Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMI

DI RUANG IGD RS KARDINAH KOTA TEGAL

Disusun Oleh :

Amalia

P1337421019059

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATN SEMARANG

Prodi D III Keperawatan Tegal

2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH

( HIPERTERMIA)

A. MASALAH KEPERAWATAN
Pasien mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan suhu tubuh (hipertermia).

B. PENGERTIAN
1. Pengertian Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan
tubuh dengan jumlah lingkungan luar. Panas yang dihasilkan – panas yang
hilang = suhu tubuh. Mekanisme kontrol suhu tubuh pada manusa menjaga
suhu inti (suhu jaringan dalam) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan
aktivitas fisik yang ekstrim. Namun suhu permukaan berubah sesuai aliran
darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena
perubahan tersebut, suhu normal pada manusia berkisar dari 36-37°C.
Pada rentang ini, jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal.

Nilai suhu tubuh juga di tentukan oleh lokasi pengukuran (oral,


rektal, aksila, membran timpani). Suhu oral rata bagi dewasa muda yang
sehat adalah 37°C (98,6° Fahrenheit). Tidak ada satu nilai suhu tunggal
yang normal bagi semua orang. Pengaturan suhu tubuh bertujuan
memperoleh nilai suhu jaringan dalam pada tubuh.

Mekanisme fisiologi dan perilaku mengatur keseimbangan antara


panas yang hilang dan dihasilkan, atau lebih sering disebut sebagai
termoregulasi. Mekanisme tubuh harus mempertahankan hubungan
antara produksi panas dan kehilangan panas agar suhu tubuh tetap konstan
dan normal. Hubungan ini diatur oleh mekanisme neurologis dan
kardiovaskuler. Suhu tubuh di atur oleh hipotalamus yang terletak diantara
dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termostat. Suhu yang
‘nyaman’ merupakan ‘sel-point’ untuk operasi sistem pemanas. Penurunan
suhu lingkungan akan mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan
suhu akan mematikan sistem pemanas tersebut.

Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh.


Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas, sedangkan hipotalamus
posterior mengatur produksi panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior
menjadi panas di luar batas titik pengaturan (sel point), maka impuls
dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme kehilangan panas
adalah keringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan
produksi panas, tubuh akan mendistribusikan darah ke pembuluh darah
permukaan untuk menghilangkan panas.

Jika hipotalamus posterior mendeteksi penurunan suhu tubuh di


bawah titik pengaturan, tubuh akan memulai mekanisme konservasi panas.
Vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran darah ke
kulit dan ekstremitas. Produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot
volunter dan otot yang menggigil. Saat vasokontriksi tidak efektif, maka
akan timbul gerakan menggigil. Penyakit atau trauma pada hipotalamus
atau sumsum tulang belakang (yang meneruskan pesan hipotalamus) akan
mengubah kontrol suhu dengan berat.

Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi


panas. Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme,
yaitu reaksi kimia dalam seluruh sel tubuh. Makanan merupakan sumber
utama bahan bakar untuk metabolisme.
2. Gangguan Suhu Tubuh akibat hipertermia
a. Pengertian Hipertermia
Hipertermia merupakan keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8oC per oral atau 38,8oC
per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall,
2012).
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
(Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma, 2015).
Hipertermia adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat
diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertermia adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal
fisiologis sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu.
Menurut Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma (2015) mengatakan
suhu normal tubuh berkisar antara 36,50C – 37,50C, hipertermia jika
suhu tubuh > 37,50C dan hipotermi jika suhu tubuh <36,50C.

b. Fisiologi Hipertermia
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal
baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen
adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah
polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit,
makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam
pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan
pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan
cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam
metabolism di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di
hipotalamus anterior. Apabila seseorang kehilangan cairan dan
elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang ada pada
pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di
hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga
kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus
anterior dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan
akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

c. Etiologi Hipertermiaa
1) Dehidrasi
2) Penyakit
3) Trauma
4) Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
5) Pemakaian pakaian yang tidak sesuai
6) Peningkatan laju metabolisme
7) Pengobatan/ anesthesia
8) Terpajan pada lingkungan yang panas
9) Aktivitas yang berlebihan

d. Faktor yang mempengaruhi


1) Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan
suhu sehingga terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis terhadap
lingkungan. Pastikan mereka mengenakan pakaian yang cukup dan
hindari pajanan terhadap suhu lingkungan. Seorang bayi lahir dapat
kehilangan 30% panas tubuh melalui kepala untuk mencegah
kehilangan panas. Suhu tubuh bayi lahir berkisar antara 35,5-37,5°C.
Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu normal
akan terus menurun saat seseorang semakin tua. Para dewasa tua
memiliki kisarab suhu tubuh yang lebih kecil dibandingkan dewasa
muda. Suhu oral senilai 35°C pada lingkungan dingin cukup umum
ditemukan pada dewasa tua. Namun, rerata suhu tubuh dari dewasa tua
adalah 36°C. Mereka lebih sensitif terhadap suhu ekstrem karena
perburukan mekanisme pengaturan, terutama pengaturan vasomotor
(vasokontriksi dan vasodilatasi) yang buruk, berkurangnya jaringan
subkutan, berkurangnya aktivitas kelenjar keringat, dan metabolisme
yang menurun.9
2) Olahraga
Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan
pemecahan karbohidrat dan lemak. Berbagai bentuk olahraga
meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama,
seperti lari jarak jauh, dapat meningkatkan suhu tubuh sampai 41°C.
3) Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih bersar.
Hal ini dikarenakan adanya variasi hormonal saat siklus menstruasi.
Kadar progesteron naik dan turun sesuai siklus menstruasi. Saat
progesteron rendah, suhu tubuh berada dibawah suhu dasar, yaitu
1/10nya. Suhu ini bertahan sampai terjadi ovulasi. Saat ovulasi, kadar
progesteron yang memasuki sirkulasi akan meningkat dan menaikkan
suhu tubuh dasar atau suhu yang lebih tinggi. Variasi suhu ini dapat
membantu mendeteksi masa subur seorang wanita. Perubahan suhu
tubuh juga terjadi pada wanita menopause. Mereka biasanya
mengalami periode panas tubuh yang intens dan perspirasi selam 30
detik dampai 5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu tubuh
sementara sebanyak 4°C, yang sering disebut hot flashes. Hal ini
diakibatkan ketidakstabilan pengaturan vasomotor.
4) Irama Sirkandian
Suhu tubuh yang normal berubah 0,5 sampai 1°C selama periode 24
jam. Suhu terendah berada di antara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang
hari, suhu tubuh meningkat dan mencapai maksimum pada pukul 6
sore, lalu menurun kembali sampai pagi hari. Pola suhu ini tidak
mengalami perubahan pada individu yang bekerja di malam hari dan
tidur di siang hari. Dibutuhkan 1 sampai 3 minggu untuk terjadinya
pembalikan siklus. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah
seiring usia.
5) Stress
Stres fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh melalui
stimulasi hormonal dan saraf. Perubahan fisiologis ini meningkatkan
metabolisme, yang akan meningkatkan produksi panas. Klien yang
gelisah akan memiliki suhu normal yang lebih tinggi.
6) Lingkungan
Lingkungan memengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi
yang tepat, suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu
lingkungan. Suhu lingkungan lebih berpengaruh terhadap anak-anak
dan dewasa tua karena mekanisme regulasi suhu mereka yang kurang
efisien.

7) Pengukuran Suhu Tubuh


Pemeriksaan suhu tubuh dapat di lakukan dengan cara mengukur
suhu tubuh seseorang dengan menggunakan alat yang dinamakan
Thermometer. Menurut skalanya terdapat beberapa macam
Thermometer, diantaranya :

1) Thermometer Celcius
2) Thermometer Fahrenheit
3) Thermometer Reamur
4) Thermometer Kelvin
Sedangakan tempat untuk mengukur derajat suhunya yaitu :

1) Ketiak (aksila) : mengukur suhu klien dengan menggunakan


thermometer yang di tempatkan di aksila/ketiak.
 Keuntungan:
 Aman dan tidak mengganggu.
 Dapat digunakan dapat bayi baru lahir.
 Pelaksanaan:
Menurut kebiasaan rumah sakit.
Dimana tidak dapat dikerjakan pada bagaian tubuh lainnya.
 Nilai normal untuk suhu per aksila
  Orang dewasa adalah 35,8-37,3° C
  Bayi 36,8-37° C.
 Kontraindikasi : Pasien yang luka / kudis diketiak, operasi
pada mammae.
2) Mulut (kavum oris) : mengukur suhu tubuh klien dengan
menggunakan thermometer yang ditempatkan di mulut/oral.
 Keuntungan: paling mudah dilakukan, nyaman, pembacaan
hasil akurat.
 Nilai normal suhu per oral adalah 35,8-37,3° C
 Kontraindikasi : Klien tidak mampu menahan termometer di
dalam mulut, Resiko tergigit oleh klien seperti bayi atau anak
kecil, Klien bingung atau tidak sadar, Perbedaan oral, trauma
mulut atau wajah, Bernapas hanya dengan melalui mulut,
Riwayat kejang-kejang,Gemetar kedinginan.
3) Pelepasan (rectum) : Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan
thermometeryang ditempatkan di rectal/anus/pelepasan.
 Kontraindikasi;
- Pembedahan atau gangguan pada rectal seperti pada
tumor/hemoroid.
- Klien yang tidak dapat berposisi baik seperti mereka dengan
traksi atau pada bayi baru lahir.
- Pada klien yang berpenyakit kelamin.
 Nilai normal suhu per rectal pada orang dewasa adalah :36,1-
37°C
C. GEJALA DAN TANDA
1. Suhu tinggi 37,8oC peroral atau 38,80C per rektal
2. Takikardi
3. Takipnea
4. Konvulsi (kejang)
5. Kulit kering, kemerahan dan terasa hangat
6. Menggigil
7. Dehidrasi
8. Pusing
9. Kehilangan nafsu makan
D. POHON MASALAH

Endogen Pirogen Eksogen

( Mikroorganisme, ( substansi penyebab ( trauma,


monosit, makrofag, demam ) pemakaian
toksik) pakaian, aktivitas )

Sirkulasi darah

Hipotalamus

Hipotalamus Anterior Mengatur Hipotalamus Posterior


keseimbangan
termoregulasi
 titik patokan suhu  titik patokan suhu

(sel point) (sel point)


Produksi panas dan
kehilangan panas tidak
 kehilangan cairan  kehilangan cairan
seimbang
elektrolit tubuh elektrolit tubuh

Ketidakefektifan
 elektrolit pada  elektrolit pada
termoregulasi pembuluh darah
pembuluh darah
(dehidrasi)

 suhu tubuh  suhu tubuh

Hipertermia Hipotermia
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Riwayat penyakit dan keluhan
2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan
terjadinya resiko infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien
thypoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
4) Uji tourniquet

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Non Farmakologi
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital pasien
c. Observasi perubahan warna kulit pasien
d. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
e. Anjurkan pasien banyak minum
f. Anjurkan pasien banyak istirahat
g. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan
paha, leher bagian belakang
h. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai
pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang
penyakitnya
2. Farmakologi
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
2. Status Kesehatan :
Keluhan utama : panas
3. Riwayat penyakit sekarang :
a. Hipertermi :
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh panas
b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2) Data Objektif
a) Suhu tubuh >37oC
b) Takikardia
c) Mukosa bibir kering
d) Warna kulit kemerahan
b. Hipotermi : ketika suhu tubuh turun menjadi 35 0C, klien mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 0C frekuensi
jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun.
4. Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan turun,
eliminasi, nyeri otot, dan sendi dll).
b. Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul
gejala gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin,
kering,kemerahan,hangat dan turgor kulit menurun)
c. Tanda – tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, sakit kepala,
nyeri otot, lemah dll

H. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermiaa berhubungan dengan penyakit
2. Hipotermia berhubungan dengan penuaan
3. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

I. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Hipertermia NOC NIC
berhubungan dengan Thermoregulation Fever treatment 1. Mengetahui
penyakit Setelah dilakukan selama 1. Observasi perkembangan
x24 jam tindakan keadaan umum kondisi pasien
diharapkan hipertermia pasien 2. Tanda vital
berkurang. 2. Monitor TTV merupakan acuan
Kriteria hasil : 3. Monitor warna untuk mengetahui
1. Suhu tubuh dalam kulit keadaan umum
rentang normal 4. Monitor tanda – pasien.
(36-37,5°C). tanda 3. Perubahan warna
2. Nadi dan RR dalam hipertermiaa kulit menjadi salah
rentang normal (N: 5. Berikan obat satu indikator tanda
60-100 x/menit, R: antipiretik hipertemia
16-20 x/menit). 6. Tingkatkan 4. Mengetahui
3. Tidak ada perubahan intake cairan intervensi yang tepat
warna kulit dan nutrisi 6. Membantu dalam
4. Turgor kulit baik 7. Kolaborasi penurunan panas
5. Tidak ada pusing pemberian 7. Peningkatan suhu
cairan intravena tubuh
8. Kompres hangat mengakibatkan
pada lipatan penguapan tubuh
paha dan aksila meningkat sehingga
9. Anjurkan perlu diimbangi
beristirahat dengan asupan
10. Beri Health cairan yang
Education ke banyak/adekuat.
pasien dan 8. Memenuhi
keluarganya kebutuhan cairan
mengenai elektrolit tubuh
hipertermia 9. pemindahan panas
secara konduksi.
10. Meminimalisir
produksi panas yang
diproduksi oleh
tubuh
11. Meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman dari
pasien dan
keluarganya

Hipotermia NOC NIC 1. Tanda vital


berhubungan dengan Thermoregulation 1. Monitor TTV merupakan acuan
penuaan Thermoregulation : 2. Monitor warna untuk mengetahui
neonate kulit keadaan umum
Kriteria hasil : 3. Monitor tanda – pasien.
1. Suhu tubuh dalam tanda hipotermi 2. Perubahan warna
rentangan normal 4. Tingkatkan kulit menjadi salah
2. Nadi dan RR intake cairan satu indikator tanda
dalam rentangan 5. Selimuti pasien hipotemia
normal 6. Ajarkan pasien 3. Membantu
cara mencegah menentukan
hilangnya intervensi yang tepat
kehangatan tubuh 4. Membantu
7. Ajarkan indikasi mengembalikan suhu
menghindari tubuh normal
hipotermi dan 5. Membantu
penanganan yang memberikan
diperlukan kehangatan pada
8. Beri antipiretik pasien
jika perlu 6. Kehilangan
kehangatan tubuh
memperburuk
keadaan pasien
7. Mengetahui indikasi
dan penanganan
hipotermi akan
mempermudah
proses pengobatan
8. Antipiretik
membantu
mengembalikan pada
suhu normal
Ketidakefektifan NOC NIC 1. Tanda vital
termoregulasi Hidration 1. Monitor TTV merupakan acuan
berhubungan dengan Adherence behavior 2. Monitor untuk mengetahui
penyakit Immune status perubahan warna keadaan umum
Risk control kulit pasien.
Risk detection 3. Monitor tanda – 2. Perubahan warna
Kriteria hasil : tanda hipotermi kulit menjadi salah
1. Keseimbangan dan hipertermi satu indikator tanda
antara produksi 4. Tingkatkan hipotemia
panas, panas yang intake cairan dan 3. Membantu
diterima dan nutrisi menentukan
kehilangan panas 5. Selimuti pasien intervensi yang tepat
2. Seimbang antara 6. Ajarkan pasien 4. Membantu
produksi panas, cara mencegah mengembalikan suhu
panas yang keletihan akibat tubuh normal
diterima, dan panas 5. Membantu
kehilangan panas 7. Beritahu indikasi memberikan
selama 28hari terjadinya kehangatan pada
pertama keletihan dan pasien
kehidupan penanganan 6. Keletihan yang
3. Keseimbangan emergency yang berlebih dapat
asam basa bayi diperlukan memperlambat
baru lahir 8. Beri antipiretik proses penyembuhan
4. Temperature jika perlu 7. Penangan yang tepat
stabil (36,5-370C) dapat membantu
5. Tidak ada kejang proses penyembuhan
6. Tidak ada 8. Antipiretik
perubahan warna membantu
kulit mengembalikan pada
7. Glukosa darah suhu normal
stabil
8. Pengendalian
risiko :
hipertermia,
hipotermis,
proses menular,
paparan sinar
matahari
J. REFERENSI
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.
Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herlman,T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.Edisi 10. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma. 2014.Handbook for Health Student.
Yogyakarta:MediAction Publishing
Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Edisi Revisi Jilid 1.
Yogyakarta:MediAction Publishing.

Anda mungkin juga menyukai