Disusun Oleh:
WAHYU RAHMADHAN
NIM : 1905022016
Kelompok IV
Kelas : SI-6D
A. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah memahami salah satu bentuk tes durabilitas
agregat dengan cara mekanis yakni dengan alat Los Angeles Abrasion Test.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar yang lebih
kecil dari 37,5 mm (1 1/2") terhadap keausan menggunakan alat Los Angeles.
B. Referensi
AASHTO (American Association of State Highway And Transport Officials) T –
96 – 74.
SNI 03-2417-1991 Metode Pengujian keausan agregt dengan mesin abrasi los
angeles.
C. Teori Singkat
Abrasi adalah proses pengausan/perusakan akibat terjadinya proses pelemahan
agregat akibat waktu dan proses alam, merupakan salah satu aspek durabilitas dari
agregat. Durabilitas atau ketahan terhadap kerusakan sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan akan jumlah agregat. Beberapa agregat yang memiliki kekuatan standar
pun akan mengalami kerusakan saat di stockpile atau saat masa layan di jalan. Pada
hakekatnya ikatan antar butir partikel bisa kuat dan lemah, namun secara berulang
menjadi lemah karena sebagai akibat dari proses perendaman air seperti akibat cuaca,
pembekuan dan lain-lain.
Ada dua aspek yang menguji durabilitas agregat ini, yaitu:
Kerusakan mekanis
Kerusakan diakibatkan reaksi physico-chemical, seperti pelapukan
Dalam uji abrasi ini tipe tes durabilitas yang diambil adalah tipe tes kerusakan
mekanis. Tipe tes kerusakan mekanis ini sendiri memiliki berbagai macam tipe
contohnya:
Aggregate Abrasion Value
Aggregate Attrition Value
Los Angeles Abrasion Value
Polished Stone Value
Los Angeles Abrasion Value ini menggunakan prinsip perontokan agregatnya melalui
benturan dan penggulingan antar partikelnya dan bola baja.
D. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
1. Mesin abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup
pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm (28") dan panjang 50 cm (20").
Silinder ini bertumpu pada dua poros pendek tidak menerus yang berputar pada
poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukan sampel. Penutup lubang
terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di bagian
dalam silinder terdapat bola baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56 ").
2. Bola-bola baja mempunyai diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8") dan berat masing-
masing antara 400gram sampai 440 gram.
3. Saringan mulai ukuran 19 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; No.4 (4,75mm) dan No. 12
(1,7mm).
4. Timbangan dengan kapasitas 5000gram dan ketelitian 1 gram
5. Pan
6. Kuas kawat
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)oC.
E. Bahan
a. Agregat LOLOS Ø 19 MM – TAHAN Ø 12, 5 MM = ± 2600 GRM
b. Agregat LOLOS Ø 12,5 MM – TAHAN Ø 9, 5 MM = ±2600 GRM
F. Prosedur Pelaksanaan
Persiapan Sampel
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penyiapan sampel adalah sebagai berikut:
Sampel harus bersih. Bila sampel masih mengandung kotoran, debu, bahan
organik atau terselimuti oleh bahan lain, maka sampel harus dicuci sampai bersih
kemudian dikeringkan dalam suhu (110 ± 5¿ ℃
Pisahkan sampel kedalam masing-masing fraksi kemudian digabungkan sesuai
pada Tabel 1
Tabel 1
Daftar Berat dan Gradasi Sampel
1. Siapkan sampel, untuk sampel pertama diambil bahan yaitu agregat yang lolos
pada saringan 19 mm dan tertahan pada saringan 12,5 mm sebanyak 2500,7
gram sedangkan untuk sampel kedua yaitu agregat yang lolos pada saringan 12,5
mm dan tertahan pada saringan 9,5 mm sebanyak 2500,2 gram.
2. Masukkan benda uji ke dalam mesin Los Angeles dengan bola baja yang
sesuai pada tabel ukuran fraksi yaitu sebanyak 11 buah.
5. Butiran yang lebih besar dari 1,7 mm (tertahan di kedua saringan tersebut)
dicuci bersih,kemudian dikeringkan dalam oven suhu ( 110 ± 5℃ ) sampai
berat tetap.
6. Kemudian ditimbang dengan ketilitian 5 gram.
H. Analisa Data
J. Kesimpulan
Dari pengujian abrasi yang telah dilakukan dengan mesin Los Angeles dengan
500 putaran. Diperoleh nilai 11,28%. Berdasarkan SNI 03-2417-1991 dan SNI 2417-
2008 nilai keausan agregat yang baik adalah maksimal 40%.Maka hasil yang
diperoleh dari pengujian ini menandakan bahwa agregat sudah memenuhi syarat dan
layak digunakan sebagai bahan campuran beraspal.
KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TUMBUKAN (Aggregate Impact Value)
A. Tujuan
B. Referensi
C. Teori Singkat
Selain itu pengembangan uji terhadap beban tumbukan dapat juga dilakukan
untuk variasi diameter agregat yang lain seperti yang tercantum pada Tabel 2.
Prosedur yang dijelaskan sebelumnya adalah untuk prosedur standar sedangkan yang
tercantum pada Tabel 2 adalah variasi jika diameter agregat yang ada tidak sesuai
dengan standar.
Tabel 2
Ukuran Agregat Standar dan Non Standar
Agregat yang lebih besar dari ukuran 14,0 mm kurang cocok dilakukan Impact Test
dengan menggunakan alat yang dijelaskan dalam modul ini.
D. Peralatan
E. Bahan
F. Prosedur Pelaksanaan
Penyiapan Sampel
Sampel yang digunakan adalah agregat yang lolos saringan 12,5 mm dan yang
tertahan saringan 9,5 mm. Untuk setiap pengujian dibuat dua sampel.
Saring antara 500 sampai 1000 gr agregat pada urutan saringan 12,5 mm dan 9,5
mm. Sampel yang diambil adalah agregat yang lolos saringan 12,5 mm dan
tertahan di 9,5 mm.
Cuci sampel dengan air yang mengalir dan keringkan dalam oven.
Setelah suhu turun (atau sama dengan suhu ruangan, 25C) sampel siap untuk
digunakan.
Prosedur Pengujian
1. Ambil kira-kira setengah dari sampel yang telah disiapkan dan timbang (A gr).
Sampel 1 Sampel 2
2. Letakan Mesin Impact Agregat pada lantai datar dan keras, seperti lantai beton.
4. Timbang berat ring + berat benda uji. Kemudian kurangkan hasil dari (berat ring
+ berat benda uji) – (berat ring) untuk mendapatkan berat benda ujinya saja,
yaitu berat benda uji semula (A).
Benda Uji 1 Benda Uji 2
5. Masukan sampel dalam cup (Cylindrial Steel Cup) sedemikian ruap hingga tidak
melebihi tinggi cup (50 mm). Sampel dimasukkan ke dalam cup dengan sedikit
ditekan atau dipadatkan dengan tangan Sehingga didapat berat benda uji semula
(A) = (berat benda uji+berat ring) – (berat ring). Untuk sampel pertama yaitu
1320,1 – 102,.9 = 295,2 gram dan untuk sampel kedua yaitu 1317,5 – 1024,9 =
292.6 gram.
6. Letakan cup berisi sampel pada tempatnya dan pastikan letak cup sudah baik dan
tidak akan bergeser akibat tumbukan palu. Kemudian atur ketinggian palu.
7. Lepaskan pengunci palu dan biarkan palu jatuh bebas ke sampel. Angkat palu
pada posisi semula dan lepaskan kembali (jatuh bebas). Tumbukan dilakukan
sebanyak 15 kali dengan tenggang waktu tumbukan tudak lebih dari satu detik.
8. Setelah selesai saring benda uji dengan saringan 2,36 mm selama satu menit dan
timbang berat yang lolos dengan ketelitian 0,1 gram yang dinyatakan sebagai
B.
Ha
9. dan yang tertahan sebagai C gr. Pastikan tidak ada partikel yang hilang selama
proses tersebut
10. Jika jumlah berat agregat yang lolos dan tertahan berbeda 1 gram dengan berat
awal (A) maka pengujian harus diulangi.
H. Analisa Data
J. Kesimpulan