Disusun Oleh :
Amalia
P1337421019059
2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH
( HIPERTERMIA)
A. MASALAH KEPERAWATAN
Pasien mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan suhu tubuh (hipertermia).
B. PENGERTIAN
1. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan
tubuh dengan jumlah lingkungan luar. Panas yang dihasilkan – panas yang
hilang = suhu tubuh. Mekanisme kontrol suhu tubuh pada manusa menjaga
suhu inti (suhu jaringan dalam) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan
aktivitas fisik yang ekstrim. Namun suhu permukaan berubah sesuai aliran
darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena
perubahan tersebut, suhu normal pada manusia berkisar dari 36-37°C.
Pada rentang ini, jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal.
b. Fisiologi Hipertermia
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal
baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen
adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah
polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit,
makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam
pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan
pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan
cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam
metabolism di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di
hipotalamus anterior. Apabila seseorang kehilangan cairan dan
elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang ada pada
pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di
hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga
kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus
anterior dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan
akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
c. Etiologi Hipertermiaa
1) Dehidrasi
2) Penyakit
3) Trauma
4) Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
5) Pemakaian pakaian yang tidak sesuai
6) Peningkatan laju metabolisme
7) Pengobatan/ anesthesia
8) Terpajan pada lingkungan yang panas
9) Aktivitas yang berlebihan
1) Thermometer Celcius
2) Thermometer Fahrenheit
3) Thermometer Reamur
4) Thermometer Kelvin
Sedangakan tempat untuk mengukur derajat suhunya yaitu :
Sirkulasi darah
Hipotalamus
Ketidakefektifan
elektrolit pada elektrolit pada
termoregulasi pembuluh darah
pembuluh darah
(dehidrasi)
Hipertermia Hipotermia
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Riwayat penyakit dan keluhan
2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan
terjadinya resiko infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien
thypoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
4) Uji tourniquet
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Non Farmakologi
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital pasien
c. Observasi perubahan warna kulit pasien
d. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
e. Anjurkan pasien banyak minum
f. Anjurkan pasien banyak istirahat
g. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan
paha, leher bagian belakang
h. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai
pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang
penyakitnya
2. Farmakologi
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
2. Status Kesehatan :
Keluhan utama : panas
3. Riwayat penyakit sekarang :
a. Hipertermi :
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh panas
b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2) Data Objektif
a) Suhu tubuh >37oC
b) Takikardia
c) Mukosa bibir kering
d) Warna kulit kemerahan
b. Hipotermi : ketika suhu tubuh turun menjadi 35 0C, klien mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 0C frekuensi
jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun.
4. Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan turun,
eliminasi, nyeri otot, dan sendi dll).
b. Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul
gejala gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin,
kering,kemerahan,hangat dan turgor kulit menurun)
c. Tanda – tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, sakit kepala,
nyeri otot, lemah dll
I. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Hipertermia NOC NIC
berhubungan dengan Thermoregulation Fever treatment 1. Mengetahui
penyakit Setelah dilakukan selama 1. Observasi perkembangan
x24 jam tindakan keadaan umum kondisi pasien
diharapkan hipertermia pasien 2. Tanda vital
berkurang. 2. Monitor TTV merupakan acuan
Kriteria hasil : 3. Monitor warna untuk mengetahui
1. Suhu tubuh dalam kulit keadaan umum
rentang normal 4. Monitor tanda – pasien.
(36-37,5°C). tanda 3. Perubahan warna
2. Nadi dan RR dalam hipertermiaa kulit menjadi salah
rentang normal (N: 5. Berikan obat satu indikator tanda
60-100 x/menit, R: antipiretik hipertemia
16-20 x/menit). 6. Tingkatkan 4. Mengetahui
3. Tidak ada perubahan intake cairan intervensi yang tepat
warna kulit dan nutrisi 6. Membantu dalam
4. Turgor kulit baik 7. Kolaborasi penurunan panas
5. Tidak ada pusing pemberian 7. Peningkatan suhu
cairan intravena tubuh
8. Kompres hangat mengakibatkan
pada lipatan penguapan tubuh
paha dan aksila meningkat sehingga
9. Anjurkan perlu diimbangi
beristirahat dengan asupan
10. Beri Health cairan yang
Education ke banyak/adekuat.
pasien dan 8. Memenuhi
keluarganya kebutuhan cairan
mengenai elektrolit tubuh
hipertermia 9. pemindahan panas
secara konduksi.
10. Meminimalisir
produksi panas yang
diproduksi oleh
tubuh
11. Meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman dari
pasien dan
keluarganya