Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH BADAN USAHA MILIK DESA GILINGAN PADI SUMBER

SEJAHTERA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

SKRIPSI

OLEH

INDAH KURNIA
NPM : 91511407133014

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2019

i
SKRIPSI

PENGARUH BADAN USAHA MILIK DESA GILINGAN PADI SUMBER


SEJAHTERA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

Yang Dipersiapkan Dan Disusun Oleh

INDAH KURNIA
NPM : 91511407133014

Telah Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Andri A. Managanta., SP.,MSi Dr. Yulinda Tanari., SP., M.Si


NIDN : 0912068401 NIDN : 0923107901

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Badan Usaha Milik Desa Gilingan Padi

Sumber Sejahtera Terhadap Pendapatan Petani” yang merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Pertanian Universitas

Sintuwu Maroso Poso.

Dalam penulisan ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin

dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.Namun

penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

baik dari segi isi maupun penyajiannya.Untuk itu, penulis sangat

mengharapkan masukan dan saran yang membangun.

Dalam penulisan ini penulis mendapatkan banyak bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.Baik moril maupun materil. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang begitu bear kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Arfa M dan Ibu Indo Masse yang selalu

memberikan doa, semangat, serta kasih sayang yang tiada hentinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

2. Suwardhi Pantih S.Sos., MM sebagai Rektor Universitas Sintuwu Maroso

Poso.

3. Ir. Marten Pangli selaku Dekan Fakultas Pertanian.

ii
4. Kamelia Dwi Jayanti S.Si., M.Sc selaku Ketua Program Studi

Agroteknologi.

5. Dr. Andri Amaliel Managanta S.P., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan

Dr. Yulinda Tanari S.P., M.Si selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan petunjuk,

pengetahuan, bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Kedua saudara saya, Takdir S.Sos dan Tawakal S.Sos yang selalu

memberi dukungan dan menjadi penyemangat bagi penulis, serta sepupu

yang tak bisa disebutkan satu persatu yang selalu mendoakan dan

memberi dukungan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabatku Sunarmin dan teman-taman seperjuangan angkatan 2015

yang telah membantu, mendukung dan memotivasi penulis selama duduk

dibangku kuliah.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima

kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang terlibat, dengan

harapan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Poso, Agustus 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. v

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………. 1
Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 2
Manfaat Penelitian………………………………………………………...3

TINJAUAN PUSTAKA
Badan Usaha Milik Desa………………………………………………… 6
Karakteristik Petani………………………………………………………. 8
Faktor-Faktor Produksi Tanaman Padi………………………………… 10
Usaha BUMDes Penggilingan Padi……………………………………. 14
Pendapatan Petani………………………………………………………. 16
Kerangka Pemikiran……………………………………………………... 18
Hipotesis…………………………………………………………………... 21

METODOLOGI
Rancangan Penelitian…………………………………………………… 22
Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………… 22
Populasi dan Sampel……………………………………………………. 22
Data dan Instrumentasi…………………………………………………. 24
Definisi Operasional dan Pengukuran…………………………………. 24
Analisis Data……………………………………………………………… 26

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Desa Masamba…………………………………….. 27
Karakteristik Petani………………………………………………………. 29

iv
Faktor-Faktor Produksi Tanaman Padi Sawah……………………….. 33
Usaha BUMDes Penggilingan Padi……………………………………. 39
Pendapatan Petani Padi………………………………………………… 43
Analisi Kelayakan (R/C – Ratio)…………………………………………44
Faktor-FaktorBerpengaruh pada Pendapatan Petani……………….. 45

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan……………………………………………………………….. 49
Saran………………………………………………………………………. 49

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………50

LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 56

v
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1. Pendidikan Formal Petani………………………………………………... 29


2. Umur Petani……………………………………………………….....…….. 30
3. Pengalaman Petani………………………………………..……………… 31
4. Anggota Keluarga Petani…………………………...……........................32
5. Luas Lahan Petani……………………………………………………….. 33
6. Benih Petani………….……………………………………………………. 34
7. Pupuk Petani……………………………………………………….. ………35
8. Insektisida Petani………………………………………………………….. 37
9. Herbisida Petani…………………………………………………………… 38
10. Tenga Kerja Petani……….……………………………………………..… 38
11. Penjualan Jasa Penggilingan Petani…………………………..… ………40
12. Penjualan Beras Petani…………………………………………… ………41
13. Penjualan Produk Samping Petani……………………………… ………41
14. Pendapatan Petani………………………………………………… ………43
15. Analisis Kelayakan Usaha Petani……………………………….. ………44
16. Analisis Regresi……………………………………………………. ………46

vi
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Lokasi penelitian di Desa Masamba Kecamatan Poso Pesisir

KabupatenPoso……………………………………………………......... 56

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………………………………. 57

3. Kuesioner Penelitian…………………………………………………… 58

4. DokumentasiWawancara Petani di Desa Masamba Kecamatan

Poso Pesisir Kabupaten Poso………………………………………….. 63

vii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah Indonesia melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pembangunan Desa membentuk suatu badan keuangan yaitu Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) yangbertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.BUMDes juga bertujuan untuk memberikan pinjaman kredit

kepada masyarakat untuk melakukan suatu usaha, dan mendirikan usaha-

usaha lainnya berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Desa Masamba merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah

Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.Sebagian besar

daerah tersebut merupakan dataran rendah yaitu dengan ketinggian 3

mdpl.Sebagian besar masyarakat Desa Masamba menggantungkan

hidupnya di bidang pertanian, yaitu bidang usaha tani padi sawah yang

menghasilkan beras.Akan tetapi masyarakat desa memiliki masalah pada

saat pasca panen, yaitu kapasitas penggilingan padi yang ada di

DesaMasamba masih belum bisa menampunghasil panen petani.Kapasitas

penggilingan yang terbatas berdampak pada bertumpuknya gabah di tingkat

petani dan memengaruhi struktur biaya maupunpendapatan petani.

Usaha penggilingan padi terletak di antara produsen (petani)

dengan pedagang atau konsumen, sehingga didirikannya usaha BUMDes

gilingan padi diharapkan dapat membantu permasalahan petani sekaligus

dapat meningkatkan pendapatan petani dan mempercepat perputaran modal

1
2

petani. Selain itu, dapat juga membantu petani dalam melakukan aktivitas

jual beli beras dan produk hasil samping penggilingan.

Pada tahun 2017, pemerintah desa memiliki BUMDes “Syariah” yang

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan.BUMDes Syariah memiliki

duajenis usaha yaitu usaha pengadaan pupuk untuk petani dan usaha

penggilingan padi “Sumber Sejahtera”.Untuk mengetahui pengaruh usaha

penggilingan padi Sumber Sejahtera dalam meningkatkan pendapatan petani

dan mengurangi resiko dalam usaha penggilingan padi maka perlu

dilaksanakan penelitian agar usaha BUMDes dapat beroperasi sesuai

harapan anggota.

Nurcholis (2011)berpendapat bahwa BUMDes diharapkan mampu

meningkatkandan menggerakkan roda perekonomian di pedesaan.Aset

ekonomi yang ada di desa harus dikelola sepenuhnya oleh masyarakat

desa.Selanjutnya menurut Wijanarko (2012) BUMDes memiliki dua fungsi

utama yaitu sebagai lembaga sosial dan lembaga komersial desa. BUMDes

sebagai lembaga sosial memiliki peran sebagai penyedia pelayanan sosial,

dan sebagai lembaga komersial memiliki arti bahwa BUMDes bertujuan untuk

mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal (barang dan jasa)

ke pasar.

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya

dalam perekomian disebagian besar negara yang sedang berkembang

termasuk Indonesia.Sektor pertanian diharapkan dapat memiliki kemampuan


3

menghasilkan peningkatan pendapatan bagi petani.Untuk memperoleh

pendapatan yang tinggi, petani melaksanakan berbagai kegiatan usaha tani

salah satunya melalui usaha komoditas tanaman padi.Menurut Sudarman

(2001) peningkatan pendapatan disektor pertanian akan mampu menurunkan

angka kemiskinan petani. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Posomenunjukkanjumlah penduduk yang tergolong miskindi Kabupaten Poso

pada tahun 2017 yaitu 41.880 orang (BPS, 2018). Pendapatan petani adalah

jumlah penghasilan yang diterima oleh petani dari usaha taninya selama satu

periode tertentu, yang diperoleh dari tiga cara yaitu dengan menghitung nilai

pengeluaran atau pembelanjaan rumah tangga, menghitung penggunaan

faktor-faktor produksi yang dimiliki petani, serta seluruh pendapatan yang

diterima (Sukirno, 2000).

Beras merupakan pangan pokok bangsa Indonesia.Semakin

maraknya beras impor di pasar-pasar domestik berdampak pada produksi

beras dalam negeri yang memiliki daya saing yang rendah. Tingkat impor

beras pada tahun 2016 yaitu 72,6 juta ton sedangkan tingkat impor beras

pada tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu mencapai 736,1 ribu ton.

Untuk mendapatkan beras tersebut harus melalui tahapan-tahapan yang

teratur dalam proses menghasilkan beras, sehingga memperoleh hasil yang

optimal (Wildayana dan Armanto, 2002, 2009; Armanto, 2014).

Moten dan Thron (2013) berpendapat agar produksi beras dalam

negeri mampu bersaing di pasar global, maka mutu dan efisiensi proses
4

pengolahan beras harus ditingkatkan, dan banyak hal yang perlu diperbaiki,

antara lain meminimalkan tingkat kehilangan gabah baik saat pemanenan,

perontokan dan saat penggilingan. Salah satu aspek penting penanganan

pascapanen padi adalah penggilingan padi. Proses penggilingan ini penting

karena turut menentukan kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan

nantinya, yang juga akan memengaruhi pendapatan petani padi.

Rumusan Masalah

Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang tersebut maka

penelitian ini difokuskan pada permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pendapatan petani di Desa Masamba Kecamatan

Poso Pesisir?

2. Bagaimana pengaruh usaha gilingan padi Sumber Sejahtera terhadap

pendapatan petani?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani di Desa Masamba

Kecamatan Poso Pesisir.

2. Untuk mengetahui pengaruh usaha penggilingan padi Sumber Sejahtera

terhadap pendapatan petani.

Manfaat penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, berpikir

analitis, dan dapat mengaplikasikan keilmuan di bidang agribisnis.


5

2. Usaha gilingan padi sumber sejahtera diharapkan dapat bekerja sesuai

dengan harapan petani dalam upaya meningkatkan pendapatan petani.

