Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL WASLIYAH

(UMN AL WASHLIYAH)
SK No : 424/DIKTI/Kep/1996
Kampus A : Jl Garu II No. 93, Kampus B : Jl Garu II No.2, Kampus C : Jl Garu II No.52
Telp. (061) 7867044-7868487-7852450-7883198 Fax. 7862747 Medan : 20147
Home Page : http//www.umnaw.ac.id E-mail :info@umnaw.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


GENAP TA. 2021/2022

Mata Kuliah : METODE PENELITIAN MANAJEMEN


Program Studi : Manajemen
Semester : 7B
Dosen : Abd. Rasyid Syamsuri, SE, M.Si
SOAL

1. Jelaskan teknik penentuan sampel berdasarkan Simple random sampling dan


Sampling aksidental !
2. Apa yang dimaksud dengan Skala Likert, Skala Thurstone, Skala Guttman, dan
Skala Semantik Deferensial serta berikan contohnya!
3. Berikan Penjelasan dari Hasil Uji Validitas berikut:
Butir Pertanyaan rhitung Signifikan
P1 0,361 0,50
P2 0,499 0,50
P3 0,702 0,50
P5 0,621 0,50
P7 0,446 0,50
P8 0,614 0,50
P9 0,687 0,50

4. Jelaskan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda berikut:


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,311 3,166 1,046 ,301
Disiplin Progresif ,341 ,262 ,203 1,303 ,199
Komitmen Afektif ,561 ,198 ,451 2,830 ,007
Motivasi Intrinsik ,211 ,250 ,108 ,843 ,403
a. Dependent Variable: Kinerja Kayawan
5. Bagaimana penarikan kesimpulan yang benar dalam penelitian?, Jelaskan !

**SELAMAT UJIAN**
Nama : Ria Hafni Nasution

Npm : 183114109

Manajemen 7B

1. Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang


langsung dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur
populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel
atau untuk mewakili populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu


siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber
data.

Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih


dahulu. Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang
ditemui.

2. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena pendidikan. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan
yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan
pernyataan negative yang berfungsi untuk mengukur sikap negative objek sikap.

sangat setuju = 5

setuju =4

netral = 3

tidak setuju =2

sangat tidak setuju= 1

Skala Guttman adalah skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti
jawaban benar – salah, ya – tidak, pernah – tidak pernah, positif – negatif, tinggi –
rendah, baik – buruk, dan seterusnya. Pada skala Guttman, hanya ada dua interval,
yaitu setuju dan tidak setuju.
Contohnya yakni , yakin – tidak yakin, ya – tidak, benar – salah, positif – negatif,
pernah – tidak pernah, setuju – tidak setuju, dll. Jawaban ini jelas sekali, antara
tidak dan iya. Sedangkan perbedaan dengan skala Likert ialah, pada skala Likert
terdapat jarak (interval): 1, 2, 3, 4, 5 sedangkan pada skala Guttman hanya dua:
benar (B) dan salah (S)

Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan
pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di
mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang
sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk
skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk
sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur
kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan
konten atau konstruk yang hendak diukur.

Rating Scale

Bedanya dengan skala sebelumnya, pada rating scale data yang kita dapatkan
adalah data mentah berupa angka yang nantinya ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Rating scale juga digunakan untuk mengukur sikap, gejala atau
fenomena sosial misalnya : ekonomi, kinerja karyawan, motivasi pegawai, dll.
Contohnya yakni ingin mengetahui motivasi kerja karyawan saat pandemi.

3. soal pertanyaan P2, P3, P5 , P8 , P9 dinyatakan VALID karena hasil nilai r


hitung lebih besar dari hasil nilai r tabel, dan butir soal pertanyaan P1, P7
dinyatakan TIDAK VALID karena nilai r hitung lebih rendah dari nilai r tabel .

4. Diketahui nilai sig untuk pengaruh X1 terhadap Y sebesar 0,199 ˃ dan t hitung
1.303 ˂ sehingga dapat di simpilkan bahwa X1 DITOLAK yang berarti tidak
terdapat pengaruh X1 terhadap Y.

Diketahui nilai sig untuk pengaruh X2 terhadap Y sebesar 0,007 ˃ dan t hitung
2.830 ˂ sehingga dapat di simpilkan bahwa X1 DITERIMA yang berarti tidak
terdapat pengaruh X1 terhadap Y.

5. Kesimpulan dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan sebagai


bentuk ringkasan mengenai hasil dari penelitian. Bagian ini menjadi
bagian yang paling singkat dalam sebuah penelitian, namun bukan
berarti menjadi bagian yang paling mudah untuk ditulis. Sebisa mungkin 
kesimpulan harus meninggalkan kesan yang bagus bagi pembaca
dikarenakan bagian kesimpulan menjadi bagian yang paling diingat dari
suatu penelitian.
 
Supaya mampu menyusun kesimpulan penelitian yang efektif dan
efisien, berikut ada 3 cara yang dapat kamu ikuti. Disamping itu, terdapat
pula beberapa informasi mengenai hal yang harus dihindari dalam
membuat kesimpulan, simak penjelasan selengkapnya berikut.
 
1. Mengemukakan ulang topik dan masalah penelitian 
Sebagai kalimat pembuka, topik atau permasalahan yang diangkat oleh
peneliti harus dituliskan terlebih dahulu. Penjelasan mengenai topik
sebisa mungkin dijelaskan secara singkat begitu juga dengan alasan
mengapa topik tersebut penting untuk dibahas. Kamu juga bisa mengacu
pada proposal penelitian yang telah dibuat.
 
Dalam hal ini, topik dan permasalahan penelitian memang sebelumnya
sudah dijelaskan di bagian pendahuluan dan isi secara mendalam. Hanya
saja, di bagian kesimpulan ini, topik dan masalah penelitian penting
untuk dijelaskan ulang secara umum, tetapi tetap padat akan informasi.
 
Usahakan kalimat yang digunakan di dalam mengemukakan topik
beserta masalah penelitian tersebut tidak sama dengan apa yang
dituliskan di bagian pendahuluan dan isi dari penelitian. Hal tersebut
bertujuan supaya tulisan mengandung keunikan dan tidak terkesan
menyalin satu bagian ke bagian yang lain.
 
2. Meringkas poin poin penting dalam penelitian
Tujuan lain dari menuliskan kesimpulan adalah untuk menunjukkan
poin-poin penting yang sudah ditemukan dalam penelitian. Nah, untuk
itu, setelah kamu sudah memaparkan kembali topik dan masalah
penelitian, berikutnya kamu bisa menuliskan poin-poin penting dari hasil
penelitian tersebut.
 
Dalam menuliskan poin-poin penting tersebut, kamu juga tidak
diperbolehkan untuk menyalin seluruhnya yang ada di hasil penelitian.
Cobalah untuk menjelaskan ulang dengan penjelasan singkat yang
langsung mengarah ke intinya. Setiap poin cukup dijelaskan dalam satu
atau dua kalimat saja dan usahakan tidak memberikan hasil penemuan
baru diluar yang dituliskan dalam bagian isi penelitian.
 
3. Paparkan implikasi dan saran untuk penelitian selanjutnya 
Implikasi serta saran untuk penelitian selanjutnya menjadi bagian yang
tak boleh dilewatkan ketika menuliskan sebuah kesimpulan penelitian.
Bagian ini kerap menjadi bagian penutup dari kesimpulan penelitian itu
sendiri. Kalimat yang dibuat sebisa mungkin harus menggerakkan
pembaca untuk melakukan penelitian lanjutan terkait hasil penelitian
yang sudah kamu temukan.
 
Namun, ketika topik permasalahan yang diangkat lebih teoritis atau
berhubungan dengan penelitian kepustakaan, maka kalimat penutup bisa
berupa signifikansi dari penelitian tersebut. Misalnya dengan menuliskan
manfaat dari hasil penelitian untuk lingkungan serta manfaatnya bagi
area studi dari penelitian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai