengancam
jiwa.
3. Memeriksa bayi muda untuk tanda dan gejala, pemberian vitamin K1dan imunisasi
4. Membuat klasifikasi berdasarkan algoritma pada buku bagan :
Dalam buku bagan terdapat 3 warna
Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelahdiberi pengobatan pra
rujukan. Kuning : Bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan pengobatan medis spesifik
dan nasihat Hijau : bayi sakit ringan dan cukup diberi nasihat sederhanatentang
penanganan di rumah.

2.6 Pengertian Balita


Anak yang berusia 1 tahun-5 tahun memiliki pertumbuhan mental,intelektual yang
berkembang pesat.
Anak BALITA (bawah lima tahun), merupakan kelompok tersendiri yang dalam
perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila
perkembangan dan pertumbuhan pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini
akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas.
Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan
menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan
hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi
haknya [hak anak]. Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang
menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004).

2.7 Pengertian Pelayanan Kesehatan pada Balita


Pelayanan kesehatan anak balita sakit dan sehat yang diberikan oleh tenaga kesehatan
sesuai standar.

JENIS-JENIS PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA


1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang
dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS
harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
Manfaat KMS adalah :
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secaralengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
1. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
2. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang
bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat
dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi
gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
3. Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan Imunisasi.
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi.
Vaksin adalah bahan yg dipakai utk merangsang pembentukan zat anti yg dimasukkan ystem
tubuh, yste vaksinBCG,DPT,campak,Hepatitis B dan polio.
Tujuan Imunisasi
Kebal terhadap penyakit
Morbiditas dan mortalitas

Macam- macam imunisasi


1. Imunisasi aktifIalah pemberian zat sbg antigen yg diharapkan akan trjd suatu proses
infeksi buatan.
2. Imunisasi pasifIalah pemberian zat yh dihasilkan melalui suatu proses infeksi yg
digunakan utk mengatasi mikroba yg diduga masuk dlm tubuh yg terinfeksi

Macam- macam Imunisasi


1. IMUNISASI BCG
Imunisasi BCG (Bacicile Calmette Guerin) utuk mencegah terjadinya penyakit TBC yg
berat sebab TBC yg primer atau ringan dpt terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG.Contohnya: TBC pd selaput otak,TBC milier pd lapang paru,TBC tulang .
Vaksin BCG merupakan vaksin yg mengandung kuman TBC yg dilemahkan,diberikan
melalui intradermal dg dosis 0,05 ml
Efek samping imunisasi BCG yaitu terjadinya ulkus pd daerah suntikan,reaksi
panas .

REKOMENDASI
Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bln
Jangan melakukan imunisasi pd bayi dg imunodefisiensi (HIV,gizi buruk).
Pd bayi yg kontak erat dg penderita TB,diberi INH profilaksis,jika kontak sdh tenang dpt
diberi BCG

2. IMUNISASI HEPATITIS B
Penyakit Hepatitis B sering menyebabkan hepatitis kronik yg dlm kurun waktu 10-20 th
dpt berkembang menjadi hepatitis akut.
Penularan penyakit melalui: hub.seksual,dari ibu kpd bayinya,melalui alat2 kedokteran.
Imunisasi diberikan melalui ystem scular dg dosis 0,5 ml dan dapat menimbulkan efek
samping yg pd umumnya ringan,hanya berupa nyeri,bengkak,panas,mual & nyeri sendi
maupun otot.

3. IMUNISASI POLIO
Imunisasi polio digunakan utk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yg dpt
menyebabkan kelumpuhan pd anak.Kandungan vaksin adlh virus yg dilemahkan.
Imunisasi polio diberikan melalui oral bersamaan dengan suntikan vaksin DPT &
hepatitis B. Vaksin yg digunakan scr rutin sejak bayi lahir dg dosis 2 tetes oral yg
menempatkan diri di usus & memacu pembentukan ystem s baik dalam darah maupun pd
epitelium usus yg menghasilkan pertahanan yste trhdp virus polio liar yg datang masuk
kemudian.

