Anda di halaman 1dari 7

DETERMINAN KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL

KURANG ENERGI KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER

The Determinants of Iron Deficiency Anemia Incidence in Pregnant Women


with Chronic Energy Deficiency at Sumberjambe Working Area Primary
Health Center Jember
Regency
Leilya Irwanti*, Sulistiyani, Ninna Rohmawati
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
*e-mail: leilyairwanti@gmail.com

Abstract
The iron deficiency anemia is a condition caused by a lack of nutrients that an important role in
the formation of hemoglobin, it is happened due to the lack of consumption and due to absorption
disorders. One of the factors associated with iron deficiency anemia in pregnant women is chronic
energy deficiency. This study aimed to examine the determinants of the incidence iron deficiency
anemia in pregnant women with chronic energy deficiency in the working area of Sumberjambe
Primary Health Center in Jember Regency. This research was a descriptive study. The
determination of the sample in this study used a total sampling technique, there were 44 research
subjects of pregnant women with chronic energy deficiency. The researcher collected the data by
using interview methods, knowledge tests, and hemoglobin measurements of pregnant women. The
results of the study show that most of pregnant women were in the young age group (20 years
below), they had basic education level, unemployed, the family income is below the regional
minimum wage of Jember, and had sufficient knowledge, had a low parity, low birth gap, ANC
meets K4, most of their carbohydrates, proteins and fats consumption tend to be high. Meanwhile,
the iron consumption was in the deficit category. In the consumption pattern of iron inhibitors,
most of them never consume tea, coffee, potatoes and they often consume long beans and
cucumbers.
Keywords: Iron deficiency anemia, chronic energy deficiency, pregnant women

Abstrak
Anemia gizi besi adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan
dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi maupun karena gangguan
absorbsi. Salah satu faktor yang berhubungan dengan anemia gizi besi pada ibu hamil adalah
kekurangan energi kronis (KEK). Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji determinan kejadian
anemia gizi besi pada ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe Kabupaten
Jember. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 44 ibu hamil KEK. Peneliti mengumpulkan
data menggunakan metode wawancara, tes pengetahuan, dan pengukuran Hb ibu hamil. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil berada pada kelompok umur muda (<20 tahun),
tingkat pendidikan dasar, tidak bekerja, pendapatan keluarga dibawah UMK, serta memiliki
pengetahuan cukup, paritas rendah, jarak kelahiran rendah, pemeriksaan kehamilan ANC
memenuhi K4, tingkat konsumsi karbohidrat, protein dan lemak dalam kategori lebih. Sedangkan,
konsumsi zat besi dan zat enhancer Fe dalam kategori defisit, konsumsi zat inhibitor Fe yaitu tidak
pernah mengonsumsi teh, kopi, kentang dan sering mengonsumsi kacang panjang dan ketimun.
Kata Kunci: Anemia gizi besi, kurang energi kronis, ibu hamil

