Anda di halaman 1dari 6

NAMA : IRVAN

PRODI : PERBANKAN SYARI’AH

NIM : 21200201

JAWABAN

1. Namun walaupun perbankan syariah terus berkembang, Perbankan syariah harus terus
bertransformasi untuk menjadi perbankan yang kuat dan stabil. Kondisi perbankan syariah saat ini masih
kurang untuk menjadi perbankan yang terdepan. Terbukti bahwa perbankan syariah belum memiliki diferensiasi
model bisnis yang signifikan, indeks literasi perbankan syariah yang masih rendah, kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah, dan teknologi informasi perbankan Syariah yang masih
tertinggal dibanding perbankan konvensional. Perbankan syariah di Indonesia harus menjadi perbankan yang
terdepan dalam menjalankan layanan keuangan yang berkontribusi pada Sustainable Development
Goals (SDGs) dan Creative Shared Value (CSV). Keuangan syariah juga harus mampu menguasai teknologi-
teknologi sehingga tidak kalah tertinggal oleh perbankan lainnya pada masa pandemi seperti saat ini. “Banyak
sumber daya manusia yang melarikan dirinya ke bank yang besar sehingga terdapat kekurangan sumber daya
manusia pada bank yang kecil. Ini tentu membuat sumber daya manusia pada sektor perbankan tidak merata
2. Perbankan syariah atau bank syariah adalah sistem perbankan islam  yang melaksanakan
kegiatannya berdasarkan hukum atau syariat agama Islam. Berdasarkan hukum Islam, perbankan syariah
tidak mengenal adanya suku bunga pinjaman atau ‘interest rate’ karena dianggap sebagai riba. Sistem bagi
hasil atau nisbah adalah jenis ‘bunga’ yang dikenal dalam  sistem perbankan syariah, yang sama – sama
diketahui serta disetujui oleh pihak nasabah. Sejarah berdirinya bank syariah dimulai dari pelopor bank
syariah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat. Pada 18 – 20 Agustus di Cisarua, Bogor diadakan Lokakarya
Bunga Bank dan Perbankan yang diprakarsai MUI (Majelis Ulama Indonesia). Hasil lokakarya ini
kemudian didukung ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) dan beberapa pengusaha muslim
sehingga pada 1991 ditandatangani akta pendirian Bank Muamalat Indonesia. Bank ini resmi beroperasi
pada 1 Mei 1992 berkat bentukan Tim Perbankan MUI. Akan tetapi dalam perjalanannya, kinerja bank
Muamalat kurang populer dan stagnan. Bank ini baru membaik kinerjanya serta dilirik oleh nasabah setelah
era krisis ekonomi dan reformasi.
3. Ada dua jenis bank yang dikenal masyarakat di Indonesia, yaitu bank syariah dan bank
konvensional. Bank syariah merupakan perusahaan keuangan yang menerapkan prinsip hukum Islam sesuai
dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).Sementara bank konvensional, yaitu perusahaan keuangan
yang menerapkan kegiatan usaha secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditentukan
oleh negara .

kelebihan bank syariah terutama pada kuatnya ikatan emosional keagamaan antara


pemegang saham,pengelola bank,dan nasabahnya.Dari ikatan emosional inilah dapat dikembangkan
kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil.

Kedua, dengan adanya keterikatan secara religi,maka semua pihak yang terlibat dalam
bank Islam adalah berusaha sebaik-baiknya dengan pengalaman ajaran agamanya sehingga berapa
pun hasil yang diperoleh diyakini membawa berkah.
Kelemahan Bank Syariah
pertama, Kelemahan bank syariah adalah bahwa bank dengan sistem ini terlalu
berprasangka baik kepada semua nasabahnya dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat
dalam bank Islam adalah jujur. Dengan demikian bank Islam sangat rawan terhadap mereka yang
beritikad tidak baik, sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mengawasi nasabah yang menerima
pembiayaan dari bank syariah.
Kedua, sistem bagi hasil memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama
dalam menghitung bagian laba nasabah yang kecil-kecil dan yang nilai simpanannya di bank tidak
tetap. Dengan demikian kemungkinan salah hitung setiap saat bisa terjadi sehingga diperlukan
kecermatan yang lebih besar dari bank konvensional.
Keunggulan Bank Konvensional:
 Dukungan peraturan perundang – undangan yang mapan sehingga bank dapat
bergerak lebih pasti.
 Banyaknya bank konvensional menggairahkan persaingan.
 Nasabah telah terbiasa dengan sistem bunga tidak dengan metode bagi hasil yang
relatif baru.
 Bank konvensional lebih kreatif membuat produk – produk baru.
 Metode bunga telah lama dikenal masyarakat.
Kelemahan Bank Konvensional :
 Adanya praktek sfekulasi tanpa perhitungan.
 Kredit bermasalah.
 Praktik curang.
 Faktor manajemen

4. Wadhi’ah : dalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang
bersangkutan menghendaki. Bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan tersebut.
Mudhorobah : perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang
yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga
perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Bagi hasil : pada dasarnya merupakan pembiayaan dengan prinsip kepercayaan dan kesepakatan
murni antara kedua belah pihak atau lebih yaitu, pemilik modal (investor) dalam hal ini bank syariah
dengan pemilik usaha dalam hal ini nasabah adalah pengelola usaha.
Murobahah : yaitu akad jual-beli antara bank dan nasabah. Bank akan melakukan pembelian atau
pemesanan barang sesuai permintaan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli
ditambah keuntungan Bank yang disepakati. Angsuran tetap selama masa perjanjian.

5. dalam fungsi penghimpun dana dana diperoleh dari modal dan simpanan Modal didapat dari
pemilik Bank atau disimpan dalam bank syariah biasanya hal ini dalam bentuk saham yang kedua penghimpun
dana diperoleh dari simpanan simpanan ini boleh dari nasabah bank produk dalam simpanan ini yaitu Hero
dengan akad wadiah tabungan dengan akad wadi'ah atau mudharabah deposito dengan akad mudhorobah Hero
wadiah giro wadiah merupakan simpanan dana dengan akad titipan selanjutnya dadah ada tabungan wadiah
Tabungan wadiah merupakan penitipan dana nasabah sebagai penitip dana yang akan memberikan amanah
kepada bank untuk bertanggung jawab mengenai dana yang dititipkan selanjutnya tabungan mudhorobah
Tabungan mudharabah adalah nasabah sebagai penyedia dana dan bank sebagai pengelola dana dan yang
disebut dengan disk.the posito mudhorobah adalah simpanan dalam jangka waktu tertentu dan menggunakan
prinsip bagi hasil zona dana yang telah dihimpun oleh bank syariah nantinya akan disalurkan dengan prinsip jual
beli prinsip bagi hasil dan prinsip upah
6. Perbankan Syariah Dibalik permasalahan yang sedang dan yang akan dihadapi oleh
perbankan syariah tentu ada peluang-peluang yang akan selalu menjanjikan di depan mata, di
belakang permasalahan-permasalahan itu harus dicari jalan keluarnya (problem solving) sehingga
perbankan syariah dapat menjawab keterpurukan ekonomi bangsa. Di antara solusi yang dapat
ditindaklanjuti secara berjamaah adalah diantaranya :
1. Korelasi Institusi Pendidikan dalam Pengembangan Perbankan Syariah
Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu penghambat pengembangan bank
syariah adalah keberadaan sumber daya manusia, upaya untuk menciptakan SDM yang
handal dan profesional di bidang perbankan syariah tentunya tidak terlepas dari peranan institusi
pendidikan yang dalam hal ini memang berperan sebagai pencetak SDM. Mengingat prospek
bank syariah dalam dunia perbankan menjanjikan dan sangat bagus bahkan mendapat tanggapan
positif dari semua pihak, sebaliknya perkembangan bank syariah sendiri masih berada dalam fase
growth justru sangat kritis / riskan. Hanya ada satu opsi yaitu bagaimana mewujudkan
keberhasilan atau sukses, dengan dukungan SDM yang berkualitas, berintegritas dan bermoral.
Mengingat sampai saat ini masih minim lembaga / institusi pendidikan yang handal dan
berkualitas dalam menciptakan SDM perbankan syariah, saatnya semua elemen muslim untuk
turut serta memikirkan pengembangannya dengan cara menyiapkan SDM yang handal dan
profesional melalui institusi pendidikan yang dimilikinya. Solusi ini tentu akan menjawab
kekurangan akademisi perbankan syariah yang selama ini berbasis pada instrumen dan lebih
familier dengan literatur konvensional dengan jalan ini tentu bank syariah akan mendapat
legitimasi secara ilmiah di masyarakat.
2. Perhatian dari Pemerintah

Padahal masyarakat muslim adalah mayoritas di negeri ini dan mencatat sejarah yang
mengagumkan sekaligus mengharukan dalam memperjuangkan kemerdekaan republik ini.
Sejarah mencatat bahwa ulama dan umat Islam-lah yang sering memicu perlawanan terhadap
pemerintahan kolonial. Dalam hal pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah dunia yang
begitu pesat, aplikasi perbankan syariah dalam konteks ke-Indonesia-an justru acap kali
mengahadapi ganjalan yang berasal dari bangsa sendiri. Bahkan menurut Abdul Manan, belum
sepenuhnya peraturan pemerintah di bidang perbankan syariah yang memadai sekaligus solusi
untuk menjawab permasalahan pengembangan bank syariah, upaya merealisasikan
undangundang yang lebih komprehensif belum begitu memadai, agar mampu
menginterprestasikan perkembangan bank syariah di masa depan yang membutuhkan proses
perbankan secara bertahap. Sayangnya Pemerintah memberikan perhatian serius, berupa
dukungan penuh, Namun terkadang Pemerintah tampaknya belum cukup serius menjalin
kerja sama dengan masyarakat terutama umat Islam dalam masalah perekonomian. Keyakinan
kita untuk penerapan hukum syariah dalam perekonomian telah

didukung oleh penerapan hukum syariah di bidang yang lain seperti penyelesaian
sengketa ekonomi syaraiah yang telah tegas dalam penyelsaiannya sebagaimana Pasal 55 ayat 2
UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 12 telah dibatalkan oleh Mahkamah
Konstitusi melalui putusan Nomor : 93/PUU-X/2012 mengakhiri dualisme penyelesaian sengketa
ekonomi syariah antara peradilan agama dan peradilan umum. Teori dan sistem ekonomi syariah
yang baik, tentu harus mengakhiri atas keraguan penyelesaian sengketa.

Demikian juga yang sangat penting adalah masalah regulasi, penerapan

syariah yang makin meluas dari industri keuangan dan permodalan membutuhkan
regulasi yang tidak saling bertentangan atau tumpang tindih dengan aturan sistem ekonomi
konvensional. Para pelaku ekonomi syariah sangat mengharapkan regulasi untuk perbankan
syariah bisa memudahkan mereka untuk berekspansi bukan malah membatasi. Realitas di lapangan
menunjukan, para pelaku ekonomi syariah masih menghadapi tantangan berat untuk menanamkan
prinsip syariah sehingga mengakarkuat dalam perekonomian nasional dan umat Islam sendiri.
Berkaitan dengan hal tersebut penerapan ekonomi syariah harus dipahami sebagai bagian
integral dari penerapan syariat secara kaffah.

Anda mungkin juga menyukai