Anda di halaman 1dari 157

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II ( PKL II)

PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

DESA BAMBULUNG, KECAMATAN PEMATANG KARAU,

KABUPATEN BARITO TIMUR

DISUSUN OLEH :

ALPIN SYAHRIZAL

NIREM : 05.1.4.17.0776

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN

YOGYAKARTA - MAGELANG

JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II (PKL II)


PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN

PERTANIAN DESA BAMBULUNG, KECAMATAN PEMATANG KARAU,

KABUPATEN BARITO TIMUR

Disusun Oleh:
Alpin Syahrizal
NIREM: 05.1.4.17.0776

Menyetujui:

Mengetahui:

Pembimbing I Pembimbing II
Screenshot
ACC Terlampir

Dr. Ananti Yekti, SP, MP Asih Farmia, SP, M.Agr.Sc


NIP. 197410291998032001 NIP. 197111292001122001

Ketua Jurusan Pertanian


Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Dr. Ir. Sujono, MP.


NIP 196102061988031001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga pengajuan “Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian Di Desa
Bambulung Kecamatan Pematang karau, Kabupaten Barito Timur” dapat
diselesaikan dengan baik.

Laporan ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap,


dapat melaksanakan penyuluhan, serta dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan
penyuluhan sehingga mahasiswa dapat menjadi penyuluh profesional yang
diinginkan. Pada PKL I Tahun 2019 telah dilakasakan perencanan penyuluhan
pertanian yang akan digunakan saat PKL II. Terimakasih atas bantuan dari pihak
pembimbing materi maupun teknis, Ucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Rajiman, SP, MP. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian


Yogyakarta - Magelang.
2. Dr. Ir. Sujono,MP. selaku Ketua Jurusan Pertanian, Politeknik Pembanguan
Pertanian Yogyakrta – Magelang.
3. Ir. Miftakhul Arifin, M.Pd selaku Ketua Prodi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan.
4. Dr. Ananti Yekti, SP, MP selaku Pembimbing Internal I dan Asih Farmia, SP,
M.Agr.Sc selaku Pembimbing Internal II,
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh


karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak, demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang.

Barito Timur, Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN ............................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................v
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Tujuan ........................................................................................................... 2

C. Manfaat ......................................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4

A. Penyuluhan Pertanian ................................................................................... 4

B. Pelaksnaan Penyuluhan Pertanian ................................................................ 5

C. Evaluasi Penyuluhan Pertanian ................................................................. 15

III. METODE PELAKSANAAN...........................................................................27

A. Waktu Dan Tempat ..................................................................................... 27

B. Materi Kegiatan .......................................................................................... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................31

A. Gambaran Umum ....................................................................................... 31

B. Hasil Kegiatan ............................................................................................ 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 79

A. Kesimpulan ................................................................................................. 79

B. Saran ........................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81

LAMPIRAN .................................................................................................... 83

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis- Jenis Media Penyuluhan Pertanian ................................................. 8

Tabel 2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ...........................27

Tabel 3 Materi Kegiatan PKL II ............................................................................27

Tabel 4 Jenis Penggunaan Lahan ...........................................................................31

Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin .........................................34

Tabel 6 Mata pencaharian penduduk berumur 10 tahun keatas .........................34

Tabel 7 Data kelompok tani ....................................................................................34

Tabel 8 Kriteria analisis diskritif presenase .........................................................55

Tabel 9 Presentase keterlibatan responden dalam menetapkan materi .............56

Tabel 10 Keterlibatan responden dalam menentukan waktu dan tempat .........57

Tabel 11 Presentase kesesuaian materi dengan tujuan penyuluhan .................58

Tabel 12 Presentase kesesuaian metode dengan tujuan penyuluhan .................58

Tabel 13 Presentase Kesesuaian media dengan tujuan penyuluhan ..................59

Tabel 14 Tingkat adopsi dan inovasi penyuluhan ...............................................59

Tabel 15 Klasifikasi peningkatan tentang pengetahuan petani ..........................72

Tabel 16 Klasifikasi peningkatan tentang sikap petani .......................................72

Tabel 17 Klasifikasi peningkatan tentang keterampilan petani .........................72

Tabel 18 Perubahan perilaku ..................................................................................73

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Elemen Kompetensi I .........................................................................84

Lampiran 2 Elemen Kompetensi II..................................................................... 100

Lampiran 3 Elemen Kompetensi III ................................................................... 104

Lampiran 4 Elemen Kompetensi IV ................................................................... 120

Lampiran 5 Lembar Konsultasi PKL II ............................................................. 153

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku

usaha agar mereka mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya

dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Adapun tugas pokok Penyuluh Pertanian yang tertera dalam Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008 adalah

melakukan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan

pertanian evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan penyuluhan pertanian

(Kementan, 2008).

Dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan profil lulusan yang ahli dalam

bidangnya, kurikulum Polbangtan didesain dengan mengedepankan kegiatan praktik.

Kegiatan praktik memiliki tujuan yang selaras dengan prinsip pembelajaran learning

by doing. Kegiatan praktik secara umum dapat didefinisikan sebagai pembelajaran

yang dapat memberikan sebuah pemahaman yang lebih jelas pada suatu masalah

yang bersifat abstrak, memberikan lebih banyak pengalaman dengan adanya

keterlibatan aktif peserta didik.

Mahasiswa sebagai pelaku pembelajaran harus mampu mengembangkan potensi

diri khususnya dalam mencapai kompetensi Penyuluh Pertanian. Salah satu upaya

Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kompetensi Penyuluhan Pertanian

dengan menyelenggarakan pendidikan program Diploma IV Penyuluh Pertanian.

1
Dengan meningkatnya kompetensi penyuluh pertanian tersebut, diharapkan program

pemberdayaan petani dan keluarganya terlaksana lebih optimal dan dapat membantu

kesejahteraan petani, untuk mewujudkan program pemberdayaan tersebut Politeknik

Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang menyelenggarakan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) II untuk mahasiswa semester VI.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara umum didefinisikan sebagai

aktivitas perkuliahan di luar kampus yang mengedepankan praktik kegiatan sesuai

pengalaman di lapangan. Praktik Kerja Lapangan (PKL) II juga sebagai sarana

belajar yang efektif bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan penyelenggaraan dan

kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai Penyuluh khususnya

pelaksanaan dan evaluasi penyuluhan pertanian.

Pelaksanaan dan evaluasi penyuluhan pertanian merupakan proses kelanjutan dari

perencanaan program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Pelaksanaan dan evaluasi penyuluhan pertanian ini sangat penting untuk kegiatan

program penyuluhan pertanian.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II telah dilaksanakan di Balai Penyuluhan

Pertanian (BPP) Kecamatan Pematang Karau. Dengan wilayah desa untuk

pelaksanaan adalah Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten

Barito Timur, Provinsi Jawa Tengah.

B. Tujuan

Kegiatan PKL II bertujuan untuk memberi bekal kepada mahasiswa agar memiliki

Kompetensi Penyuluh Pertanian yang profesional, meliputi aspek:

1. Pengetahuan : Mahasiswa mampu melakukan persiapan pelaksanaan penyuluhan

dan langkah-langkah evaluasi, termasuk pembuatan instrumen evaluasi

2
penyuluhan.

2. Keterampilan : Mahasis wa mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan dan

evaluasi pelaksanaan penyuluhan.

3. Sikap : Mahasiswa mampu memiliki jiwa penyuluh profesional dan memiliki rasa

tanggung jawab yang besar terhadap petani.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa :Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan

kegiatan penyuluhan dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian bagi pelaku

utama dan pelaku usaha, Mewujudkan jiwa penyuluh professional dan penuh

tanggung jawab.

2. Bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah, petani dan Stakeholder adalah

membantu menyelesaikan tugas/ pekerjaan yang dilakukan pelaku utama dan

usaha.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan Pertanian

1. Pengertian Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha

agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam mengakses

informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup (Undang – Undang No 16 tahun 2006).

Mardikanto (2009) menyatakan bahwa, penyuluhan pertanian adalah proses

perubahan sosial, ekonomi, dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat

kemampuan masyarakat melalui proses berlajar bersama yang partisipatif agar

terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholder yang terlibat dalam proses

pembangunan demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri dan

partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan.

2. Tujuan Penyuluhan Pertanian

Tujuan dalam penyuluhan pertanian yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

Tujuan jangka pendek hanya menumbuhkan perubahan yang lebih terarah pada

usahatani yang meliputi : perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap, dan tindakan

petani. Sedangkan tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan petani (Kartono, 2008).

3. Sasaran Penyuluhan Pertanian

Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006, yang menjadi sasaran penyuluhan

adalah pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi

4
sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama

dan pelaku usaha. Sasaran utama penyuluhan pertanian meliputi petani, pekebun,

peternak, baik individu maupun kelompok, dan pelaku usaha lainnya (Ceksa,

2011).

Sasaran dalam penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan pelaku usaha.

Pelaku utama adalah petani beserta keluarganya atau koperasi yang mengelola

usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran satwa dan

tumbuhan di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi : usaha hulu, usahatani,

agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang. Sedangkan pelaku usaha adalah

perorangan atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang

mengelola usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan (Departemen Pertanian,

2006).

B. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah tindakan-tindakan nyata dari apa-apa

yang telah ditetapkan/dituliskan dalam programa penyuluhan yang telah disusun.

Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu ditentukan materi apa yang perlu

disampaikan, dimana penyuluhan pertanian akan dilaksanakan, kapan penyuluhan

pertanian dilaksanakan, siapa yang melakukan penyuluhan dan bagaimana cara

melakukan (Ibrahim et al., 2003). Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua

kelompok yang aktif. Di satu pihak adalah kelompok penyuluh dan yang kedua

adalah kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu

membawa sasaran penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan.

Sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket

penyuluhan pertanian (Sastraatmadja, 1993).

5
1. Menetapkan media penyuluhan pertanian

Menurut Redono (2013) bahwa kata media berasal dari bahasa latin medius

yang secara harfiah berarti “tengah”, “peantara”, atau “pengantar”, yaitu

perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan,

sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan

untuk memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang

dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada

sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

a. Jenis-jenis Media Penyuluhan Pertanian

Menurut Sujana dan Rivai (2001) terdapat beberapa jenis media yang

digunakan dalam kegiatan penyuluhan, jenis media tersebut adalah :

1) Media Grafis (Grafika) yang terdiri dari bagan, diagram, grafik, poster,

kartun, dan komik. Dalam bahasa Yunani “graphikos” mengandung arti

melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat graphics

berarti sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat atau penyajian yang

efektif. Dengan demikian media grafis adalah media yang dapat

mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas dan kuat

melalui perpaduan antara kata-kata dan gambar.

2) Media Fotografi yaitu media berupa gambaran tetap (still picture) yang

terdiri dari dua kelompok, yaitu: 1) gambar datar tidak tembus pandang (flat

opaque picture) misalnya, gambar fotografi/foto-foto, dan lukisan tercetak,

2) gambar tembus pandang (transparant picture) misalnya, film slide, film

strip dan transparansi.

6
3) Media Terproyeksi yang terdiri atas overhead projector, slide, dan film

strip.

4) Media Audio yaitu media dalam bentuk pita suara atau piringan suara.

Termasuk dalam media ini adalah radio, kaset, radio kaset, piringan hitam.

5) Media Tiga Dimensi yang terdiri dari model dan boneka. Model dapat

dibagi atas 3 katagori yaitu model padat (solid model), mock up dan

diorama. Masing-masing model dapat berukuran sama dengan aslinya atau

dapat dengan skala lebih besar atau lebih kecil.

Terdapat beberapa jenis media penyuluhan pertanian yang sering digunakan

dalam kegiatan penyuluhan pertanian dapat dilihat pada Tabel 1 Jenis Media

Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Karakteristik dan Contoh-contohnya,

meliputi :

Tabel 1. Jenis- Jenis Media Penyuluhan

No Jenis Media Contoh-Contoh


1 Media Penyuluhan Buku, brosur, leaflet, folder, poster, peta singkap
Tercetak Kelebihannya : relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-
ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-
masing, mudah dibawa dsb.
Kelemahannya : Proses penyampaian sampai pencetakan
butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak,
membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung
membosankan bila padat dan panjang.
2 Media Penyuluhan Siaran radio dan kaset rekaman audio
Audio Kelebihannya : Informasi dikemas sudah tetap, terpatri
dan tetap sama bila direproduksi. Produksi dan
reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah
didistribusikan.
Kelemahannya : Bila terlalu lama akan membosankan,
perbaikan atau revisi harus memproduksi master baru.

7
No Jenis Media Contoh-Contoh
3 Media Penyuluhan Siaran televisi, kaset video, sound slide dan film.
Audio-Visual Kelebihannya : dapat memberikan gambaran yang lebih
kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih
atraktif dan komunikatif.
Kelemahannya : Biaya produksi relatif mahal, produksi
memerlukan waktu dan diperlukan peralatan yang tidak
murah.
4 Media penyuluhan Menunjukan benda hidup secara nyata, berbentuk tiga
berupa Objek fisik dimensi dan alat peraga.
atau benda nyata Kelebihannya : Dapat menyediakan lingkungan belajar
yang amat mirip dengan lingkungan kerja sebenarnya,
memberikan stimulasi terhadap banyak indera, dapat
digunakan sebagai latihan kerja, latihan menggunakan
alat bantu dan atau latihan simulasi.
Kelemahannya : Relatif mahal untuk pengadaan benda
nyata.
Sumber:Redono, 2013

b. Tujuan dan Fungsi Pemilihan Media

Menurut Mardikanto (1993) dalam setiap kegiatan penyuluhan, seorang

penyuluh tidak hanya cukup menetapkan topik materi penyuluhan, merancang,

dan menggunakan berbagai metode dan teknik penyuluhan. Ada yang tidak

boleh dilupakan yaitu persiapan tentang perlengkapan penyuluhan.

Perlengkapan penyuluhan sangat penting untuk membantu kelancaran

pelaksanaan penyuluhan maupun untuk memperjelas materi yang disampaikan

agar mudah diingat dan dipahami oleh sasarannya.

Sedangkan menurut Redono (2013) sebelum menggunakan media

penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan. Selanjutnya,

tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan

efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan

8
perilaku petani. Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai

persiapan pemilihan, sebagai berikut :

1) Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian

yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.

2) Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah

disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.

3) Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil

mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.

4) Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat

efektivitas yang berbeda-beda.

5) Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode

penyuluhan yang digunakan.

Menurut Redono (2013) beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

media penyuluhan pertanian adalah :

1) Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai

dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek perilaku adalah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

2) Tahap adopsi sasaran yaitu pemilihan media disesuaikan dengan tahap adopsi

petani. Tahap kesadaran, minat penilaian, mencoba dan menerapkan, masing-

masing memerlukan media yang efektif misalnya untuk tahap adopsi penilaian

dan mencoba, dipilih media sesungguhnya melalui metode demonstrasi.

3) Jangkauan media penyuluhan pertanian yaitu pemilihan disesuaikan dengan

jangkauan media, untuk pendekatan perorangan dan kelompok dipilih media

sesungguhnya melalui metode demonstarsi cara, kunjungan ke usahatani,

9
sedangkan untuk pendekatan massal dipilih media sesungguhnya melalui

metode pameran, media terekam melalui siaran radio dan terproyeksimelalui

siaran televisi.

4) Karakteristik media berkaitan dengan rangsangan terhadap indera sasaran.

Penggolongan media menurut kelom[pok audio-visual misalnya adalah untuk

memudahkan memilih tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi.

5) Pertimbangan dana yang tersedia yaitu pemilihan media sesungguhnya yang

dapat dibuat sendiri dengan harga relative murah merupakan alternative yang

perlu di tempuh apabila dana yang tersedia sangat terbatas.

6) Pemilihan beberapa media penyuluhan unuk digunakan secara terpadu, yaitu

pemilihan kombinasi media tersebut tetap mengacu pada penggunaan yang

efektif dan efisien.

Beberapa fungsi penggunaan media penyuluhan pertanian menuru

Mardikanto (1993) meliputi :

a) Memperjelas pengertian tentang segala sesuatu yang diuraikan atau

disampaikan penyuluh secara lisan, sehingga dapat menghindarkan terjadinya

salah pengertian yang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penyuluh.

b) Membuat penyuluhan lebih efektif, karena sasaran lebih cepat menerima dan

memahami segala sesuatu yang dimaksudkan penyuluhnya.

c) Menarik perhatian atau memusatkan perhatian sasaran, saling lebih

mengkonsentrasikan diri untuk mengikuti jalannya penyuluhan.

d) Menghemat waktu yang diperlukan.

e) Memberikan kesan yang lebih mendalam, sehingga sasaran tidak mudah

melupakan kegiatan penyuluhan yang pernah diikutinya.

10
2. Menerapkan Metode Penyuuhan Pertanian

Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi(isi

pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta

anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka

tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru.

Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik penyampaian

materipenyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha

agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya

dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Menurut Sujono dkk (2019) Dalam penyuluhan pertanian perlu dilakukan

pemilihan metode yang tepat sehingga memberikan hasil seperti yang dinginkan.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbanga pemilihan metode yaitu:

a. Keadaan sasaran

Keadaan sasaran merupakan profil sasaran (petani) sehingga diketahui latar

belakang sasaran yang berguna dalam kelancaran penyuluhan. Profil sasaran

yang penting adalah tingkat pendidikan, tingkat ketrampilan, sikap, jumlah

anggota keluarga, penyuluhan yang pernah diikuti, keadaan sosial budaya, dan

sebagainya.

b. Kemampuan penyuluh

Penyuluh memiliki kemampuan yang akan menentukan tingkat keberhasilan

dalam penyuluhan karena menyangkut tingakat penguasaan materi, keahlian

11
penerapan metode, pemilihan media, penguasaan sasaran, kepandaian

berkomunikasi, penggunaan alat bantu, alat peraga, pengasaan sasaran, dan

sebagainya. Penyuluh mempunyai tugas sebagai penyampai materi, maka

dituntut menguasai banyak hal seperti diuraikan diatas.

c. Keadaan daerah atau wilayah

Keadaan daerah menggambarkan kondisi riil yang ada di wilayah petani dan

sangat kompleks yang berkaitan dengan penyuluhan. Kondisi tersebut meliputi

keadaan topografi, usahatani, musim, pasar, sarana, peralatan, dan sebagainya.

Data-data keadaan wilayah akan membantu sebagai dasar penetapan metode

penyuluhan sehingga akan lancar. Keadaan wilayah dapat diperoleh melalui

observasi langsung ke lapangan, pengambilan data di BPP, kantor kecamatan,

kantor desa, wawancara dengan tokoh masyarakat dan sebagainya.

d. Biaya dan sarana

Biaya dan sarana akan menentukan keberhasilan penyuluhan, karena setiap

penyuluhan pasti memerlukan biaya dan sarana. Penyuluhan dengan cara

penyajian praktek akan memerlukan biaya yang relatif tinggi, sedangkan

penyuluhan cara penyajian dalam bentuk teori relatif murah. Biaya dalam

penyuluhan akan berkaitan dengan jumlah atau besarnya biaya yang diperlukan

dan sumber biaya. Besarnya biaya yang diperlukan tergantung dari bentuk

penyajian dan bentuk penyajian ini akan berkaitan dengan metode yang

ditetapkan.

e. Kebijakan pemerintah

Pemerintah memiliki kebijakan yang bersifat nasional dan lokal. Kebijakan

yang bersifat nasional adalah dari pemerintah pusat. Kebijakan ini misalnya

12
tentang kecukupan pangan dan keamanan pangan yang didukung dengan

program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yang selanjutnya di

turunkan kebijakan ini menjadi kebijakan tingkat propinsi dan kabupaten.

Pemerintah daerah tingkat propinsi dan tingkat kabupaten juga memiliki

program tersendiri yang tidak terkait langsung dengan pemerintah pusat

sehingga terbit SK Gubernur, SK Bupati, dan sejenisnya. Kegiatan penyuluhan

akan mengacu kebijakan pemerintah yang ada sehingga akan mendukung

kebijakan tersebut. Adanya P2BN, maka di tingkat lapangan dapat dilakukan

penyuluhan dengan metode Sekolah Lapangan, Demonstrasi cara dan hasil,

kursus tani, dan sebagainya.

f. Materi

Materi penyuluhan memegang peranan penting dalam keberhasilan penyuluhan

sehingga menjadi perhatian khusus. Hal-hal yang harus dipertimbangkan

adalah tingkat kesulitan, keuntungan, kerumitan, kepraktisan, kesesuaian,

kesinambungan, kemudahan mendapatkan alat dan bahan, dan sebagainya.

Berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, bila dalam penyuluhan penyuluh

berkeinginan sasaran untuk sampai pada tingkat mengetahui maka dengan

metode ceramah, diskusi akan tercapai. Tetapi bila diharapkan sasaran sampai

pada tingkat terampil, maka harus dengan yang menggunakan praktek. Sasaran

akan terampil bila melakukan kegiatan praktek.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar penyuluhan dengan media dapat

diterima oleh petani menurut Sujono (2013) meliputi :

13
1) Profitable, memberikan keuntungan kepada ssaran.

2) Complementer, dapat mengisi kegiatan komplementer dari kegiatan yang ada

sekarang.

3) Compatibility, sejalan dengan adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat

sasaran.

4) Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan ketrampilan

terlalu tinggi.

5) Availability, pengetahuannya, biaya, sarana yang diperlukan dapat disediakan

oleh sasaran.

6) Immediate aplicability, bermanfaat dan segera memberikan hasil yang baik.

7) In expensiveness, bila ada tambahan biaya relatif murah.

8) Law risk, risiko kecil dalam penerapannya.

9) Spectaculer impact, ada sesuatu yang menarik dan menonjol.

10) Expandible, dapat dilaksanakan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas

dalam kondisi yang berbeda-beda.

Menurut Sujono (2013) terdapat beberapa macam metode penyuluhan pertanian

meliputi :

1) Kunjungan (anjangsana), kunjungan terencana penyuluh kepada sasaran baik

dirumah atau ditempat usahatani dengan tujuan menumbuhkan kepercayaan

diri petani dan keluarganya.

2) Demonstrasi, berdasarkan sasaran terbagi menjadi demonstrasi plot (demplot),

demonstrasi farming (demfarm), demonstrasi area (dem-area), demonstrasi

unit (dem-unit). Sedangkan berdasarkan jenis kegiatannya terbagi menjadi

demonstrasi cara, demonstrasi hasil, dan demonstrasi cara dan hasil.

14
3) Sekolah lapang (SL), metode penyuluhan pertanian yang kegiatannya berada

ditempat usahatani didukung dengan sarana belajarnya, kurikulum yang rinci

dan terpadu serta beajar dalam satu siklus tertentu.

4) Pameran, metode penyuluhan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran

dan minat akan adanya teknologi baru dengan sasaran petani secara masal.

5) Kunjungan pertemuan petani, wadah bagi petani untuk berkumpul saling

memberi informasi dan merencakan kegiatan kegiatan yang akan datang.

6) Temu wicara, pertemuan antara pemerintah dengan petani pada umumnya.

7) Temu usaha, pertemuan antara petani selaku produsen dengan pengusaha

selaku pembeli produksi petani.

8) Temu karya, pertemuan antara petani atau poktan dengan petani dan poktan

lain dengan tujuan saling bertukar informasi.

C. Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Evaluasi merupakan proses agar diketahui relevansi, efisiensi, efektivitas, dan

dampak kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

secara sistematik dan obyektif.

1. Pengertian Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Hainulzai M, (2017). Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian

merupakan proses yang sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan

oleh evaluator melalui pengumpulan dan analisis informasi secara sistematik

mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan penyuluhan

pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi, efektifitas/efisiensi

pencapaian / hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya digunakan sebagai

15
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada perencanaan dan

pengembangan kegiatan selanjutnya.

Erwin, (2012). Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting bila dilihat

dari segi manfaat sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program atau

kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan

untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau program penyuluhan dan kinerja

penyuluh, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan,

membandingkan antara kegiatan dan tujuan yang telah ditetapkan

2. Tujuan Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Menurut Stufflebeam (1971) mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan

evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang ditetapkan, atau

untuk mengetahui kesenjangan (deskrepansi) antara keadaan yang telah dicapai

dengan keadaan yang dikehendaki atau seharusnya dapat dicapai, sehingga dengan

demikian akan dapat diketahui tingkat efektifitas dan efisiensi kegiatan yang telah

dilaksanakan : untuk selanjutnya dapat segera diambil langkah-langkah guna

meningkatkan tingkat efektifitas dan efisiensi kegiatan seperti yang dikehendaki.

Kusnadi (2011) Tujuan Evaluasi Penyuluhan Pertanian sebagai berikut:

a. Untuk menentukan sejauh mana kegiatan penyuluhan pertanian dapat dicapai

yang ditandai dengan perubahan perilaku petani yang menjadi sasaran didik

dari kegiatan penyuluhan pertanian.

b. Didapat keterangan-keterangan dari lapangan yang dapat digunakan untuk

penyesuaian program penyuluhan pertanian yang sedang berjalan.

16
c. Untuk mengukur keefektifan dari metode dan alat bantu yang digunakan dalam

melaksanakan penyuluhan pertanian.

d. Untuk mendapatkan data laporan tentang hal-hal yang terjadi dilapangan.

e. Untuk memperoleh landasan bagi program penyuluhan pertanian.

f. Memberikan kepuasan bagi psikologis orang-orang yang terlibat di dalam

program penyuluhan pertanian.

3. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

a. Merencanakan kegiatan evaluasi

Menurut Margono (1973) mengemukakan bahwa kegiatan evauasi

penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan yang banyak merlukan waktu,

tenaga, dan biaya, dan sering terasa sangat sulit dan melelahkan.

Evaluasi hasil yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang

seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai, baik dalam

pengertian kuantitatif maupun kualitatif (Mardikanto, 2009).

1) Menetapkan tujuan evaluasi

Sujono dkk (2019) tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan dan manfaat

bersifat implisit. Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain:

menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program,

sarana, prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian

dan untuk penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Selanjutnya

Pelaporan hasil kegiatan penyuluhan pertanian sangat penting sebagai

penyampaian informasi,sebagai bahan pengambilan keputusan/kebijakan

oleh pimpinan/penanggung jawab kegiatan, pertanggungjawaban,

pengawasan dan perbaikan kegiatan berikutnya.

17
b. Menentukan metode evaluasi

Menurut Thomas Tahun 2005 kegiatan evaluasi dilakukan antara lain

dengan pemilihan metode mengikuti pemilihan fokus. Berikut metode

evaluasi yang dapat digunakan (Thomas, 2005):

1) Analisis dokumen 2) Observasi

3) Wawancara 4) Survei

5) Focus group committees 6) Kunjungan lapangan dan wisata

7) Permainan peran 8) Peta (Maps)

9) Studi kasus 10) Field trial documentation.

c. Instrument evaluasi

Menurut Mardikanto (1993) bahwa Instrumen merupakan salah satu

perangkat yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi penyuluhan pertanian

dalam pengumpulan data sehingga responden dapat menjawab pertanyaan

yang ada. Pengisian kuisioner dalam evaluasi penyuluhan dapat dilakukan

secara langsung maupun secara tidak langsung.

Menurut Mardikanto (1993) Pembuatan kuisioner harus

memperhatikan beberapa hal yaitu responden akan menterjemahkan makna

isi kuisioner sesuai keinginan pewawancara, isi responden mampu

memotivasi responden untuk terlibat dan bekerja sama dalam pengisian

kuisioner, kuisioner yang disusun meminimalkan kesalahan.

Menurut Mardikanto Tahun (1993) Penyusunan kuisioner memerlukan

tahapan-tahapan yaitu antara lain :

1) Menentukan informasi yang dibutuhkan

2) Menentukan jenis metode kuesioner yang akan digunakan

18
3) Menentukan jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada responden

4) Membuat pertanyaan yang membuat responden mampu atau ingin

menjawab

5) Menyusun struktur pertanyaan

6) Menentukan kata-kata didalam kuesioner

7) Bentuk pertanyaan yang ada di dalam kuesioner dapat bersifat

pertanyaan positif dan negative

8) Menyusun urutan pertanyaan

9) Identifikasi format dan rancangan kuesioner

10) Format kuesioner harus dibuat ringkas dan jelas

11) Menentuan uji coba kuesioner

d. Menetapkan Sampel Evaluasi

Menurut Muliadin (2015) sampel dalam evaluasi penyuluhan pertanian

mengacu pada keterwakilan dari petani atau kelompoktani yang merupakan

sasaran penyuluhan. Tidak dapat dipastiakan berapa jumlah sampelnya

secara tepat, tetapi prinsipnya sampel tersebut mewakili populasi petani atau

kelompok tani yang menerima penyuluhan (Muliadin, 2015).

Melakukan kegiatan evaluasi diperlukan untuk mengetahui populasi dan

sampel yang akan digunakan untuk kegiatan evaluasi sehingga kegiatan ini

benar-benar terstruktur.

Perumusan populasi dan sampel harus berdasarkan kebutuhan data.

Pengambilan sample dapat dilakukan dengan menggunakan acuan sebagai

berikut :

a) Tersedianya frame, atau daftar unit populasi,

19
b) Ketepatan dan ketelitian sampel,

c) Teknik penarikan sample, secara acak (probability sampling) dan secara

pilihan atau purposive (non probability sampling),

d) Jumlah sampel yang diambil,

e) Jumlah sampel yang baik harus memiliki nilai keragaman dan kesalahan

(eror) yang dapat ditolerir, alat analisis yang akan digunakan tersedianya

sumberdaya (dana, tenaga, dan waktu)

e. Menyusun Data Bentuk Tabulasi

Menurut Winna (2016) Tabulasi data dapat dilakukan melalui

tabulasi langsung yaitu data langsung ditabulasi dari kuesioner kedalam

tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara lainnya, cara ini biasanya

dilakukan untuk data yang jumlah responden dan variabelnya sangat

sedikit, proses penabulasian data secara langsung ini dikodekan dengan

sistem Tally (lidi).

f. Menganalisis Data dengan Tujuan Evaluasi

Menurut Winna (2016) berpendapat bahwa setelah data yang

diperlukan sudah terkumpul, maka langkah berikutnya adalah mengolah

dan menganalisis data. Dalam menganalisis data dan menafsirkannya

(menginterpretasikan) harus berdasarkan hasil data yang telah berhasil

didapatkan, kemudian menyajikannya dalam bentuk yang mudah

dipahami dan komunikatif.

g. Menetapkan Hasil Evaluasi

Menurut Sujono dkk, (2019) pembahasan hasil evaluasi adalah sub-

bab yang paling orisinal dalam laporan evaluasi. Dalam kerangka metode

20
ilmiah, ada tiga aspek yang mungkin digunakan untuk menyusun dan

mengembangan pembahasan ini, yaitu aspek kajian teoretis, aspek kajian

empiris, dan aspek implikasi hasil. Salah satu tujuan untuk melakukan

evaluasi adalah untuk memverifikasi rencana, apakah suatu rencana

tertentu berlaku atau dapat diamati pada obyek evaluasi tertentu.

Selanjutnya ada dua kemungkinan hasil evaluasi yang bisa diperoleh,

yakni:

(a) evaluasi yang diverifikasi terbukti atau

(b) evaluasi tidak terbukti.

h. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi

Menurut Sujono dkk (2019) pada prinsipnya, penulisan laporan

evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan evaluasi pada umumnya,

baik dalam sistimatika, pokok-pokok isi laporan yang disampaikan, hanya

bahasa serta tata tulis yang digunakan lebih populer, mudah dipahami

karena para pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat

pendidikan dan pengalaman. Format Laporan Evaluasi dalam prakteknya

dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan lembaga/di lapangan dan

maksud/tujuan dari evaluasi itu sendiri, tetapi secara umum dapat

dipaparkan sebagai berikut (Sujono dkk, 2019) :

a) Kata pengantar, pengesahan laporan, daftar isi

b) Pendahuluan, yang memuat uraian yang singkat dan cukup jelas

mengenai latar belakang atau alasan dilakukannya evaluasi,

sasaran/obyek evaluasi. Pada bagian ini berisi masalah, tujuan evaluasi

dan kegunaan evaluasi.

21
c) Landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang digunakan di dalam

pelaksanaan evaluasi.

d) Indikator dan parameter, serta pengukurannya. Rancangan evaluasi

yang mencakup populasi dan sample, berikut penjelasan tenik

penarikan sample, rincian data yang dikumpulkan, teknik

pengumpulan data, Instrumen evaluasi (biasa disampaikan dalam

bentuk lampiran)

e) Uji ketepatan dan ketelitian instrumen evaluasi, serta analisis data.

f) Gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang

dievaluasi

g) Hasil-hasil evaluasi dan Pembahasan : tampilan dalam bentuk grafik ,

gambar, tabel dsbnya. Bagian ini merupakan pemaparan dari hasil

temuan-temuan /fakta/data , dan diberi kan penjelasan artinya dan

pembahasan secukupnya

h) Kesimpulan dan saran-saran/rekomendasi.

i) Daftar pustaka

j) Lampiran-lampiran.

4. Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian

Menurut Mardikanto (1991) Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan


untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah
dapat dicapai dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.
Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani (kognitif,
afektif, dan psikomotor).
1) Kognitif, yaitu kemampuan mengembangkan intelegensia (pengetahuan,
pengertian, penerapan, analisis, sintesis)
2) Afektif, yaitu sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan menghayati

22
3) Psikomotor, yaitu gerak motor: kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan,
ketahanan dan keharmonisan
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa
jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan
keluarganya.
Menurut Mardikanto (1993), kegiatan evaluasi harus memperhatikan
prinsip-prinsip evaluasi yang terdiri atas :
a. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari
kegiatan perencanaan program, artinya, tujuan evaluasi harus selaras dengan
tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan
programnya.
b. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :
1) Obyektif, artinya selalu berdasarkan pada fakta.
2) Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized).
3) Menggunakan metoda pengumpulan data yang tepat dan teliti.
c. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur
tujuan evaluasi yang berbeda pula.
d. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :
1) Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan
dan tingkat penyimpangan pelaksanaannya.
2) Uraian kualitataif, agar dapat diketahui faktor-faktor; penentu keberhasilan,
penyebab kegagalan, dan faktor penunjang serta penghambat keberhasilan
tujuan program yang direncanakan.
e. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya :
1) Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program.
2) Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdayanya sehingga
tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, tetapi tidak banyak
manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan harus dipusatkan pada
kegiatan-kegiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas dan besar bagi
tercapainya tujuan program).

23
Langkah-langkah evaluasi penyuluhan yaitu menetapkan obyek,
menetapkan data atau informasi yang akan dikumpulkan, cara pengumpulannya,
alat/instrumen yang digunakan, cara mengolah data/informasi serta melaporkan
hasil-hasilnya. Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
1. Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi.
Unsur-unsurnya dalam tujuan penyuluhan antara lain:
a) Sasaran (S)
b) Perubahan perilaku yang dikehendaki (P)
c) Materi (M)
d) Kondisi/situasi (K)
2. Menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kemajuan-kamajuan yang
dicapai. Indikator-indikatornya meliputi:
a. Indikator perubahan kognitif
1) Penguasaan pengetahuan (knowledge)
2) Penguasaan pengertian (comprehension)
3) Kamampuan menerapkan (application)
4) kamampuan analisis (analisis)
5) Kemampuan sintesis (synthesis)
b. Indikator perubahan kemampuan afektif
1) menyadari ataumau memilih
2) Tanggap ataumau
3) yakin atau maumengikuti
4) Menghayati atau selalu menerapkan
5) Menghayati atau selalu menerapkan
c. Indikator perubahan psikomotor
1) Kecepatan
2) Kekuatan
3) Ketahanan
4) Kecermatan
5) Ketepatan
6) Ketelitian
7) Kerapihan

24
8) Keseimbangan
9) Keharmonisan

3. Mambuat alat pengukur untuk mengumpulkan data


1) Indikator : Kecepatan Dan Ketepatan
2) Standar : Kecepatan 5 Jam/Ha Dan Ketepatan 100 Kg/Ha
3) Kriteria : Trampil 5jam/ha, pupuk 100 kg/ha; ketrampilan sedang > 5
kg/ha, pupuk 100 kg/ha atau 5 jam/ha, pupuk + 100 kg/ha; tidak trampil >
5 jam/ha, pupuk < 100 kg/ha
4. Menetapkan alat pengukur yang dapat dipakai untuk mengukur data :
a. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan (daya mengingat)
b. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengertian
c. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemampuan
memecahkanmasalah
d. Rating scale untuk mengukur ketrampilan atau kegiatan-kegiatan praktek
e. Skala sikap
f. Skala minat.
g. Menarik sampel (sampling) dan melakukan pengumpulan data merupakan
langkah penting. Ada beberapa macam cara menarik sampel, tergantung
tujuan dan keadaan populasinya, tetapi yangperlu diperhatikan sample
hendaknya benar-benar menggambarkan /mewakilipopulasi yang
dievaluasi. Sampel dalam evaluasi penyuluhan pertanian mengacu pada
keterwakilan dari petani/kelompoktani yang merupakan sasaran
penyuluhan. Tidak dapat dipastikan berapa jumlah sampelnya secara tepat,
tetapi prinsipnya sampel tersebut mewakili populasi (reprensentatif)
petani/kelompok tani yang menerima penyuluhan
5. Melakukan analisis dan interpretasi data
Proses ini merupakan langkah akhir yang menentukan:
a. Lakukan cleaning data dengan cara editing di lapangan,hapuskan data yang
“nyleneh” (out lier)
b. Lakukan coding, pemberian kode untuk memudahkan pada saat memasukan
data

25
c. Lakukan tabulasi (tally,sheet, tabulasi sheet).

Analisis/interpretasi data dapat dilakukan dengan cara:


1. Presentase
2. Deskriptif(mean, modus, median, rerata, standart deviasi)
3. Statistik inferensial.
Analisa data ini tergantung tujuan evaluasi dan kesimpulan yang akan
diambil serta pertimbangan-pertimbangan yang akan dihasilkan. Dalam
melakukan pengolahan data dapat memanfaatkan alat komputasi seperti Program
excel, Program SPSS, atau dihitung secara manual dengan kalkulator. Dalam
interprestasi hasil evaluasi yang perlu dipahami adalah mengapa tujuan
penyuluhan tidak tercapai, tidak sesuai target, faktor-faktor-faktor apa saja yang
menghambatdan apa yang memperlancar, serta bagaimana solusinya/saran
perbaikannya pada waktu yang akan datang. Hasil evaluasi ini bermanfaat unutk
perbaikan program yang akan datang datang dan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan oleh pembuat kebijakan dibidang
penyuluhan/pembangunan pertanian.

26
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Dan Tempat

Kegiatan PKL II bersinergi dengan pendampingan dilapangan selama 2 bulan

yang dilaksanakan pada bulan mei sampai juni 2020.

Lokasi dilaksanakan Di Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau,

Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, untuk penepatan lokasi PKL

II ditentukan oleh pembimbing eksternal menyesuaikan dengan keadaan masa

pendemi Covid 19.

Tabel 2.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PKL II

No Kegiatan Alokasi Waktu

1. Pembekalan PKL II kepada Mahasiswa 06 Mei 2020

2. Pelepasan PKL II 07 Mei 2020

4 Pelaksanaan PKL II 07 Mei -30 Juni 2020

5. Monitoring PKL II 22 Mei – Juni 2020

6. Penyusunan dan Konsultasi Laporan PKL II 01 Juli – 20 Juli 2020

7. Ujian PKL II 20-30 Juli 2020

Sumber: Juknis PKL II Tahun 2020

B. Materi Kegiatan

Materi yang akan dilaksanakan Praktik kerja lapangan (PKL) II tentang

Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian selama 2 bulan efektif antara lain :

Tabel 3. Materi Kegiatan PKL II

UNIT ELEMEN JENIS TAGIHAN PENGUKURAN KETERANGAN


KOMPETENSI KOMPETENSI

27
Menyiapkan dan Mampu menyusun 1 Materi Sinopsis lengkap Sinopsis disusun
menggunakan materi penyuluhan 2 Media sesuai dengan maksimal 2
media penyuluhan pertanian dalam 3 LPM dan Sinopsis sistematika. Media lembar/halaman dan
pertanian bentuk sinopsis penyuluhan pertanian sesuai dengan materi ada pengesahan
dan media yang dan kondisi pembimbing
penyuluhan dibuat/digunakan pendukung.
pertanian

Menetapkan dan Mampu 1. Matrik/model urutan Adanya metode yang Metode dapat
menggunakan menetapkan dan penetapan metode ditetapkan tunggal atau
metode menggunakan 2. Metode yang kombinasi beberapa
penyuluhan metode ditetapkan metode yang ada
pertanian penyuluhan
pertanian

Mampu Adanya dokumen Adanya dokumen Pengesahan dari


mempersiapkan persiapan yang berisi persiapan lengkap pembimbing
kegiatan antara lain: eksternal
penyuluhan
pertanian 1. Materi yang
disuluhkan
2. Lembar persiapan
menyuluh
3. Petani peserta
penyuluhan (presensi)
4. Tempat
5. Waktu
6. Daftar alat peraga
7. Lembar evaluasi pra
Pelaksanaan dan post test
kegiatan 8.
penyuluhan Mampu melakukan 1. Materi yang Lembar evaluasi Lembar evaluasi
pertanian oleh kegiatan dilengkapi metode yang berisi berupa kuesioner
mahasiswa penyuluhan dan media lengkap yang berisi
pertanian disampaikan kepada menarik perhatian,
identitas responden
audiens pada saat menumbuhkan
keinginan,
lengkap dengan
penyuluhan dimulai kegiatan usaha tani.
dari pengawalan, meyakinkan,
materi inti, dan menggerakkan usaha Laporan lengkap
pengakhiran yang ditunjukkan yang disahkan
2. Lembar evaluasi pra hasil pra dan post
pembimbing
dan post test yang test yang lebih baik
eksternal
sudah terisi Laporan lengkap
pelaksanaan kegiatan
penyuluhan

Mengevaluasi Mampu 1. Materi yang akan Adanya rumusan Harus lengkap


pelaksanaan menetapkan tujuan disuluhkan lengkap tujuan secara sebagai dasar untuk
penyuluhan pelaksanaan 2. Rumusan tujuan lengkap (materi, kegiatan selanjutnya
pertanian yang evaluasi evaluasi sasaran, lokasi, dan pengesahan
dilaksanakan oleh penyuluhan tempat, waktu) pembimbing
mahasiswa pertanian eksternal

28
Mampu memilih 1. Ditetapkan metode Metode evaluasi Metode dapat 1, 2
metode evaluasi evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan atau beberapa yang
yang dirumuskan dikombinasikan
Mampu 1. Kisi-kisi, indikator 1. Kisi-kisi dan Tujuan evaluasi
mempersiapkan dan item-item dari indikator harus terurai dalam
instrumen evaluasi materi penyuluhan 2. Kuisioner kuesioner dan sesua
2. Adanya kuisioner dengan metode
evaluasi yang dipilih

Mampu 1. Data kegiatan yang Telah ditetapkan Perlu diperhatikan


menetapkan akan dievaluasi sampel lengkap kesesuaian antara
sampel sesuai (termasuk data lokasi, dengan alur/bagan responden dengan
tujuan evaluasi sasaran/peserta, penetapan responden populasi
materi, dll)
2. Data populasi
3. Data sampel
Mampu 1. Data dasar/kuisioner Hasil tabulasi sudah Hasil tabulasi dari
menetapkan dan yang telah terisi benar sesuai dengan kuisioner, tabulasi
mentabulasi jenis 2. Data kualitatif kuisioner terisi data sekunder,
data hasil evaluasi 3. Data sekunder tabulasi data
4. Tabulasi data kualitatif dan
tabulasi
Mampu 1. Hasil olah data Hasil olah data Perlu koreksi data,
menganalisa data 2. Data kualitatif menggunakan scoring, dan metode
yang dikumpulkan 3. Data sekunder statistik yang benar statistik yang
sesua dengan digunakan
tujuan evaluasi

Mampu 1. Hasil olah data Ditetapkan hasil Hasil evaluasi selalu


menetapkan hasil 2. Adanya dukungan di evaluasi sesuai dikaitkan dengan
evaluasi Bab 2 (Tinjauan dengan tujuan yang tujuan, didukung
Pustaka) dirumuskan dengan teori yang
ada

Mampu menyusun Laporan hasil evaluasi Rumusan laporan Bila perlu hasil ada
laporan hasil secara lengkap lengkap, di lampiran data
evaluasi sesuai menggunakan ejaan responden, olah
sistematika yang data, gambar, foto,
penulisan laporan disempurnakan, grafik, dll
ilmiah mengikuti kaidah
ilmiah

Mampu 1. Materi yang akan di 1. Materi yang akan di Materi penyuluhan


merencanakan evaluasi evaluasi yang akan
Mengevaluasi
evaluasi hasil 2. Tujuan evaluasi hasil 2. Tujuan evaluasi hasil dievaluasi
hasil penyuluhan
pertanian yang mahasiswa
dilaksanakan oleh
mahasiswa
Mampu 1. Kisi-kisi, indikator Menyusun kuisioner Wawancara
melaksanakan dan item-item yang berisi evaluasi dilaksanakan

29
kegiatan evaluasi 2. Kuisioner evaluasi hasil atau penerapan mendatangi lokasi
hasil hasil /adopsi domisili/lokasi
usaha tani
Wawancara dengan
responden yang telah
dikumpulkan
sebanyak 10 orang
petani

Mampu 1. Hasil tabulasi dibahas 1. Data terolah dan Laporan lengkap


menganalisa data (membandingkan ditabulasi yang disahkan oleh
evaluasi hasil antara hasil evaluasi 2. Data pembahasan pembimbing
dan teori yang ada 3. Data kesimpulan eksternal dan
dari tinjauan pustaka) 4. Data saran internal
dan disimpulkan 5. Laporan lengkap
2. Laporan evaluasi hasil
lengkap

30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Monografi Desa

a) Batas Wilayah Desa Bambulung

1) Utara : Desa Sumberejo, Kecamatan Pematang Karau

2) Timur : Desa Bararawa, Kecamatan Pematang Karau

3) Selatan : Desa Tuyau, Kecamatan Pematang Karau

4) Barat : Desa Mangaris, Kabupatan Dusun Selatan

b) Luas Tanah dan Penggunaannya

Luas wilayah Desa Bambulung adalah 9100 Ha dengan rincian

penggunaan lahan sebagai berikut:

Tabel 4. Jenis Penggunaan Lahan

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Presentase


1 Tanah Kering
• Tegalan 46 0,505 %
• Pekarangan/ Pemukiman 130 1,131 %
• Perkebunan 2891 31,769 %
• Hutan rakyat 5462 60,021 %
2 Tanah Sawah Irigasi
• Teknis 206 2,263 %
• ½ teknis - -
• Sederhana - -
• Tadah hujan 366 4,021 %
3 Kolam - -
4 Lain-lain 26 0,285 %
Total 9100 100 %
Sumber data: Luas Pengunaan Tanah Kecamatan Pematang Karau, Desa
Bambulung tahun 2018

33
2. Sumberdaya Manusia

a) Demografi

1) Jumlah Penduduk

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah (orang)
1. Laki-laki 1078
2. Perempuan 1034
Jumlah 2121

Sumber: BPS Kecamatan Pematang Karau 2018

2) Mata Pencaharian Penduduk

Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas

No Jenis Pekerjaan Jumlah


1 Petani sendiri 414 orang
2 Buruh tani 41 orang
4 Pengrajin industri rumah tangga 9 orang
5 PNS 59 orang
6 Pedagang keliling 58 orang
7 Peternak 26 orang
8 Montir 7 orang
9 Bidan swasta 4 orang
10 Perawat swasta 12 orang
12 TNI 7 orang
14 Pengusaha kecil dan menengah 343 0rang
15 Pengusaha besar 5 orang
18 Karyawan perusahaan swasta 719 orang
19 Karyawan perusahaan 13 orang
pemerintah
20 Lain-lain 404 orang
Total 2121 orang
Sumber: Data Potensi Desa Bambulung 2018

b) Kelembagaan Penyuluhan

1) Kelompok Tani

Tabel 7. Data Kelompok Tani

No Nama Kelompok Tani Wilayah Kelompok Ketua Kelompok

1 KT. Maju Brsama Prona Samsul S. Bana


2 KT .Sumber Rezeki Kirab Rahmadi
3 KT. Danau Pentet Melati Sukimin

34
4 KWT. Nusa Indah Prona I Titi Sumarni
5 KT. Bingkai Raya Jihi Aslipdinor
6 KWT. Berkat Subur Matandra Rihan Dardi
7 KT. Suka Maju Hayuput Maulana Saputra
8 KT. Kuranji Raya Hilir Barda
Sumber :Simaluhtan data kelompok tani desa Bambulung 2020

B. Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II yang telah dilaksanakan

adalah menyelesaikan tagihan dalam bentuk elemen kompetensi. Jumlah tagihan

berdasarkan elemen kompetensi sebanyak 4 elemen kompetensi, yaitu mampu

menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis dan media penyuluhan

pertanian, mampu menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan pertanian,

mampu mempersiapkan kegiatan penyuluhan pertanian, mampu melakukan kegiatan

penyuluhan pertanian, mampu menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan

pertanian, mampu memilih metode evaluasi, mampu mempersiapkan instrumen

evaluasi, mampu menetapkan sampel sesuai tujuan evaluasi, mampu menetapkan dan

mentabulasi jenis data hasil evaluasi, mampu menganalisa data yang dikumpulkan

sesuai dengan tujuan evaluasi, mampu menetapkan hasil evaluasi. Berikut ini adalah

hasil pelaksanaan PKL II Di Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau,

Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tenganh.

1. Unit Kompetensi I

Unit Kompetensi I adalah “Pelaksanaan Penyuluhan”

a. Elemen Kompetensi 1

Elemen Kompetensi 1 adalah “Menyiapkan Materi dan Mengunakan

Media Penyuluhan Pertanian”

Dalam pelaksanaan PKL II dengan elemen kompetensi ini, mahasiswa

melaksanakan tugas berupa pembuatan tagihan menentukan materi, membuat

35
media dan LPM serta sinopsis penyuluhan pertanian yang akan digunakan.

Adapun penjelasan hasil pelaksanaan nya sebagai berikut :

1) Materi

Efektivitas penyuluhan pertanian ditentukan oleh komponen-komponen

dalam sistem penyuluhan pertanian, di antaranya yaitu materi penyuluhan

pertanian, Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993). Materi yang efektif harus

dipilih dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan sasaran. Materi penyuluhan

pertanian yang akan disampaikan mahasiswa kepada pelaku utama dan pelaku

usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga dalam memilih materi

penyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran yaitu pelaku

utama dan pelaku usaha pertanian. Materi disusun dari berbagai sumber yang

relevan dan dapat dipertanggung-jawabkan yang selanjutnya disajikan dalam

format yang sistematis dan jelas.

Materi yang telah dipilih dalam penyuluhan pertanian perlu disusun kedalam

“sinopsis”. Sinopsis adalah ringkasan suatu materi tulisan yang

panjang yang ditulis dalam bentuk narasi. Penyusunan sinopsis bertujuan untuk

meringkas bahan-bahan materi penyuluhan sehingga menjadi lebih singkat,

padat, mudah dipahami dan terhindar dari bahan-bahan yang kurang relevan

dengan topik yang telah ditetapkan.

Materi yang dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun

dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). LPM yaitu lembar persiapan

menyuluh setidaknya berisi: Judul; Tujuan; Metode; Media; Waktu; Alat Bantu;

Uraian Kegiatan; dan Estimasi Waktu pelaksanaan penyuluhan. Penyusunan

36
LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh menyampaikan materi

penyuluhannya, karena di dalam LPM dicantumkan merupakan hal-hal yang

akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi

penyuluhan pertanian.

Jadi dari hasil analisis data sekunder berupa matrik programa BPP Kecamatan

Pematang Karau dipilihlah Materi yang susun adalah Pemanfaatan lahan

pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran

dengan sistem vertikultur disampaikan kepada kelompok wanita tani. Untuk

lebih jelasnya hasil materi yang akan disuluhkan dapat dilihat pada Lampiran

EK 1.

2) Media Penyuluhan Pertanian

Media penyuluhan yang dibuat dalam bentuk media cetak dan elektronik.

Media penyuluhan yang diguanakan adalah dalam penyuluhan tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur yaitu Power Point dan

Folder. Media di buat sebelum pelaksanaan kegiatan penyuluhan dengan

pertimbangankan sasaran penyuluhan dan sesuai metode penyuluhan yang akan

digunakan.

Menurut Redono (2013), media penyuluhan pertanian adalah suatu benda

yang dikemas sedemikian rupa untuk mempermudah penyampaian materi

kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Sedangkan menurut Redono (2013) sebelum menggunakan media penyuluhan

pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan. Selanjutnya, tujuan

pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan efisiensi

37
dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.

Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan,

sebagai berikut (Sujono dkk, 2019) :

a) Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan

pertanian yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.

b) Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah

disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.

c) Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk

berhasil mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.

d) Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat

efektivitas yang berbeda-beda.

e) Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode

penyuluhan yang digunakan.

Dalam pelaksanaan di lapangan, media yang dibuat dan digunakan

penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur

mempertimbangkan dengan kebutuhan sasaran dan disesuaikan dengan kondisi

sasaran. Selain itu media yang dibuat juga disesuaikan dengan metode

penyuluhan yang digunakan. Sehingga media power point dan folder ditetapkan

sebagai media yang efektif dan efisien untuk digunakan dalam kegiatan

penyuluhan.

Untuk lebih jelasnya media penyuluhan pertanian dapat dilihat pada

LAMPIRAN EK 1.

38
3) LPM (Lembar Persiapan Menyuluh)

Dalam pelaksanaannya LPM sesuai materi tentang Pemanfaatan Lahan

Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran

dengan Sistem Vertikultur berisikan judul materi, TIK, Sasaran Penyuluan, alat

bantu, bahan, tempat, waktu, metode, pokok kegiatan pendahuluan, pokok

kegiatan materi penyuluhan, pengakhiran/ penutup. LPM (Lembar Persiapan

Menyuluh) di buat untuk perencanaan tahapan pelaksanaan kegiatan penyuluhan

pertanian. Untuk lebih jelasnya hasil LPM dapat dilihat pada Lampiran EK 1

4) Sinopsis

Sinopsis tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur. Sinopsis

yang dibuat sebanyak dua halaman dengan tiga bagian yaitu bagian awal, bagian

utama dan bagian akhir. Sinopsis berisikan ringkasan materi secara garis besar,

mulai dari bagian awal berisikan definisi Pemanfaatan Lahan Pekarangan,

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Konsep KRPL Sistem Vertikultur

yang digunakan sebagai materi penyuluhan, pada bagian isi sinopsis berisikan

tahapan-tahapan pembuatan vertikultur kemudian pengakhiran dengan

kesimpulan. Sinopsis sangat membantu penyuluh dalam penyampaian materi

agar apa yang disampaikan bisa berurutan dan tidak mengambang.

Menurut L. Suhardiyanto (1990), sinopsis merupakan ringkasan suatu materi

yang berbentuk narasi singkat dari suatu materi yang panjang. Sinopsis sangat

membantu penyuluh dalam menyampaikan materi agar penyampaian bisa runtut

dan tidak mengambang. Menurut Kementan (2013) dalam Arifin Miftakhul

(2017) tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.

39
Sinopsis yang ditulis berisi (1) Bagian awal : bagian ini berisi ringkasan latar

belakang masalah “mengapa” sasaran perlu mengetahui materi tersebut. (2)

Bagian utama : bagian utama berisi ringkasan gambaran isi materi “siapa, apa,

mengapa, kapan, dimana, bagaimana” menerapkan atau melaksanakannya. (3)

Bagian akhir : bagian ini berisi ringkasan implikasi (disugestikan) materi

tersebut.

Dalam pelaksanaan nya, Sinopsis materi penyuluhan tentang Pemanfaatan

Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya

Sayuran dengan Sistem Vertikultur yang dibuat secara ringkas hal ini terbukti

dari sinopsis yang terdiri dari 2 halaman, persamaan dari pelaksanaan pembuatan

sinopsis dan teori adalah bahwa sinopsis yang dibuat terdiri dari 3 bagian yaitu

bagian awal, bagian utama dan bagian akhir serta sinopsis ditulis dalam bentuk

narasi.

Hasil pembuatan sinopsis dapat dilihat pada Lampiran EK 1

b. Elemen Kompetensi 2

Elemen Kompetensi 2 adalah “Menetapkan dan Menggunakan Metode

Penyuluhan Pertanian”

Dalam pelaksanaan PKL II ini, unit kompetensi yang harus dipenuhi oleh

mahasiswa yakni diantaranya adalah menetapkan metode penyuluhan pertanian.

Adapun penjelasan lebih lanjut tentang output pelaksanaan unit kompetensi ini

adalah sebagai berikut :

1) Matriks/ Model urutan penetapan metode dan metode yang di tetapkan

Penetapan metode yang digunakan dalam penyuluhan pertanian adalah

dengan melakukan analisis menggunakan matrik/model urutan penetapan

40
metode dengan pertimbangan keadaan sasaran, keadaan penyuluh, keadaan

wilayah, biaya dan sarana, kebijakan pemerintah, serta materi yang

disampaikan. Setelah dilakukan pertimbangan, kemudian dilakukan skoring

dan dijumlahkan total seluruh skoring berdasarkan setiap aspek pertimbangan

untuk menentukan hasil akhir metode tepat yang akan digunakan. Maka

ditetapkan metode penyuluhan yang digunakan adalah pertemuan dalam

bentuk ceramah dan diskusi serta demostrasi cara (demcar).

Menurut Sujono dkk (2019) Dalam penyuluhan pertanian perlu dilakukan

pemilihan metode yang tepat sehingga memberikan hasil seperti yang

dinginkan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan

pemilihan metode yaitu keadaan sasaran, kemampuan penyuluh, keadaan

daerah/wilayah, biaya dan sarana, kebijakan pemerintah, serta materi.

Dalam pelaksanaan dilapangan, penentuan metode penyuluhan sesuai

dengan teori yang ada yaitu dalam penentuan metode penyuluhan perlu

mempertimbangkan metode dengan beberapa faktor. Dalam penentuan

metode memang perlu mempertimbangkan beberapa faktor agar metode yang

digunakan efektif dan sesuai dengan sasaran penyuluhan.

Untuk lebih jelasnya matriks/ model urutan penetapan metode dan

menetapkan metode dapat dilihat pada Lampiran 2.

2) Pelaksanaan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluhan Pertanian dilaksanakan di Rumah Ibu Titi Sumarni

(Anggota KWT Nusa Indah) Jalan Prona RT.02/ RW.01, Desa Bambulung,

Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan

41
Tangah. Kegiatan Penyuluhan Pertanian dilaksanakan pada hari Selasa 15

Juni 2020, Pukul 10.00 WIB s.d. 11.30 WIB.

a) Materi yang dilengkapi metode dan media disampaikan kepada

audiens pada saat peenyuluhan

Materi penyuluhan yang digunakan adalah Pemanfaatan lahan

pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya

sayuran dengan sistem vertikultur, disampaikan dengan metode ceramah,

diskusi, demonstrasi cara serta melaui media folder dan slide power point.

Dalam pelakasanaan nya alat peraga yang diguanakan menjadi sebuah

media untuk menyampaikan metode Demontrasi Cara.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan diawali dengan pengisian daftar

hadir oleh peserta, kemudian dilakukan pre test, setelah melakukan pre test

langsung masuk pada kegiatan inti yaitu penyuluhan yang disampaikan

oleh mahasiswa, setelah penyuluhan selesai dilakukan pengisian post test

oleh peserta penyuluhan. Untuk lebih jelasnya, runtutan materi lengkap

dan metode serta media yang disampaikan kepada audiens tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat dilihat pada

elemen kompetensi 4.1.

b) Lembar evaluasi Pra Post dan Post Test yang telah terisi

Untuk lembar kuesioner pre test dan .post test/ lembar evaluasi yang

telah diisi oleh petani peserta kegiatan penyuluhan tentang Pemanfaatan

Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

42
Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat dilihat pada elemen

kompetensi 4.2

c) Presensi petani peserta penyuluhan yang terisi

Daftar hadir petani dalam penyuluhan pertanian tentang Pemanfaatan

lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

budidaya sayuran dengan sistem vertikultur dapat dilihat pada elemen

kompetensi 4.3.

Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku

usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam

mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber

daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi

usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran

dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Undang – Undang No 16 tahun

2006).

Pada fakta dilapangan, kegiatan penyuluhan pertanian memang harus

dilaksanakan dengan baik, agar materi ataupun teknologi yang

disampaikan dapat diterima dengan baik oleh sasaran atau petani. Sehingga

nanti nya setelah kegiatan penyuluhan, dapat merubah perilaku petani atau

sasaran sesuai dengan tujuan penyuluhan yang ditetapkan. Oleh sebab itu,

dalam pelaksanaan nya, pemateri/ penyuluh harus menyampaikan materi

dengan baik dan terarah dengan membuat runtutan materi terlebih dahulu,

agar sasaran atau petani mengerti dan dapat menerima materi yang

disampaikan. Sehingga, penyuluhan pertanian sebagai proses

pembelajaran dapat berhasil merubah perilaku sasaran atau petani.

43
Kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan tentang Pemanfaatan

Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur secara keseluruhan dapat

dilihat pada Elemen Kompetensi IV/ Lampiran 4.

2. Unit Kompetensi II

Unit Kompetensi II adalah “Mengevaluasi Kegiatan Penyuluhan

Pertanian Yang Dilaksanakan Oleh Mahasiswa”

a. Elemen Kompetensi 3

Elemen Kompetensi 3 adalah “ Mengevaluasi Pelaksanaan Evaluasi

Penyuluhan Pertanian”.

1) Merencanakan Kegiatan Evaluasi

Setelah kegiatan penyuluhan terlaksana dengan baik, kegiatan

selanjutnya yang penting dilakukan oleh seorang penyuluh atau pemateri

adalah melaksanakan kegiatan evaluasi hasil penyuluhan yang telah

dilakukan. Adapun elemen kompetensi yang harus dipenuhi dalam unit

kompetensi ini adalah sebagai berikut :

a) Menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian

b) Memilih metode evaluasi

c) Mempersiapkan instrumen evaluasi

d) Menetapkan sampel sesuai tujuan evaluasi

e) Menetapkan dan mentabulasi jenis data evaluasi

f) Menganalisa data yang dikumpulkan sesuai tujuan evaluasi

g) Menetapkan hasil evaluasi

44
h) Menyusun laporan hasil evaluasi sesuai sistematika penulisan laporan

ilmiah

2) Menetapkan Hasil Evaluasi

a) Rumusan tujuan evaluasi

Dalam pelaksanaan evaluasi hasil kegiatan penyuluhan tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur,

Rumusan tujuan evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengetahui

perubahan perilaku (Pengetahuan, Sikap, Keterampilan) Kelompok

Wanita Tani Nusa Indah Desa Bambulung, Kecamatan Pematang

Karau, Kabupaten Barito Timur terhadap Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur.

Dalam pelaksanaan langkah kerjanya penetapan rumusan tujuan

didasarkan atas unsur-unsur dalam menetukan tujuan evaluasi yaitu

Sasaran (S), Perubahan perilaku yang dikehendaki (P), Materi (M),

Kondisi/ situasi (K).

Sujono dkk (2019) tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan dan

manfaat bersifat implisit. Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan

antara lain: menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk

perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian dan

pelaksanaan penyuluhan pertanian dan untuk penyempurnaan

kebijakan penyuluhan pertanian. Menurut Sujono,dkk(2019)

langkah-langkah dalam menentukan tujuan evaluasi:

45
a. Mencermati jenis-jenis evaluasi sebagai dasar untuk menentukan

tujuan yang ingin dicapai

b. Tuliskan rumusan tujuan dengan tahapan

1) Tentukan satu jenis kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan

2) Tentukan materi yang disampaikan pada saat penyuluhan

3) Tentukan lokasi, peserta, waktu kegiatan penyuluhan

4) Pahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi. Unsur-

unsur dalam tujuan penyuluhan antara lain sasaran, perubahan

perilaku yang dikehendaki, materi, dan kondisi/ situasi.

5) Susun rumusan tujuan, dengan mengacu unsur-unsur tersebut

diatas.

Dalam pelaksanaan nya dilapangan, pada dasarnya tujuan evaluasi

dibuat adalah untuk mengetahui seberapa jauh atau besarnya keadaan

(tujuan) yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan telah tercapai

atau belum. Melalui kegiatan evaluasi kegiatan ini, dapat diambil

langkah tindak lanjut untuk kegiatan penyuluhan tersebut. Dalam

menetapkan tujuan evaluasi diperlukan tahapan-tahapan yang harus

dilaksanakan.