88
89 Jurnal Ikesma Volume 15 Nomor 2 September 2019

PENDAHULUAN langsung meliputi persediaan pangan keluarga,


Anemia karena defisiensi zat besi pendidikan dan pengetahuan ibu, pendapatan,
merupakan penyebab utama anemia pada ibu sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan.
hamil. Anemia jenis ini merupakan salah satu Hal lain yang berkaitan dengan kejadian
gangguan yang paling sering terjadi selama anemia pada ibu hamil yaitu umur ibu, paritas,
kehamilan di mana ibu hamil mengalami pendidikan, pekerjaan dan jarak kelahiran
deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit (Rochjiati, 2013).
besi kepada janin untuk metabolisme besi yang Salah satu faktor yang berhubungan
normal. Berdasarkan daftar yang dirilis oleh dengan anemia gizi besi pada ibu hamil adalah
WHO, prevalensi anemia gizi secara global KekuranganEnergi Kronis (KEK) dalam
sejak tahun 1993-2005 pada ibu hamil adalah kehamilan. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007
41,8% dengan populasi yang terkena adalah 56 dan 2013 diketahui bahwa prevalensi wanita
juta (Citrakesumasari, 2012). Hasil Survei hamil dengan KEK di Indonesia meningkat
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dari tahun 2007 hingga 2013 (Depkes RI 2007
dan 2013 diketahui bahwa prevalensi anemia dan 2009b) sedangkan prevalensi di
gizi besi pada ibu hamil menurun dari 59% Kabupaten Jember menurun dari 10,69% tahun
tahun 2007 menjadi 37,1% tahun 2013 2016 menjadi 9,39% tahun 2017. Kejadian
(Depkes RI, 2007 dan Kemenkes RI, 2013a). KEK di Desa Sumberjambe pada tahun 2017
Angka ini masih termasuk dalam kategori sebesar 10,35% dan menempati posisi 10 besar
tinggi (standar WHO; 5-9% rendah, 10-19% daerah dengan kasus KEK terbanyak pada ibu
sedang, 20-39% tinggi, > 40% sangat tinggi). hamil. KEK dan anemia dalam kehamilan
Prevalensi anemia di Jawa Timur sangat tinggi merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
yaitu 49,9%6, namun di Kabupaten Jember Kurang energi kronis dan anemia dalam
prevalensi anemia mengalami penurunan dari kehamilan berkaitan dengan asupan gizi yang
11,47% tahun 2016 menjadi 10,42% tahun kurang optimal selama kehamilan yang
2017. Prevalensi anemia gizi besi pada ibu berperan penting bagi tumbuh kembang janin.
hamil tahun 2015 di Puskesmas Sumberjambe Kondisi kesehatan ibu selama kehamilan
sebesar 81,70% dan merupakan wilayah diperparah oleh kejadian anemia yang dapat
terbesar untuk kasus anemia ibu hamil di membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan
Kabupaten Jember, sedangkan tahun 2017 ibu maupun janinnya, baik dalam kehamilan,
tercatat 11,03% kasus anemia pada ibu hamil. persalinan maupun nifas, yang dapat
Kejadian anemia ini termasuk dalam kategori meningkatkan morbiditas maupun mortalitas
mild public health problem (CDC and ibu dan anak.
Prevention, 2005). Berkaitan dengan keadaan tersebut maka
Ibu hamil cenderung terkena anemia pada perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji
tiga bulan terakhir kehamilannya, karena pada determinan kejadian anemia gizi besi pada ibu
masa ini terjadi ekspansi jaringan ibu dan hamil kurang energi kronis di wilayah kerja
pembentukan sel-sel darah merah janin, serta Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember
janin akan menimbun cadangan zat besi untuk sehingga dapat dijadikan dasar untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan perbaikan status kesehatan ibu dan anak.
pertama sesudah lahir (Maulana, 2007).
Beberapa faktor yang mempengaruhi METODE PENELITIAN
terjadinya anemia defisiensi besi pada ibu Penelitian ini dilakukan dengan
hamil, antara lain karakteristik ibu, status menggunakan jenis penelitian deskriptif.
kesehatan ibu, tingkat konsumsi ibu, dan Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
lingkungan. Faktor karakteristik ibu hamil hamil yang berada di wilayah kerja
meliputi umur ibu, tingkat pendidikan, status Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember
pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga dan sebanyak 44 ibu hamil KEK yang ditentukan
tingkat pengetahuan. Faktor status kesehatan menggunakan teknik total sampling. Peneliti
meliputi paritas, jarak kelahiran dan mengumpulkan data menggunakan metode
pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ wawancara dan tes pengetahuan
ANC). Gizi dipengaruhi oleh faktor langsung menggunakan lembar angket atau kuesioner
dan faktor tidak langsung (Soekirman, 2004). responden, formulir food recall 2 x 24 hours
Faktor langsung meliputi penyakit infeksi dan dan formulir frekuensi makanan, dan
asupan makanan. Sedangkan faktor tidak pengukuran Hb ibu hamil yang diukur dengan
Determinan Kejadian Anemia Gizi Besi pada Ibu….. 90