3. Diharapkan menjadi salah satu masukan kepada pemerintah dalam

rangka meningkatan pendapatan petani melalui usaha penggilingan padi.

4. Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya

khususnya mengenai pendapatan petani.


TINJAUAN PUSTAKA

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat

perekonomian desa, dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Berdirinya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dilandasi oleh Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat

(1) disebutkan bahwa “Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai

dengan kebutuhan dan potensi desa”. Pembentukan badan usaha milik desa

ini juga berdasarkan pada PERMENDAGRI nomor 39 tahun 2010 tentang

pembentukan badan usaha milik desa. Pembentukan ini berasal dari

pemerintah kabupaten atau kota dengan menetapkan peraturan daerah

tentang pedoman tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes.

Selanjutnya pemerintah desa membentuk BUMDes dengan peraturan desa

yang berpedoman pada peraturan daerah.BUMDes didirikan antara lain

dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes). Badan usaha

milik desa ini juga dibentuk atau didirikan oleh pemerintah desa yang

kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan

masyarakat.

BUMDes menurut Maryunani (2008) adalah lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat

perekonomian desa yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa

6
7

serta dapat membangun kedekatan sosial masyarakat. Sedangkan menurut

Pusat Kajian Dinamika Sistem PembangunanFakultas Ekonomi Universitas

Brawijaya(2007) Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) adalah lembaga usaha

desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya

memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan

potensi desa.

Seyadi (2003)berpendapat bahwa peran BUMDes terhadap

peningkatan perekonomian masyarakat adalah sebagai berikut: (1)

membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi

masyarakat desa, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya,

(2) berperan secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat, (3) BUMDes sebagai pondasi untuk memperkokoh

perekonomian masyarakat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional, (4) berusaha untuk mewujudkan dan

mengembangkan perekonomian masyarakat desa, dan (5) membantu

masyarakat untuk meningkatkan penghasilannya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa BUMDes adalah

suatu lembaga usaha yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

desa dengan melakukan usaha sesuai dengan potensi desa, dalam rangka

mendapatkan suatu hasil atau keuntungan.


8

Karakteristik Petani

Pendidikan Formal

Mereka yang berpendidikan tinggi akan relatif lebih cepat dalam

melaksanakan adopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang

berpendidikan rendah, agak sulit melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat

(Soekartawi, 2005).Pendidikan sangat menentukan tingkat kompetensi petani

dalam melakukan kegiatan pertanian (Manyamsari dan Mujiburrahmad

2014).Tingkat pendidikan memengaruhi seseorang dalam kemampuan

berpikir arti pentingnya usaha tani dengan tetap memperhatikan konservasi

tanah dengan baik dan dapat mencari solusi setiap permasalahan (Adhawati,

1997).

Umur

Makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu

apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka

berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya

mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut

(Soekartawi, 2005). Salah satu indikator dalam menentukan produktivitas

kerja dalam melakukan pengembangan usaha adalah tingkat umur, dimana

umur petani yang berusia relatif muda lebih kuat bekerja, cekatan, mudah

menerima inovasi baru, tanggap terhadap lingkungan sekitar bila

dibandingkan tenaga kerja yang sudah memiliki usia yang relatif tua sering

menolak inovasi baru (Soekartawi, 2001). Selanjutnya Soekartawi (2003)


9

mengemukakan banyaknya atau lamanya pendidikan yang diterima

seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapannya dalam pekerjaan

tertentu.

Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga juga berpengaruh terhadap kemiskinan suatu

rumah tangga, karena semakin besarnya jumlah tanggungan keluarga maka

akan semakin besar pula biaya hidup yang akan dikeluarkan dari pendapatan

yang telah diperoleh. Menurut Afandi (2010) salah satu penyebab sebuah

rumah tangga menjadi miskin adalah jumlah tanggungan keluarga yang

besar.Terutama jika anggota keluarga mayoritas masih berusia non produktif.

Mantra dan Bagus(2003) jumlah anggota keluarga adalah seluruh jumlah

anggota keluarga rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur

dengan kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga

kerja.

Tingkat Pengalaman

Rakhmad (2001) pengalaman seseorang tidak selalu melalui proses

belajar formal, pengalaman juga melalui rangkaian aktivitas yang pernah

dialami. Padmowihardjo (1994) mengemukakan bahwa pengalaman

berusahatani memegang peranan penting dalam peningkatan kompetensi

petani dalam proses belajar.Manullang (1987) berpendapat bahwa orang

yang berpengalaman selalu akan lebih pandai dalam bekerja dibandingkan

dengan mereka yang sama sekali tidak mempunyai pengalaman kerja.


10

Faktor-Faktor Produksi Tanaman padi

Produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat output per

unit periode atau waktu (Rahim, 2012). Faktor produksi mempunyai fungsi

yang berbeda-beda yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Usaha tani

tidak akan berfungsi dan berjalan dengan baik apabila salah satu faktor tidak

tersedia dalam proses produksi, terutama ketiga faktor seperti tanah, modal

dan tenaga kerja (Daniel, 2004).

Usaha tani merupakan kegiatan mengusahakan faktor-faktor produksi

berupa lahan, tenaga kerja, dan modal secara efisien sehingga memberikan

hasil yang maksimal. Penggunaan faktor produksi dan penerapan teknologi

yang kurang tepat akan mengakibatkan rendahnya produksi dan tingginya

biaya usahatani (Zulkifli, 2009)

Luas Lahan

Produktivitas tanaman pada lahan yang terlalu sempit akan berkurang

bila di bandingkan dengan produktivitas tanaman pada lahan yang luas

(Soekartawi, 2003).Sedangkanmenurut Sukirno (2002) tanah merupakan

faktor produksi yang mencakup bagian permukaan bumi yang dapat dijadikan

tempat untuk bercocok tanam dan untuk tempat tinggal, termasuk kekayaan

alam yang juga terdapat didalamnya.

Lahan merupakan faktor produksi penting dalam usaha tani yang

dapat menentukan hasil suatu produksi usaha tani. Lahan yang digunakan

petani di Masamba dalam berusaha tani sebagian besar adalah lahan milik
11

sendiri, tetapi sebagian petani lainnya juga menyewa lahan dari pemilik lahan

maupun mengolah lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil, dengan

berbagai luas lahan (ha). Menurut Mubyarto (1995) luas penguasaan lahan

bagi rumah tangga petani akan berpengaruh pada produksi usaha tani yang

akhirnya akan menentukan tingkat ekspor.

Penggunaan Benih

Penggunaan benih yang tepat dalam usaha tani juga akan

berpengaruh terhadap produksi padi nantinya. Menurut Sutopo (2004) secara

biologis benih merupakan biji tumbuhan yang digunakan untuk alat

perkembangbiakan tanaman.

Salah satu kunci budidaya padi terletak pada kualitas benih yang

memiliki daya kecambah tinggi (90-100%), sehat, dan murni.Berdasarkan

persyaratan kualitas, benih padi yang ditanam harus yang bermutu tinggi

agar menghasilkan produksi yang maksimal (Suparyono, 1993).Pertanian

yang maju dapat dilihat dari produktivitas yang maksimal, yang dapat dicapai

dengan menggunakan benih varietas unggul yang jelas dan bermutu

(Papademetriou 2015).

Penggunaan Pupuk

Pupuk berperan penting dalam keberhasilan usahatani padi sawah,

pemupukkan yang tidak tepat dan tidak sesuai akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut BPTP Bengkulu (2009), pupuk

N diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sepanjang musim, pupuk P


12

diperlukan pada awal pertumbuhan yaitu meningkatkan perkembangan akar,

pembentukan anakan, dan mempercepat tanaman berbungan. Sedangkan

pupuk K diperlukan untuk memperkuat dinding sel tanaman, memperluas

kanopi daun untuk proses fotosintesis, serta meningkatkan jumlah gabah per

malai. Kekurangan dosis pupuk N dapat menurunkan produksi tanaman padi.

Menurut Gani dan Sembiring (2007) nitrogen adalah unsur hara paling

penting bagi tanaman, dan respon tanaman padi terhadap N biasanya lebih

tinggi dibandingkan P dan K, karena kekurangan N dan P dapat mengurangi

jumlah anakan tanaman padi.

Penggunaan pestisida

Peranan pestisida terhadap peningkatan produksi tanaman padi tidak

seperti halnya penggunaan pupuk, pestisida tidak meningkatkan produktivitas

tetapi menyelamatkan tanaman dari serangan hama/penyakit serta gangguan

dari gulma. Tanaman yang sehat akan lebih responsif terhadap penyerapan

unsur hara sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman akan meningkat.

Suparyono (1993) pestisida dapat secara cepat menurunkan populasi hama

yang menyerang tanaman sehingga penurunan pertanian dapat dikurangi

dengan memperhatikan dosis maupun ukurannya.

Untung (2006) berpendapat bahwa insektisida sangat mudah di

aplikasikan serta tidak memerlukan pengetahuan khusus, akan tetapi

penggunaan insektisida yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan aturan

akan menimbulkan resistensi insektisida. Selanjutnya Wudianto R (2010)


13

berpendapat bahwa insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa

kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga.

Sembodo (2010) berpendapat bahwa perkebunan besar biasanya

melakukan pengendalian gulma secara kimiawi, keuntungan penggunaan

herbisida antara lain adalah herbisida dapat mengendalikan gulma yang

tumbuh bersama tanaman budidaya yang sulit disiangi, herbisida mampu

mengendalikan gulma sejak awal, mengurangi kerusakan akar tanaman,

meminimalisir erosi dan aliran permukaan, serta banyak gulma berkayu lebih

mudah dimatikan dengan mengunakan herbisida. Selanjutnya Sembodo

(2010) juga berpendapat bahwa pengendalian gulma menggunakan herbisida

dapat menimbulkan kerugian apabila tidak digunakan secara bijak. Kerugian

yang dapat ditimbulkan dari pemakaian herbisida yang tidak bijak antara lain

yaitu meracuni tanaman budidaya, tidak efektif dalam mengendalikan gulma,

berdampak negatif terhadap lingkungan, dan terjadinya gulma resisten

terhadap herbisida.

Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang

tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha

produksi(Daniel, 2002).Tenaga kerja adalah faktor penting dalam usaha tani,

karena setiap usaha tani memerlukan tenaga kerja. Luas usaha tani akan

memengaruhi terhadap besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan dan


14

menentukan berbagai jenis tenaga kerja yang diperlukan dalam usaha

(Soekartawi, 1993).

Usaha BUMDesPenggilingan Padi

Penggilingan padi (Rice Milling Unit) memiliki peran yang sangat

penting dalam sistem agribisnis padi.Penggilingan padi merupakan pusat

pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah

atau beras.Sehingga dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam

penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk

mendukung ketahanan pangan nasional (Hardjosentono, 2000).Menurut

Thahir dkk (2008) penggilingan padi berperan sebagai tempat menyimpan

dan memasarkan hasil usaha tani serta memberikan modal dalam usaha tani.

Setyono dkk (2006) usaha penggilingan padi mampu menciptakan

lapangan kerja secara langsung bagi petani.Untuk menghasilkan beras

bermutu baik dengan tingkat kehilangan hasil rendah, penggilingan padi

harus menerapkan sistem jaminan mutu.

Penggilingan Sumber sejahtera diharapkan dapat melakukan proses

penggilingan padi dengan baik, sehingga dapat memproduksi beras yang

berkualitas yang dapat meningkatkan harga jual beras sekaligus

meningkatkan pendapatan petani. Petani yang menggunakan jasa

penggilingan Sumber Sejahtera akan membayar upah yang telah disepakati

bersama pada musyawarah pembentukan usaha BUMDes gilingan padi.

Penerimaan utama penggilingan padi Sumber Sejahtera berasal dari upah


15

jasa penggilingan, sedangkan penerimaan tambahan berasal dari hasil

penjualan dedak.

Penjualan Jasa Penggilingan

Harga jual jasa penggilingan diperoleh dari biaya penggilingan yang

ditambah dengan keuntungan yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh

pihak penggilingan padi (Irawan, 2016).Penggilingan padiSumber

Sejahteramerupakan bagian dari BUMDes yang menyediakan

Jasapenggilingan gabah menjadi beras bagi petani di Desa Masamba dan

sekitarnya.

Penjualan jasa pada penggilingan padi Sumber Sejahtera terdiri dari

jasa penggilingan dengan upah gilingan sebesar 9% dari total hasil beras

petani dan jasa pengadaan karung untuk petani dengan upah karung sebesar

1 kg beras untuk setiap karung dengan kapasitas 50 kg, maksudnya apabila

karung dengan kapasitas 50 kg sudah terisi penuh maka diambil 1 kg beras

sebagai upah karung. Penggilingan padi Sumber Sejahtera juga berperan

memberikan jasa penjualan beras kepada pedagangn pengumpul dan

pedagang eceran.

Penjualan Beras

Penjualan beras dilakukan mulai dari kegiatan penetapan harga jual

sampai produk didistribusikan ke tangan konsumen (Nafarin, 2009).Penjualan

beras di penggilingan padi Sumber Sejahtera dilakukan oleh petani yang


16

bersangkutan dan penetapan harga beras disesuaikan dengan harga

pasar.Selain menjual sendiri, petani dapat menitipkan penjualan beras

kepada pengelola gilingan sumber sejahtera.

Produk Sampingan Penggilingan

Mulyadi (2007) berpendapat bahwa produk sampingan adalah satu

produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan

produk utama, yang diproduksi secara bersamaan. Selanjutnya menurut

Dunia dan Abdullah (2012) karakteristik produk sampingan adalah produk

yang dihasilkan bersama dengan produk utama tanpa dimaksudkan untuk

membuat produk-produk ini, nilai penjualan yang relatif kecil atau tidak berarti

jika dibandingkan dengan produk utama, dihasilkan dalam jumlah unit yang

lebih kecil, kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan

serta produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk utama.

Produk sampingan yang dihasilkan penggilingan padi Sumber

Sejahtera yaitu berupa dedak yang dimanfaatkan untuk makanan ternak dan

sekam (kulit gabah) yang digunakan masayarakat setempat sebagai media

tanam untuk bunga maupun sayur-sayuran.Dedak dan sekam dikatakan

sebagai produk sampingan karena nilai dan kualitasnya lebih rendah serta

jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan produk utama yaitu beras.

Pendapatan Petani

Meningkatnya produksi dan pendapatan petani di pengaruhi oleh

saling ketergantungan petani dalam hal kemampuan memilih informasi yang


17

berguna dalam berusaha tani, kemampuan untuk meningkatkan kualitas hasil

produksi maupun kemampuan petani bermitra dangan sektor swasta, pihak

bank, industri dan pemilik modal (Managanta et al, 2018).Menurut Jhingan

(2003) pendapatan adalah penghasilan berupa uang selama periode

tertentu.Sehingga, pendapatan dapat diartikan sebagai semua penghasilan

yang diperoleh petani, baik yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk

tabungan.Selanjutnya menurut Mubyarto (1995) pendapatan bersih petani

berupa jumlah produksi dikalikan harga dikurangi dengan biaya produksi dan

pemasaran, dan digunakan untuk keperluan hidup.Arsyad (2004)

berpendapat bahwa pendapatan digunakan sebagai indikator pembangunan

serta membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara negara-negara maju

dengan negara yang sedang berkembang.

Winardi (2007) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil

berupa uang atau materi lainnya yang diperoleh dari pemanfaatan modal

atau kekayaan yang dimiliki petani.Dapat disimpulkan bahwa pendapatan

petani adalah semua penghasilan petani serta sejumlah penggunaan faktor-

faktor produksi yang dimilikinya dalam satu periode usaha tani, baik dalam

bentuk uang atau dalam bentuk materi lainnya.Sedangkan menurut Sukirno

(2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk

setelah bekerja selama periode tertentu, yang berupa nilai uang yang telah

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan.


18

Kerangka Pemikiran

BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat

dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa yang

dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa serta menggerakkan roda

perekonomian di pedesaan.BUMDes di Desa Masamba memiliki usaha

penggilingan padi sesuai dengan potensi desa yang sebagian besar memiliki

pekerjaan sebagai petani.

Penggiling padi sangat penting bagi petani saat panen agar dapat

meningkatkan nilai jual hasil, sehingga dapat meningkatkan pendapatan

petani padi sawah.Menurut Thahir dkk (2008) penggilingan padi berperan

sebagai tempat menyimpan dan memasarkan hasil usaha tani serta

memberikan modal dalam usaha tani.

Faktor produksi mempunyai fungsi yang berbeda-beda yang memiliki

keterkaitan satu sama lain. Usaha tani tidak akan berfungsi dan berjalan

dengan baik apabila salah satu faktor tidak tersedia dalam proses produksi,

terutama ketiga faktor seperti tanah, modal dan tenaga kerja (Daniel, 2004).

Dalam usaha tani penggunaan faktor produksi dapat memengaruhi hasil

produksi. Faktor-faktor produksi tersebut antara lain luas lahan, penggunaan

benih, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, tenaga kerja dan

teknologi. Petani sangat mengharapkan tingginya jumlah hasil produksi padi

agar memperoleh pendapatan yang maksimal.Petani padi sawah memiliki

karakteristik yang berbeda-beda antara petani satu dengan petani


19

lainya.Dalam penelitian ini karakteristik petani yang akan di teliti yaitu

pendididkan, umur, pengalaman dan jumlah anggota keluarga (Gambar 1).

Menurut Jhingan (2003) pendapatan adalah penghasilan berupa uang

selama periode tertentu.Sehingga, pendapatan dapat diartikan sebagai

semua penghasilan yang diperoleh petani, baik yang digunakan untuk

konsumsi maupun untuk tabungan.Selanjutnya menurut Mubyarto (1995)

pendapatan bersih petani berupa jumlah produksi dikalikan harga dikurangi

dengan biaya produksi dan pemasaran, dan digunakan untuk keperluan

hidup.Dengan adanya usaha penggilingan padi ini diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan petani.


20

X1Karakteristik
Petani
X1.1 Pendidikan Formal
X1.2Umur
X1.3Pengalaman
X1.4Tanggungan
Keluarga

X2Faktor-faktor Produksi
X2.1 Luas Lahan
X2.2Benih
X2.3Pupuk Y1 Pendapatan Keberlanjutan
X2.4Insektisida Petani UsahaTani Padi
X2.5Herbisida Padi
X2.6Tenaga Kerja

X3 Usaha BUMDes
Penggilingan Padi
X3.1Penjualan
JasaPenggilingan
X3.2 Penjualan Beras
X3.3 Penjualan Produk
Samping

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Usaha BUMDes Gilingan Padi


Sumber Sejahtera Terhadap Pendapatan Petani.
21

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendapatan petani dipengaruhi oleh karakteristik petani, usaha

BUMDes penggilingan padi, dan faktor-faktor produksi dalam usaha tani.

2. Usaha BUMDes penggilingan padi Sumber Sejahtera berpengaruh positif

terhadap pendapatan petani di Desa Masamba Kecamatan Poso Pesisir.


METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei,

dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada responden yang telah

disusun sebelumnya (kuesioner) untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian.Menurut Kriyantono (2008) survei adalah

metode riset yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan

datanya, yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sejumlah

responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Masamba Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten

Poso.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan September

2019. Kegiatan ini meliputi tahap observasi awal, pengujian kuesioner,

pengambilan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data,

melakukan pembahasan serta penulisan.

Populasi dan Sampel

Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan obyek atau subyek yang

akan diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi

anggota gilingan padi Sumber Sejahtera, yang seluruhnya berjumlah 40

orang. Semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk

menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian (Hadi, 2000). Oleh sebab

22
23

itu dalam penelitian ini semua anggota populasi tersebut akan dijadikan

responden dalam penelitian atau dengan kata lain menggunakan metode

sensus.

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari petani dengan

cara melakukan wawancara dan kuesioner yang telah disiapkan terlebih

dahulu. Pengisian kuesioner oleh narasumber akan dipandu agar

narasumber memahami pertanyaan yang diajukan. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari kantor Kepala Desa Masamba kecamatan Poso

Pesisirdan Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso.

Definisi Operasionaldan Pengukuran

Definisi operasional adalah pengertian dari setiap veriabel-varibel yang

diamati dalam penelitian yaitu variabel independen (X) dan variabel

dependen (Y). Definisinya sebagai berikut:

Variabel dependen (Y):

Pendapatan petani padi sawah (Y), yaitu selisih dari jumlah

penerimaan dalam bentuk uang dari hasil penjualan beras dikurangi biaya

produksi yang di peroleh petani dalam usaha tani padi sawah yang

dinyatakan dalam rupiah.


