DISUSUN OLEH :
1. EEN NUR KOMALASARI (3415150099)
2. DESTA AMANDA AWALIA
(3415151744)
3. LALLA MUTHOHHAROH
(3415150108)
Seseorang bernama Alfred Tennyson menyampaikan dua ciri-ciri hewan buas yaitu gigi yang
berwarna merah dan cakarnya. Dia berusaha untuk menggambarkan tentang gambaran hewan
buas sebagai predasi. Predasi lebih sering dikecam sebagai pengkonsumsi organisme hidup
oleh organisme yang hidup juga. Padahal mereka disebut sebagai organisme heterotrofik
(memperoleh energi dengan mengkonsumsi bahan organik) tetapi disisi lain juga disebut
sebagai predator. Mereka menjadi agen kematian bagi populasi mangsanya dan menjadi
sumber makanan untuk tingkat pertumbuhan populasi pemangsa. Interaksi ini berkaitan antara
pemangsa dan mangsanya yang dapat memiliki konsekuensi pada struktur komunitas dan
berfungsi sebagai agen seleksi alam, yang mempengaruhi evolusi dari kedua predator dan
mangsa.
Meluasnya predasi sebagai pemakan organisme hidup (mangsa) oleh organisme lain
(pemangsa) selain dekomposer. Ini terjadi interaksi dari dua atau lebih spesies yaitu
pemakan dan yang dimakan. Ahli ekologi membuat pengelompokan fungsional
berdasarkan interaksi spesifik antara predator dan mangsa, untuk memahami
keterkaitan yang dinamis antara populasi pemangsa dan mangsa. Dalam klasifikasi
fungsional ini mempunyai istilah untuk penyebutan predator sebagai pemangsa sejati.
15.2 MODEL MATEMATIS
MENJELASKAN DASAR-DASAR PREDASI
Pada 1920-an, Lotka dan Volterra melihat adanya dampak dari persaingan mangsa pada pertumbuhan
populasi. Secara independen, mereka mengusulkan pernyataan matematis untuk menyatakan hubungan
antara predator dan populasi mangsa. Mereka menyediakan satu persamaan untuk populasi mangsa dan
populasi pemangsa. Persamaan pertumbuhan populasi untuk populasi mangsa terdiri dari dua
komponen yaitu model eksponensial dari pertumbuhan populasi (dN/dt= rN) dan istilah mortalitas itu
merupakan hilangnya mangsa dari populasi oleh pemangsa. Tingkat per kapita dilihat dari predator
mengkonsumsi mangsanya yang diasumsikan meningkat secara garis linier dengan jumlah mangsa dan
maka dari itu, direpresentasikan sebagai cNprey di mana c mewakili efisiensi predasi, yang ditentukan
oleh grafik dengan garis miring sebagai hubungan.
Pola yang diprediksi oleh model Lotka-Volterra sebagai
interaksi predator-mangsa.
15.3 MODEL YANG SALING BERKAITAN DENGAN
ATURAN BERSAMA DALAM POPULASI
Ahli entomologi Inggris, M. E. Solomon, memperkenalkan gagasan tentang respon fungsional pada
tahun 1949. Satu dekade kemudian, ahli ekologi C. S.Holling mengeksplorasi konsepnya lebih detail,
mengembangkan klasifikasi yang sederhana berdasarkan tiga tipe respon fungsional umum. Respons
fungsional adalah hubungan antara per kapita tingkat predasi (jumlah mangsa yang dikonsumsi per
satuan waktu) dan ukuran populasi mangsa.
JENIS KURVA RESPON FUNGSIONAL
Hubungan antara kepadatan populasi mangsa
15.5 PREDATOR MENANGGAPI SECARA NUMERIK
UNTUK MENGUBAH KEPADATAN MANGSA
15.6 Foraging Involves Decisions about the Allocation of Time and
Energy
Waktu yang dihabiskan untuk mencari makan harus seimbang dengan batasan waktu lain
seperti pertahanan, menghindari pemangsa, mencari pasangan, atau merawat yang muda.
Sebagian besar hewan hidup di lingkungan yang heterogen. Beberapa wilayah mungkin
mengandung kepadatan mangsa yang tinggi, rendah atau tidak ada mangsa sama sekali.
Bagaimana seharusnya seorang predator mengalokasikan waktu mencari makan di
lingkungan yang heterogen?
Eric Charnov dari Universitas New Mexico membahas dengan pendekatan teorema nilai
marjinal yang memprediksi lamanya waktu seorang individu harus tinggal di wilayah
bersumber daya sebelum pergi dan mencari yang lain. Lama waktu tinggal terkait dengan
kekayaan tempat makanan (kepadatan mangsa), waktu yang diperlukan untuk sampai di
sana (waktu perjalanan), dan waktu yang diperlukan untuk memanfatkan sumber daya.
15.8 Risk of Predation Can Influence Foraging Behavior
Mencari makan Ancamannya
Burung Parus
di subkanopi burung hantu
montanus
pohon pinus kerdil Eurasia
Sebagian besar
predator juga Burung Parus
memangsa spesies montanus Ketika polulasi Makanan
predator lainnya dan adalah tikus kecil utamanya tikus
karena adanya kegiatan mangsanya
mencari makan
Akan
meninggalkan
subkanopi ke
kanopi
15.9 Coevolution Can Occur between Predator and Prey
Untuk bertahan hidup sebagai spesies, mangsa harus menampilkan target bergerak yang tidak
pernah bisa ditangkap oleh predator.
Pandangan tentang evolusi antara predator dan mangsa ini mengarahkan pada ahli evolusi Van
Valen untuk mengajukan hipotesis the Red Queen.
Untuk menghindari kepunahan di tangan predator, mereka (mangsa) harus berevolusi berarti
menghindari penangkapan; mereka harus terus bergerak hanya untuk tetap di tempat mereka.
15.10 Animal Prey Have Evolved Defenses against Predators
Pertahanan hewan:
1. Pertahanan menggunakan
reaksi kimia seperti spesies
ikan mengeluarkan
pheromones alarm
2. Arthropoda, amfibi, dan
ular menggunakan sekresi
yang berbau untuk
mengusir predator
1. biomassa tanaman
2. mengurangi kekuatan menanam
3. menempatkannya pada kerugian kompetitif dengan vegetasi di sekitarnya
4. menurunkan upaya reproduksinya.