Anda di halaman 1dari 10

RESUME

MENGIDENTIFIKASI TEKNIK PENILAIAN DENGAN MENGGUNAKAN


JURNAL BELAJAR DAN MAMPU MELAKUKAN PENGOLAHAN
PENILAIAN KOMPETENSI AFEKTIK

DosenPengampuh :
Dr. Abdu Mas’ud, S.Pd.,M.Pd

OLEH
Andriyani F. Salam (03101811072)
HerdianaMunandar (03101711067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
A. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau


deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan
penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau
belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian
merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang berbasis
kompetensi.

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah


perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai
bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian
tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana
yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang
dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak
dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang
dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa
dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan

B. Teknik Penilaian

Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi


kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun
hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi
dilakukan melalui pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam
penilaian hasil belajar dapat digunakan berbagai Teknik penilaian diantaranya adalah:
penilaian jurnal belajar, dan penilaian sikap.

a. Teknik Penilaian Jurnal Belajar


1) Pengertian Jurnal Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia salah satu pengertian dari jurnal adalah
catatan (buku) harian. (1) Menurut Moon dalam Kartono mengatakan bahwa jurnal
belajar adalah penampung tulisan yang dicatat pada satu periode waktu. (2 ) Menurut
Lailatul Munawaroh dkk, jurnal belajar adalah dokumen tertulis yang dibuat siswa dan
berisi refleksi setelah mengalami proses belajar. (3) Menurut Walti Christine, menulis
jurnal adalah menulis refleksi yang disengaja yang digunakan dalam berbagai
lingkungan belajar untuk memfasilitasi belajar dan mendukung pengembangan
wawasan, refleksi, kesadaran kognitif, berpikir kritis dan untuk mempromosikan
pertumbuhan pribadi. (4) Berdasarkan pemaparan di atas jurnal belajar adalah catatan
yang memuat hasil refleksi yang telah dibuat oleh siswa pada setiap akhir proses
pembelajar, guru dapat membacanya sebagai bahan masukan untuk melihat kemampuan
siswa dalam materi yang telah dipelajari. Para siswa dalam proses belajar mengajar
banyak melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut dapat digunakan siswa untuk
mengisi jurnal belajar, seperti: meringkas materi pembelajaran, merespon suatu tugas,
mencatat proses dan hasil kerja individu atau kelompok, pengamatan pribadi siswa, serta
kejadian dan pengalaman siswa dalam belajar.5 Jurnal belajar bukan ringkasan materi
pembelajaran, tetapi lebih fokus pada refleksi siswa terdapat apa yang telah dibaca atau
yang sedang dipelajari. (6) Jurnal belajar dapat digunakan untuk member gambaran yang
sesungguhnya mengenai pertumbuhan pemahaman dari suatu materi atau pengalaman
seseorang, dapat menunjukkan perkembangan belajar seseorang, menjaga rekaman
pikiran dan ide seseorang melalui pengalaman belajarnya, serta dapat membantu
mengidentifikasi kekuatan maupun kelemahan dalam belajar seseorang. (7 )Mengisi
jurnal belajar dapat berupa hasil refleksi atau hasil pengamatan yang berkaitan dengan
pembelajaran dikelas yang telah mereka dapatkan.

Penulisan jurnal belajar yang dibuat oleh siswa tidak dapat dikatakan benar atau
salah, karena jurnal belajar yang ditulis oleh seorang siswa dengan siswa yang lain
berbeda mengingat pengalaman yang dimiliki setiap siswa tidak sama meskipun proses
pembelajaran yang dialaminya sama.

2) Kelebihan dan Kelemahan Jurnal Belajar


a) Kelebihan jurnal belajar

Jurnal belajar memberikan keuntungan bagi guru dan juga siswa. Keuntungan
bagi guru, antara lain:

(1) Dapat mengetahui masalah yang ditemukan siswa mengenai buku yang
dipelajarinya atau pekerjaan rumah dan bias segera memberikan solusi
terhadap masalah yang ditemukan pada siswa,
(2) Dapat mengetahui keberhasilan dan kesulitan yang dihadapi siswa sehingga
dapat segera menindaklanjuti,
(3) Dapat mengetahui tanggapan siswa terhadap pertanyaan dari guru dan teman
sekelas lainnya,
(4) Dapat mengetahui harapan-harapan siswa, sehingga dapat memancing guru
agar memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap siswanya,
(5) Dapat memperoleh gambaran pribadi atau informasi tentang siswa ketika
mereka belajar.