24

Variabel independen (X)

a. Luas lahan adalah total luas lahan yang digunakan oleh petani padi

sawah untuk menanam padi dalam satuan hektar (Ha).

b. Benih yaitu jumlah benih yang digunakan dalam satu musim tanam oleh

petani padi sawah (Rp).

c. Pupuk adalah sejumlah pupuk yang digunakan dalam satu musim tanam

oleh petani padi (Rp).

d. Insektisida adalah jumlah insektisida yang digunakan dalam satu musim

tanam oleh petani padi sawah (Rp).

e. Herbisida adalah jumlah herbisida yang digunakan dalam satu musim

tanam oleh petani padi sawah (Rp).

f. Tenaga kerja yaitu penggunaan jumlah tenaga kerja yang digunakan

petani dalam satu musim tanam (Rp).

g. Pendidikan dalam penelitian ini yaitu jenjang sekolah yang pernah diikuti

responden. Dihitung berdasarkan lamanya pendidikan formal yang pernah

diikuti (tahun).

h. Umuryaitu usia responden atau masa hidup yang telah dilalui oleh

responden. Dihitung jumlah tahun masa hidup responden sejak lahir

sampai dengan menjadi responden.

i. Pengalaman dalam penelitian ini yaitu lama petani dalam berusaha

tani,dihitung berdasarkan jumlah tahun sejak mengusahakan tanaman

padi.
25

j. Tanggungan keluarga yaitu jumlah tanggungan yang ada dalam keluarga

petani padi sawah (jiwa).

k. Penjualan jasa penggilingan adalah jumlah jasa yang digunakan dalam

usaha penggilingan padi Sumber Sejahtera (Rp).

l. Penjualan beras yaitu harga jual berasmilik petanidalam usaha

penggilingan padi Sumber Sejahtera (Rp).

m. Penjualan produk samping yaitu jumlah produk samping yang dijual pada

penggilingan padi Sumber Sejahtera (Rp).

Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

dan analisis regresi linear berganda. Setyosari (2010) berpendapat bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau

menggambarkan suatu keadaan, peristiwa, objek baik orang atau segala

sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik

dengan angka-angka maupun kata-kata. Sedangkan analisis regresi

berganda adalah metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh perubahan dari suatu variabel independent terhadap variabel

dependent (Gujarati, 2001).Regresi linier berganda biasanya digunakan

untuk mengatasi permasalahan analisis regresi yang melibatkan hubungan

dua atau lebih variabel bebas (Nani 2009).

Metode deskriptif ini menggambarkan mengenai pendapatan petani

padi di Desa Masamba yang dilihat dari aspek-aspek karakteristik petani (X 1),
26

faktor produksi padi (X2), dan usaha BUMDes penggilingan padi (X 3).

Selanjutnya akan dilakukan analisis regresi menggunakan Statistical Product

and Service Solution (SPSS). Untuk mengetahui bagaimana hubungan atau

seberapa besar pengaruh variabel (X) yaitu: karakteristik petani (X 1), faktor

produksi padi (X2), dan usaha BUMDes penggilingan padi (X 3). terhadap

variabel terkait yaitu pendapatan petani padi (Y). Menurut Sugiyono (2014)

persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e

Keterangan:
Y = Variabel dependen (pendapatan petani)
A = Konstanta
b1 = Koefisien regresi karakteristik petani
b2 = Koefisien regresi faktor produksi padi
b3 = Koefisien regresi usaha BUMDes gilingan padi
X1 = Variabel karakteristik petani
X2 = Variabel faktor produksi padi
X3 =Variabel usaha BUMDes gilingan padi
e = Error, variabel gangguan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Desa Masamba

Masamba merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Poso Pesisir Kabupaten Poso. Desa Masamba terletak disebelah barat

dengan jarak 20 km dari Ibu Kota Kabupaten Poso, dan 6 (enam) km dari

Kecamatan Poso Pesisir, serta 200 km dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi

Tengah. Desa Masamba termasuk dataran rendah yang dikelilingi oleh tanah

persawahan.

Penduduk yangpertama kali menghuni Desa Masamba adalah suku

bugis yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan.Pada saat itu masyarakat

Masamba membuka lahan dan bercocok tanam padi sawah dengan cara

tradisional dan saling bergotong royong.

Kepada Desa Masamba dahulu disebut Kapala Kampung. Kepala

Desa yang pernah menjabat sebagai Kepala Kampung/Desaadalah sebagai

berikut:

1. Palluba Andi Patau 1940 – 1950 Kepala Kampung

2. Latajang Randu 1950 – 1960 Kepala Kampung

3. Palluba Andi Patau 1960 – 1964 Kepala Kampung

4. Dodi Pasaji 1964 – 1967 Kepala Kampung

5. Ardi Patee 1967 – 1968 Kepala Kampung

6. Tosandiri 1968 – 1972 Kepala Kampung

7. Ahmad Panudju Topalawa 1972 – 1986 Kepala Desa

27
28

8. Muing Panudju Topalawa 1986 – 1988 Kepala Desa

9. Karimun Mbanoko 1988 – 1993 Kepala Desa

10. Abdul Wahab Supu 1993 – 1995 Pj Kepala Desa

11. Dj. Galoro 1995 – 2003 Kepala Desa

12. Dj. Galoro 2003 – 2009 Kepala Desa

13. Ambo Sakka TJ 2009 – 2015 Kepala Desa

14. Baso Labas 2015 – 2017 Pj Kepala Desa

15. Ambo Sakka TJ 2017 – Sekarang Kepala Desa

Luas wilayah Desa Masamba adalah 675 Ha yang terdiri dari luas

tanah pemukiman 100 Ha, luas tanah persawahan 375 Ha, luas tanah

perkebunan kakao 100 Ha, luas tanah perkebunan kelapa 25 Ha, luas

tanaman palawija 10 Ha, luas pekarangan 60 Ha dan luas tanah perkebunan

keluarga 5 Ha. Batas-batas wilayah DesaMasamba adalah sebagai berikut:

Sebelah Barat : Desa Saatu

Sebelah Selatan : Desa Pantangolemba Kecamatan Poso Pesisir Selatan

Sebelah Timur : Kelurahan Kasiguncu dan Kelurahan Mapane

Sebelah Utara : Desa Masani.

Jumlah penduduk Desa Masamba berjumlah 787 jiwa, dengan 287

kepala keluarga.Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai

petani sebanyak 350 jiwa, sehingga perekonomian masyarakat bergantung

dari hasil pertanian. Sebagianlagiberprofesi sebagai pedagang 29 jiwa, PNS

15 jiwa, buruh tani 80 jiwa, TNI/POLRI 3 jiwa, dan wiraswasta 30 jiwa.


29

Karakteristik Petani

Karakteristik petani padi sawah di Desa Masamba yang tergabung

dalam usaha BUMDes penggilingan padi Sumber Sejahtera dalam penelitian

ini meliputi,pendidikan, umur, pengalaman berusaha tani dan jumlah

tanggungan keluarga.

Pendidikan

Pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal petani yang tergabung

dalam anggota usaha BUMDes gilingan padi(Tabel 1).

Tabel 1. Pendidikan Petani Padi Sawah di Desa Masamba Kecamatan


Poso Pesisir
Petani Padi
Pendidikan
(Tahun) Persentase
Jiwa
(%)
Rendah (4 – 10) 29 70,73
Sedang (11 – 15) 10 24,39
Tinggi (16 – 20) 2 4,88
Jumlah 41 100
Rata-rata 9

Tingkat pendidikan petani yang tergabung dalam penggilingan padi

berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 70,73%, dengan rata-rata

tingkat pendidikan 9 tahun atau tidak lulus SMP.Hal ini disebabkan kondisi

ekonomi orang tua petani terdahulu di Desa Masamba sangat lemah untuk

membiayai anak mereka sehingga tidak dapat melanjutkan sekolah, dan

memilih untuk membantu bercocok tanam padi sawah dilahan orang tua

ataupun keluarga mereka.Kusnadi dkk (2011) menyatakan pendidikan


30

merupakan variabel penting dalam usaha tani, dimana semakin tinggi

pendidikan maka dapat meningkatkan efisiensi dalam berusaha tani. Namun,

tingkat pendidikan yang ada dilapangan menunjukkan bahwa pendidikan

petani masih tergolong rendah sehingga dapat menjadi masalah dalam

proses peningkatan produksi usaha tani.

Umur

Umur yaitu tingkat umur petani di Desa Masamba yang tergabung

dalam usaha BUMDes penggilingan padi dengan kategori muda, madya dan

tua (Tabel 2).

Tabel 2. Umur Petani Padi Sawah di Desa Masamba Kecamatan Poso


Pesisir
Petani Padi
Umur Petani
(Tahun) Persentase
Jiwa
(%)
Muda (27 – 42) 22 53,66
Madya (43 – 58) 15 36,59
Tua (59 – 74) 4 9,76
Jumlah 41 100
Rata-rata 43

Umur petani berada pada kategori muda yaitu 27 – 42 tahun dengan

persentase sebesar 53,66%. Umur petani tersebut tergolong produktif dan

memiliki kemauan yang optimal dalam meningkatkan produksi.Biasanya

petani yang berumur lebih muda mempunyai semangat kerja yang lebih tinggi

dibandingkan petani berumur lebih tua.Kusnadi dkk. (2011)menyatakan


31

bahwa petani yang berumur lebih muda < 60 tahun akan menghasilkan

usahatani yang lebih efisien.

Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman yaitu tingkat pengalaman petani dalam berusaha tani

padi sawah di Desa Masamba yang tergabung dalam usaha BUMDes

penggilingan padi (Tabel 3).

Tabel 3. Pengalaman Petani Padi Sawah di Desa Masamba Kecamatan


Poso Pesisir
Petani Padi
PengalamanPetani
(Tahun) Persentase
Jiwa
(%)
Rendah ( 1 – 18) 21 51,22
Sedang (19 – 36) 15 36,59
Tinggi (37 – 54) 5 12,2
Jumlah 41 100
Rata-rata 21

Petani yang tergabung dalam anggota gilingan usaha BUMDes,

memiliki pengalaman yang rendah yaitu 1 – 18 tahun dengan persentase

sebesar 51,22%. Hal ini disebabkan karena rata-rata petani berusia muda

sehingga pengalaman dalam berusaha tani rendah. MenurutSuardana dkk.

(2013) pengalaman berusahatani erat kaitannya dengan tingkat umur

petani.Pada umumnya semakin tua umur petani maka semakin tinggi tingkat

pengalaman berusahataninya.

Tanggungan Keluarga
32

Tanggungan keluarga yaitu jumlah tanggungan keluarga petani di

Desa Masamba yang tergabung dalam usaha BUMDes penggilingan padi

Sumber Sejahtera (Tabel 4).