alat Easy Touch GCHb. Teknik analisis data Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
dalam bentuk deskriptif dan disajikan dalam Responden berdasarkan Umur, Tingkat
bentuk frekuensi dan tabulasi silang. Pendidikan, Status Pekerjaan, Tingkat
Pendapatan dan Tingkat Pengetahuan Ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumberjambe Tahun 2017 (lanjutan)
Hasil Status Anemia
Karakteristik Jumlah
Status Anemia Gizi Besi Responden Anemia Tidak
Responden
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa n % n % n %
sebagian besar ibu hamil di Puskesmas 3. Status Pekerjaan
Sumberjambe menderita anemia berdasarkan Bekerja 2 4,55 1 2,27 3 6,82
hasil tes kadar Hb darah sebanyak 28 orang Tidak bekerja 26 59,09 15 34,09 41 93,18
4. Pendapatan keluarga
responden (63,64%), sedangkan sisanya
≥ UMK 10 22,73 5 11,36 15 34,09
sebanyak 16 orang responden (36,36%) tidak < UMK 18 40,91 11 25,00 29 65,91
menderita anemia. 5. Tingkat pengetahuan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status Anemia Baik 1 2,27 2 4,55 3 6,82
Gizi Besi Responden di Wilayah Kerja Cukup 16 36,36 8 18,18 24 54,55
Puskesmas Sumberjambe Tahun 2017 Kurang 11 25,00 6 13,64 17 38,64
Status Anemia Jumlah Persentase
(n) (%) Status Kesehatan Responden
Anemia 28 63,64 Berdasarkan Tabel 3 diketahui dari 44
Tidak Anemia 16 36,36 responden yang diteliti paritas ibu berada
pada kategori rendah dengan persentase
Karakteristik Responden 100%. Sebagian besar jarak kelahiran antar
Berdasarkan Tabel 2 diketahui dari 44 anak berada pada kategori risiko rendah
responden yang diteliti, sebagian besar umur dengan persentase 88,64%. Pemeriksaan
ibu berada pada kategori muda (<20 tahun) kehamilan (Antenatal Care/ ANC) pada
dengan persentase 52,27%. Tingkat pendidikan sebagian besar ibu hamil memenuhi K4
ibu sebagian besar berada kategori dasar berdasarkan trimesternya dengan persentase
dengan persentase 52,27%. Tingkat 93,18%.
pengetahuan ibu berada pada kategori cukup Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Kesehatan
dengan persentase 54,55%. Sebagian besar ibu Berdasarkan Paritas, Jarak Kelahiran dan
tidak bekerja dengan persentase 93,18% dan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care/
tingkat pendapatan keluarga berada pada ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas
kategori dibawah UMK Kabupaten Jember Sumberjambe Tahun 2017
dengan persentase 65,91%. Status Status Anemia Jumlah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Kesehatan Anemia Tidak
Responden berdasarkan Umur, Tingkat n % n % n %
Pendidikan, Status Pekerjaan, Tingkat 1. Paritas
Rendah 28 63,64 16 36,36 44 100,00
Pendapatan dan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tinggi 0 0 0 0 0 0
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 2. Jarak Kelahiran
Sumberjambe Tahun 2017 Risiko Rendah 24 54,55 15 34,09 39 88,64
Status Anemia Risiko tinggi 4 9,09 1 2,27 5 11,36
Karakteristik Jumlah
Anemia Tidak 3. Pemeriksaan ANC
Responden
n % n % n % Memenuhi K4 26 59,09 15 34,09 41 93,18
1.Umur ibu Tidak
Muda 12 27,27 11 25,00 23 52,27 memenuhi K4 2 4,55 1 2,27 3 6,82
Produktif 14 31,82 5 11,36 19 43,18
Risiko tinggi 2 4,55 0 0 2 4,55 Determinan Kejadian Anemia Responden
2. Tingkat pendidikan Berdasarkan Tabel 4 diketahui dari 44
Dasar 13 29,55 10 22,73 23 52,27
Menengah 15 34,09 5 11,36 20 45,45
responden dapat dijelaskan bahwa tingkat
Tinggi 0 0 1 2,27 1 2,27 konsumsi karbohidrat, protein, lemak dalam
91 Jurnal Ikesma Volume 15 Nomor 2 September 2019

kategori lebih sebesar 38,64%; 70,45% dan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Determinan
50,00%. Sedangkan, sebagian besar konsumsi Kejadian Anemiapada Ibu Hamil Kurang
zat besi (termasuk tablet Fe) dan zat enhancer Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas
Fe dalam kategori defisit sebesar 54,55% dan Sumberjambe Tahun 2017 (lanjutan)
68,18%. Pada pola konsumsi zat inhibitor Fe, Status Anemia
Jumlah
sebagian besar ibu hamil tidak pernah Variabel Anemia Tidak
mengonsumsi teh, kopi dan kentang sebesar n % n % n %
40,91%; 54,55% dan 36,36%, ibu jarang 2) Kopi
mengonsumsi kacang panjang sebesar 88,64%, Sering 9 20,45 7 15,91 16 36,36
Jarang 2 4,55 2 4,55 4 9,09
dan sering mengonsumsi ketimun sebesar
Tidak pernah 17 38,64 7 15,91 24 54,55
40,91%. B. Asam fitat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Determinan 1) Kc. panjang
Kejadian Anemiapada Ibu Hamil Kurang Sering 27 61,36 12 27,27 39 88,64
Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Jarang 1 2,27 4 9,09 5 11,36
Sumberjambe Tahun 2017 Tidak pernah 0 0,00 0 0,00 0 0,00
C. Asam oksalat
Status Anemia
Jumlah 1) Ketimun
Variabel Anemia Tidak
Sering 13 29,55 5 11,36 18 40,91
n % n % n %
Jarang 6 13,64 9 20,45 15 34,09
1. Karbohidrat
Tidak pernah 9 20,45 2 4,55 11 25,00
Defisit Berat 8 18,18 2 4,55 10 22,73
2) Kentang
Defisit Sedang 1 2,27 1 2,27 2 4,55
Sering 12 27,27 2 4,55 14 31,82
Defisit Ringan 2 4,55 1 2,27 3 6,82
Jarang 9 20,45 5 11,36 14 31,82
Normal 7 15,91 5 11,36 12 27,27
Tidak pernah 7 15,91 9 20,45 16 36,36
Lebih 10 22,73 7 15,91 17 38,64
2. Protein
Defisit Berat 5 11,36 1 2,27 6 13,64 PEMBAHASAN
Defisit Sedang 1 2,27 1 2,27 2 4,55
Defist Ringan 1 2,27 0 0,00 1 2,27 Status Anemia Gizi Besi Responden
Normal 2 4,55 2 4,55 4 9,09 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Lebih 19 43,18 12 27,27 31 70,45 ibu hamil lebih banyak mengalami anemia gizi
3. Lemak besi (AGB) karena dipengaruhi adanya
Defisit Berat 11 25,00 3 6,82 14 31,82 malnutrisi atau KEK yang disebabkan oleh
Defisit Sedang 1 2,27 0 0,00 1 2,27 pola konsumsi dan absorbsi makanan yang
Defisit Ringan 0 0,00 0 0,00 0 0,00
tidak seimbang selama masa kehamilan. Jika
Normal 2 4,55 5 11,36 7 15,91
Lebih 14 31,82 8 18,18 22 50,00 ibu selama kehamilan tidak mengonsumsi gizi
4. Fe seimbang, baik zat gizi makro maupun zat gizi
Defisit Berat 15 34,09 9 20,45 24 54,55 mikro maka ibu hamil berisiko mengalami
Defisit Sedang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 gangguan gizi atau dapat terjadinya KEK yang
Defisit Ringan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 dapat mengakibatkan AGB.
Normal 3 6,82 2 4,55 5 11,36
Lebih 10 22,73 5 11,36 15 34,09 Karakteristik Responden
5.Enhancer: Umur ibu pada saat hamil merupakan
Vitamin C salah satu faktor yang menentukan tingkat
Defisit Berat 17 38,64 9 20,45 26 59,09
risiko kehamilan dan persalinan. Rata-rata ibu
Defisit Sedang 1 2,27 2 4,55 3 6,82
Defisit Ringan 1 2,27 0 0,00 1 2,27 hamil pada penelitian ini berada pada umur
Normal 4 9,09 3 6,82 7 15,91 produktif. Anemia gizi besi cenderung terjadi
Lebih 5 11,36 2 4,55 7 15,91 pada wanita usia subur yang berada di
Inhibitor kelompok umur produktif karena pada masa
A. Tannin ini merupakan periode penting dalam
1) Teh kehidupan wanita, pada umumnya wanita
Sering 10 22,73 4 9,09 14 31,82 sudah menikah, hamil dan menyusui anak.
Jarang 7 15,91 5 11,36 12 27,27 Pendidikan adalah proses pertumbuhan,
Tidak pernah 11 25,00 7 15,91 18 40,91 perkembangan, atau perubahan kearah yang
Determinan Kejadian Anemia Gizi Besi pada Ibu….. 92