Keuntunganbagisiswadenganadanyajurnalbelajar, antara lain:

(1) Siswa dapat mengungkapkan masalah-masalah yang mereka temukan selama


pembelajaran atau pekerjaan rumah yang mereka kerjakan,
(2) Siswa dapat mencatat dan meringkas topik-topik yang mereka pelajari,
perasaan mereka terhadap mata pelajaran, kesulitan yang mereka hadapi serta
kesuksesannya dalam belajar,
(3) Siswa dapat menulis harapan-harapannya mengenai pembelajaran,
(4) Sangat membantu dalam pengembangan refleksi dan introspeksi siswa,
(5) Sangat kondusif untuk melatih berpikir siswa mengapa sesuatu dilakukan dan
mengapa melakukan sesuatu,
(6) Dapat digunakan siswa untuk menulis pertanyaan, kesuksesan, pemikiran,
maupun rasa frustasi siswa dalam belajar.

b) Kelemahan jurnal belajar

Jurnal belajar juga memiliki kelemahan, diantaranya:

(1) Dari segi waktu, membutuhkan waktu yang lama bagi guru untuk memeriksa
jurnal belajar siswa,
(2) Bagi siswa yang tidak bias menyampaikan permasalahan dengan baik dalam
bentuk tulisan, guru mungkin sulit dalam memahami apa yang ditulisnya,
(3) Bagi siswa yang tidak jujur dalam mengungkapkan permasalahan yang
dihadapinya, guru tidak dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa
tersebut dan tidak dapat menindaklanjuti.
3) Teknik Penilaian Jurnal Belajar

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka


mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui efektif tidaknya pengajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sekaligus berfungsi sebagai bahan dalam memperbaiki tindakan pengajaran selanjutnya.
Berdasarkan pemaparan tersebut teknik penilaian jurnal belajar adalah cara yang
dilakukan guru untuk menilai hasil jurnal belajar yang telah ditulis oleh siswa setelah
akhir proses pembelajaran.

Menurut Silberman, sintak pelaksanaan teknik penilaian jurnal belajar adalah


sebagai berikut:
1. Meminta siswa untuk merenungkan kembali pengalaman belajarnya guna
menyadari apa yang didapat dari pengalaman belajar tersebut.
2. Meminta siswa untuk membuat jurnal belajar tentang bagaimana proses belajar
yang telah dilakukan.
3. Meminta siswa untuk menuliskan tentang apa yang dipikirkan dan rasakan
mengenai hal-hal yang telah dipelajari sebagai catatan pribadi (tanpa khawatir
dengan kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca).
4. Meminta siswa untuk fokus pada beberapa kategori berikut ini:
a. Apa yang telahdiketahuidari proses pembelajaran.
b. Kesulitan apa yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
c. Apa yang ingin dipelajari lebih lanjut dari proses pembelajaran.
d. Bagaimana pengalaman belajar siswa tentang proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
e. Apa yang direncanakan agar proses pembelajaran dapat lebih baik dan
mencapai tujuan belajar.
5. Mengumpulkan, membaca dan mengevaluasi jurnal belajar tersebut secara
berkala agar siswa merasa bertanggung jawab untuk menyimpannya dan guru
dapat menerima umpan balik dari hasil belajar siswa-siswanya.

6. Berikan nilai atau skor jurnal belajar yang telah dibuat oleh siswa tersebut
dengan criteria penilaian yang sudah ditentukan, agar siswa lebih baik lagi
dalam membuat jurnal belajar.

Bagi guru jurnal belajar ini sangat membantu dalam menilai kinerja peserta didik
selama proses pengerjaan dan membandingkan dengan hasil yang diperoleh. Jurnal
belajar dibuat berdasarkan kesepakatan awal dan bergantung pada interval waktu
pengerjaan. Teknik penilaian jurnal yang sistematis dan konsisten untuk siswa dapat
memberikan sederetan catatan bagi guru mengenai pemahaman konsep dan berpikir
siswa.
C. Penilaian Kompetensi Sikap

Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau obyek,


yang tergambar melalui rasa suka, tidak suka, setuju dan tidak setuju. Penilaian sikap
dapat dilakukan dengan cara pengamatan (observasi), penilaian diri, penilaian teman
sejawat dan rekaman anekdot (catatan anekdot). Penilaian melalui observasi bertujuan
untuk merekam perkembangan sikap siswa melalui pengamatan, baik sikap siswa
terhadap mata pelajaran atau sikap terhadap hal umum. Misalnya mengamati sikap siswa
mengenai kedisiplinan, ketekunan, kejujuran, kerjasama dan lain sebagainya. Format
pengamatan dapat dikembangkan sendiri oleh guru atau mengacu kepada beberapa
contoh pedoman pengamatan yang diperoleh melalui literatur-literatur tentang penilaian
pembelajaran. Penilaian diri, merupakan penilaian yang berkembang akibat bergesernya
system pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru kepembelajaran yang
berpusat pada siswa. Supaya siswa dalam penilaian diri tidak mengedepankan
subyektivitas sehingga tidak menilai diri terlalu tinggi, maka guru harus melakukan hal-
hal sebagai berikut:

(1) Menjelaskan tujuan penilaian diri,


(2) Menentukan kompetensi yang akan dinilai,
(3) menentukan indikator dan skala penilaiannya, dan
(4) menentukan format penilaian diri.

