Anda di halaman 1dari 3

Annisa Aulia Restiyani

17110601243
Biologi A
Dr. Eko Kuswanto, M.Si
TERMITOLOGI
PERILAKU RAYAP
1. Trophallaxis
Trophallaxis adalah pertukaran saluran pencernaan atau perilaku yang
dilakukan untuk kegiatan saling menyuapi antara anggota koloni rayap dan
merupakan perilaku rayap dan serangga-serangga eusocial atau serangga sosial sejati
lainnya yang mempertahankan koloni homeostasis.1 Rayap memiliki dua modes
trophallactic yang dikenal sebagai stomodeal dan protodeal trophallaxis. Stomodeal
trophallaxis adalah pertukaran air liur dan muntah makanan serta protodeal
trophallaxis adalah pemindahan cairan perut yang mengandung protists yang
mengeluarkan simbiosis, produk pencernaan dari serangga maupun simbionts, dan
pertukaran feromon merupakan hormon yang akan dikeluarkan ke luar tubuh sebagai
pengaturan populasi koloni, misalnya dalam mengatur rayap mana yang mampu
bereproduksi dan terdapat dalam jumlah besar. Trophallaxis sangat penting bagi
rayap, karena memungkinkan individu baru berganti kulit untuk memikat lawan jenis,
kasta yang tidak mencari makanan dapat menerima nutrisi, pheromones yang terlibat
dalam perbedaan kasta akan didistribusikan dan sebagai penyebaran kelembapan di
seluruh koloni. Trophallaxis ini merupakan perilaku rayap dalam berbagi makanan
dari mulut ke mulut anggota rayap lainnya. Sambil grooming atau bersentuhan rayap
akan bertukar nutrisi.2

1
Neo Endra Lelana, dkk. “Efektivitas Penularan Beberapa Isolat Jamur Patogen Serangga
Metarhizium anisopliae Oleh Rayap Pekerja Coptotermes curvignathus” Jurnal Penelitian
Hasil Hutan Vol. 24 No. 3. 2006. Hlm 219
2
Qiu-Ying Huang, et al. “Studies On Feeding And Trophallaxis In The Subterranean Termite
Odontotermes Formosanus Using Rubidium Chloride”. Chinese Scientific Papers
Online. 2008. Hlm 1
2. Cryptobiotic
Cryptobiotic atau "tersembunyi" atau menjauhi cahaya. Ini berarti bahwa
mereka selalu bersembunyi dari pandangan manusia baik di bawah permukaan tanah,
di bawah permukaan kayu, atau di terowongan lumpur mereka. Salah satu contohnya
adalah rayap bawah tanah memiliki gaya hidup cryptobiotic. Rayap masuk bangunan
tempat tinggal manusia dari bawah permukaan tanah dan mencari makan di dalam
kayu. Manusia biasanya tidak mendeteksi keberadaan mereka sampai kerusakan
menjadi jelas. Seringkali manusia tidak tahu bagaimana rayap itu masuk ke rumah.
Ini bisa membuatnya sangat sulit kendalikan mereka. 3 Karena rayap yang sangat
beragam, rayap juga sering dianggap hama bagi manusia karena sering merusak
bangunan kayu, rumah dll. Terutama pada rayap tanah yang memiliki perilaku
cryptobiotic, mereka menemukan makanan ditanah dengan membangun terowongan
bawah tanah. Sifat cryptobiotic ini berkontribusi dan memudahkan rayap dalam
menyerang.4

3. Cannibalism
Dalam eusocial atau serangga sosial sejati, yang biasanya hidup dalam kondisi
yang sangat padat, kanibalisme dianggap sepenuhnya dikendalikan atau terbatas pada
konteks khusus kehidupan sosial mereka. Perilaku kanibalistik rayap terhadap
individu yang hidup terdiri dari tiga kategori. Pertama, serangan spesifik terhadap
kanibal terjadi dalam konteks sosial tertentu, terutama oleh pseudergates yang
merusak sayap nimfa di Neotermes jouteli. Kedua, sudah sering terjadi serangan
terhadap orang yang tidak terluka dalam kondisi kelaparan. Serangan kanibalistik,
meskipun diciptakan artifisial, terhadap eksperimen yang diubah Coptotermes untuk
mosanus Shiraki dealate dianggap berhubungan dengan kerusakan sistem pencernaan
dan kelaparan yang diakibatkannya. Ketiga, serangan kanibal terjadi terhadap
individu yang terluka. Sifat kanibal pada rayap ini merupaka pertahanan rayap untuk

3
Dini M. Miller. “Signs of Subterranean Termite Infestation.” VirginiaTech Vol. 4. No. 4.
2010. Hlm 1
4
Eko Kuswanto, et al. “Threat of Subterranean Temites Attack in The Asian Countries and
their Control”. Asian Jurnal of Applied ScencesI. Vol. 8. No. 4. 2015. Hlm. 230
tetap hidup dan mencari makan, tetapi sifat kanibal sebagai perilaku rayap, rayap
memakan rayap lain sejenis yang lemah atau sakit. Sifat ini akan muncul ketika rayap
kekurangan makanan.5

4. Necrophage
Rayap memiliki sifat necrophage yaitu rayap memakan bangkai sesamanya.
pada awalnya rayap yang diberikan makanan kemudian melakukan penyesuaian diri
terhadap kondisi yang diberikan, rayap yang mampu menyesuaikan diri akan tetap
hidup dan mulain mencoba makanan yang diberikan, dan akan terus memakannya
jika cocok. Bila makanan tidak cocok rayap akan meninggalkan makananya
kemudian lama kelamaan akan lemah dan mati.6 Sifat ini mirip dengan kanibalisme,
perbedaannya pada perilaku rayap kanibalisme, rayap memakan individu yang masih
hidup, sedangkan pada necrophage memakan individu yang sudah mati atau
memakan bangkainya.7

5
Y. Yamanaka, et al. “Cannibalism Associated with artificial wounds on the bodies of
Retuculitermes speratus workers and soldier (Isoptera : Rhinotermitidae).” Insects Sociaux.
Vol 66, No. 3. 2019. Hlm 108
6
Syarifah ashria Daviyana, dkk. “Pemanfaatan Ekstrak Kulit Kayu Gerunggang (Cratoxylon
arborescens BI) Untuk Pengawetan Kayu Karet (Hevea brasiliensis) dari Serangan Rayap
Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren).” Jurnal Online Agroteknologi. Vol 3, No. 1.
2014. Hal 199
7
Nova Kristina, dkk. “Uji Efektivitas Termitida Nabati Terhadap Mortalitas Rayap
(Coptotermes curvinagathus Holmogren) (Isoptera : Rhinotermitidae) di Laboratorium”.
Jurnal Online Agroekoteknologi. Volume 3. Nomor 1. 2015. Hlm 104.

Anda mungkin juga menyukai