lebih dewasa dan lebih matang pada diri tubuh. Sebagian besar ibu hamil KEK di
individu, kelompok dan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe
(Notoadmodjo, 2007). Sebagian besar ibu memiliki paritas rendah. Hal ini dikarenakan
hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas sebagian besar responden mengalami
Sumberjambe memiliki pendidikan dasar, kehamilan anak pertama sehingga paritas 0.
sedangkan tingkat pendidikan ibu hamil KEK Adapun seorang ibu yang hamil pertama kali
yang cenderung menderita AGB berada pada memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami
tingkat pendidikan menengah. Meskipun anemia, karena ibu belum memiliki
memiliki pendidikan menengah, kurangnya pengalaman sehingga berdampak pada
pemahaman ibu hamil menyebabkan ibu tidak perilaku yang berkaitan dengan asupan nutrisi.
mengetahui cara menyikapi adanya informasi Salah satu penyebab yang dapat
kesehatan, terutama bahaya AGB baginya dan mempercepat terjadinya AGB pada ibu hamil
janin yang dikandung. KEK yaitu jarak kelahiran yang pendek.
Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan Sebagian besar ibu hamil KEK di wilayah
yang dilakukan oleh seseorang memperoleh kerja Puskesmas Sumberjambe memiliki jarak
penghasilan (Notoadmodjo, 2007). Sebagian kelahiran dengan risiko rendah. Hal ini
besar ibu hamil KEK di wilayah kerja dikarenakan rata-rata responden hamil anak
Puskesmas Sumberjambe tidak bekerja. pertama. Jarak ideal antar kelahiran adalah
Banyaknya ibu yang tidak bekerja disebabkan lebih dari 2 tahun, sehingga dapat memberi
sebagian besar ibu memiliki pendidikan yang kesempatan pada tubuh untuk memenuhi
dasar sehingga tidak memenuhi syarat kebutuhan nutrisi dan memperbaiki organ-
pendidikan minimum yang ditetapkan oleh organ reproduksi untuk siap mengandung lagi.
berbagai usaha sektor formal. Sebagian ibu Pemeriksaan ANC yang dilakukan secara
hamil memiliki suami yang bekerja sebagai teratur dan komprehensif dapat mendeteksi
petani atau buruh tani, sehingga selain sebagai secara dini risiko dan kelainan yang bisa
ibu rumah tangga mereka membantu suami timbul pada masa kehamilan, sehingga risiko
bertani di ladang. dan kelainan tersebut dapat diatasi dengan
Sebagian besar keluarga di wilayah kerja cepat dan tepat. Sebagian besar ibu hamil
Puskesmas Sumberjambe memiliki pendapatan KEK di wilayah kerja Puskesmas
dibawah Upah Minimum Kabupaten Jember. Sumberjambe memeriksakan kehamilannya
Hal ini dikarenakan hanya suami saja yang secara berkala dan memenuhi K4. Pemeriksaan
bekerja untuk memenuhi kebutuhan kehamilan yang dianjurkan pada ibu hamil
keluargasehari-hari.Terbatasnya pendapatan yaitu melakukan pengawasan antenatal
keluarga membatasi kesanggupan keluarga sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester,
untuk membeli bahan makanan tinggi sumber sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali
zat gizi yang harganya relatif mahal dan akses (Manuaba, 2012).
terhadap pelayanan kesehatan juga kurang.
Pengetahuan atau kognitif merupakan Determinan Kejadian Anemia Responden
domain yang sangat penting dalam membentuk Berdasarkan hasil penelitian di wilayah
tindakan seseorang (overt behaviour) kerja Puskesmas Sumberjambe, tingkat
(Notoadmodjo, 2007). Sebagian besar ibu konsumsi karbohidrat pada sebagian ibu hamil
hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas KEK masuk dalam kategori lebih. Karbohidrat
Sumberjambe memiliki pengetahuan yang yang dikonsumsi berlebih akan mengakibatkan
cukup. Berdasarkan wawancara pada bidan terjadinya konversi hidratarang yang berlebih
desa diketahui bahwa ibu hamil yang dating ke menjadi lemak sehingga menimbulkan
posyandu selain memeriksakan kehamilannya kegemukan, sedangkan asupan karbohidrat
juga mendapatkan penyuluhan gizi yang yang tidak mencukupi mengakibatkan tidak
disampaikan oleh bidan desa. cukupnya glukosa yang tersedia untuk
menghasilkan energi, sehingga lemak
Status Kesehatan Responden digunakan hingga taraf yang melampaui
Paritas mempengaruhi kejadian AGB keadaan normal (Beck, 2011).
pada kehamilan, semakin sering seorang Tingkat konsumsi protein pada ibu hamil
wanita hamil dan melahirkan maka risiko KEK di wilayah kerja Puskesmas
mengalami anemia semakin besar karena Sumberjambe masuk dalam kategori lebih.
kehamilan menguras cadangan zat besi dalam Sebagian besar ibu hamil mengonsumsi
93 Jurnal Ikesma Volume 15 Nomor 2 September 2019

protein nabati seperti tempe dan tahu yang Asam fitat dianggap sebagai antrinutrisi
merupakan sumber protein nabati yang pada bahan pangan. Sebagian besar ibu hamil
menyumbangkan kandungan protein cukup KEK di wilayah kerja Puskesmas
besar dan zat gizi. Kebiasaan mengonsumsi Sumberjambe sering mengonsumsi kacang
lebih banyak protein nabati dibandingkan panjang. Pada kondisi alami, asam fitat akan
dengan protein hewani menyebabkan absorbsi membentuk ikatan baik dengan mineral
zat besi kurang optimal. bervalensi dua (Ca, Mg, Fe), maupun protein
Tingkat konsumsi lemak ibu hamil KEK menjadi senyawa yang sukar larut. Hal ini
di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe menyebabkan mineral dan protein tidak dapat
dalam kategori lebih. Ketidakseimbangan diserap tubuh atau nilai cernanya rendah.
antara terjadinya KEK dan AGB pada ibu Asam oksalat dalam sayuran dapat
hamil dengan tingkat konsumsi karbohidrat, menghambat penyerapan zat besi dengan cara
protein dan lemak karena kebanyakan ibu mengikat zat besi (Almatsier, 2011). Sebagian
hamil KEK mencukupi kebutuhan energinya besar ibu hamil KEK di wilayah kerja
dengan lebih banyak mengonsumsi salah satu Puskesmas Sumberjambe sering mengonsumsi
di antara ketiga zat gizi tersebut dibandingkan ketimun dan tidak pernah mengonsumsi
mengonsumsi ketiganya secara seimbang. kentang. Beberapa sayuran tersebut
Tingkat konsumsi zat besi pada sebagian mempunyai manfaat yang baik bagi tubuh,
besar ibu hamil KEK di wilayah kerja namun jika dikonsumsi dengan frekuensi yang
Puskesmas Sumberjambe dalam kategori sering akan menimbulkan dampak bagi tubuh.
defisit. Sebagian besar responden kurang
mengonsumsi makanan yang mengandung zat KESIMPULAN DAN SARAN
besi saat dilakukan recall 2x24 jam dan tidak Kesimpulan dari penelitian ini yaitu hasil
mengonsumsi tablet Fe yang memberikan penelitian menyatakan bahwa berdasarkan
sumbangan zat besi sebanyak 60 mg/tablet. faktor karakteristik, sebagian besar ibu hamil
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat berada pada kelompok umur muda (<20
mengakibatkan AGB yang menyebabkan tahun), memiliki tingkat pendidikan dasar,
abortus), kelahiran prematur, inersia uteri, tidak bekerja, pendapatan keluarga dibawah
atonia uteri, syok, infeksi baik saat bersalin UMK, serta memiliki pengetahuan cukup.
maupun pasca bersalin, serta anemia yang Berdasarkan faktor status kesehatannya,
berat (>4 g/dl) dapat menyebabkan sebagian besar ibu hamil terdiri dari paritas
dekompensasi kordis (Saifuddin, 2010). rendah, memiliki jarak kelahiran rendah,
Vitamin C dalam jumlah yang cukup pemeriksaan kehamilan ANC memenuhi K4.
dapat melawan sebagian faktor-faktor yang Berdasarkan faktor tingkat konsumsi sebagian
dapat menghambat penyerapan zat besi besar konsumsi karbohidrat, protein dan lemak
(Almatsier, 2011). Tingkat konsumsi vitamin dalam kategori lebih. Sedangkan, konsumsi zat
C pada sebagian besar ibu hamil KEK di besi (termasuk tablet Fe) dan zat enhancer Fe
wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe dalam dalam kategori defisit. Pada pola konsumsi zat
kategori defisit. Vitamin C dalam makanan inhibitor Fe, sebagian besar ibu hamil tidak
yang dikonsumsi berperan dalam pernah mengonsumsi teh, kopi, kentang dan
meningkatkan penyerapan Fe dalam tubuh sering mengonsumsi kacang panjang dan
terutama zat besi nonheme sehingga produksi ketimun. Sebagian besar ibu hamil KEK
sel darah merah pun akan meningkat seiring sebanyak 28 orang mengalami AGB dan 16
dengan peningkatan Fe dalam tubuh. orang tidak mengalami AGB.
Tannin merupakan polifenol yang Saran yang dapat diberikan berdasarkan
terdapat di dalam teh, kopi dan beberapa jenis hasil penelitian ini adalah ibu hamil KEK yang
sayuran dan buah. Sebagian besar ibu hamil mengalami AGB untuk meningkatkan asupan
KEK di wilayah kerja Puskesmas makanan bergizi, teratur mengonsumsi tablet
Sumberjambe tidak pernah mengonsumsi teh Fe dan mengonsuminya bersamaan dengan zat
dan kopi. Tannin dapat mengikat mineral dan enhancer Fe dan menghindari zat inhibitor Fe,
pada sebagian teh senyawa polifenol berperan dan memvariasikan bahan makanan sehingga
sebagai antioksidan ternyata telah mengalami kebutuhan terpenuhi dengan baik.
oksidasi, sehingga dapat mengikat mineral Dinas Kesehatan diharapkan proaktif
seperti Fe, Zn dan Ca sehingga penyerapan zat meningkatkan program perbaikan gizi dan
besi berkurang. pengawasan terhadap PMT maupun tablet Fe
Determinan Kejadian Anemia Gizi Besi pada Ibu….. 94