Penilaian sejawat-penilaian teman sebaya (peer assessment) merupakan


kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menilai teman sebayanya atau mereka
berkesempatan saling menilai antar teman sebayanya. Agar penilaian ini tetap menilai
hal-hal yang seharusnya, guru harus mengembangkan format penilaian dimana siswa
cukup memberikan jawaban atas pernyataan yang telah dikembangkan guru sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan. Misalnya tentang kejujuran, kedisplinan,
ketaatan melaksanakan tata tertib, kerjasama dan lainnya. Penilaian diri dan penilaian
sejawat harus dapat dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setiap semester.
Penilaian sikap terdiri dari (1) penilaian sikap utama, dan (2) penilaian sikap
penunjang. Penilaian pada sikap utama dilakukan melalui observasi oleh guru mata
pelajaran, guru bimbingan konseling dan wali kelas selama satu semester. Observasi
sikap oleh guru mata pelajaran dalam satu semester tersebut dilakukan selama dalam
proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Sedangkan observasi oleh
guru bimbingan konseling dan wali kelas, dilakukan dalam satu semester di luar jam
pelajaran baik secara langsung maupun berdasarkan informasi atau laporan yang valid.
Penilain sikap penunjang terdiri dari penilaian diri dan penilaian antar teman (penilaian
sejawat) yang dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali selama satu semester.
Dalam bentuk skema dapat digambarkan sebagai berikut:

D. Pengolahan Nilai Sikap

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan nilai pada aspek sikap
antara lain:

 Pengolahan nilai kompetensi sikap (KD pada KI 1 dan KI 2) dilakukan pada


akhir semester.
 Nilai kompetensi sikap diperoleh melalui teknik observasi yang dicatat
dalam teknik jurnal dan dapat didukung oleh teknik penilaian lainnya
(penilaian diri, penilaian antar teman, dsb).
 Nilai kompetensi sikap pada akhir semester diperoleh dari semua nilai sikap
sesuai kompetensi dasar semester bersangkutan (sesuai perencanaan dan
pemetaan).
 Nilai kompetensi sikap disampaikan dalam bentuk deskripsi.
 Data mengenai sikap yang telah diperoleh harus memperhatikan sumber
datanya. Adapun sumber-sumber data untuk nilai sikap adalah:
 Guru mata pelajaran melalui observasi yang dicatat dalam jurnal selama
proses pembelajaran;

Adapun contoh jurnal yang dapat digunakan untuk merekam perkembangan


sikap siswa sebagai berikut :
Setelah data nilai sikap diperoleh dari sumber sebagaimana di atas, baru kemudian
dilakukan proses pengolahan nilai sikap. Pengolahan nilai sikap ini dengan tahapan
sebagaiberikut:

 Guru mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling mencatat perilaku sikap
spiritual dan sikap social kedalam jurnal.
 Guru mata pelajaran dan guru Bimbingan Konseling membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap social berdasarkan catatan jurnal
untuk setiap siswa, kemudian memberikan kepada wali kelas.
 Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran
dan guru Bimbingan Konseling. Berdasarkan deskripsi singkat sikap spiritual
dan social dari guru mata pelajaran, guru Bimbingan Konseling, wali kelas
merumuskan deskripsi capaian sikap spiritual dan social setiap siswa.
Jika pengolahan telah dilaksanakan melalui tiga tahapan sebagaimana di atas,
selanjutnya guru menuliskan hasil pengolahan tersebut dalam bentuk deskripsi yang
akan dituangkan kedalam rapor siswa. Rumusan deskripsi nilai sikap ditulis dalam
kalimat yang bersifat memotivasi dan menyatakan nilai sikap secara berturut dari sangat
baik, baik, dan mulai berkembang. Contoh deskripsi nilai aspek sika psebagai berikut:

Menunjukkan sikap sangat baik dalam mensyukuri anugerah Tuhan, kejujuran,


tanggung jawab, dan kesantunan; baik dalam menghargai anugerah Tuhan, peduli, dan
percaya diri; dan mulai berkembang sikap disiplin.

Anda mungkin juga menyukai