4. IMUNISASI DPT
Imunisasi DPT ( ystem scu, ystem sc,tetanus) digunakan utk mencegah terjadinya penyakit
difteri, ystem sc& tetanus.
Vaksin mengandung racun kuman difteri yg telah dihilangkan sifat racunnya,namun msih
dpt merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Imunisasi DPT diberikan melalui ystem scular dg dosis 0,5 ml & dpt menimbulkan efek
samping ringan, ystem: trjdi pembengkakan,nyeri & demam.Efek samping berat,
ystem:terjadi menangis hebat,kesakitan ± 4 jam,kesadaran menurun,kejang & syok.

5. IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak digunakan mencegah terjadinya penyakit campak.Vaksin ini adalah
virus yg dilemahkan.
Imunisasi campak diberikan melalui subkutan walaupun dpt jg diberikan scr ystem scular
(dosis 0,5 ml) dg efek samping seperti terjadinya ruam pd tempat suntikan & panas.
Kontraindikasi berlaku bagi mereka yg sedang menderita demam tinggi,sedang
memperoleh pengobatan imunosupresi,memiliki riw.alergi.
Sistem Departemen Kesehatan NSW dan petugas kesehatan memainkan peranan yang
utama dalam membantu anak-anak dan keluarga untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan.
Departemen Kesehatan NSW menyediakan berbagai pelayanan bagi anak-anak dan
keluarganya. Pelayanan kesehatan yang spesifik disediakan bagi anak-anak dan
keluarganya termasuk:
-Pelayanan kesehatan anak kecil
-Pusat perawatan keluarga
-Pusat perawatan keluarga di rumah
-Telepon bantuan orang tua
-Tim anak dan keluarga dalam pelayanan kesehatan masyarakat
-Pelayanan perlindungan anak
-Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja
-Instalasi anak-anak di rumah sakit umum
-Rumah sakit spesialis anak-anak.
Dokter umum merupakan pemberi perawatan yang utama dalam ystem perawatan
kesehatan dasar. Mereka merupakan mitra utama dalam menyediakan pelayanan kesehatan
bagi anak- anak dan keluarganya. Sistem kesehatan harus memelihara hubungan kukuh
dengan departemen pemerintah lain yang relevan, pemerintah setempat, ahli kesehatan dan
keluarga bagi mengadakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak-anak.
Pusat Kesehatan Anak mempunyai staf ahli kesehatan (termasuk perawat terdaftar) yang
mempunyai spesialisasi dalam kesehatan anak dan keluarga. Perawat kesehatan anak dan
keluarga dapat memberikan bantuan untuk merawat bayi dan anak kecil, termasuk
informasi tentang :
-Menyusui
-Menghadapi waktu tidur dan anak yang menangis
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
-Imunisasi
-Keselamatan bermain dengan bayi atau anak
4. Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian
vitamin A dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun.
2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita .
3. Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Manajemen terpadu balita sakit adalah suatu manajemen untuk balita sakit yang datang
di pelayanan kesehatan, di laksanakan secara terpadu, baik mengenai beberapa klasifikasi
penyakit, status gizi, status iminisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan
konseling yang di berikan.
Suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus
kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.
MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di
Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit),
perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap
penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia
WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi
dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan
sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan
dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).
d Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
-Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
-Pemberian makanan bayi
-Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
-Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
-Peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak
balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempu.

BAB III

PENUTUP
3.1.  Kesimpulan

Pelayanan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan anak balita adalah merupakan program

pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dan balita. Untuk itu

kita sebagai calon nakes hendaknya mempedomani yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu

melakukan pelayanan sesuai standar yang telah dibahas di atas.

DAFTAR PUSTA

KAhttps://id.scribd.com/document/375032388/makalah-tentang-Pelayanan-kesehatan-bayi-

baru-lahir-dan-pada-balita-docx

Anda mungkin juga menyukai