Tabel 4.Tanggungan Keluarga Petani Padi Sawah di Desa Masamba


Kecamatan Poso Pesisir
Petani Padi
Tanggungan Keluarga
(Jiwa) Persentase
Jiwa
(%)
Rendah (1 – 2) 21 51,22
Sedang (3 – 4) 15 36,59
Tinggi (5 – 6) 5 12,2
Jumlah 41 100
Rata-rata 3

Tanggungan keluarga petani berada pada kategori rendah dengan

persentase sebesar 51,22 %, hal ini disebabkan oleh sebagian besar petani

masih berusia muda sehingga memiliki tanggungan keluarga yang masih

rendah. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan dengan peningkatan

pendapatan keluarga. Purba (2005) menyatakan bahwa semakin banyak

jumlah anggota keluarga maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat

digunakan dalam kegiatan produksi usahatani sehingga produktivitas akan

meningkat, begitu juga sebaliknya, jumlah anggota keluarga akan

berpengaruh terhadap tingkat konsumsi rumahtangga petani.Selanjutnya

Managanta dkk (2019) menyatakan bahwa keluarga merupakan faktor yang

dapat menjadi pendorong bagi petani untuk lebih giat dalam berusahatani.

Jumlah pengeluaran keluarga dapat terlihat dari total keluarga dan

tanggungan anggota keluarga.


33

Faktor-Faktor Produksi Tanaman Padi Sawah

Faktor-faktor produksi tanaman padi sawah petaniyang tergabung

dalam usaha BUMDes penggilingan padi sumber Sejahtera dalam penelitian

ini meliputi, luas lahan, benih, pupuk, insektisida, herbisida dantenaga kerja.

Luas Lahan

Luas lahan yaitu luas lahan garapan petani yang tergabung dalam

anggota usaha gilingan BUMDes (Tabel 5).

Tabel 5. Luas Lahan Petani Padi Sawah di Desa Masamba Kecamatan Poso
Pesisir
Petani Padi
Luas Lahan
(Ha) Persentase
Jiwa
(%)
Sempit (0.15 - 2.1) 37 90,24
Sedang (2.2 - 4.2) 3 7,32
Luas (4.3 - 6.3) 1 2,44
Jumlah 41 100
Rata-rata 1,30

Berdasarkan kepemilikan lahan, lahan petani yang tergabung dalam

anggota gilingan BUMDes meliputi lahan milik sendiri dan sistem bagi hasil

dengan luas yang berbeda-beda. Luas lahan petani dalam penelitian ini

berada pada kategori sempit, dengan rata-rata 1,30 Ha (Tabel 5). Hal ini

dapat menjadi masalah dalam peningkatan produksi, sebagaimana yang

dikemukakan Purba (2005) bahwa usahatani dengan luas lahan yang lebih

besar akan memiliki produktivitas yanglebih tinggi dibandingkan dengan luas

lahan pertanian yang lebihkecil.


34

Benih

Biaya benih yang dikeluarkan petani padi di Desa Masamba dalam

satu musim tanam bervariasi sesuai dengan seberapa luas lahan yang diolah

petani (Tabel 6).

Tabel 6. Total Biaya Benih Petani Padi Sawah di Desa Masamba Kecamatan
Poso Pesisir
Petani Padi
Total Biaya Benih
(Rp) Persentase
Jiwa
(%)
Rendah (125.000 – 1.583.333) 37 90,24
Sedang (1.583.334 – 3.041.667) 3 7,32
Tinggi (3.041.668 – 4.500.000) 1 2,44
Jumlah 41 100
Rata-rata 740.854

Rata-rata biaya benih dikeluarkan petani tergolong rendah yaitu

sebesar Rp.740.854, hal ini disebabkan luas lahan garapan petani tergolong

sempit sehingga benih yang dibutuhkan petani disesuaikan dengan luas

lahan yang diolah, dengan varietas yang berbeda-beda seperti Mekongga,

Cigeulis dan Ciherang.

Asal benih yang digunakan petani di Desa Masamba dalam usaha tani

bermacam-macam, diantaranya berasal dari petani sendiri yang diperoleh

dari hasil panen sebelumnya yang telah dipisahkan dan menurut petani

memiliki kualitas baik, benih yang dibeli kepada teman sesama petani yang

kelebihan benih, dan ada juga yang berasal dari bantuan pemerintah melalui

program usaha ekonomi produktif yang disalurkan kepada kelompok tani


35

secara gratis. Benih yang berasal dari bantuan pemerintah biasanya tidak

mencukupi kebutuhan petani dan tidak tepat sasaran, karena benih tersedia

ketika petani sudah melakukan penanaman, sehingga tidak digunakan lagi

oleh petani. Padahal dengan menggunakan benih bantuan pemerintah yang

berkualitaspetani berharap dapat meningkatkan produksi dalam usaha tani,

sekaligus mengurangi biaya yang akan dikeluarkan oleh petani. Aprilia (2019)

menyatakan bahwa semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan petani

dalam usaha tani maka semakin sedikit pula pendapatan yang diperoleh

petani.

Pupuk

Pupuk yaitu biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk

dalam satu musim tanam, sesuai dengan kebutuhan tanaman (Tabel 7).

Tabel 7. Biaya Pupuk Petani Padi Sawah di Desa Masamba Kecamatan


Poso Pesisir
Biaya Pupuk Petani Padi
(Rp) Jiwa Persentase %
Rendah (177.500 – 2.478.334) 39 95,12
Sedang (2.478.334 – 4.779.167) 1 2,44
Tinggi (4.779.168 – 7.080.000) 1 2,44
Jumlah 41 100
Rata-rata 981.134

Total rata-rata biaya pupuk yang dikeluarkan petani sebesar

Rp.981.134, berada pada kategori rendah dengan persentase 95,19 %.

Adapun pupuk yang digunakan petani dalam berusaha tani yaitu Urea dan

PHONSKA.Pupuk yang lebih dominan digunakan petani yaitu pupuk Urea,


36

karena ketersediaan pupuk PHONSKA pada musim tanam saat itu kurang

dari biasanya (langka).Pupuk tersebut diperoleh dari SAPRODI (Sarana

Produksi) yang ada di Desa Masamba. Petani membeli pupuk urea dan

PHONSKA dengan sistem kredit, dengan masing-masing harga sebesar Rp.

110.000 dan Rp. 135.000 dan dibayar setelah panen. Petani membeli pupuk

dengan sistem kredit karena mereka memiliki modal yang terbatas untuk

mengolah lahan pada musim tanam padi, sehingga memanfaatkan sistem

kredit yang ditawarkan oleh pengelola SAPRODI, tanpa memikirkan atau

memprioritaskan pendapatan mereka yang akan berkurang karena biaya

produksi meningkat. Haryani (2017) mengemukakan bahwa biaya produksi

meliputi pupuk, tenaga kerja, benih dan obat-obatan yang digunakan dalam

usaha tani berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani.

Insektisida

Insektisida yaitu salah satu faktor yang penting karena insektisida

dapat mengurangi hama yang menganggu tanaman padi. Biaya yang

dikeluarkan untuk pengadaan pestisida juga beragam (Tabel 8).Rata-rata

biaya penggunaan insektisida petanisebesar Rp.612.195. Hal ini sesuai

dengan luas lahan yang diolah petani, dan penggunaan insektisida dilakukan

sesuai dengan tingkat serangan hama pada tanaman padi petani.

Tabel 8. Biaya Insektisida yang Dikeluarkan Petani Padi Sawah di Desa


Masamba Kecamatan Poso Pesisir
Biaya Insektisida Petani Padi
(Rp) Jiwa Persentase
37

(%)
Rendah (65.000 – 1.585.001) 39 95,12
Sedang ( 1.585.001 – 3.105.001) 1 2,44
Tinggi (3.105.002 – 4.625.002) 1 2,44
Jumlah 41 100
Rata-rata 612.195

Jenis insektisida yang digunakan petani cukup bervariasi seperti

Dangke, Apronil, Regen, Gandasil B, Ayuna, A Ipin, Metromil, Bigges,

Platudo, Furi, Rahwana, Spontan, Tromit, Tamabas dan Capture.

Penggunaan insektisida oleh petani dimaksudkan untuk mencegah gangguan

hama pada tanaman padi, agar menjadi sehat dan dapat meningkatkan

produksi padi yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Adapun

hama yang biasanya ditemukan petani yaitu hama tikus, hama wereng dan

hama walang sangit.

Herbisida

Herbisida yang digunakan petani dimaksudkan untuk menanggulangi

gulma yang ada pada tanaman padi, biaya yang dikeluarkan petani untuk

herbisida dalam satu musim tanam beragam (Tabel 9).Biaya yang

dikeluarkan petani untuk herbisida tergolong rendah yaitu rata-rata sebesar

Rp.1.166.220. Petani hanya menggunakan herbisida sesuai dengan jenis

gulma dan tingkat gulma yang ada pada tanaman padi dengan dosis yang

tepat. Nurjannah (2003) berpendapat bahwa penggunaan dosis herbisida

yang berlebihan akan merusak dan mematikan tanaman yang dibudidayakan.


38

Adapun jenis herbisida yang digunakan petani yaitu Basagram, Pysero,

Abimee, DMA, Bablas, Benfuron, Tabas, Rice Star, Rompas, Herbamin,

Noxon, Pylar Up, Andalan, Nomin, Avatar, Promotop, Lindomin, Tetris,

Cantas, Nara up dan Gramason.

Tabel 9.Biaya Herbisida yang Dikeluarkan Petani Padi Sawah di Desa


Masamba Kecamatan Poso Pesisir.
Biaya Herbisida Petani Padi
(Rp) Jiwa Persentase %
Rendah ( 270.000 – 2.350.000) 37 90.24
Sedang (2.350.001 – 4.430.002) 2 4.88
Tinggi (4.430.003 – 6.510.002) 2 4.88
Jumlah 41 100
Rata-rata 1.166.220

Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan petani ada yang berasal dari luar

keluarga dan ada yang berasal dari dalam keluarga, dengan biaya yang

beragam sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan (Tabel 10).

Tabel 10. Biaya Tenaga Kerja yang Dikeluarkan Petani Padi Sawah di Desa
Masamba Kecamatan Poso Pesisir
Biaya Tenaga Kerja Petani Padi Petani Padi
(Rp) Jiwa Persentase %
Rendah ( 663.000 – 11.195.333) 39 95,12
Sedang (11.195.334 – 21.727667) 1 2,44
Tinggi (21.727.668 – 32.260.001) 1 2,44
Jumlah 41 100
Rata-rata 5.126.288

Biaya yang dikeluarkan petani untuk tenaga kerja dalam satu musim tanam

berada dikategori rendah dengan rata-rata biaya sebesar Rp.5.126.288. Hal

ini disebabkan sebagian besar petani memanfaatkan tenaga kerja dalam


39

keluarga, dengan tujuan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam

usaha tani, yang akan meningkatkan pendapatan petani. Damayanti (2013)

mengemukakan bahwa penggunaan tenaga kerja dalam keluarga

berpengaruh positif dalam meningkatkan produksi, selain itu dapat

menghemat upah tenaga kerja.