bagi ibu hamil KEK yang mengalami AGB 4] Citrakesumasari. (2012) Anemia Gizi,
dan meningkatkan kerjasama dengan lintas Masalah, Dan Pencegahannya.
sektoral yaitu Departemen Agama untuk Yogyakarta: Kalika.
menambahkan pengetahuan dalam 5] Departemen Kesehatan RI. (2007) Riset
pelaksanaan pernikahan agar menunda Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan
kehamilan sampai batas ideal. Puskesmas Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
perlu bekerjasama dengan KUA dengan
merujuk calon pengantin mendapatkan 6] Departemen Kesehatan RI. (2009) Profil
penyuluhan kesehatan, memonitoring dan Kesehatan Indonesia Tahun 2008.
evaluasi kartu kontrol minum tablet Fe, Jakarta: Depkes RI.
memvalidasi setiap bulan untuk mengontrol 7] Kementerian Kesehatan RI. (2013) Riset
data ibu hamil yang berisiko atau tidak Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
berisiko, meningkatkan pengetahuan bidan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
puskesmas dengan pelatihan, meningkatkan
kualitas pemeriksaan ANC, memeriksakan 8] Manuaba, I. B. G. (2012) Ilmu
kadar Hb pada ibu hamil, penambahan tablet Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Fe 2 tablet/ hari. Peneliti lain diharapkan dapat Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
melakukan penelitian lanjut tentang Bidan. Jakarta: EGC.
determinan lain yang dapat mempengaruhi 9] Maulana, M. (2007) What A Woman
terjadinya AGB pada ibu hamil KEK, Wants: Cara Cerdas Merencanakan dan
meliputi: infeksi, penyakit yang berhubungan Menjalani Kehamilan. Yogyakarta: Kata
dengan kehamilan, lingkungan serta faktor- Hati.
faktor lainnya agar informasi yang diperoleh 10] Notoatmodjo, S. (2007) Promosi
dapat saling melengkapi. Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
DAFTAR RUJUKAN
1] Almatsier, S. (2011) Prinsip Dasar Ilmu 11] Rochjati, P. (2013) Skrining Antenatal
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka pada Ibu Hamil. Surabaya: FK
Utama. Universitas Airlangga.
2] Beck, M. E. (2011) Ilmu Gizi dan Diet: 12] Saifuddin, A. B. (2010) Buku Panduan
Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Andi Yogyakarta. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3] Centers for Disease Control and 13] Soekirman. (2004) Ilmu Gizi dan
Prevention. (2005) Worldwide Aplikasinya Untuk Keluarga dan
Prevalence of Anaemia 1993-2005 (WHO Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal
Global Database on Anaemia). Geneva, Pendidikan Tinggi Departemen
Switzerland: World Health Organization. Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai