LAPORAN STUDI KASUS Kesimpulan
LAPORAN STUDI KASUS Kesimpulan
FARMASI KLINIS
Dosen Pengampu :
Di susun Kelompok 9 :
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
Akhir kata kami berharap semoga laporan farmasi klinis ini bermanfaat
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. KASUS
- Silakahkan identifikasi DRP yang ada pada terapi tersebut jika ada.
B. EFEK SAMPING DAN INDIKASI MASING-MASING OBAT PADA
KASUS
a. Griseofulvin
seperti kurap , kutu air , gatal di selangkangan , dan infeksi jamur pada kulit
Indikasi :
Infeksi jamur pada kulit, rambut, dan kuku bila terapi topikal gagal.
Dosis :
Dewasa dan lansia, 500 mg satu kali sehari dosis tunggal atau terbagi. Anak-
anak, dosis harian 10 mg/kg BB satu kali sehari dosis tunggal atau terbagi.
Kontraindikasi :
Interaksi :
Efek Samping :
Reaksi urtikaria, ruam kulit, sakit kepala, tidak nyaman pada lambung, pusing,
Peringatan :
mesin (PIONAS).
P2 Keamanan Pengobatan
Dosis yang diberikan tidak sesuai untuk anak 2 tahun, seharusnya diberikan
10 mg/KgBb/hari selama 2 minggu.
b. Causes
C2 Bentuk Obat
Pada kasus diatas tidak dijelaskan bentuk sediaan obat yang diberikan pada
pasien.
C3 Dosis Obat
Dosis obat tidak sesuai dengan pasien, karena pada kasus diatas pasiennya
anak-anak sedangkan dosis obat yang diberikan yaitu dosis untuk orang
dewasa.
c. Planed Intervention
d. Acceptance
D. PEMBAHASAN
Drug related problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa atau keadaan
dimana terapi obat berpotensi atau secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi
yang diinginkan (Bemt and Egberts, 2007; Pharmaceutical Care Network
Europe Foundation, 2010).
Menurut Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) (2010), terdiri dari
delapan kategori yaitu obat tanpa indikasi, obat salah, indikasi tanpa obat, dosis
obat kurang, dosis obat berlebih, interaksi obat, reaksi obat merugikan, dan
kegagalan dalam menerima obat.
Pada kasus kali ini yaitu An. FH bersama ibunya sedang periksa di poli
spesialis kulit dan kelamin karena mengeluhkan gatal-gatal dan ada putih-putih
seperti isi cairan yang bentuknya melingkar di tangan, kaki, dan leher. Dokter
meresepkan Griseofulvin tiap 12 jam selama 2 minggu. An. FH berusia dua
tahun dan setiap hari selalu minum susu saat pagi, siang, dan malam. Saat
minum obat pun An. FH harus dengan susu, tidak mau dengan air mineral.
Berdasarkan kasus diatas maka dapat diketahui bahwa Drpsnya ada masalah
keamanan pengobatannya yaitu dosis yang diberikan tidak sesuai untuk anak 2
tahun, seharusnya diberikan 10 mg/KgBb/hari selama 2 minggu. Penyebabnya
ada dua yaitu bentuk obat yaitu pada kasus diatas tidak dijelaskan bentuk
sediaan obat yang diberikan pada pasien, dan dosis obatnya yaitu dosis obat
tidak sesuai dengan pasien, karena pada kasus diatas pasiennya anak-anak
sedangkan dosis obat yang diberikan yaitu dosis untuk orang dewasa.
Intervensinya yaitu Karena pasiennya anak-anak, sedangkan pada kasus diatas
dosisnya untuk orang dewasa. Penerimaannya yaitu intervensi tidak diterima
(karena salah pengobatan). Dan status di Drps nya yaitu masalahnya tidak
terselesaikan.
Pemberian informasi dan edukasi mengenai indikasi obat, dosis obat, cara
penggunaan, interaksi obat, reaksi obat yang merugikan dan kegagalandalam
menerima obat sangatlah penting untuk menghindari interaksi obat yang
merugikan.
E. KESIMPULAN
Pada kasus ini diketahui bahwa ada masalah keamanan yaitu pada dosis yang diberikan,
pada kasus di atas dosis tidak sesuai dengan dosis yang di berikan untuk anak umur 2
tahun, dan masalah bentuk obat yang akan di berikan kepada pasien, jadi diperlukan
ketelitian dan pengecekan informasi agar tidak terjadi interaksi obat yang merugikan
bagi pasien
DAFTAR PUSTAKA