Usaha BUMDes Penggilingan Padi

Usaha BUMDes penggilingan padi merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pendapatan petani, dimana usaha penggilingan padi

sangat berperan pada saat pasca panen petani.Adapun faktor yang diamati

pada gilingan padi yaitu penjualan jasa penggilingan padi, harga beras dan

penjualan produk samping penggilingan padi.

Penjualan Jasa Penggilingan Padi

Penjualan jasa pada penggilingan padi merupakan salah satu faktor

yang memengaruhi pendapatan petani, dimana petani akan mengeluarkan

upah kepada penggilingan atas jasa yang telah ditawarkan oleh

pihakpenggilingan terlebih dahulu.Upah penggilingan padi yang akan

dikeluarkan petani cukup beragam (Tabel 11).

Tabel 11. Upah Gilingan yang Dikeluarkan Petani Padi Sawah di Desa
Masamba Kecamatan Poso Pesisir
Upah Gilingan Petani Padi
(Rp) Jiwa Persentase %
Rendah ( 340.300– 6.620.733) 38 92,68
Sedang ( 6.620.734 – 12.901.166) 2 4,88
40

Tinggi (12.901.167 – 19.181.600) 1 2,44


Jumlah 41 100
Rata-rata 2.926.798

Upah dalam usaha BUMDes penggilingan padi tergolong rendah

dengan persentase sebesar 92,68 %. Rata-rata upah yang dikeluarkan petani

sebesar Rp.2.926.798. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan

petani karena semakin tinggi upah gilingan, maka pendapatan petani akan

semakin berkurang. Upah yang dikeluarkan petani bervariasi sesuai dengan

seberapa banyak beras yang telah dihasilkan petani.

Penjualan Beras

Penjualan beras yaitu harga jual beras petani padi yang tergabung

dalam anggota usaha BUMDes penggilingan padi.Harga jual beras petani

dapat menentukan seberapa besar pendapatan petani (Tabel 12).Harga jual

beras petani berada pada kategori sedang yaitu dengan rata-rata harga jual

sebesar Rp. 407.439, hal ini disebabkan oleh penjualan beras mengikuti

harga jual pasar yang berlaku.Harga jual beras petani dapat memengaruhi

pendapatan petani.Penelitian Phahlevi (2013),tinggi rendahnya harga jual

padi berpengaruh terhadap pendapatan petani padi sawah di kota Padang

Panjang.

Tabel 12. Harga Jual Beras Petani Padi Sawah di Desa Masamba
Kecamatan Poso Pesisir
Harga Jual Beras Petani Padi Petani Padi
(Rp) Jiwa Persentase %
Rendah (390.000 – 403.333) 15 36,59
Sedang (403.334 – 416.666) 20 48,78
41

Tinggi (416.667 – 430.000) 6 14,63


Jumlah 41 100
Rata-rata 407.439

Usaha penggilingan padi ini belum memiliki pelanggan tetap untuk

memasarkan beras, sehingga petani yang tergabung dalam usaha

penggilingan ini memiliki kesulitan dalam memasarkan beras.Penjualan beras

tersebut dilakukan oleh petani sendiri, adapun pihak gilingan yang membantu

dalam penjualan beras petani dikarenakan permintaan petani yang

bersangkutan.

Penjualan Produk Samping

Penjualan produk samping yaitu harga jual produk samping yang

diterima petani dalam usaha BUMDes penggilingan padi.(Tabel 13).

Tabel 13. Penjualan Produk Samping Petani Padi di Desa Masamba


Kecamatan Poso Pesisir
Penjualan Produk Samping Petani Petani Padi
Padi (Rp) Jiwa Persentase %
Rendah ( 135.000 – 1.890.000) 39 95,12
Sedang (1.890.001 – 3.645.001) 1 2,44
Tinggi (3.645.002 – 5.400.002) 1 2,44
Jumlah 41 100
Rata-rata 916.098

Produk samping yang dimanfaatkan petani untuk dijual yaitu dedak,

sedangkan sekam padi biasanya hanya dimanfaatkan masyarakat yang

membutuhkannya dan diperoleh secara gratis, selain itu sisanya dibiarkan

begitu saja atau dibakar oleh petani.Penjualan produk samping dedak pada
42

penggilingan padi berada pada kategori rendah yaitu dengan rata-rata hasil

penjualan sebesar Rp. 916.098.Produk samping juga bermanfaat bagi petani

karena dapat menambah pendapatan petani.Dengan lebih meningkatkan

pemanfaatan produk samping penggilingan padi, petani dapat menambah

penghasilannya.Widowati (2001) mengemukakan bahwa pemanfaatan

produk samping penggilingan padi yang beragam dapat meningkatkan

ekonomi.Selain itu, sebagian petani yang tergabung dalam penggilingan padi

ini memanfaatkan hasil dari produk samping ini sebagai upah tenaga kerja

pada saat pasca panen khususnya pada saat penjemuran gabah, dengan

tujuan tidak perlu mengeluarkan biaya dari hasil pendapatan petani.

Produk samping ini tidak di prioritaskan petani, mereka hanya fokus

kepada hasil produksi utama yaitu beras. Adapun penjualan produk samping

dilakukan oleh pengelola penggilingan padi, yang sebelumnya telah membeli

kepada petani yang bersangkutan, dan selanjutnya pihak gilingan yang akan

menjual kepada pembeli.

Pendapatan Petani Padi

Pendapatan petani yang tergabung dalam usaha BUMDes

penggilingan padi dalam satu musim panen (Tabel 14).

Tabel 14. Pendapatan Petani Padi Sawah di Desa Masamba


43

No Uraian Nilai
1 Rata-rata Penerimaan Rp. 21.227.127
2 Biaya Operasional
 Benih Rp. 740.854
 Pupuk Rp. 981.134
 Insektisida Rp. 612.195
 Herbisida Rp. 1.166.220
 Tenaga Kerja Rp. 5.126.288
 Upah Penggilingan Rp. 2.926.798
3 Total Biaya Operasional Rp. 11.553.489
4 Rata-rata Pendapatan (1 – 3)/MT Rp. 9.673.638

Pendapatan petani dalam satu kali musim tanam

sebesarRp.9.673.639, dimana dalam satu kali musim panen membutuhkan

waktu selama empatbulan sehingga diperoleh rata-rata pendapatan

perbulannya Rp.2.418.409. Pendapatan tersebut melebihi pendapatan UMP

(Upah Minimum Provinsi) Sulawesi Tengah tahun 2019, dimana UMPnya

sebesar Rp. 2.123.040.

Keberadaan usaha BUMDes penggilingan padi dapat membantu

petani dalam meningkatkan pendapatan petani.Dengan adanya penggilingan

padi, petani terbantu saat pasca panen dan mempercepat perputaran modal

petani, sehingga tidak mengambil kredit ketengkulak yang mengakibatkan

pendapatan petani berkurang.

Petani membutuhkan waktu dua sampai empat minggu untuk

pengolahan lahan setelah panen, lebih cepat dari waktu yang biasanya

dibutuhkan yaitu dua bulan setelah panen. Hal ini disebabkan oleh cepatnya

proses pengeringan akibat cuaca yang mendukung, yaitu dengan penyinaran


44

matahari selama delapan jam. Kondisi ini menguntungkan petani karena

untuk mengantisipasi hama tikus yang akan menyerang. Menurut seorang

petani (AM), untuk mencegah serangan hama pada musim tanam berikutnya

dilakukan pengolahan lahan yang lebih cepat agar hama tikus dapat

dihindari, karena apabila menunggu hama tikus selesai menyerang

persawahan akan membutuhkan waktudua bulan, sehingga lahan sawah

akan ditumbuhi rumput dan proses pengolahan lahan akan lebih sulit.

Analisi Kelayakan (R/C – Ratio)

Analisis R/C rasio merupakan perbandingan antara penerimaan

dengan biaya yang telah dikeluarkan petani. Dengan ketentuan jika R/C > 1

berarti usaha tani dapat dikatakan untung, R/C = 1 berarti usaha tani

dikatakan impas, dan apabila R/C < 1 berarti usaha tani dinyatakan rugi

(Tabel 15).

Tabel 15. Analisi Kelayakan Usaha (R/C – Ratio) petani padi sawah yang
tergabung dalam anggota usaha BUMDes penggilingan padi di
Desa Masamba
No Analisis Kelayakn Usaha (R/C – Ratio)
1 Penerimaan Rp. 21.227.127
2 Total Biaya Rp. 11.553.489
3 R/C – ratio(1/2) 1,84

Dari perhitungan ini diperoleh nilai R/C – ratio yaitu 1,84 yang berarti

R/C – ratio > 1 (1,8%) yang berarti petani yang tergabung dalam usaha

BUMDes dikatakan untung. Petani memperoleh penerimaan sebesar

Rp.184.000 dari setiap pengeluaran petani sebesar Rp.100.000. Ridwan


45

(2008) menyatakan analisis R/C – ratio menunjukkan berapa rupiah

penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani dari setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk kegiatan usahatani tersebut.

Faktor-Faktor Berpengaruh pada Pendapatan Petani

Pendapatan petani padi di Desa Masamba Kecamatan Poso Pesisir

dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan

petani berasal dari faktor karakteristik petani (X 1), faktor-faktor produksi (X2)

dan Usaha BUMDes Penggilingan Padi (X 3). Selain itu, untuk mengetahui

pengaruh usaha BUMDes terhadap pendapatan petani padi dapat dijelaskan

melalui tiga peubah laten yaitu penjualan jasa penggilingan, penjualan

beras, dan penjualan produk samping. Analisis pengaruh dihitung

menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak komputer yaituSPSS versi 21.00 (Tabel 16).Berdasarkan

pehitungan analisis regresi linier berganda,diperoleh koefisien R2 sebesar

0,897, hal ini berarti bahwa 89,7 % pendapatan petani (Y) dapat dijelaskan

oleh peubah karakteristik petani, faktor-faktor produksi dan usaha

penggilingan padi, sedangkan sisanya 10,3 % dijelaskan oleh peubah lain

yang tidak terdapat di persamaan. Persamaan regresi adalah sebagai

berikut:

Y= 46815522,070 – 7,101X2.4 + 4,861X2.5 + 18,379X3.3 + 0,103


46

Dari persamaan tersebut diketahui nilai constant46815522,070,

variabel insektisida –7,101X2,herbisida 4,861X2.5, penjualan produk samping

18,379X3.3 dan nilai eror 0,103.

Tabel 16.Nilai Koefisien Regresi Penjualan Jasa Penggilingan, Harga Jual


Beras, Penjualan Produk Samping Terhadap Pendapatan Petani
Padi di Desa Masamba Kecamatan Poso Pesisir
Pendapatan Petani Padi
Indikator Koefisien
t Sig.
Regresi
Constant 46815522,07 0,998 0,327
0
Pendidikan (X1.1) 47227,743 0,171 0,866
Umur (X1.2) -56381,303 -0,531 0,600
Pengalaman (X1.3) 26567,118 0,279 0,783
Anggota Keluarga (X1.4) -538705,034 -0,603 0,552
Luas Lahan (X2.1) -74835,550 -0,583 0,565
Benih (X2.2) -4,968 -1,476 0,151
Pupuk (X2.3) -1,286 -0,603 0,551
Insektisida (X2.4) -7,101 -2,781 0,010**
Herbisida (X2.5) 4,861 2,587 0,015*
Tenaga Kerja (X2.6) -1,299 -1,553 0,132
Penjualan Jasa Penggilingan (X3.1) 1,046 0,670 0,509
Penjualan Beras (X3.2) -106,455 -0,981 0,335
Penjualan Produk Samping (X3.3) 18,379 5,418 0,000**
2
R 0,897
Fhitung 18,070
Sig 0,000
Keterangan: **Signifikan pada taraf α = 0,01
*Signifikan pada taraf α = 0,05

Penggunaan insektisida yang semakin meningkat berpengaruh pada

berkurangnya pendapatan petani.Hal ini disebabkan harga insektisida yang

semakin meningkat setiap tahunnya, sedangkan harga beras petani tidak


47

bertambah. Hasil penelitian menunjukkan biaya yang dikeluarkan petani

untuk penggunaan inseksida di Desa Masamba rata-rata sebesar Rp.612.195

per musim tanam.

Penggunaan herbisida yang semakin meningkat dengan cara yang

tepat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan. Hal ini disebabkan

apabila tanaman petani bersih dari gangguan gulma, maka produksi petani

akan meningkat yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Menurut

seorang petani (R), penggunaan herbisida dapat membantu petani dalam

memberantas gulma, karena tanaman padi yang tidak memiliki gulma akan

tumbuh dengan baik dan hasil produksi juga meningkat, tentunya dengan

ditunjang faktor lain seperti penggunaan pupuk yang tepat. Hasil penelitian

menunjukkan biaya rata-rata yang dikeluarkan petani dalam satu musim

tanam sebesar Rp.1.166.220 untuk penggunaan herbisida.

Penjualan produk samping merupakan faktor yang paling berpengaruh

terhadap pendapatan petani pada penelitian ini, dimana semakin meningkat

penjualan produk samping berupa dedak, maka pendapatan petani akan

semakin meningkat. Hasil penelitian rata-rata penjualan dedak petani

Rp.916.098 dalam satu musim tanam.Petani menjual dedak kepada

pengelola penggilingan padi rata-rata seharga Rp.45.000, yang selanjutnya

dijual kepada masyarakat sekitar yang datang langsung ke tempat

penggilingan padi dengan harga Rp.60.000. Dedak biasanya dimanfaatkan

masyarakat untuk pakan ternak seperti ayam, babi, sapi dan bebek.
48

Sebagian petani tidak menjual dedak, tetapi mereka memanfaatkan dedak

untuk upah buruh pada proses pengeringan gabah.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pendapatan petani yang tergabung dalam anggota penggilingan padi

Sumber Sejahtera di Desa Masamba adalah sebesar Rp.2.418.409 per

bulan.

2. Penjualan produk samping maupun penggunaan herbisida secara tepat

cenderung meningkatkan pendapatan petani. Berbeda dengan

penggunaan insektisida yang meningkat dapat mengurangi pendapatan

petani.

Saran

Meningkatkan penjualan produk samping pada penggilingan padi milik

BUMDes dan menekan penggunaan insektisida dalam usaha tani agar

pendapatan petani tidak menurun, seperti menggunakan insektisida nabati.

49
DAFTAR PUSTAKA

Adhawati, S.S., 1997.Analisis Ekonomi Pemanfaatan Lahan Pertanian


Dataran Tinggi di Desa Parigi(Hulu DAS Malino) Kabupaten Gowa.
Tesis Program Pasca Sarjana, UniversitasHasanuddinMakassar.

Afandi WN. 2010. Identifikasi karakteristik rumah tangga miskin di Kabupaten


Padang Pariaman.Tesis (tidak dipublikasikan). Univeristas Andalas.

Aprilia, M, 2019. Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Jual Terhadap


Pendapatan Petani Menurut Perspektif Ekonomi Islam(Studi Pada
Petani Jagung Desa Komering Putih Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah).Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam. Universitas Negeri Raden Intan Lampung: Lampung.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik): Suatu


Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jilid I.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Armanto, M.E. 2014. Spatial Mapping for Managing Oxidized Pyrite (FeS2) in
South Sumatra Wetlands, Indonesia.Journal of Wetlands
Environmental Managements. 2(2):6-12.

Arsyad, L. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Poso Dalam Angka 2018.

BPTP Bengkulu. 2009. Panduan teknologi Mendukung Program SLPTT Padi.


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Bengkulu.

Damayanti, L. 2013. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Produksi, Pendapatan


Dan Kesempatan Kerja Pada Usaha Tani Padi Sawah Di Daerah
Irigasi Parigi Mautong. 9(2):249- 259

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Dunia, A.F. dan Abdullah, W. 2012.Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta:


Salemba Empat.

50
51

Gani dan Sembiring, H. 2007.Respon padi Varietas Ciherang dan Mendawah


Terhadap N, P dan K ditanah dari Desa Lhoknga.

Gujarati, D. 2001. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Hadi, S. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Hardjosentono, M. 2000. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryani. 2017. Pengaruh Biaya Sarana Produksi Terhadap Pendapatan


Usaha Tani Semangka Di Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen.Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. 17(1)16-21

Hidayanti, I, W, N. 2017.Analisis Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi


Dan Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Petani Padi Di Kecamatan
Delanggu Kabupaten Klaten (Studi Kasus di Desa Sribit).
Skripsi.Fakultas Ekonomi Bisnis Islam. Universitas Islam Negri
Yogyakarta:Yogyakarta.

Irawan, M.R.N. 2016.Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan Terhadap Laba


Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi UD.Sari Tani Tenggerejo
Kedungpring Lamongan.1(2):75-82

Kriyantono, R. 2008. Teknik praktis riset komunikasi. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Kusnadi, N., Tinaprilla, N,. Susilowati, S.H., dan Purwoto, A. 2011. Analisis
Efisiensi Usaha Tani Padi Di Beberapa Sentra Produksi Padi Di
Indonesia. 29(1):25-48.

Managanta, A.A., Sumardjo., Sadono, D., dan Tjitropranoto, P. 2018.


Influencing Factors the Interdependence of Cocoa Farmers in Central
Sulawesi Province, Indonesia. 8(1):106-113.

Managanta, A.A., Sumardjo., Sadono, D., dan Tjitropranoto, P. 2019. Faktor-


Faktor yang Berpengaruh terhadap Kompetensi Petani Kakao di
Provinsi Sulawesi Tengah. 15(1):120–133.

Manullang. 1987. Managemen Personalia. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Mantra, Bagus, I. 2003.Demografi Umum .Jakarta : Pustaka Raja


52

Manyamsari I, dan Mujiburrahmad. 2014. Karakteristik petani dan


hubungannya dengan kompetensi petani lahan sempit. Agrisep 15(2):
58-74.

Maryunani.2008. Pembangunan Bumdes dan Pemerdayaan Pemerintah


Desa.Bandung: CV Pustaka Setia.

Moten, J. dan Thron, C. 2013.Improvements on Secant Method for Estimating


Internal Rate of Return, International Journal of Applied Mathematics
and Statistics 42:12,

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga LP3ES, Jakarta

Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Yogyakarta: STIM YKPN

Nani, S. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan


konsumsi beras di Kabupaten Siak, Riau.Skripsi. Institute Pertanian
Bogor, Bogor.

Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Penerbit Salemba Empat.


Jakarta.

Nurcholis, H. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemeritahan


Desa.Jakarta, Erlangga.

Nurjannah, U. 2003. Pengaruh Dosis Herbisida Glifosat Dan 2,4 – D


Terhadap Pergeseran Gulma Dan Tanaman Kedelai Tanpa Olah
Tanah.Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 5(1):27-33

Papademetriou, M.K. 2015.Rice production in the AsiaPacific Region: Issues


and perspectives. In ‘Bridging the Rice Yield Gap in the Asia-Pacific
Region’.FAO, UN, Bangkok, Thailand.RAPA Publication.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan


Usaha Milik Desa (c.2). Jakarta, Menteri Dalam Negeri.

Phahlevi, R. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani


Padi Sawah Padang Panjang. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Padang: Padang

Purba, H.M. 2005. Analisis Pendapatan Dan Faktor-faltor Yang


Memmengaruhi Produksi Cabang Usaha Tani padi lading Di
Kabupaten Karawang.Skripsi.Fakultas Pertanian Bogor. Institut
Pertanian Bogor: Bogor
53

Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan FE UB. .2007. Buku Panduan


Pendirian dan Pengelolaan BUMDES. Malang, PP RPDN

Rahim, Abd. 2012. Model Analisis Ekonomi Pertanian. Makassar: Badan


Penerbit UNM

Ridwan.2008. Analisis Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi


Anorganik.Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor

Sembodo, D.R.J. 2010.Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Setyono, A., Suismono., Jumali., dan Sutrisno. 2006. Studi penerapan teknik
penggilingan unggul mutu untuk produksi beras bersertifikat. hlm. 633-
646. Dalam Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras
Berkelanjutan, Buku 2.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan, Bogor.

Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Penelitian dan Pengembangan.


Jakarta: Kencana.

Seyadi. 2003. Bumdes sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Desa.


Yogyakarta: UPP STM YKPN.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi,


PT. Pustaka LP3ES, Jakarta

Soekartawi. 1993. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers

Soekartawi, 2001.Pengantar Agroindusri.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta

Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia


Press. Jakarta.

Sudarman. 2001. Teori Ekonomi Mikro. Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka, Jakarta

Suardana, P.A., Antara, M., dan Alam M.N. 2013. Analysis Of Production And
Income Rice Farming The Pattern Legowo In Laantula Jaya Village Of
Witaponda Discrict Morowali Regency. 1(5):477-484.
54

Sugiarto. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah di


Kabupaten Dharmasraya. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian. Universitas Andalas

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S. 2000. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Perkasa

Sukirno, S. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. FEUI : Jakarta.

Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan. Proses, Masalah dan kebijakan,


Kencana Prenada Media group

Sutopo, L. 2004. Teknologi benih.Jakarta.Divisi Buku Perguruan Tinggi PT


Raja Grafindo Persada.

Thahir, R., Rachmat, R. dan Suismono. 2008. Pengembangan agroindustri


padi. hlm. 34-76. Dalam Suyamto, I N. Widiarta, dan Satoto
(Ed.).Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah.

Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu.Yogyakarta: UGM


Press.

Widowati, S,. 2001. Pemanfaatan hasil samping penggilingan padi dalam


menunjang sistem agroindustri di pedesaan. BuletinAgrobio. 4(1):33-
38

Widowati, Endang. 2007. Analisis Ekonomi Usahatani Padi Organik di


Kabupaten Sragen.Tesis. MESP UNS. Surakarta

Wijanarko, A.S. 2012.Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam


Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pandan Krajan Kecamatan
Kemlagi Kabupaten Mojokerto (skripsi). Surabaya: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”

Wildayana,.Elisa dan Armanto, M.E. 2002.Economic Analysis of Forest for


Upland Farming in South Sumatra, Indonesia. Journal of Environment
dan Natural Resources Management, 22(1):53-62, 2002.
55

Wildayana,.Elisa dan Armanto, M.E. 2009.Dampak Financial Kehilangan


Hara ke Atmosfir Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan. Jurnal Habitat.
20(2): 81-88.

Zulkifli.2009. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani


Jagung Studi Kasus Petani Jagung di Kel, Panreng Kec.Sidrap.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi penelitian di Desa Masamba Kecamatan Poso Pesisir


Kabupaten Poso

56
57

Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
X3.3, X2.1, X1.1, X1.4, X1.2, . Enter
1 X3.2, X1.3, X2.4, X2.5, X2.2,
X2.3, X2.6, X3.1b
a. Dependent Variable: Y1
b. All requested variables entered.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .947a .897 .847 4213380.489
a. Predictors: (Constant), X3.3, X2.1, X1.1, X1.4, X1.2, X3.2, X1.3,
X2.4, X2.5, X2.2, X2.3, X2.6, X3.1

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 4.170E+15 13 3.208 E+14 18.070 .000b
1 Residual 4.793 E+14 27 1.775 E+13
Total 4.649 E+15 40
a. Dependent Variable: Y1
b. Predictors: (Constant), X3.3, X2.1, X1.1, X1.4, X1.2, X3.2, X1.3, X2.4, X2.5, X2.2, X2.3, X2.6,
X3.1

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 46815522.070 46922838.405 .998 .327
X1.1 47227.743 276676.013 .015 .171 .866
X1.2 -56381.303 106210.787 -.054 -.531 .600
X1.3 26567.118 95382.532 .028 .279 .783
X1.4 -538705.034 893415.328 -.049 -.603 .552
X2.1 -74835.550 128372.533 -.043 -.583 .565
X2.2 -4.968 3.365 -.352 -1.476 .151
1
X2.3 -1.286 2.132 -.144 -.603 .551
X2.4 -7.101 2.554 -.502 -2.781 .010
X2.5 4.861 1.879 .543 2.587 .015
X2.6 -1.299 .836 -.627 -1.553 .132
X3.1 1.046 1.561 .315 .670 .509
X3.2 -106.455 108.548 -.080 -.981 .335
X3.3 18.379 3.392 1.594 5.418 .000
a. Dependent Variable: Y1
58

Lampiran3.Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Judul
PENGARUH USAHA BUMDES GILINGAN PADI SUMBER SEJAHTERA
TERHADAP PENDAPATAN PETANI

Oleh
INDAH KURNIA
NPM: 91511407133014

PEMBIMBING SKRIPSI
Dr. Andri Amaliel Managanta., SP., M.Si
Dr. Yulinda Tanari., SP., M.Si

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Kerahasiaan identitas dan pendapat Bapak kami jamin sepenuhnya.


2. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memberikan penilaian Bapak, tetapi hanyalah alat untuk
memperoleh data dalam penelitian.
3. Setiap jawaban yang Bapak berikan merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi kami.
4. Bacalah petunjuk ini dengan cermat sebelum mengisi atau memilih jawaban.
5. Apabila ada pertanyaan yang memungkinkan responden memilih lebih dari satu jawaban, pilihlah
sesuai kenyataan kondisi yang ada.
6. Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas, tanyakan langsung kepada pengumpul data.
7. Usahakan menjawab atau memilih jawaban sejujurnya, tanpa ada unsur paksaan.
8. Setelah selesai, coba cek kembali dari awal hingga akhir untuk mengantisipasi poin pertanyaan
yang belum terisi.

Nomor Kuesioner :
Nama Responden :
Hari/Tanggal :
No Tlp :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2019
59

KARAKTERISTIK PETANI X1

Nama :.......................................................................................
...........................
Pendidikan Terakhir X1.1 :
a. SD (Tamat/TidakTamat..........................................................................Tahun)
b. SMP (Tamat/Tidak Tamat......................................................................Tahun)
c. SMA (Tamat/Tidak Tamat..................................................................Tahun)
d. Perguruan Tinggi
D2 (Tamat/Tidak Tamat...................................................................Tahun)
D3 (Tamat/Tidak Tamat...................................................................Tahun)
S1 (Tamat/Tidak Tamat...................................................................Tahun)
Umur Petani X1.2..............................................................................................(Tahun)
PengalamanBertaniX1.3.................................................................................(Tahun)
Dimulai Tahun.............................?
Jumlah Anggota KeluargaX1.4.......................................................................(Orang)

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH X2


Luas Lahan X2.1
No. Jenis Lahan Luas Lahan

1 Lahan Sendiri   (Ha)

2 Lahan Sewa   (Ha)


3 Sistem Bagi Hasil   (Ha)
Total   (Ha)
Lahan Lain di luar Lahan Padi?
1. Lahan......................................................Berapa.............................................(Ha)
2. Lahan......................................................Berapa.............................................(Ha)
3. Lahan......................................................Berapa.............................................(Ha)
Benih X2.2.
Jumlah Jumlah Biaya
No. Jenis Benih Total Biaya (Rp)
Benih/MusimTanam (Rp)

1        
2        
3        
Total  
Pertanyaan:
1. Dari Mana Asal Benih
a. Bantuan Pemerintah b. Pemberian Petani lain c. Pemberian
Swasta.......................................d. Toko Tani
e. Lain-lain.................................................................
2. Sebutkan kesulitan mendapatkan benih padi
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
60

Pupuk X2.3

Pupuk yang Digunakan Petani Padi Sawah dalam Satu Musim Tanam
Jumlah
Jenis Jumlah Pupuk Jumlah Biaya/Sak Total Biaya
No. Pupuk/Sak
Pupuk (Sak) (Rp) (Rp)
(kg)

Kimia

1          
2
Organik
1          
2
Total    
Insektisida X2.4
Insektisida yang Digunakan Petani Padi Sawah dalam Satu Musim Tanam
Jumlah
Jumlah
Jenis Insektisida/Boto Jumlah Total Biaya
No. Insektisida
Insektisida l Biaya/Botol (Rp)
(Botol)
(L)
Kimia

1          
2          
Nabati
1          
2          
Total    
Herbisida X2.5
Herbisida yang Digunakan Petani Padi Sawah dalam Satu Musim Tanam

Jenis Jumlah Jumlah Jumlah Total Biaya


No.
Herbisida Herbisida/Botol (L) Herbisida (Botol) Biaya/Botol (Rp)

Kimia

1          
2          
3          
Nabati
1          
2          
Total    
Tenaga Kerja X2.6
Waktu Waktu
Tenaga Kerja Dalam Tenaga Kerja Luar Total Upah TK
Tenaga Tenaga
Keluarga (hok) Upah Keluarga (hok) Upah Luar dan TK
Jenis Kegiatan Kerja Kerja
(Rp) (Rp) dalam
Anak- Diguna Anak- Digunak
Pria Wanita Pria Wanita Keluarga(Rp)
Anak kan Anak an
Pengolahan lahan -
-penyemprotan awal - - - - - - - - -
-pembajakan - - - - - - - - -  
-pematang
-  -     -    -    -    -      -   -     
Penanaman
                     
Pemupukan
- - - - - - - - -
- - -   - - -     - - -
-
Penyemprotan - - - - - - - -
-
- - - - - - - - - 
- -  -     -  -  -      -  - 
Panen                      
Pengangkutan                      
Pengeringan                      
Total  
Pertanyaan:
Kesulitan dalam memperoleh tenaga
kerja?................................................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................
Catatan:
Untuk Bibit :

61
62

USAHA BUMDes PENGGILINGAN PADI SUMBER SEJAHTERA X3

Penjualan Jasa Penggilingan Padi X3.1


No. Jenis Upah Upah (Rp) Total Upah (Rp)
1 Upah Gilingan    
2 Upah Karung    
Total  
Penjualan Beras X3.2
Harga Jual Beras Petani :………………………………………………………(Rp)
Kepada Siapa Beras Dipasarkan : ………………….………………………….
Jarak ke Tempat Pemasaran:.....................................................................(Km)

Produk Sampingan Penggilingan X3.3


No. Jenis Produk Samping Harga Produk Samping (Rp) Total (Rp)

1  
2  
Total  
Kesulitan-Kesulitan Bekerjasama dengan Pihak Gilingan
1..........................................................................................................................
2..........................................................................................................................

PENDAPATAN PETANI (Y)


Pendapatan Petani Padi Sawah dalam Satu Musim Tanam
Hasil Harga Yang Biaya
Penerimaan Pendapatan
No Jenis Lahan Produksi Berlaku/kg Pengeluaran
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(kg)
1 Lahan Sendiri
2 Lahan Sewa
3 Sistem Bagi hasil*
Lain-Lain
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Catatan: Konsumsi =
Biaya bibit =
Bagi hasil* = _
Hasil Produksi =

TERIMA KASIH
63

Lampiran 4. DokumentasiWawancara Petani di Desa Masamba Kecamatan


Poso Pesisir Kabupaten Poso

Anda mungkin juga menyukai