Secara keseluruhan materi dan rumusan tujuan evaluasi

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat

dilihat pada LAMPIRAN 3.

46
b) Memilih Metode Evaluasi

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi hasil

penyuluhan pertanian yaitu sebagai berikut:

1. Survey

Menentukan jumlah sampling yang akan menjadi responden

dalam mengisi kuisioner. Hal ini untuk menghemat waktu dan

tenaga dalam pengumpulan data.

2. Group Interviews (Wawancara kelompok)

Wawancara kelompok, metode ini dilakukan dengan cara

mengadakan pertemuan dengan responden yang mengikuti

kegiatan penyuluhan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran

dengan Sistem Vertikultur. Metode ini digunakan untuk pengisian

kuisioner dengan melakukan wawancara dengan petani yang

telah dipilih menjadi responden melalui penarikan sampel.

Menurut Thomas (2005) kegiatan evaluasi dilakukan antara lain

dengan pemilihan metode mengikuti pemilihan fokus. Berikut

metode evaluasi yang dapat digunakan (Thomas, 2005):

- Analisis dokumen

- Observasi

- Wawancara

- Survey

- Focus group committees

- Kunjungan lapangan dan wisata

47
- Permainan peran

- Peta (Maps)

- Studi kasus

- Field trial documentation.

Pada kenyataan nya dilapangan, memang penetapan metode

evaluasi dapat satu metode atau harus dikombinasikan beberapa

metode. Seperti contoh, dalam penetapan metode evaluasi kegiatan

penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur, metode yang digunakan merupakan kombinasi

dari 2 metode yakni metode wawancara kelompok (Grup Interviews)

dan survey. Hal ini dikarenakan agar tujuan evaluasi dapat tercapai,

sehingga data yang dikumpulkan juga harus jelas dan sesuai dengan

fakta dilapangan.

Untuk lebih jelasnya metode evaluasi yang dipilih dalam kegiatan

evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan

Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat dilihat pada

LAMPIRAN EK 3.

c) Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi yang disiapkan berupa kuisioner pre dan post

test yang disusun berdasarkan kisi-kisi, indikator, dan item materi

penyuluhan yang telah dilakukan.

48
1. Kisi-kisi, indikator, dan item-item dari materi penyuluhan

Penyusunan kisi-kisi, indikator, dan item materi penyuluhan

yang telah dilakukan harus sesuai dengan pokok materi KRPL

(Kawasan Rumah Pangan Lestari), budidaya sayuran sistem

vertikultur, jenis vertikultur, media tanam, persemaian, panen,

keunggualan, alat dan bahan pembuatan, tahapan pembuatan

vertikultur. Tahapan penetapan instrumen yakni memperhatikan

tujuan yang telah dirumuskan, membuat variabel instrumen yang

berisi aspek tujuan evaluasi yaitu (pengetahuan, sikap dan

keterampilan), membuat sub variabel yang berisi materi yang akan

dievaluasi, tujuan setiap sub variable, membuat rekomendasi atau

standar penilaian dari materi yang akan dievaluasi, dengan

menggunakan acuan atau sumber lain, Membuat indikator atau

parameter yang akan digunakan serta pengukuran atau pemberian

nilai atau skor hingga menjadi kuisioner. Indikator untuk

mengukur kemajuan-kemajuan yang ingin dicapai :

- Aspek Pengetahuan dengan tiga macam kriteria penilaian, yaitu

Mengetahui sesuai rekomendasi (3), Mengetahui belum sesuai

rekomendasi (2) dan Tidak Mengetahui (1)

- Aspek Sikap dengsan tiga macam kriteria yaitu setuju sesuai

rekomendasi (3), setuju belum sesuai rekomendasi (2) dan

Tidak Setuju (1)

49
- Aspek Keterampilan dengan tiga macam kriteria yaitu Terampil

sesuai rekomendasi (3), Terampil belum sesuai rekomendasi

(2), Tidak terampil (1).

2. Adanya Kuesioner

Kuesioner dalam pelaksanaannya dibuat berdasarkan kisi-kisi,

indikator, dan item materi penyuluhan.

Menurut Mardikanto (1993) bahwa Instrumen merupakan salah

satu perangkat yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi

penyuluhan pertanian dalam pengumpulan data sehingga

responden dapat menjawab pertanyaan yang ada. Menurut

Mardikanto (1993) Pembuatan kuisioner harus memperhatikan

beberapa hal yaitu responden akan menterjemahkan makna isi

kuisioner sesuai keinginan pewawancara, isi responden mampu

memotivasi responden untuk terlibat dan bekerja sama dalam

pengisian kuisioner, kuisioner yang disusun meminimalkan

kesalahan. Kuesioner/ angket merupakan cara pengumpulan data

dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk

diisi (soeratno dan cincolin arsyad, 1993:96) dalam danang

sunyoto (2013).

Pada kenyataan nya dilapangan, instrumen dan kuesioner

merupakan salah satu alat pengumpul data yang tepat untuk

kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian. Sehingga nantinya dari

hasil pengumpulan data dengan instrumen dan kuesioner dapat di

deskripsikan untuk mengetahui hasil dari kegiatan evaluasi hasil

50
tersebut. Untuk lebih jelasnya instrumen evaluasi yang dipilih

dalam kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur

dapat dilihat pada LAMPIRAN EK 3.

d) Menetapkan Sampel Sesuai Tujuan Evaluasi

Penentuan sampel dipilih secara purposive sampling, yaitu

pengambilan atau memilih beberapa sampel dari data populasi yang

dinilai sesuai dengan tujuan dan masalah dari kegiatan penyuluhan

yang dilaksanakan. Dari anggota Kelompok Wanita Tani Nusa Indah

yang berjumlah 30 orang, diambil 10 orang pengurus/ anggota

sebagai sampel evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan.

1. Data kegiatan yang akan di evaluasi

Data kegiatan evaluasi berisikan nama kegiatan, waktu, tempat,

dan peserta kegiatan, dan materi. Untuk lebih jelasnya hasil data

kegiatan yang di evaluasi dapat dilihat pada elemen kompetensi 3.

2. Data populasi

Data populasi pada kegiatan penyuluhan pertanian tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur

adalah seluruh anggota kelompok yang berada di Kelompok

Wanita Tani Nusa Indah berjumlah 30 orang. Untuk lebih jelasnya

hasil data populasi dapat dilihat pada elemen kompetensi 3.

51
3. Data sampel

Jumlah sampel sebanyak 10 orang dengan penetapan sampel

secara purposive sampling. Jumlah yang ditunjuk langsung

dianggap dapat mewakili. Untuk lebih jelasnya hasil data sampel

dapat dilihat pada elemen kompetensi 3.

Menurut Muliadin (2015) sampel dalam evaluasi penyuluhan

pertanian mengacu pada keterwakilan dari petani atau

kelompoktani yang merupakan sasaran penyuluhan. Tidak dapat

dipastiakan berapa jumlah sampelnya secara tepat, tetapi

prinsipnya sampel tersebut mewakili populasi petani atau

kelompok tani yang menerima penyuluhan (Muliadin, 2015).

Pada pelaksanaanya dilapangan, teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik purposive sampling merupakan

teknik yang tepat dalam menentukan sampel sesuai teori yaitu

bahwa sampel harus mewakili populasi dari petani atau kelompok

tani yang menerima penyuluhan. Untuk lebih jelasnya penetapan

sampel sesuai tujuan evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan

tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur dapat dilihat pada LAMIRAN EK 3.

e) Mentabulasi Jenis Data Hasil Evaluasi

Kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur,

52
langkah atau cara yang digunakan dalam mentabulasi data hasil

kuesioner dari responden adalah dengan cara data langsung,

kemudian ditabulasikan dari hasil kuesioner. Hal ini dikarenakan

jumlah repsonden dan variabel yang digunakan sedikit yaitu 10

responden dengan variabel pengukuran yang digunakan yaitu tiga

antara lain aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan saja.

1. Data dasar/ Kuesioner yang telah terisi

Hasil Data dasar/ Kuesioner yang telah diisi oleh kelompok

wanita tani.

2. Data kualitatif

Data kualitatif dibuat dengan narasi/non angka yang untuk

mendeskripsikan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya

Sayuran dengan Sistem Vertikultur.

3. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam evaluasi penyuluhan

pertanian tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran

dengan Sistem Vertikultur adalah Programa Penyuluhan

Pertanian Kecamatan Pematang Karau 2020.

4. Tabulasi data

Tabualasi data dilakukan secara data langsung. Tabulasi data di

buat dengan tabel.

53
Menurut Winna (2016) Tabulasi data dapat dilakukan melalui

tabulasi langsung yaitu data langsung ditabulasi dari kuesioner

kedalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara lainnya, cara

ini biasanya dilakukan untuk data yang jumlah responden dan

variabelnya sangat sedikit, proses penabulasian data secara langsung

ini dikodekan dengan sistem Tally (lidi).

Jadi dalam kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan

tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah

Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur. Langkah atau cara yang digunakan dalam mentabulasi

data hasil kuesioner dari responden adalah dengan cara data langsung

ditabulasikan dari hasil kuesioner.

Untuk lebih jelasnya, hasil tabulasi data kegiatan evaluasi hasil

pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran

dengan Sistem Vertikultur.

f) Hasil Analisis Data Evaluasi sesuai dengan Tujuan Evaluasi

Data dari angket dalam evaluasi ini merupakan data kuantitatif


yang akan dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-
langkah menurut Riduan (2004:71-95) sebagai berikut:
1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub
variabel.
2. Merekap nilai.
3. Menghitung nilai rata-rata.
4. Menghitung persentase dengan rumus:
DP = n : N x 100%

Keterangan:

54
DP = Deskriptif Persentase (%)

n = Skor empirik (Skor yang diperoleh)

N = Skor Ideal untuk setiap item pertanyaan

Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh


masing-masing indikator dalam variabel, dan perhitungan
deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.

Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:

a. Menentukan angka persentase tertinggi


Skor maksimal x 100%
Skor maksimal
b. Menentukan angka persentase terendah
Skor minimal xl00%
Skor maksimal

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor


yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase
dikonsultasikan dengan tabel kriteria.

Tabel 8. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase


No. Persentase Kriteria

1. 75%-100% Sangat baik

2. 50%-75% Baik

3. 25%-50% CukupBaik

4. 1% - 25% KurangBaik

Sumber: Riduan, 2004


Berdasarkan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan

tentang tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur sebagai berikut:

55
1. Persiapan Penyuluhan Pertanian

a. Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Materi Penyuluhan

Petania

Tabel 9. Persentase Keterlibatan Responden Dalam Menetapkan


Materi Penyuluhan Pertanian

Total Persentase
No Kriteria Skore Responden
skore %

1 75% anggota 3 0 0 0

2 Hanya 50% 2 8 16 80

3 Hanya pengurus 1 2 2 20

Jumlah 10 18 100

Dari table diatas menunjukan bahwa dalam menetapkan


materi penyuluhan yang menyatakan 50% terlibat sebanyak 8
responden (80 %) dan 2 orang responden (20%) mengatakan
hanya pengurus yang terlibat, hal ini menunjukkan bahwa
keterlibatan anggota pada penetapan materi penyuluhan sangat
kurang.

Hal ini tidak sesuai dengan prinsip pembelajaran


partisipatif menurut Sudjana, 2005, adalah berdasarkan
kebutuhan belajar, berorientasi pada tujuan kegiatan
pembelajaran, berpusat pada peserta didik dan berangkat dari
pengalaman kerja peserta didik. Sedangkan langkah-
langkah dalam pembelajaran partisipatif adalah membantu
peserta didik dalam menciptakan iklim belajar, menyusun
kelompok belajar, mendiagnosa kebutuhan belajar, menyusun
tujuan belajar, merancang pengalaman belajar, melakukan
kegiatan pembelajaran dan menilai proses serta hasil kegiatan
pembelajaran.

56
b. Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan Tempat
Penyuluhan

Tabel 10. Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan


Tempat Penyuluhan

Total Persentase
No Kriteria Skore Responden
skore %

1 75% anggota 3 0 0 0

2 Hanya 50% 2 7 14 70

3 Hanya pengurus 1 3 3 30

Jumlah 25 17 100

Dari tabel 10 diatas menunjukkan bahwa tingkat


partisipasi atau keterlibatan anggota dalam menetapkan waktu
dan tempat pelaksanaan penyuluhan pertanian. Baru melibatkan
50% petani hal ini tidak sesuai dengan konsep pembelajaran
partisipatif.

Pembelajaran partisipatif sering juga diartikan dengan


peran serta atau keterlibatan. Keterlibatan tersebut menurut
Knowles, (1970), dicirikan oleh : 1) keterlibatan emosional dan
mental orang dewasa sebagai warga belajar yang belajar, 2)
adanya kesediaan dari orang dewasa sebagai warga belajar untuk
memberikan kontribusi dan aktivitas mencapai tujuan, 3) dalam
kegiatan tersebut terdapat sesuatu yang menguntungkan bagi
orang dewasa sebagai warga belajar, dalam arti kepuasan yang
ingin dicapai dari tujuan aktivitas tersebut.

57
2. Pelaksanaan Penyuluhan Pertania
• Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian

Tabel 11. Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan


Pertanian
No Kriteria Skor Responden Total skor Persentase %

1 Sesuai 3 8 24 80

2 Kurang Sesuai 2 2 4 20

3 Tidak sesuai 1 0 0 0

Jumlah 10 28 100

Dari table 11 diatas menunjukkan 8 orang responden (80%)


menyatakan materi penyuluhan pemanfaatan lahan pekarangan
budidaya sayuran sistem vertikultur. sesuai dengan kebutuhan
sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi (2008), mengatakan bahwa materi penyuluhan harus
sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani
akan tertarik perhatiannya dan akan termotivasi untuk
mempraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani
adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha
perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.

• Kesesuaian Metode Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan

Tabel 12 Kesesuaian Metode Dengan Tujuan Penyuluhan


No Kriteria Skor Responden Total skor Persentase %

1 Sesuai 3 9 27 90

2 Kurang Sesuai 2 1 2 20

3 Tidak sesuai 1 0 0 0
Jumlah 10 29 100

Table 12 menunjukkan bahwa 9 responden atau 90% menyatakan


bahwa metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan hal
ini sesuai dengan pendapat Wahyuti, 2013 yang menyatakan bahwa
tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara lain

58
untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan pembangunan pertanian
secara efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku
utama dan pelaku usaha) agar bias belajar menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses sumber daya,
teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas
sasaran bias meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai
kesejahteraannya sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi
teknologi pertanian, e) mempermudah penyampaian materi oleh
penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian (Wahyuti, 2013)

• Kesesuaian Media Dengan Tujuan Penyuluhan Dan Keadaan


Sasaran

Table 13. Kesesuaian Media Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan


No Kriteria Skore Responden Total skore Persentase %

1 Sesuai 3 6 18 60

2 Kurang Sesuai 2 2 4 20

3 Tidak sesuai 1 2 2 20
Jumlah 10 24 100

Dari table 13 diatas menunjukkan bahwa media penyuluhan


yang digunakan sesuai dengan keadaan sasaran dan tujuan
penyuluhan, hal ini ditunjukkan dengan 6 responden (60%)
menyatakan sesuai, 2 responden (20%) menyatakan kurang sesuai
dan 2 responden (20%) menyatakan tidak sesuai.

• Adopsi Inovasi pasca pelaksanaan penyuluhan pertanian

Tabel 14. Tingkat Adopsi Inovasi pemanfaatan lahan pekarangan


budidaya sayuran sistem vertikultur.

Total Persentase
No Kriteria Skore Responden
skore %

1 Menerapkan 5 7 35 70

59
2 Mencoba 4 3 12 30

3 Menilai 3 0 0 0

4 Minat 2 0 0 0

5 Sadar 1 0 0 0

Jumlah 10 47 100

Table 14 diatas menunjukkan bahwa tingkat adopsi


inovasi petani tentang pemanfaatan lahan pekarangan budidaya
sayuran sistem vertikultur termasuk kategori sangat baik karena dari
10 responden terdapat 7 responden (70%) sudah pada tahap
menerima (adoption) dan 3 responden (30%) pada tahap mencoba
(Trial Stage).
Untuk lebih jelasnya hasil analisis data evaluasi sesuai dengan

tujuan evaluasi tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur dapat dilihat pada LAMIRAN EK 3.

c. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi sesuai Sistematika Penulisan

Laporan Ilmiah”

Berdasarkan pelaksaanaan di lapangan Isi laporan evaluasi hasil

penyuluhan pertanian tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran

dengan Sistem Vertikultur sebagai berikut:

1. Halaman judul cover 8. Bab I Pendahuluan

2. Halaman judul dalam 9. Bab II Landasan Teori

60
3. Lembar pengesahan 10. Bab III Metode evaluasi

4. Kata pengantar 11. Bab IV Hasil dan Pembahasan

5. Daftar isi l2. Bab V Penutup

6. Daftar tabel 13. Daftar pustaka

7. Daftra lampiran 14. Lampiran

Menurut Mardikanto (1991) Evaluasi hasil adalah evaluasi yang

dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan

yang direncanakan telah dapat dicapai dalam pengertian kuantitatif

maupun kualitatif. Menurut Sujono dkk (2019) pada prinsipnya,

penulisan laporan evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan

evaluasi pada umumnya, baik dalam sistimatika, pokok-pokok isi

laporan yang disampaikan, hanya bahasa serta tata tulis yang

digunakan lebih populer, mudah dipahami karena para pembaca

laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat pendidikan dan

pengalaman. Laporan Evaluasi dalam prakteknya dapat

diadaptasikan sesuai kebutuhan lembaga/di lapangan dan

maksud/tujuan dari evaluasi itu sendiri, tetapi secara umum dapat

dipaparkan sebagai berikut (Sujono dkk, 2019) :

1. Kata pengantar, pengesahan laporan, daftar isi

2. Pendahuluan, yang memuat uraian yang singkat dan cukup jelas

mengenai latar belakang atau alasan dilakukannya evaluasi,

sasaran/obyek evaluasi. Pada bagian ini berisi masalah, tujuan

evaluasi dan kegunaan evaluasi.

61
3. Landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang digunakan di

dalam pelaksanaan evaluasi.

4. Indikator dan parameter, serta pengukurannya. Rancangan

evaluasi yang mencakup populasi dan sample, berikut penjelasan

tenik penarikan sample, rincian data yang dikumpulkan, teknik

pengumpulan data, Instrumen evaluasi (biasa disampaikan dalam

bentuk lampiran)

5. Uji ketepatan dan ketelitian instrumen evaluasi, serta analisis data.

6. Gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang

dievaluasi

7. Hasil-hasil evaluasi dan Pembahasan : tampilan dalam bentuk

grafik , gambar, tabel dsbnya. Bagian ini merupakan pemaparan

dari hasil temuan-temuan /fakta/data , dan diberi kan penjelasan

artinya dan pembahasan secukupnya

8. Kesimpulan dan saran-saran/rekomendasi.

9. Daftar pustaka

10. Lampiran-lampiran.

Pada pelaksanaanya dilapangan, laporan yang ditulis sesuai

dengan teori yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, laporan evaluasi

hasil pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan

Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat dilihat pada

LAMPIRAN EK 3.

62
b. Elemen Kompetensi 4

Elemen Kompetensi 4 adalah “ Mengevaluasi Hasil Penyuluhan

Pertanian”.

Setelah kegiatan evaluasi pelaksanaan terlaksana dengan baik, kegiatan

selanjutnya yang penting dilakukan oleh seorang penyuluh atau pemateri adalah

melaksanakan kegiatan evaluasi hasil penyuluhan yang telah dilakukan. Adapun

elemen kompetensi yang harus dipenuhi dalam unit kompetensi ini adalah

sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian

2. Memilih metode evaluasi

3. Mempersiapkan instrumen evaluasi

4. Menetapkan sampel sesuai tujuan evaluasi

5. Menetapkan dan mentabulasi jenis data evaluasi

6. Menganalisa data yang dikumpulkan sesuai tujuan evaluasi

7. Menetapkan hasil evaluasi

8. Menyusun laporan hasil evaluasi sesuai sistematika penulisan laporan ilmiah

a) Menetapkan Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian

a) Rumusan tujuan evaluasi

Dalam pelaksanaan evaluasi hasil kegiatan penyuluhan tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur, Rumusan tujuan

evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengetahui perubahan perilaku

(Pengetahuan, Sikap, Keterampilan) Kelompok Wanita Tani Mira Lestari

Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur

63
terhadap Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur. Dalam pelaksanaan langkah kerjanya penetapan rumusan

tujuan didasarkan atas unsur-unsur dalam menetukan tujuan evaluasi yaitu

Sasaran (S), Perubahan perilaku yang dikehendaki (P), Materi (M), Kondisi/

situasi (K).

Sujono dkk (2019) tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan dan manfaat

bersifat implisit. Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain:

menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program,

sarana, prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian

dan untuk penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Menurut

Sujono,dkk(2019) langkah-langkah dalam menentukan tujuan evaluasi:

• Mencermati jenis-jenis evaluasi sebagai dasar untuk menentukan tujuan

yang ingin dicapai

• Tuliskan rumusan tujuan dengan tahapan

- Tentukan satu jenis kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan

- Tentukan materi yang disampaikan pada saat penyuluhan

- Tentukan lokasi, peserta, waktu kegiatan penyuluhan

- Pahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi.

- Unsur-unsur dalam tujuan penyuluhan antara lain sasaran, perubahan

perilaku yang dikehendaki, materi, dan kondisi/ situasi.

- Susun rumusan tujuan, dengan mengacu unsur-unsur tersebut diatas.

Dalam pelaksanaan nya dilapangan, pada dasarnya tujuan evaluasi dibuat

adalah untuk mengetahui seberapa jauh atau besarnya keadaan (tujuan) yang

ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan telah tercapai atau belum. Melalui

64
kegiatan evaluasi kegiatan ini, dapat diambil langkah tindak lanjut untuk

kegiatan penyuluhan tersebut. Dalam menetapkan tujuan evaluasi diperlukan

tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan.

Secara keseluruhan materi dan rumusan tujuan evaluasi Pemanfaatan

Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat dilihat pada LAMPIRAN

EK 4.

b) Mampu Memilih Metode Evaluasi”.

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi hasil penyuluhan

pertanian yaitu sebagai berikut:

1. Survey

Menentukan jumlah sampling yang akan menjadi responden dalam

mengisi kuisioner. Hal ini untuk menghemat waktu dan tenaga dalam

pengumpulan data.

2. Group Interviews (Wawancara kelompok)

Wawancara kelompok, metode ini dilakukan dengan cara mengadakan

pertemuan dengan responden yang mengikuti kegiatan penyuluhan

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur. Metode ini

digunakan untuk pengisian kuisioner dengan melakukan wawancara

dengan petani yang telah dipilih menjadi responden melalui penarikan

sampel.

65
Menurut Thomas (2005) kegiatan evaluasi dilakukan antara lain dengan

pemilihan metode mengikuti pemilihan fokus. Berikut metode evaluasi yang

dapat digunakan (Thomas, 2005) :

1 Analisis dokumen

2 Observasi

3 Wawancara

4 Survey

5) Focus group committees

6) Kunjungan lapangan dan wisata

7) Permainan peran

8) Peta (Maps)

9) Studi kasus

10) Field trial documentation.

Pada kenyataan nya dilapangan, memang penetapan metode evaluasi dapat

satu metode atau harus dikombinasikan beberapa metode. Seperti contoh,

dalam penetapan metode evaluasi kegiatan penyuluhan tentang Pemanfaatan

Lahan Pekarangan sKonsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur, metode yang digunakan

merupakan kombinasi dari 2 metode yakni metode wawancara kelompok

(Grup Interviews) dan survey. Hal ini dikarenakan agar tujuan evaluasi dapat

tercapai, sehingga data yang dikumpulkan juga harus jelas dan sesuai dengan

fakta dilapangan.

Untuk lebih jelasnya metode evaluasi yang dipilih dalam kegiatan evaluasi

hasil pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan

66
Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur dapat dilihat pada LAMPIRAN 4.

c) Mempersiapkan Instrumen Evaluasi”.

Instrumen evaluasi yang disiapkan berupa kuisioner pre dan post test yang

disusun berdasarkan kisi-kisi, indikator, dan item materi penyuluhan yang

telah dilakukan.

1. Kisi-kisi, indikator, dan item-item dari materi penyuluhan

Penyusunan kisi-kisi, indikator, dan item materi penyuluhan yang telah

dilakukan harus sesuai dengan pokok materi KRPL (Kawasan Rumah

Pangan Lestari), budidaya sayuran sistem vertikultur, jenis vertikultur,

media tanam, persemaian, panen, keunggualan, alat dan bahan pembuatan,

tahapan pembuatan vertikultur. Tahapan penetapan instrumen yakni

memperhatikan tujuan yang telah dirumuskan, membuat variabel

instrumen yang berisi aspek tujuan evaluasi yaitu (pengetahuan, sikap dan

keterampilan), membuat sub variabel yang berisi materi yang akan

dievaluasi, tujuan setiap sub variable, membuat rekomendasi atau standar

penilaian dari materi yang akan dievaluasi, dengan menggunakan acuan

atau sumber lain, Membuat indikator atau parameter yang akan digunakan

serta pengukuran atau pemberian nilai atau skor hingga menjadi kuisioner.

Indikator untuk mengukur kemajuan-kemajuan yang ingin dicapai :

- Aspek Pengetahuan dengan tiga macam kriteria penilaian, yaitu

Mengetahui sesuai rekomendasi (3), Mengetahui belum sesuai

rekomendasi (2) dan Tidak Mengetahui (1)

67
- Aspek Sikap dengsan tiga macam kriteria yaitu setuju sesuai rekomendasi

(3), setuju belum sesuai rekomendasi (2) dan Tidak Setuju (1)

- Aspek Keterampilan dengan tiga macam kriteria yaitu Terampil sesuai

rekomendasi (3), Terampil belum sesuai rekomendasi (2), Tidak

terampil (1).

2. Adanya Kuesioner

Kuesioner dalam pelaksanaannya dibuat berdasarkan kisi-kisi,

indikator, dan item materi penyuluhan.

Menurut Mardikanto (1993) bahwa Instrumen merupakan salah satu

perangkat yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi penyuluhan

pertanian dalam pengumpulan data sehingga responden dapat menjawab

pertanyaan yang ada. Menurut Mardikanto (1993) Pembuatan kuisioner

harus memperhatikan beberapa hal yaitu responden akan menterjemahkan

makna isi kuisioner sesuai keinginan pewawancara, isi responden mampu

memotivasi responden untuk terlibat dan bekerja sama dalam pengisian

kuisioner, kuisioner yang disusun meminimalkan kesalahan. Kuesioner/

angket merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar

pertanyaan kepada responden untuk diisi (soeratno dan cincolin arsyad,

1993:96) dalam danang sunyoto (2013).

Pada kenyataan nya dilapangan, instrumen dan kuesioner merupakan

salah satu alat pengumpul data yang tepat untuk kegiatan evaluasi

penyuluhan pertanian. Sehingga nantinya dari hasil pengumpulan data

dengan instrumen dan kuesioner dapat di deskripsikan untuk mengetahui

hasil dari kegiatan evaluasi hasil tersebut. Untuk lebih jelasnya instrumen

68
evaluasi yang dipilih dalam kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan

penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur dapat dilihat pada LAMPIRAN EK 4.

d) Menetapkan Sampel Sesuai Tujuan Evaluasi”.

Penentuan sampel dipilih secara purposive sampling, yaitu pengambilan

atau memilih beberapa sampel dari data populasi yang dinilai sesuai dengan

tujuan dan masalah dari kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan. Dari

anggota Kelompok Wanita Tani Nusa Indah yang berjumlah 30 orang,

diambil 10 orang pengurus/ anggota sebagai sampel evaluasi hasil

pelaksanaan penyuluhan.

1. Data kegiatan yang akan di evaluasi

Data kegiatan evaluasi berisikan nama kegiatan, waktu, tempat, dan

peserta kegiatan, dan materi.

2. Data populasi

Data populasi pada kegiatan penyuluhan pertanian tentang Pemanfaatan

Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur adalah seluruh anggota

kelompok yang berada di Kelompok Wanita Nusa Indah berjumlah 30

orang.

3. Data sampel

Jumlah sampel sebanyak 10 orang dengan penetapan sampel secara

purposive sampling. Jumlah yang ditunjuk langsung dianggap dapat

mewakili.

69
Menurut Muliadin (2015) sampel dalam evaluasi penyuluhan pertanian

mengacu pada keterwakilan dari petani atau kelompoktani yang merupakan

sasaran penyuluhan. Tidak dapat dipastiakan berapa jumlah sampelnya secara

tepat, tetapi prinsipnya sampel tersebut mewakili populasi petani atau

kelompok tani yang menerima penyuluhan (Muliadin, 2015).

Pada pelaksanaanya dilapangan, teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik purposive sampling merupakan teknik yang tepat dalam

menentukan sampel sesuai teori yaitu bahwa sampel harus mewakili populasi

dari petani atau kelompok tani yang menerima penyuluhan. Untuk lebih

jelasnya penetapan sampel sesuai tujuan evaluasi hasil pelaksanaan

penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur

dapat dilihat pada LAMPIRAN 4.

e) Menetapkan dan Mentabulasi Jenis Data Hasil Evaluasi”

Kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan

Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur, langkah atau cara yang

digunakan dalam mentabulasi data hasil kuesioner dari responden adalah

dengan cara data langsung, kemudian ditabulasikan dari hasil kuesioner. Hal

ini dikarenakan jumlah repsonden dan variabel yang digunakan sedikit yaitu

10 responden dengan variabel pengukuran yang digunakan yaitu tiga antara

lain aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan saja.

70
1. Data dasar/ Kuesioner yang telah terisi

Hasil Data dasar/ Kuesioner yang telah diisi oleh kelompok wanita tani

dapat dilihat pada elemen kompetensi 4

2. Data kualitatif

Data kualitatif dibuat dengan narasi/non angka yang untuk

mendeskripsikan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur. Hasil data kualitatif dapat dilihat pada elemen

kompetensi 4.

3. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam evaluasi penyuluhan pertanian

tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur adalah

Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pematang Karau 2020. Hasil

data sekunder dapat dilihat pada elemen kompetensi 4.

4. Tabulasi data

Tabualasi data dilakukan secara data langsung. Tabulasi data di buat

dengan tabel. Hasil tabulasi data dapat dilihat pada elemen kompetensi 4.

Menurut Winna (2016) Tabulasi data dapat dilakukan melalui tabulasi

langsung yaitu data langsung ditabulasi dari kuesioner kedalam tabel yang

sudah dipersiapkan tanpa perantara lainnya, cara ini biasanya dilakukan untuk

data yang jumlah responden dan variabelnya sangat sedikit, proses

penabulasian data secara langsung ini dikodekan dengan sistem Tally (lidi).

71
Jadi dalam kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan tentang

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur. Langkah atau cara

yang digunakan dalam mentabulasi data hasil kuesioner dari responden adalah

dengan cara data langsung ditabulasikan dari hasil kuesioner.

Untuk lebih jelasnya, hasil tabulasi data kegiatan evaluasi hasil

pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur dapat dilihat pada LAMPIRAN EK 4.

f) Menganalisa Data yang Dikumpulkan sesuai dengan Tujuan Evaluasi

Dalam pelaksanaan nya cara analisis data kuesioner yang digunakan yaitu

melalui metode Analisis Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif yaitu statistik

yang digunakan untuk analisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul untuk mengkaji variabel berupa

tingkat perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani terhadap

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari

(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur.


𝐽
I= 𝐾
Keterangan :
I : Interval kelas
J : Jarak Kelas (£skormaks - £skor min)
K : Jumlah Kelas (Kategori)
Skor tertinggi = 3 (dengan asumsi 100%)
Skor terendah = 1 (dengan asumsi 33,33%)
Interval kelas = skor tertinggi – skor terendah
Jumlah kelas
Interval kelas = 100% - 33,33%
3

72
Interval kelas = 22,22%

Klasifikasi penilaian tingkat pengetahuan petani terhadap


penyuluhan Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur ,
sebagai berikut :
Tabel 15. Klasifikasi penilaian tingkat pengetahuan petani
Mengetahui Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekomendasi (MR)
Mengetahui Belum
Sesuai Rekomendasi Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
(MBR)
Tidak Mengetahui (TM) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

Klasifikasi penilaian tingkat sikap petani terhadap penyuluhan


Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur, sebagai berikut:
Tabel 16. Klasifikasi penilaian tingkat sikap petani
Setuju Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekomendasi(SR)
Setuju Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi (SBR)
Tidak Setuju (TS) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

Klasifikasi penilaian tingkat keterampilan petani terhadap


penyuluhan Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur, sebagai
berikut:
Tabel 17. Klasifikasi penilaian tingkat keterampilan petani
Terampil Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekoemdasi (TR)
Terampil Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi(TBR)
Tidak Terampil (TT) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

1. Hasil olah data

Hasil olah data evaluasi hasil adalah hasil penghitungan tabulasi data yang

ada dengan menggunakan Analisis Statistik Deskriptif sebagai alat hitung

73
statistik. Hasil penghitungan data dapat dilihat pada elemen kompetensi

4.

2. Data kualitatif

Data kualitatif dibuat dengan narasi/non angka yang untuk

mendeskripsikan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur. Hasil data kualitatif dapat dilihat pada elemen

kompetensi 4.

3. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam evaluasi penyuluhan pertanian

tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur adalah

Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pematang Karau 2020. Hasil

data sekunder dapat dilihat pada elemen kompetensi 4.

Berdasarkan hasil analisa dan olah data yang telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa tingkat pengetahuan petani tentang Pemanfaatan Lahan

Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya

Sayuran dengan Sistem Vertikultur sebesar 65,5% (sebelum dilakukan

penyuluhan/Pra Test) termasuk dalam kategori Mengetahui belum sesuai

rekomendasi dan sebesar 88% (setelah dilakukan penyuluhan/Post Test)

termasuk dalam kategori Mengetahui sesuai rekomendasi. Aspek sikap petani

sebesar 83% (sebelum dilakukan penyuluhan/Pra Test) termasuk dalam

kategori setuju sesuai rekomendasi dan sebesar 93% (setelah dilakukan

penyuluhan/Post Test) termasuk setuju sesuai rekomendasi. Aspek

74
keterampilan petani yaitu sebesar 66% (sebelum dilakukan penyuluhan/Pra

Test) termasuk dalam kategori Terampil belum sesuai rekomendasi dan

sebesar 80% (setelah dilakukan penyuluhan/Post Test) termasuk dalam

kategori Terampil sesuai rekomendasi.

Menurut Winna (2016) berpendapat bahwa setelah data yang diperlukan

sudah terkumpul, maka langkah berikutnya adalah mengolah dan

menganalisis data. Dalam menganalisis data dan menafsirkannya

(menginterpretasikan) harus berdasarkan hasil data yang telah berhasil

didapatkan, kemudian menyajikannya dalam bentuk yang mudah dipahami

dan komunikatif. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sinntesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono,2015).

Dalam pelaksanaan nya dilapangan, data yang dianalisis merupakan data

hasil tabulasi dan kemudian di interpretasikan (diterjemahkan) kedalam

bahasa yang mudah dipahami, sehingga nantinya memudahkan dalam

penentuan hasil dan rekomendasi dari kegiatan evaluasi yang dilakukan.

Untuk lebih jelasnya, hasil analisa dan olah data kegiatan evaluasi

pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur dapat dilihat pada LAMPIRAN EK 4.

75
g) Menetapkan Hasil Evaluasi

Berdasarkan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang

tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur sebagai berikut:

Tabel 18. Perubahan perilaku


No Variabel Nilai Keterangan
Aspek Pengetahuan Mengetahui sesuai
1 88%
(Kognitif) rekomendasi
Setuju sesuai
2 Aspek Sikap (Afektif) 93%
rekomendasi
Aspek Ketrampilan Terampil sesuai
3 80%
(Psikomotorik) rekomendasi
Sumber: Olah data primer PKL II

Berdasarkan tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui perubahan perilaku

(Pengetahuan, Sikap, Keterampilan) Kelompok Wanita Tani Mira Lestari

terhadap Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan

Sistem Vertikultur. Dari hasil 3 kegiatan evaluasi dari tebel tersebut, maka

dapat ditetapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan penyuluhan petani dapat

mengetahui, setuju dan terampil menerapkan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

dengan Sistem Vertikultur sesuai dengan rekomendasi.

Untuk lebih jelasnya, penetapan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan

tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur dapat dilihat

pada LAMPIRAN EK 4.

h) Menyusun Laporan Hasil Evaluasi sesuai Sistematika Penulisan

Laporan Ilmiah”

Berdasarkan pelaksaanaan di lapangan Isi laporan evaluasi hasil

penyuluhan pertanian tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep

76
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem

Vertikultur sebagai berikut:

1. Halaman judul cover 9. Bab I Pendahuluan

2. Halaman judul dalam 10. Bab II Landasan Teori

3. Lembar pengesahan 11. Bab III Metode evaluasi

4. Kata pengantar 12. Bab IV Hasil dan Pembahasan

5. Daftar isi l3. Bab V Penutup

6. Daftar tabel 14. Daftar pustaka

7. Daftra lampiran 15. Lampiran

Menurut Mardikanto (1991) Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan

untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan

telah dapat dicapai dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif. Menurut

Sujono dkk (2019) pada prinsipnya, penulisan laporan evaluasi tidak berbeda

dengan penulisan laporan evaluasi pada umumnya, baik dalam sistimatika,

pokok-pokok isi laporan yang disampaikan, hanya bahasa serta tata tulis yang

digunakan lebih populer, mudah dipahami karena para pembaca laporan

evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat pendidikan dan pengalaman.

Laporan Evaluasi dalam prakteknya dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan

lembaga/di lapangan dan maksud/tujuan dari evaluasi itu sendiri, tetapi secara

umum dapat dipaparkan sebagai berikut (Sujono dkk, 2019) :

1. Kata pengantar, pengesahan laporan, daftar isi

2. Pendahuluan, yang memuat uraian yang singkat dan cukup jelas mengenai

latar belakang atau alasan dilakukannya evaluasi, sasaran/obyek evaluasi.

Pada bagian ini berisi masalah, tujuan evaluasi dan kegunaan evaluasi.

77
3. Landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang digunakan di dalam

pelaksanaan evaluasi.

4. Indikator dan parameter, serta pengukurannya. Rancangan evaluasi yang

mencakup populasi dan sample, berikut penjelasan tenik penarikan

sample, rincian data yang dikumpulkan, teknik pengumpulan data,

Instrumen evaluasi (biasa disampaikan dalam bentuk lampiran)

5. Uji ketepatan dan ketelitian instrumen evaluasi, serta analisis data.

6. Gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang

dievaluasi

7. Hasil-hasil evaluasi dan Pembahasan : tampilan dalam bentuk grafik ,

gambar, tabel dsbnya. Bagian ini merupakan pemaparan dari hasil

temuan-temuan /fakta/data , dan diberi kan penjelasan artinya dan

pembahasan secukupnya

8. Kesimpulan dan saran-saran/rekomendasi.

9. Daftar pustaka

10. Lampiran-lampiran.

Pada pelaksanaanya dilapangan, laporan yang ditulis sesuai dengan teori

yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, laporan evaluasi hasil pelaksanaan

penyuluhan tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur

dapat dilihat pada LAMPIRAN EK 4.

78
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) II telah terlaksana selama 2 bulan yang di

mulai dari 05 Mei – 30 Juni 2020 Di Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau,

Kabupaten BaritoTimur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan tujuan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II

Di Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, Provinsi

Kalimantan Tengah tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pelaksanaan penyuluhan pertanian Di Desa Bambulung di dapat : (1) ateri

penyuluhan yang di tetapkan adalah pemanfaatan lahan pekarangan Konsep

Rumah Pangan Lestari (KPRL) budidaya sayuran sistem vertikultur (2) metode

yang digunakan dalam penyuluhan pemanfaatan lahan pekarangan konsep

Kawasan Rumah Pangan Lesatari (KRPL) Budidaya sayuran dengan sistem

vertikultur adalah ceramah, diskusi dan demcar (3) media yang digunakan dalam

penyuluhan Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan

Lesatari (KRPL) Budidaya sayuran dengan sistem vertikultur adalah folder.

2. Dari hasil analisis data evaluasi pelaksanaan penyuluhan Pemaanfaatan lahan

pekarangan Konsep Rumah Pangan Lestari (KPRL) budidaya sayuran sistem

vertikultur didapat hasil sebagai berikut : (1) Penyuluhan tentang Pemanfaatan

lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lesatari (KRPL) Budidaya

sayuran dengan sistem vertikultur sesuai dengan kebutuhan sasaran

karena pernyataan 10 orang responden (80%) menyatakan sesuai dengan

kebutuhan sasaran (2) Materi penyuluhan Pemanfaatan lahan pekarangan konsep

Kawasan Rumah Pangan Lesatari (KRPL) Budidaya sayuran dengan sistem

79
vertikultur sesuai dengan kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini sesuai

pernyataan 10 orang responden (80%) menyatakan materi penyuluhan manfaat

pupuk organic pada tanaman padi sesuai kebutuhan tujuan penyuluhan (3)

Metode penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang

Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lesatari (KRPL)

Budidaya sayuran dengan sistem vertikultur adalah menggunakan kombinasi

metode ceramah, diskusi dan demcar Metode penyuluhan yang digunakan pada

pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan

Rumah Pangan Lesatari (KRPL) Budidaya sayuran dengan sistem vertikultur

adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, diskusi dan demcar, bahwa 10

responden atau 90% menyatakan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan

tujuan penyuluhan.

3. Tujuan kegiatan evaluasi hasil ini adalah untuk mengetahui perubahan perilaku

(Pengetahuan, Sikap, Keterampilan) Kelompok Wanita Tani Nusa Indah terhadap

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran dengan sistem

vertikultur dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Tingkat capaian untuk

pengetahuan dari kegiatan penyuluhan di Desa Bambulung 88% (meningkat).

Dapat dikatakan bahwa Kelompok wanita tani yang tadinya mengetahui tetapi

masih rendah tentang Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran

dengan sistem vertikultur setelah dilakukan penyuluhan maka tingkat

pengetahuan petani menjadi meningkat (2) Tingkat capaian untuk sikap dari

kegiatan penyuluhan di Desa Bambulung 93% (meningkat) (3) Tingkat capaian

untuk terampil dari kegiatan penyuluhan di Desa Bambulung 80% (meningkat).

80
B. Saran

1. Diharapkan kegiatan penyuluhan pertanian khususnya untuk petani di wilayah

binaan Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur

yang sudah dijalankan untuk dapat ditingkatkan, upaya peningkatan seperti : (1)

meningkatkan efektifitas penyuluhan bagi petani, (2) meningkatkan

pengembagan diri petani melalui peningkatan kemandirian belajar dan

pengembangan karir, (3) meningkatkan dukungan terhadap penyelenggaraan

penyuluhan seperti dukungan kebijakan pemerintah daerah terhadap pendanaan

penyuluhan dan (4) memotivasi pribadi petani untuk selalu meningkatkan prestasi

kerja.

2. Diharapkan kelompok tani dan gabungan kelompok tani agar dapat meningkatkan

peran sebagai wadah aspirasi anggota dan mengembangkan anggotanya,

mengembangkannya bisa dengan cara seperti : (1) adanya pertemuan / rapat

anggota/ rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan

berkesinambungan, (2) memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati

bersama, (3) Memiliki Pencatatan / pengadministrasian organisasi yang rapih, (4)

memfasilitasi kegiatan – kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir, (5) dan

adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil

usaha/kegiatan.

81
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fitriyono. 2015. Instrumen Evaluasi. Diakses melalui


https://atankbiyik.files.wordpress.com/2013/02/makalah-laporan-pkl-ii-
jurusan-peternakan-stpp-magelang-junaidi-ps.pdf. pada tanggal 30 Juni
2020 pukul 13:30WIB
Arifin Miftakhul. 2018. Lembar Persiapan Menyuluh. Diakses pada tanggal 22 juni
2020
Dandan H, 2011. Cara Mempersiapkan Kegiatan Penyuluhan Pertanian, diakses
pada tanggal 21 juli
2013,http://bppcijati.blogspot.com/2011_01_02_archive.html
Effendi L. 2011. Msodul Evaluasi Dampak. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP)
Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian. Bahan Diklat
Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor, Bapeltan.
https://atankbiyik.files.wordpress.com/2013/02/makalah-laporan-pkl-ii-
jurusan-peternakan-stpp-magelang-junaidi-ps.pdf. Diakses pada tanggal 29
Mei 2020.
Hainulzai, M. 2017. Evaluasi Penyuluhan Pertanian . https://muhammad
hairulzai16s04.wordpresss.com/2017/02/07/evaluasi-penyuluhan-
pertanian-2/. Diakses pada Tanggal 29 mei 2020
Kartono. 2008. Tujuan Penyuluhan Pertanian kecamatan.di akses pada tanggal 1 Juni
2020. Dalam http://erepo.unud.ac.id/16552/2/0991161016-2-BAB_I.pdf
Kusnadi. 2011. Tujuan evaluasi Penyuluhan Pertanian..
http://www.kamarsemut.com/2011/05/pengertian-penyuluhan-pertanian-
menurut.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Mardikanto, Totok. 1991. Pembangunan Penyuluhan Pertanian. UNS Press. Solo.
Mardikanto, T, 2009. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.S
Margono, Slamet. 1973. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian 3th. Bogor : IPB.
Muliadin. 2015. Jenis Dan Tahapan Penyuluhan Pertanian diakses dari http://lesson-
college.blogspot.com/2015/05/jenis-dan-tahapan-evaluasi-
penyuluhan.html. pada tanggal 30 Mei 2020.
Pusparanti, Winna. 2016. Pengolahan Tabulasi Data Dalam Penelitian Sosial. Diakses
Dari Https://Axaq.Blogspot.Com/2016/01/Pengolahan-Tabulasi-Data-
Dalam.Html pada tanggal 28 Mei 2020.
Redono, C. 2013. Media Penyuluhan Pertanian I. Yogyakarta : CV. Prineka.
Sudjana, N. dan A. Rivai. (1980). Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru.

82
Suhardiyono, L. (1990). Penyuluhan: petunjuk bagi penyuluh pertanian. Jakarta:
Erlangga.
Sujono. 2013. Metode Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: CV. Prineka.
Sujono, Munanto Totok Sevenek dan Arifin Miftahul. 2019. Modul Praktek Kerja
Lapangan (PKL) II. Yogyakarta : Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta.
_________. 2019. Petunjuk Teknis Praktek Kerja Lapangan (PKL) II. Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta.

83
LAMPIRAN

84
LAMPIRAN 1

ELEMEN KOMPETENSI I

MENYIAPKAN DAN MENGGUNAKAN MEDIA

85
A. Memilih Materi

Materi penyuluhan yang di pilih dalam kegiatan PKL II adalah “


Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KPRL) Budidaya Sayuran Dengan Sistem Vertikultur”
1. PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN
Menurut Mardikanto (1994), pekarangan diartikan sebagai
tanah sekitar perumahan, kebanyakan berpagar keliling, dan
biasanya ditanami tanaman padat dengan beraneka macam
tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk keperluan
sehari-hari dan untuk diperdagangkan.
Program pemanfaatan lahan pekarangan yang cukup
intensif dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan menyusun
suatu konsep yang disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL). Pada dasarnya KRPL merupakan suatu himpunan rumah
yang mampu mewujudkan kemandirian pangan keluarga melalui
pemanfaatan pekarangan (Mardiharini, 2011). Program
pemanfaatan lahan pekarangan baru secara eksplisit dimasukkan
menjadi bagian dalam Proyek Pengembangan Diversifikasi
Pangan dan Gizi (DPG) sejak Tahun Anggaran 1991/1992.
Kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan dalam Program
DPG dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu gizi makanan
masyarakat dengan memanfaatkan persediaan bahan makanan
setempat (termasuk yang tersedia di pekarangan) dan mendukung
perbaikan gizi keluarga (Rachman et al., 1996). Secara umum DPG
bertujan untuk memantapkan peran pekarangan dalam mendukung
penyediaan aneka ragam bahan pangan yang berkualitas dalam
rangka penanggulangan kemiskinan dan perbaikan gizi keluarga.
2. PENGERTIAN BUDIDAYA SISTEM VERTIKULTUR
Vertikultur, pada dasarnya merupakan cara
bertani/bertanam, yang di lakukan dengan menempatkan media
tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal (keatas).
Wadah media tanam tersebut dapat berupa kolom-kolom atau pot

86
yang kemudian diatur sedemikian rupa sehingga pertanaman
nantinya dapat tumbuh secara susun ke atas. Sehingga dalam
demikian, vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah
vertikal (Nitisapto, 1993).
3. KEUNGGULAN VERTIKULTUR
Menurut Sutarminingsih (2003), penerapan pola tanam
vertikultur, mempunyai beberapa keunggulan, yang antara lain
sebagai berikut.
a. Menghemat lahan
b. Menghemat air
c. Mendukung pertanian organik, karena lebih menganjurkan
penggunaan pupuk alami (pupuk kandang dan kompos) dan
sesedikit mungkin menggunakan pestisida anorganik.
d. Bahan-bahan yang digunakan sebagai wadah media tanam,
dapat disesuaikan dengan kondisi setempat/ketersediaan bahan
yang ada.
e. Umur tanaman relatif pendek
f. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana
g. Dapat dillakukan oleh siapa saja yang sungguh-sungguh
berminat dan sayang akan tanaman
4. BENTUK-BENTUK VERTIKULTUR
Menurut Nitisapto (1993), beberapa rancangan wadah
media tanam yang sudah cukup banyak dicoba dan menunjukan
tingkat keberhasilan yang tinggi, adalah sebagai berikut
a. Kolom wadah media tanam disusun secara vertikal. Dalam hal
ini, setiap bahan yang akan digunakan sebagai kolom wadah
media dibuat dalam posisi berdiri tegak/vertikal dan diberi
lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau
sebagai lubang tana tanaman yang akan dibudidayakan
b. Kolom wadah media disusun secara horizontal. Dalam hal ini,
wadah media dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar atau

87
dalam bentuk pot-pot, plastik, polybag yang kemudian disusun
dalam rak-rak ke arah vertikal.
c. Wadah media digantung. Dalam hal ini, wadah media dapat
disusun saling bersambung kemudian digantung, sehingga
menyerupai pot-pot gantung.
d. Pot susun. Wadah media sebaiknya dipilih dari bahan-bahan
yang cukup kokoh dan dapat tegak berdiri dengan bentuk
menyerupai pot. Bahan-bahan tersebut kemudian disusun pada
suatu tegakan dengan susunan menurut selera, sehingga
menjadi pot susun yang mirip degan pohon pot.
5. PENYIAPAN KOLOM/WADAH MEDIA TANAM
a. Kebutuhan Alat
Beberapa macam alat yang dibutuhkan dalam kegiatan
penyiapan kolom atau wadah media tanam sistem vertikultur,
adalah sebagai berikut.
1. Gergaji kayu dan besi
2. Pukul/palu
3. Gunting
4. Pensil/spidol
5. Penggaris
6. Pisau dan cutter
b. Kebutuhan Bahan
1. Secara vertikultur
Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan dalam
pembuatan kolom atau wadah media tanam secara vertikal,
adalah sebagai berikut
1) Bambu
2) Plastik mulsa (plastik hitam perak)
3) Paku

88
c. Cara pembuatan Plastik Hitam Perak
Cara pembuatan kolom vertikultur yang terbuat dari karpet
talang, plastik tebal, plastik (mulsa) hitam perak, ataupun kassa
plastik menurut Sutarminingsih (2003), adalah sebagai berikut.
1. Potonglah karpet talang, plastik, plastik hitam perak, ataupun
kassa plastik dengan ukuran antara (70 atau 90) cm x 100 cm.
2. Tentukan letak lubang tanam secara berselang-seling pada
setiap bagian permukaanya dengan ketentuan dama seperti
pada bahan-bahan lainnya. Letak lubang tanam dapat
ditentukan dengan cara menggulungkan bahan-bahan
tersebut menadi suatu kolom bergaris tengah 30 cm, namun
dapat juga ditentukan ketika masih dalam bentuk lembaran-
lembaran.
3. Buatlah lubang tanam dengan menggunakan ginting/cutter
pada bagian yang telah ditandai sebelumnya
4. Kemudian, gulunglah bahan-bahan tersebut menjadi suatu
bentuk kolom dengan garis tengan 30 cm.
5. Jepitlah pertemuan antara keduan ujung lembaran bahan
tersebut dangan bambu dan kemudian pakulah.
6. Untuk lebih menegakkan dan menguatkan kolom tersebut,
tambahlah 2-3 punguat dari bambu yang dipasang dengan
cara dijepitkan pada kedua sisi permukaannya
7. Tempatkanlah kolom-kolom tersebut pada lokasi yang telah
disiapkan dan dapat segera diisi dengan media tanam (tanah).
6. BUDI DAYA TANAMAN SECARA VERTIKULTUR
a. Media Tanam/Tumbuh Tanaman
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk
menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman
menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Agar
tanaman dapat berproduksi dengan baik, diperlukan adanya
sumber daya tanah yang baik pula, dalam arti mampu
mendukung pertumbuhan tanaman melalui ketersediaan unsur-

89
unsur hara, air, dan udara yang terkandung di dalamnya. Pada
pola budidaya tanaman secara vertikal ini, jenis yang dapat
digunakan adalah yang bersetruktur rema, media tanam yang
digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan
sekam dengan perbandingan 1:1:1. Perbandingan tersebut
digunakan dengan tujuan agar tanah yang digunakan sebagai
media tanam mempunyai butiran-butiran yang tidak begitu
lepas-lepas, namun gembur, dapat cukup menahan dan
meloloskan air, serta cukup banyakmengandung zat makanan.
Sementara, penggunaan sekam padi ditunjukan agar proses
penyerapan air serta hara dapat terjadi merata, sehingga tanah
tidak mudah menjadi mampat dan keras.
Media tanam tersebut dapat digunakan secara terus-
menerus. Hanya setelah digunakan sebanyak 2-3 kali tanam,
perlu ditambahkan kembali pupuk kandang/kompos, dan
apabila perlu dapat pula ditambahkan pupuk buatan (pabrik)
agar unsur hara tetap tersedia secara memadai.
Penambahan/pembaharuan pupuk tersebut dilakukan dengan
cara membingkar media tanam yang lama atau dapat juga
dengan menambahkan pupuk melalui pengadukan atau
pengeboran ke dalam media tanam yang lama (Sutarminingsih,
2003).
b. Jenis Tanaman Yang Dibudidayakan
Pada perinsipnya semua jenis tanaman semusim dapat
diusahakan dengan sistem vertikultur ini. Tanaman semusim
adalah tanaman yang hasilnya dapat dipungut/dipanen 2-3 kali
selama masa pertumbuhannya yang berkisar antara 6 bulan.
Namun, untuk vertikultur, umumnya yang diusahakan adalah
tanaman sayuran yang sejenisnya sangat ditentukan oleh ukuran
dan susunan kolom wadah media tanam yang telah disiapkan.
Berbagai jenis sayuran berbatang kecil sepertinya misalnya
sawi, selada, seledri, dan bunga kol dapat ditanam dalam klom

90
wadah media berukuran kecil. Sementara, sayuran berbatang
lebih besar, seperti misalnya tomat dan cabai, diusahakan dalam
kolom yang lebih besar, demikian seterusnya. Tanaman dengan
sistem perakaran pendek lebih baik ditanam pada kolom-kolom
horizontal, sedangkan yang mempunyai sistem perakaran agak
luas dan dalam diusahakan dalam kolom-kolom vertikal.
7. PEMBIBITAN
a. Biji/Benih
Agar tanaman yang diusahakan atau dibudidayakan
nantinya memberikan hasil yang optimal, maka biji yang
akan dipersiapkan sebagai benih harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut.
1. Dihasilkan dari tanaman/buah yang baik dan sehat
(unggul)
2. Biji harus murni, artinya bersih dan tidak tercampur
dengan varietas lainya
3. Bebas dari hama dan penyakit
4. Mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh yang
tinggi
b. Pesemaian
Persemaian pada dasarnya bertujuan sebagai berikut
1. Melindungi benih yang sedang mengalami proses
perkecambahan dari berbagai gangguan, seperti
misalnya serangan serangga dan pengaruh fisik lainnya
(hujan lebat, terik sinar matahari dan sebagainya)
2. Memusatkan bibit pada suatu tempat sehingga
perawatan dapat dilakukan secara lebih intensif
3. Menghasilakan bibit yang lebih baik

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam


penyemaian, adalah sebagai berikut.
a) Media Pesemaian

91
Media pesemaian benih dapat dibuat dari campuran
antara tanah yang ada di sekitar kita, pasir halus, dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Sebelum
digunakan, campur media tersebut dapat disiram
terlebih dahlu dengan air panas atau dijemur di bawah
terik sinar matahari untuk menhambat pertumbuhan
organisme penganggu bakal bibit/tanam

Adapun langkah-langkah proses pembuatan media


persemaian dan pelaksanaan penyemaian tersebut, adalah
sebagai berikut.
a. Siapkan kotak, nampan plastik, ataupun besek yang ada
disekitar kita sebagai tempat/wadah media persemaian.
Wadah media persemaian tersebut harus cukup
mempunyai lubang-lubang, khususnya pada bagian
dasar
b. Isi wadah media tersebut dengan media persemaian yang
telah disiapkan sebelumnya sebanyak ¾ dari tinggi
wadah
c. Jaga kondisi kelembapan media persemaian dengan
membberikan air terlebih dahulu sebelum penyemaian
dilakukan
d. Buat deretan lubang tanam bagi benih yang akan
disemaikan dengan menggunakan lidi atau peralatan
sederhana berbentuk sisir agar jarak lubang tanam lebih
teratur.
e. Tebarkan 2-3 benih de dalam tiap lubang tersebut
f. Tutup tipis-tipis lubang-lubang tanam tersebut dengan
tanah
g. Tutup permukaan kotak dengan kain atau karung goni
basah hingga benih berkecambah

92
h. Letakan kotak persemaian pada tempat yang aman dari
gangguan serangga atau lainnnya, termasuk air hujan,
namun usahakan agar memperoleh cukup sinar matahari
i. Bila kain/karung penutup kering sebelum benh
berkecambah, dapat dilakukan penyiraman dengan
membasahi kain/karung penutupnya sehingga tidak
merusak lokasi dan kondisi persemaian.
b) Pemeliharaan
Setelah benih berkecambah, kain/karung penutup kotak
pesemaian dibuka agar bibit mendapatkan cukup sinar
matahari. Penyiraman dapat dilakukan dengan
menggunakan semprotan tangan (Sprayer kecil) ataupun
dengan menyelupkan kotak persemaian secara hati-hati ke
dalam kolam atau bak air sehingga terjadi perembedan air
melalui lubang-lubang yang terdapat pada bagian dasar dan
samping kotak. Perawatan tersebut dilakukan terus hingga
bibit diperkirakan sikap untuk dipindahtanamkan.
c) Pembibitan bibit
Sebelum bibit dipindah tanamkan ke dalam kolom-kolom
wadah media tanam, kondisi tanah di dalamnya harus
cukup dengan air. Selanjutnya, dapat dibuat lubang-lubang
tanam pada tempat-tempat yang telah dengan
menggunakan tujah ataupun peralatan lainnya.

8. PEMELIHARAAN TANAMAN
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman pada fase-fase awal pertumbuhan, dapat
dilakukan sebanyak 2-3 hari sekali atau dengan melihat tingkat
kekeringan tanah. Pada tingkat pertumbuhan yang lebih lanjut,
perlu dilakukan pada sore hari agar kehilangan air melalui
penguapan pada siangharinya dapat segera tergantikan.
Sehingga dengandemikian, keesokan harinya tanaman dapat

93
menjadi sehat dan segar kembali. Penyiraman dapat dilakukan
dengan menggunakan gayung, gembor, selang dari tempat
penampungan (tandon) air ataupun dengan sistem tetes melalui
pengaliran air dalam paralon-paralon kecil yang dilewatkan
diatas kolom-kolom tanaman
b. Penyiangan
penyiangan atau pembersihan terhadap tanaman pesaing
(gulma) perlu dilakukan, mengingat gulma tersebut dapat
menghalangi pertumbuhan tanaman pokok (tanaman sayuran)
dan merebut zat-zat makanan yang diperlukan tanaman pokok.
Selain itu, gulma tersebut justru dapat menjadi tempat hidup
atau sumber makanan bagi hama dan penyakit yang nantinya
dapat menyerang tanaman pokok. Penyiangan dalam hal ini
hanya dilakukan pada bagian-bagian kolom/wadah media yang
terbuka saja.
c. Pemupukan
Pemupukan merupakan proses penamambahan zat-zat
makanan (unsuar hara) ke dalam tanah, agar kebutuhaan
tanaman akan zat-zat tersebut dapat terpenuhi dan tanaman
dapat tumbuh secara optimal. Beberapa zat yang diperlukan
bagi pertumbuhan tanaman, namun sering kali hanya tersedia
dalam jumlah yang sedikit (kurang).
d. Pengendalian Hama dan penyakit
hama dan penyakit merupakan sala satu faktor pembatas dalam
usaha buddaya pertanian. Maksudnya adalah bahwa bila hama
atau penyakit kemudia datan dan menyerang tanaman yang kita
usahakan, maka kemungkinan produksi tanaman tersebut akan
terganggu atau menrun. Oleh karena itu, diperlukan adanya
upaya pengendalian hama dan penyakit secara tepat, sehingga
peroduksi tanaman tetap dapat dipertahankan dan bahkan jika
mungkin ditingkatkan

94
9. PANEN
a. Penentuan Umur Panen
Umur tanaman dan beberapa ciri fisik tanaman seperti
misalnya tingkat pertumbuhan tanaman serta ukuran dan warna
buah, dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan
umur panen yang optimal. Adapun umur tanaman dan ciri fisik
bebrapa jenis tanaman sayuran yang dapat dijadikan sebagai
indikator waktu pemanenan yang tepat.
b. Cara Pemanenan
Pemanenan sayuran dapat dilakukan dengan cara yang
berbeda-beda tergantung pada macam atau jenis sayurannya.
Namun demikian, pada umumnya terdapat 3 cara pemanenan
sayuran yang sering dilakukan, yaitu.
a. Dipetik: misalnya cabai, tomat, terung, kacang-kacangan,
dan sebagainya
b. Dipotong: misalnya petsai, selada, kol bunga, kailan,
seledri, dan sebagainya
c. Dicabut: misalnya bayam, bawang merah, bawang putih,
selada, wortel dan sebagainya.

95
B. Memilih Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan Pemanfaatan lahan


pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lesatari (KRPL) Budidaya
sayuran dengan sistem vertikultur yaitu :
1. Folder

96
2. Power Point (PPT)

Gambar 1. Penggunaan media power point Gambar 2. Penggunaan media


sesungguhnya

97
C. LPM dan Sinopsis
1. LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

JUDUL : Pemanfaatan Lahan Pekarangan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari


(KRPL) Budidaya Sayuran dengan Sistem Vertikultur.
TIK : Setelah penyuluhan petani dapat menerapkan budidaya sayuran sisitem
vertikultur dengan tingkat ketepatan 80%
SASARAN Kelompok Wanita Tani
ALAT BANTU : LCD Proyektor,Laptop, folder, Gergaji kayu, Palu,Paku, Gunting,
Pensil, Penggaris/meteran dan Pisau/cutte
BAHAN : Bambu, Plastik mulsa (plastik hitam perak), benih
Kediaman ibu Titi Sumarni Di Desa Bambulung, Kec. Pematang Katau,
TEMPAT :
Kab. Barito Timur
WAKTU : 90 Menit
METODE : Ceramah, Diskusi Kelompok, Demonstrasi cara

Pokok
Uraian Kegiatan Waktu Keterangan
Kegiatan
• Perkenalan 2 menit • Memberikan salam pembuka dan menyamakan
• Penjelasan Tujuan 3 menit persepsi
15 menit • Penjelasan kepada sasaran tentang tujuan
• Ice breaking (Pra Test)
Pendahuluan diadakannya penyuluhan
• Memberikan Soal Pra Test untuk
membandingkan sebelum dan sesudah
penyuluhan ( pemberian leaflet)
• Pengertian KRPL
3 menit • Penjelasan tetang pengertian,dan Model KRPL
• Penjelasan Model KRPL
5 menit • Penjelasan salah satu model KRPL yang
• Penjelasan Vertikultur 7 menit
digunakan yaitu Vertikultur
Isi / Materi • Tujuan/ Keunggulan Model 5 menit • Memberikan pengetahuan terhadap keunggulan
KRPL Vertikultur KRPL dengan Vertikultur
• Tahapan pembuatan • Tahapan pembuatan dengan menggunakan
vertikultur untuk budidaya 30 menit demontrasi cara
sayuran
• Evaluasi 5 menit • Melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada
• Post Test 10 menit petani tentang manfaat penggunaan lahan
3 menit
• Kesimpulan perkaragan dengan menggunakan metode
2 menit
• Penutup budidaya vertikultur dan tatacara membuat
vertikultur
Pengakhiran
• Memberikan soal Post Test
• Menyimpulkan hasil pertemuan pada kegiatan
penyuluhan tersebut
• Mengakhiri dengan memberikan salam penutup
kepada seluruh petani yang hadir

98
2. Sinopsis

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN


KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)
BUDIDAYA SAYURAN DENGAN SISTEM
VERTIKULTUR

Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola


melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan,
sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang
beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi
keluarga. Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi
pemanfaatan pekarangan melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL). Pemanfaatan Pekarangan Pola Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL). Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) merupakan aktualisasi pemanfaatan lahan pekarangan
secara optimal dengan maksimalisasi produktivitas lahan lain yang
ada di lingkungannya untuk pengembangan ketersediaan pangan
yang beranekaragam tiap rumah tangga dalam suatu wilayah desa/
dusun/ kampung. Pada hakekatnya KRPL ini merupakan suatu
gerakan sekelompok masyarakat yang mandiri untuk meningkatkan
kapasitas kemandirian pangannya (aspek ketersediaan, akses, dan
keaneka ragaman pangan) secara bersama/ terintegrasi/ kolektifitas
melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan sekitarnya secara
optimal. Salah satu konsep KRPL yaitu teknologi budidaya sayuran
secara vertikultur. Sistem pertanian vertikultur adalah sistem
budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
Sistem vertikultur merupakan solusi atau jawaban bagi yang
berminat dalam budidaya tanaman sayuran dengan memanfaatkan
lahan pekaragan.
Dalam pembuatan vertikultur yang perlu dipersiapkan
sebelum pelaksanaan yakni alat dan bahan. Alatnya berupa Gergaji
kayu, Pukul/palu, Gunting, Pensil/spidol, Penggaris/meteran dan
Pisau/cutter. Bahanya berupa Bambu, Plastik mulsa (plastik hitam

99
perak) dan Paku. Proses pembuatan 1) Potonglah plastik hitam perak
dengan ukuran antara (70 atau 90) cm x 100 cm. 2) Tentukan letak
lubang tanam secara berselang-seling pada setiap bagian
permukaanya dengan ketentuan sama seperti pada bahan-bahan
lainnya. Letak lubang tanam dapat ditentukan dengan cara
menggulungkan bahan-bahan tersebut menjadi suatu kolom bergaris
tengah 30 cm, namun dapat juga ditentukan ketika masih dalam
bentuk lembaran-lembaran. 3) Buatlah lubang tanam dengan
menggunakan ginting/cutter pada bagian yang telah ditandai
sebelumnya. 4) Kemudian, gulunglah bahan-bahan tersebut menjadi
suatu bentuk kolom dengan garis tengan 30 cm. 5) Jepitlah
pertemuan antara keduanya ujung lembaran bahan tersebut dengan
bambu dan kemudian pakulah. 6) Untuk lebih menegakkan dan
menguatkan kolom tersebut, tambahlah 2-3 punguat dari bambu
yang dipasang dengan cara dijepitkan pada kedua sisi
permukaannya. 7) Tempatkanlah kolom-kolom tersebut pada lokasi
yang telah disiapkan dan dapat segera diisi dengan media tanam
(tanah).
Budidaya sayuran dengan sistem vertikultur yang
menggunakan plastik hitam perak merupakan hal yang dibilang
cukup mudah untuk dilakukan. Namun walau mudah dilakukan,
tetap saja membutuhkan keterampilan untuk membuat kontruksi.
Selanjutnya membutuhkan ketekunan untuk perawatan tanaman,
walau sederhana hanya melakukan penyiraman namun harus
dilakukan secara rutin, supaya tanaman tetap memperoleh nutrisi.

100
LAMPIRAN 2

ELEMEN KOMPETENSI II

MENETAPKAN DAN MENGGUNAKAN METODE

101
A. Metode Yang Ditetapkan

No. Klasifikasi Metode Metode Yang Ditetapkan


1. Pendekatan Metode Kelompok, yaitu dengan cara
memberikan penyuluhan pertanian kepada
kelompok wanita tani Mira Lestari di Desa
Grajegan, Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo .
2. Jumlah Sasaran Kelompok, karena dihadiri oleh 10 orang
wanita tani dan adanya timbal balik antara
penyuluh dengan sasaran (Pertemuan
Kelompok).
3. Teknik Komunikasi Metode Penyuluhan Langsung (Ceramah),
yaitu penyuluh bertemu langsung dengan
sasaran sehingga terjadi komunikasi secara
langsung dalam penyuluhan.
Metode Diskusi, berbagi informasi
dilapangan dan teori perihal materi.
Metode Demcar, penyuluh meberikan cara
yang akan dilakukam sebelum praktek.

B. Matrik /Model Urutan Penetapan Metode Penyuluhan Pertanian

Dasar
No Indikator Nilai/Hasil Kesimpulan
Pertimbangan
1 Keadaan 1. Usia 35-50 tahun Tingkat pendidikan
sasaran 2. Pendidikan SD-PT( Perguruan reponden jenjang SD-
Tinggi) PT yang didominasi
3. Jenis Kelamin Perempuan SLTP dan SLTA

4. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

5. Penyuluhan yang Pertemuan, Demplot


pernah diikuti pemanfaatan lahan Dapat mengikuti
pekarangan berbagai metode

2 Praktikan a. Pendidikan a. SMA Tingkat pendidikan


b. Pelatihan yang b. Kultur Jaringan praktikan SMA,
diikuti belum pernah
c. Masa Kerja c. - melakukan pelatihan
d. Usia d. 21 Tahun KRPL, usia 21 tahun,

102
Dasar
No Indikator Nilai/Hasil Kesimpulan
Pertimbangan
e. Jenis kelamin e. Laki-Laki berjenis kelamin
f. Bidang keahlian f. Pertanian Laki-laki, dan bidang
kehlian pertanian.
Hanya memadai
menggunakan
metode ceramah dan
diskusi.
3 Keadaan 1. Keadaan hamparan Datar
Wilayah
2. Luas Lahan 8.971 Ha

3. Lahan Pekarangan 130 Ha

4. Komoditi yang Padi,jagung,karet dan


diusahakan sawit
4 sarana
1. Sarana yang ada Laptop, LCD
proyektor, Pointer,
kamera, tempat
berupa rumah dari
anggota kelompok
wanita tani

2. Jumlah sarana 5 Belum memadai


untuk melaksanakan
berbagai macam
metode.
6 Materi 1. Macam materi Pemanfaatan Lahan Berdasarkan data
Pekarangan diatas maka dapat
menetapkam metode
2. Tujuan penyampaian Pengetahuan, Sikap, ceramah, diskusi, dan
materi (PSK) dan Keterampilan demostrasi cara.

3. Judul Materi Pemanfaatan lahan


pekarangan konsep
Kawasan Rumah
Pangan Lestari
(KRPL) budidaya
sayuran dengan
sistem vertikultur.

103
Matriks Skala Prioritas Penentuan Metode Penyuluhan

Ceramah
Aspek yang Demonstrasi Bimbingan Studi
dan
Dinilai Cara Teknis Banding
Diskusi
Sasaran *** *** ** **
Praktikan *** *** ** **
Keadaan Wilayah *** *** *** ***
Biaya dan Sarana *** *** * *
Kebijakan *** *** ** **
Materi *** *** * *
JumlahSkor 18 18 11 11
Keterangan : ***= Sesuai, **= Kurang sesuai, *= tidak sesuai

Berdasarkan data dan hasil rekapitulasi nilai dari matriks skala


prioritas penentuan metode penyuluhan, maka dapat disimpulkan bahwa jenis
metode penyuluhan yang digunakan adalah kombinasi ceramah dan diskusi
serta Demcara.

104
LAMPIRAN 3

ELEMEN KOMPETENSI III

MENGEVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN

105
A. Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan materi penyuluhan yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa


desa Bambulung Kecamatan Pematang Karau kabupaten Barito Timur maka
perlu ditetpaan tujuan evaluasi terhadap persiapan, Pelaksanaan dan pasca
pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang pemanfaatan lahan pekarangan
konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran dengan
sistem vertikultur

Adapaun tujuan evaluasi penyuluhan pertanian tentang pemanfaatan


lahan pekarangan budidaya sayuran dengan sistem vertikultur adalah sebagai
berikut :

1. Persiapan Penyuluhan Pertanian

a. Untuk mengidentifikasi keterlibatan anggota dalam menetapkan materi


penyuluhan tentang pemanfaatan lahan pekarangan budidaya sayuran
dengan sistem vertikultur.

b. Untuk mengidentifikasi keterlibatan anggota dalam menentukan waktu


dan tempat kegiatan penyuluhan

2. Pelaksanaan penyuluhan pertanian

a. Untuk mengidentifikasi kesesuaian materi dengan kebutuhan materi

b. Untuk mengidentifikasi kesesuaian metode dan teknik penyuluhan


dengan tujuan penyuluhan

c. Untuk mengidentifiaksi kesesuaian media penyuluhan dengan tujuan


penyuluhan

3. Adopsi Inovasi Pasca Pelaksanaan Penyuluhan pertanian

a. untuk mengidentifikasi meningkatnya kesadaran dan penghayatan


pemanfaatan lahan pekarangan budidaya sayuran dengan sistem
vertikultur

b. untuk mengidentifikasi meningkatnya minat tentang pemanfaatan lahan


pekarangan budidaya sayuran dengan sistem vertikultur

106
c. untuk mengidentifikasi meningkatnya penilaian tentang pemanfaatan
lahan pekarangan budidaya sayuran dengan sistem vertikultur

d. untuk mengidentifikasi meningkatnya tahap mecoba tentang


pemanfaatan lahan pekarangan budidaya sayuran dengan sistem
vertikultur

e. untuk mengidentifikasi meningkatnya penerapan tentang pemanfaatan


lahan pekarangan budidaya sayuran dengan sistem vertikultur
B. Memilih Metode Evaluasi
Berdasarkan tujuan evaluasi melihat sejauh mana Pengetahuan, Sikap,
Keterampilan Kelompok Wanita Tani Mira Lestari terhadap Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran dengan sistem vertikultur, metode
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Survey
Menentukan jumlah sampling yang akan menjadi responden dalam
mengisi kuisioner. Hal ini untuk menghemat waktu dan tenaga dalam
pengumpulan data.
b. Group Interviews (Wawancara kelompok)

Wawancara kelompok, metode ini dilakukan dengan cara mengadakan


pertemuan dengan responden yang mengikuti kegiatan penyuluhan
Pemanfaatan lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) budidaya sayuran dengan sistem vertikultur. Metode ini digunakan
untuk pengisian kuisioner dengan melakukan wawancara dengan petani yang
telah dipilih menjadi responden melalui penarikan sampel.

C. Sampel
Lebih jelasnya metode pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar.1
berikut :

BPP Pematang Karau

Desa Bambulung

30 Orang Anggota Kelompok


Wanita Tani Nusa Indah

107 Mulyo
purposive sampling
10 Responden

Gambar 1. Skema Metode Pengambilan Sampel

D. Instrumen Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi diperlukan instrumen yang harus digunakan
untuk mencapai tujuan evaluasi. Instrumen yang digunakan merupakan alat
untuk menghimpun data secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

1. Rencana Menjaring Data

Memperhatikan tujuan evaluasi maka perlu dikembangkan instrument


untuk menjaring data berdasarkan matrik perencanaan menjaring data pada
table sebagai berikut :

Tabel Matrik Perencanaan Menjaring Data Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Pertanyaan Data yang
Tujuan Evaluasi Sumber Data Instrumen
Evaluasi diperlukan

1 2 3 4 5

1. Untuk mengeidentifikasi • keterlibatan Data 10 orang KWT yang Format data


keterlibatan petani dalam dalam karakteristik mengikuti kegiatan karakteristik
penetapan materi menetapkan kelompok penyuluhan tetang sasaran
penyuluhan tentang materi wanita tani Pemanfaatan Lahan
Pemanfaatan Lahan penyuluhan pelaksana Pekarangan Budidaya
Pekarangan Budidaya pertanian Sayuran sistem
Kuisioner
Sayuran sistem Vertikultur • keterlibatan Vertikultur
dalam
menetapkan
waktu dan
tempat
penyuluhan

2. Untuk mengeidentifikasi • Apakah metode 1. Data 10 orang petani yang Identifikasi


kesesuaian materi , yang digunakan karakteristik mengikuti kegiatan Penyuluh
Metode dan Media sesuai dengan kelompok penyuluhan tetang Pelaksana
Penyuluhan dengan tujuan tujuan wanita tani Pemanfaatan Lahan
penyuluhan atau penyuluhan pelaksana Pekarangan Budidaya
kebutuhan petani • apakah media Sayuran sistem
2. Data Vertikultur Kuisioner
yang yang
digunakan Karakteristik
sesuai dengan metode dan
tujuan media
penyuluhan penyuluhan

3. Untuk mengeidentifikasi Setelah kegiatan D Data 10 orang petani yang Kuisioner


tingkat Adopsi Inovasi penyuluhan tentang karakteristik mengikuti kegiatan
Pemanfaatan Lahan kelompok penyuluhan tetang

108
Pekarangan Budidaya Pemanfaatan Lahan wanita tani Pemanfaatan Lahan
Sayuran sistem Vertikultur Pekarangan pelaksana Pekarangan Budidaya
Budidaya Sayuran Sayuran sistem
sistem Vertikultur Vertikultur
apakah :
1. Sadar dan
menghayati
2. Berminat dan
tertarik
3. Menilai
4. Mencoba
5. Menerapk

Evaluasi Rencana menjaring data dengan


mengidentifikasi keterlibatan petani dalam menetapkan materi, tempat dan
waktu pelaksanaan penyuluhan, kesesuaian terhadap Materi, Metoda dan
Media Penyuluhan Pertanian dengan tujuan penyuluhan dan kebutuhan
sasaran. dengan menggunakan metoda evaluasi wawancara dan observasi
terhadap obyek evaluasi dengan perantara petani, aparatur Desa, aparatur
BPP, Tokoh Masyarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga) serta program
pertanian yang telah berjalan untuk mengetahui tingkat adopsi
inovasi petani terhadap Materi, Metode dan Media yang digunakan

2. Kuisioner

Kuisioner digunakan sebagai istrumen agar data-data yang didapat


dapat ditulis sebagai bahan pertanggungjawaban responden dan untuk
mempermudah dalam merekap dan ditabulasikan sehingga dapat diukur
secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Kuisioner dibagikan
kepada KWT Desa Bambulung dengan jumlah responden sebanyak
10 orang.

Dalam mencapai tujuan evaluasi penulis menggunakan model


evaluasi “Goal Free Evaluation Model” yaitu melaksanakan evaluasi yang
tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana
terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun negatif
(Suhirmanto, 2013 Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Hal 08) yang terjadi
dalam program penyuluhan pertanian yang ada di
Desa Bambulung Kecamatan Pematang Kaau Kabupaten Barito Timur

Model kuisioner penjaringan data adalah sebagai berikut:

109
a) Keterlibatan anggota dalam
menetapkan materi, Media dan Metode
Penyuluhan.
3
a. 75% anggota terlibat
2
b. 50% anggota terlibat
1
c. Hanya pengurus yang teribat
b) Keterlibatan anggota dalam
menetapkan waktu dan tempat kegiatan
penyuluhan
3
a. 75% anggota terlibat
2
b. 50% anggota terlibat
1
c. Hanya pengurus yang teribat
c) Materi Penyuluhan
a. Sesuai dengan kebutuhan petani 3
b. Kurang sesuai dengan kebutuhan 2
petani
1
c. Tidak sesuai dengan kebutuhan petani
d) Pemilihan metode dan teknik
penyuluhan pertanian
3
a. Sesuai dengan tujuan penyuluhan
2
b. Kurang sesuai dengan tujuan
1
penyuluhan
c. Tidak sesuai dengan tujuan penyuluhan
e) Penggunaan media penyuluhan
a. Sesuai dengan tujuan penyuluhan 3
b. Kurang sesuai dengan tujuan 2
penyuluhan
1
c. Tidak sesuai dengan tujuan penyuluhan
f) Setelah kegiatan penyuluhan dapat
menyebabkan meningkatnya
………………tentang pemanfaatan
lahan pekarangan buddidaya sayuran
sistem vertikultur
1

110
a. kesadaran dan penghayatan 2
b. minat dan merasa tertarik 3
c. penilaian 4
d. mencoba 5
e. diterapkan

E. Analisis Data
Data dari angket dalam evaluasi ini merupakan data kuantitatif yang akan
dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-langkah menurut Riduan
(2004:71-95) sebagai berikut:
1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.
2. Merekap nilai.
3. Menghitung nilai rata-rata.
4. Menghitung persentase dengan rumus:
DP = n : N x 100%

Keterangan:

DP = Deskriptif Persentase (%)

n = Skor empirik (Skor yang diperoleh)

N = Skor Ideal untuk setiap item pertanyaan

Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-


masing indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase
kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.

Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:

d. Menentukan angka persentase tertinggi


Skor maksimal x 100%
Skor maksimal
e. Menentukan angka persentase terendah
Skor minimal xl00%
Skor maksimal

111
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
dengan tabel kriteria.

Tabel Kriteria Analisis Deskriptif Persentase


No. Persentase Kriteria

1. 75%-100% Sangat baik

2. 50%-75% Baik

3. 25%-50% CukupBaik

4. 1% - 25% KurangBaik

Sumber: Riduan, 2004

F. Hasil Analisis Data


1. Sasaran Evaluasi
Sasaran Evaluasi pada kegiatan PKL II adalah Kelompok Wanita
Tani Desa Bambulung Kecamatan Pematang Karau Kabupaten Barito
Timur yang memperoleh penyuluhan tentang pemanfaatan lahan
pekarangan budidaya sayuran sistem vertikultur.
Identifikasi keadaan sasaran sangat mempengaruhi pemilihan media
dan metode penyuluhan, proses adopsi inovasi teknologi serta proses
evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Jumlah sasaran / Responden pada kegiatan Evaluasi proses adopsi
inovasi pemanfaatan lahan pekarangan budidaya sayuran sistem vertikultur
adalah sebanyak 10 orang yang diambil dari 1 KWT Di Desa Bambulung.
2. Keadaan Responden
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon
terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut
Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan
pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan
cara hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon
terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya.

112
Untuk mengetahui keadaan sasaran penyuluhan pada kegiatan PKL II
dapat dilihat pada table dibawah ini identifikasi keadaan responden sebagai
berikut:

Tabel 7 Keadaan Petani Responden Yang Mengikuti Penyuluhan

Tentang Pemanfaatan Lahan Pekarangan Budidaya Sayuran Sistem Vertikultur


Lama jadi
Asal Kelompok Umur
No Nama Petani Pendidikan anggota
tani (Tahun)
(tahun)

1 Titi Sumarni Nusa Indah 36 SLTP 6

2 Masratu Nusa Indah 35 SLTA 6

3 Huweini, A.Md Nusa Indah 42 Sarjana 6

4 Wartiana Nusa Indah 35 SLTA 6

5 Siti Sulasmi Nusa Indah 48 SLTA 6

6 Siti Wahidah Nusa Indah 48 SLTP 6

7 Hite Bidjan Nusa Indah 40 SLTA 6

8 Wineini Wg, S.Pd Nusa Indah 35 Sarjana 6

9 Arbayah Nusa Indah 37 SLTA 6

10 Sanah Nusa Indah 40 SD 6

Jumlah 396 60
Rata-rata 36,9 6

Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat umur petani mitra berada pada
kisaran 35 sampai dengan 48 tahun, tingkat pendidikan rata-rata SLTA, pengalaman
berusaha tani rata-rata 3 tahun.

Mardikanto (1993) menerangkan pendidikan merupakan proses imbal balik


dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam
semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal.
Tingkat pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara
berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan
kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

113
Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung
mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian
kecakapan dengan situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap
sebagai proses semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk
didalamnya pengalaman penggunaan teknologi baru (Purwanto, 2005).
F. Analisis Data Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertaian
1. Persiapan Penyuluhan Pertanian
a. Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Materi Penyuluhan
Petanian

Keterlibatan petani dalam menetapkan materi penyuluhan sangat


mempengaruhi keberhasian penyelenggaraan penyuluhan, Dalam UU
SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan
dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan
pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan
sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan
berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan
modal sosial serta ilmu pengetahuan.

Untuk mengetahui persentase keterlibatan sasaran dalam


menetapkan materi penyuluhan dapat dilihat pada table sebagai berikut

Tabel Persentase Keterlibatan Responden Dalam Menetapkan Materi


Penyuluhan Pertanian

Total Persentase
No Kriteria Skore Responden
skore %

1 75% anggota 3 0 0 0

2 Hanya 50% 2 8 16 80

3 Hanya pengurus 1 2 2 20

Jumlah 10 18 100

Dari table diatas menunjukan bahwa dalam menetapkan materi


penyuluhan yang menyatakan 50% terlibat sebanyak 8 responden (80

114
%) dan 2 orang responden (20%) mengatakan hanya pengurus yang
terlibat, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan anggota pada
penetapan materi penyuluhan sangat kurang.

Hal ini tidak sesuai dengan prinsip pembelajaran partisipatif


menurut Sudjana, 2005, adalah berdasarkan kebutuhan belajar,
berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran, berpusat pada peserta
didik dan berangkat dari pengalaman kerja peserta didik. Sedangkan
langkah-langkah dalam pembelajaran partisipatif adalah membantu
peserta didik dalam menciptakan iklim belajar, menyusun kelompok
belajar, mendiagnosa kebutuhan belajar, menyusun tujuan belajar,
merancang pengalaman belajar, melakukan kegiatan pembelajaran dan
menilai proses serta hasil kegiatan pembelajaran.

b. Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan Tempat


Penyuluhan

Dalam menetapkan tempat dan waktu pelaksanaan penyuluhan


pertanian Di Desa Bambulung Kecamatan Pematang Karau Kabupaten
Barito Timur belum melibatkan seluruh petani sebagai subyek
pembangunan pertanian secara partisipatif.

Untuk mengetahui keterlibatan anggota dalam menetapkan


waktu dan tempat penyuluhan dapat dilihat pada tabel 9 sebagai
berikut:

Table Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan


Tempat Penyuluhan

Total Persentase
No Kriteria Skore Responden
skore %

1 75% anggota 3 0 0 0

2 Hanya 50% 2 7 14 70

3 Hanya pengurus 1 3 3 30

115
Jumlah 25 17 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi atau


keterlibatan anggota dalam menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan
penyuluhan pertanian. Baru melibatkan 50% petani hal ini tidak sesuai
dengan konsep pembelajaran partisipatif.

Pembelajaran partisipatif sering juga diartikan dengan peran serta


atau keterlibatan. Keterlibatan tersebut menurut Knowles, (1970),
dicirikan oleh : 1) keterlibatan emosional dan mental orang dewasa
sebagai warga belajar yang belajar, 2) adanya kesediaan dari orang
dewasa sebagai warga belajar untuk memberikan kontribusi dan
aktivitas mencapai tujuan, 3) dalam kegiatan tersebut terdapat sesuatu
yang menguntungkan bagi orang dewasa sebagai warga belajar, dalam
arti kepuasan yang ingin dicapai dari tujuan aktivitas tersebut.

2. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

a. Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian


Materi penyuluhan yang disampaikan pada kegiatan
penyuluhan pertanian Di Desa Bambulung Kecamatan Pematang
Karau adalah pemanfaatan lahan pekarangan budidaya sayuran
sistem vertikultur.

Dalam UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan


bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan
kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan
kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber
daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan.

Untuk mengetahui kesesuaian materi dengan kebutuhan


sasaran dan tujuan penyuluhan maka dapat dilihat pada table sebagai
berikut :

116
Tabel Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian
No Kriteria Skor Responden Total skor Persentase %

1 Sesuai 3 8 24 80

2 Kurang Sesuai 2 2 4 20

3 Tidak sesuai 1 0 0 0

Jumlah 10 28 100

Dari table diatas menunjukkan 8 orang responden (80%)


menyatakan materi penyuluhan pemanfaatan lahan pekarangan
budidaya sayuran sistem vertikultur. sesuai dengan kebutuhan
sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi (2008), mengatakan bahwa materi penyuluhan harus
sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani
akan tertarik perhatiannya dan akan termotivasi untuk
mempraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani
adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha
perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.

b. Kesesuaian Metode Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan


Metode penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan
penyuluhan tentang pemanfaatan lahan pekarangan budidaya
sayuran sistem vertikultur. adalah menggunakan kombinasi metode
ceramah, demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer.

Metode Ceramah adalah menyampaikan informasi kepada


sasaran pada suatu rapat/pertemuan dengan tujuan : menyampaikan
informasi yang lengkap dan cepat dengan penjelasan mendalam,
Metode demonstrasi adalah menunjukkan suatu cara atau
pembuktian suatu hasil usaha tani yang lebih baik secara bertahap,
Demonstrasi Plot Usahatani (Demplot) merupakan Demonstrasi
dilakukan secara kelompok dengan cara menjelaskan dan langsung
mempraktikan cara pembuatan media tanam vertikultur.

Untuk mengetahui kesesuaian metode dengan tujuan


penyuluhan dapat dilihat pada table sebagai berikut:

117
Tabel Kesesuaian Metode Dengan Tujuan Penyuluhan
No Kriteria Skor Responden Total skor Persentase %

1 Sesuai 3 9 27 90

2 Kurang Sesuai 2 1 2 20

3 Tidak sesuai 1 0 0 0

Jumlah 10 29 100

Table menunjukkan bahwa 9 responden atau 90%


menyatakan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan tujuan
penyuluhan hal ini sesuai dengan pendapat Wahyuti, 2013 yang
menyatakan bahwa tujuan utama pemilihan metode penyuluhan
pertanian antara lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan
pembangunan pertanian secara efektif, efisien dan akuntabel, b)
mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) agar bias
belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan
kreativitas sasaran bias meningkatkan produktivitas usahanya guna
mencapai kesejahteraannya sendiri, d) mempercepat proses adopsi
inovasi teknologi pertanian, e) mempermudah penyampaian materi
oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian (Wahyuti,
2013)

c. Kesesuaian Media Dengan Tujuan Penyuluhan Dan Keadaan


Sasaran
Media penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan
penyuluhan pemanfaatan lahan pekarangan budidaya sayuran
sistem vertikultur.adalah folder.

Untuk mengetahui kesesuain media penyuluhan dengan


tujuan penyuluhan dapat dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Table Kesesuaian Media Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan


No Kriteria Skore Responden Total skore Persentase %

1 Sesuai 3 6 18 60

2 Kurang Sesuai 2 2 4 20

118
3 Tidak sesuai 1 2 2 20

Jumlah 10 24 100

Dari table diatas menunjukkan bahwa media penyuluhan


yang digunakan sesuai dengan keadaan sasaran dan tujuan
penyuluhan, hal ini ditunjukkan dengan 6 responden (60%)
menyatakan sesuai, 2 responden (20%) menyatakan kurang sesuai
dan 2 responden (20%) menyatakan tidak sesuai.
d. Adopsi Inovasi pasca pelaksanaan penyuluhan pertanian
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya
ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi
merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya
inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau
menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi
merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas (Suprapto
dan Fahrianoor, 2004).
Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) mengartikan adopsi
sebagai penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau
teknologi baru yang disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat
penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau
diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan
teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikasinya.
Untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi pemanfaatan lahan
pekarangan budidaya sayuran sistem vertikultur Di Desa
Bambulung kecamatan Pematang Karau Kabupaten Barito Timur
dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel Tingkat Adopsi Inovasi pemanfaatan lahan pekarangan

budidaya sayuran sistem vertikultur.


No Kriteria Skore Responden Total skore Persentase %

1 Menerapkan 5 7 35 70

119
2 Mencoba 4 3 12 30

3 Menilai 3 0 0 0

4 Minat 2 0 0 0

5 Sadar 1 0 0 0
Jumlah 10 47 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat adopsi


inovasi petani tentang pemanfaatan lahan pekarangan budidaya
sayuran sistem vertikultur termasuk kategori sangat baik karena dari
10 responden terdapat 7 responden (70%) sudah pada tahap
menerima (adoption) dan 3 responden (30%) pada tahap mencoba
(Trial Stage)

120
LAMPIRAN 4

ELEMEN KOMPETENSI IV

MENGEVALUASI HASIL PENYULUHAN

121
A. Rumusan Tujuan Evaluasi Hasil
1. Langkah-Langkah Dalam Menetapkan Tujuan Evaluasi
a. Mencermati jenis-jenis evaluasi sebagai dasar untuk
menentukan tujuan yang ingin dicapai
b. Tuliskan rumusan tujuan dengan tahapan
1) Tentukan satu jenis kegiatan penyuluhan yang telah
dilakukan
2) Tentukan materi yang disampaikan pada saat penyuluhan
3) Tentukan lokasi, peserta, waktu kegiatan penyuluhan
4) Pahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi.
Unsur-unsur dalam tujuan penyuluhan antara lain sasaran,
perubahan perilaku yang dikehendaki, materi, dan kondisi/
situasi.
5) Susun rumusan tujuan, dengan mengacu unsur-unsur tersebut
diatas.
2. Rumusan Tujuan Evaluasi.
a. Salah satu kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan di
Desa Bambulung, Kecamatan Pmatang Karau, Kabupaten
Barito Timur yaitu Pemanfaatan lahan pekarangan konsep
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
b. Salah satu materi yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan
adalah Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya
sayuran dengan sistem vertikultur.
c. Peserta kegiatan penyuluhan ini adalah 10 orang kelompok
wanita tani yang merupakan pengurus dan anggota dari KWT
Nusa Indah Desa Bambulung.
d. Lokasi diadakannya kegiatan penyuluhan adalah Rumah Ibu
Titi Sumarni (Anggota KWT Nusa Indah) Jalan Prona RT.02/
RW.01, Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau,
Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
e. Waktu pelaksanaan kegiatan pada hari Selasa, 15 Juni 2020
f. Unsur-unsur dalam tujuan penyuluhan adalah

122
1) Sasaran (S) yaitu Kelompok Wanita Tani Mira Lestari
2) Perubahan perilaku yang dikehendaki (P) adalah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
3) Materi (M) adalah Pemanfaatan lahan pekarangan konsep
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran
dengan sistem vertikultur.
4) Kondisi/ situasi (K) adalah sesuai dengan rekomendasi.
g. Rumusan Tujuan Evaluasi
Rumusan tujuan Evaluasi hasil ini adalah mengetahui
perubahan perilaku (Pengetahuan, Sikap, Keterampilan)
Kelompok Wanita Tani Nusa Indah terhadap Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran dengan sistem
vertikultur melalui pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di
Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten
Barito Timur.

123
B. Metode Evaluasi Hasil
1. Langkah-Langkah Memilih Metode Evaluasi
a. Menghimpun dan menganalisa data sasaran melalui penyuluh
dan kelengkapannya (programa kecamatan, Programa Desa,
dan laporan akhir kegiatan),
b. Menetapkan metode evaluasi.
c. Menentukan waktu dan tempat
d. Menentukan jumlah sasaran
e. Pelaksanaan
✓ Penyebaran kuesioner
✓ Pengumpulan dan pengolahan data
✓ Analisa data
2. Metode Evaluasi Yang Dipilih
Berdasarkan tujuan evaluasi melihat sejauh mana Pengetahuan,
Sikap, Keterampilan Kelompok Wanita Tani Nusa Indah terhadap
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran dengan
sistem vertikultur, metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Survey
Menentukan jumlah sampling yang akan menjadi
responden dalam mengisi kuisioner. Hal ini untuk menghemat
waktu dan tenaga dalam pengumpulan data.
b. Group Interviews (Wawancara kelompok)
Wawancara kelompok, metode ini dilakukan dengan cara
mengadakan pertemuan dengan responden yang mengikuti
kegiatan penyuluhan Pemanfaatan lahan pekarangan konsep
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran
dengan sistem vertikultur. Metode ini digunakan untuk
pengisian kuisioner dengan melakukan wawancara dengan
petani yang telah dipilih menjadi responden melalui penarikan
sampel.

124
C. Instrumen Evaluasi Hasil
1. Kisi – Kisi, Indikator, dan Item – Item Dari Materi Penyuluhan

Variabel Sub Variabel Tujuan Rekomendasi/ Standar Kriteria dan Skor Alat Ukur
Pengetahuan Pengertian Kelompok Wanita Pada dasarnya KRPL merupakan suatu himpunan a. Mengetahui sesuai Apakah bapak/ibu
KRPL Tani mampu rumah yang mampu mewujudkan kemandirian dengan rekomendasi mengetahui apa itu
mengetahui KRPL pangan keluarga melalui pemanfaatan pekarangan (skor 3) KRPL?
b. Mengetahui tetapi
Sumber: Mardiharini (2011). belum sesuai
rekomendasi (skor 2)
c. Tidak mengetahui
(skor 1)
Pengertian Kelompok Wanita Cara bertani/bertanam, yang di lakukan dengan a. Mengetahui sesuai Apa bapak/ibu
Budidaya Tani mampu menempatkan media tanam dalam wadah-wadah dengan rekomendasi mengetahui
sistem mengetahui yang disusun secara vertikal (keatas. Sehingga b. Mengetahui tetapi pengertian
Vertikultur Sistem Budidaya dalam demikian, vertikultur merupakan upaya belum sesuai budidaya dengan
Vertikultur pemanfaatan ruang ke arah vertikal rekomendasi sistem vertikultur?
Sumber: Nitisapto (1993) c. Tidak mengetahui
Bentuk/jenis- Kelompok Wanita Bentuk/jenis-jenis vertikultur adalah sebagai a. Mengetahui sesuai Apakah bapak/ibu
jenis Tani mampu berikut. dengan rekomendasi mengetahui
vertikultur mengetahui - Kolom wadah media tanam disusun secara b. Mengetahui tetapi bentuk/ jenis-jenis
bentuk/ jenis vertikal. belum sesuai vertikultur?
vertikultur - Kolom wadah media disusun secara horizontal. rekomendasi
- Wadah media digantung. c. Tidak mengetahui
- Pot susun.
Sumber: Sutarminingsih (2003)

125
Media Kelompok Wanita Pada pola budidaya tanaman secara vertikal ini, a. Mengetahui sesuai Apakah bapak/ibu
tanaman/tumb Tani mampu jenis yang dapat digunakan adalah yang dengan rekomendasi mengetahui media
uh tanaman mengetahui media bersetruktur rema, media tanam yang digunakan b. Mengetahui tetapi tanamdan
tanaman adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan belum sesuai perbandingan yang
sekam dengan perbandingan 1:1:1 rekomendasi digunakan dalam
Sumber: Sutarminingsih (2003) c. Tidak mengetahui budidaya sistem
vertikultur ?
Media Kelompok Wanita Media tanam tersebut dapat digunakan secara a. Mengetahui sesuai Apakah bapk/ibu
tanaman/tumb Tani mampu terus-menerus. Hanya setelah digunakan sebanyak dengan rekomendasi mengetahui berapa
uh tanaman mengetahui 2-3 kali tanam, perlu ditambahkan kembali pupuk b. Mengetahui tetapi kali media dapat
berapa kali media kandang/kompos, dan apabila perlu dapat pula belum sesuai digunakan?
dapat di gunakan ditambahkan pupuk buatan (pabrik) agar unsur rekomendasi
hara tetap tersedia secara memadai c. Tidak mengetahui
Sumber: Sutarminingsih (2003)
Sikap Keunggulan Kelompok Wanita Keunggulan budidaya sistem vertikultur: a. Setuju sesuai Apakah bapak/ibu
budidaya Tani mampu - Menghemat lahan rekomendasi setuju banyak
sistem memberikan - Menghemat air b. Setuju tetapi belum keunggulan dari
vertikultur sikap terhadap - Umur tanaman relatif pendek sesuai rekomendasi pemanfaatan lahan
keunggulan - Pemeliharaan tanaman relatif sederhana c. Tidak setuju pekaragan dengan
budidaya mengggunakan
vertikultur Sumber: Sutarminingsih (2003) sistem Vertikultur?
Persyaratan Kelompok Wanita Agar tanaman yang diusahakan atau a. Setuju sesuai Apakah bapak/ibu
benih Tani mampu sikap dibudidayakan nantinya memberikan hasil yang rekomendasi setuju memenuhi
terhadap optimal, Benih harus memenuhi beberapa b. Setuju tetapi persyaratn benih
persyaratan benih persyaratan sebagai berikut. belum sesuai dapat memberikan
yang digunakan - Dihasilkan dari tanaman/buah yang baik dan rekomendasi hasil yang optimal
dalam budidaya sehat (unggul) c. Tidak setuju ?
- Biji harus murni, artinya bersih dan tidak
tercampur dengan varietas lainya
- Bebas dari hama dan penyakit

126
- Mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh
yang tinggi
Sumber: Sutarminingsih (2003)

Tujuan Persemaian pada dasarnya bertujuan sebagai a. Setuju sesuai Apakah bapak/ibu
Persemaian berikut rekomendasi setuju tujuan
- Melindungi benih yang sedang mengalami b. Setuju tetapi persemaian dapat
proses perkecambahan dari berbagai gangguan, belum sesuai menghasilkan bibit
seperti misalnya serangan serangga dan rekomendasi yang lebih baik?
pengaruh fisik lainnya (hujan lebat, terik sinar c. Tidak setuju
matahari dan sebagainya)
- Memusatkan bibit pada suatu tempat sehingga
perawatan dapat dilakukan secara lebih intensif
- Menghasilakan bibit yang lebih baik
Sumber: Sutarminingsih (2003)
Jenis tanaman Pada perinsipnya semua jenis tanaman semusim a. Setuju sesuai Apakah bapak/ibu
yang dapat diusahakan dengan sistem vertikultur ini. rekomendasi setuju semua jenis
dibudidayakan Tanaman semusim adalah tanaman yang hasilnya b. Setuju tetapi belum tanaman semusim
dapat dipungut/dipanen 2-3 kali selama masa sesuai rekomendasi dapat
pertumbuhannya yang berkisar antara 6 bulan. c. Tidak setuju dibudidayakan
Sumber: Sutarminingsih (2003) degan sistem
vertikultur?
Panen Umur tanaman dan beberapa ciri fisik tanaman a. Setuju sesuai Apakah bapak/ibu
seperti misalnya tingkat pertumbuhan tanaman rekomendasi setuju umur panen
serta ukuran dan warna buah, dapat digunakan b. Setuju tetapi belum tanaman yang
sebagai indikator dalam menentukan umur panen sesuai rekomendasi optimal dapat
yang optimal. c. Tidak setuju dilihat dari ciri-ciri
Sumber: Sutarminingsih (2003) fisik?

127
Keterampilan Penyiapan Kebutuhan Alat: a. Terampil sesuai Apakah bapak/ibu
Kolom/Wadah Gergaji kayu dan besi, palu, gunting, pensil, rekomendasi terampil dalam
Media Tanam penggaris, dan pisau/ cutter b. Terampil tetapi menyiapkan alat
Kebutuhan Bahan: belum sesuai dan bahan
Bambu,Plastik mulsa (plastik hitam perak)dan rekomendasi pembuatan
Paku c. Tidak terampil vertikultur?
Sumber: Sutarminingsih (2003)

Pembuatan Potonglah karpet talang, plastik, plastik hitam a. Terampil sesuai Apakah bapak/ibu
Konstruksi perak, ataupun kassa plastik dengan ukuran antara rekomendasi terampil dalam
(70 atau 90) cm x 100 cm dst. b. Terampil tetapi pembuatan
belum sesuai konstruksi
Sumber: Sutarminingsih (2003) rekomendasi vertikultur?
c. Tidak terampil
Media Media pesemaian benih dapat dibuat dari a. Terampil sesuai Apakah bapak/ ibu
persemaian campuran antara tanah yang ada di sekitar kita, rekomendasi terampil dalam
pasir halus, dan pupuk kandang dengan b. Terampil tetapi membedakan
perbandingan 1:1:1. Sebelum digunakan, campur belum sesuai antara membuat
media tersebut dapat disiram terlebih dahlu dengan rekomendasi media persemaian
air panas atau dijemur di bawah terik sinar c. Tidak terampil dengan media
matahari untuk menhambat pertumbuhan tanam?
organisme penganggu bakal bibit/tanam
Sumber: Sutarminingsih (2003)
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman a. Terampil sesuai Apakah bapak/ibu
Tanaman - Penyiraman rekomendasi terampil dalam
- Penyiangan b. Terampil tetapi pemeliharaan
- Pemupukan belum sesuai tanaman budidaya
- Pengendalian hama dan penyakit rekomendasi sistem vertikultur?
Sumber: Sutarminingsih (2003) c. Tidak terampil

128
Cara Terdapat 3 cara pemanenan sayuran yang sering a. Terampil sesuai Apakah bapak/ibu
Pemanenan dilakukan, yaitu. rekomendasi terampil dalam
- Dipetik: misalnya cabai, tomat, terung, kacang- b. Terampil tetapi pemanenan
kacangan, dan sebagainya belum sesuai sayuran budidaya
- Dipotong: misalnya petsai, selada, kol bunga, rekomendasi sistem vertikultur?
kailan, seledri, dan sebagainya c. Tidak terampil
- Dicabut: misalnya bayam, bawang merah,
bawang putih, selada, wortel dan sebagainya.
Sumber: Sutarminingsih (2003)

129
D. Kuisoner
No. Responden :
Hari/Tanggal :
Paraf :

Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Budidaya


Sayuran dengan Sistem Vertikultur
Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur

1. Nama : ...................................................................
2. Jenis kelamin : Laki-laki/ Perempuan *)
3. Umur : ………..Tahun
4. Pendidikan terakhir : SD / SLTP / SLTA / PerguruanTinggi *)
5. Pekerjaan : ...................................................................
6. Alamat
Desa : ...................................................................
Kecamatan : ...................................................................
Kabupaten : ...................................................................
Propinsi : ...................................................................
7. Kelompok wanita tani .................................................................. :
8. Status dalam kelompok ................................................................ : Pengurus /
Anggota *)
9. Lamanya Menjadi anggota .......................................................... :
10. Lamanya Berusaha Tani .............................................................. : ............Tahun

Enumerator/ Pencacah

Nama : Alpin Syahrizal


NIRM : 05.1.4.17.0776

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

130
Petunujuk :Berilah tanda lingkaran (O) pada jawaban A,B dan C di bawah ini
yansesuai dengan kondisi/fakta dilapangan wilayah bapak/ibu masing-masing.

A. Aspek pengetahuan
1. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu KRPL?
Rekomendasi:
Pada dasarnya KRPL merupakan suatu himpunan rumah yang mampu
mewujudkan kemandirian pangan keluarga melalui pemanfaatan
pekarangan
Sumber: Mardiharini (2011).
a. Mengetahui sesuai dengan rekomendasi
b. Mengetahui tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak mengetahui

2. Apa bapak/ibu mengetahui pengertian budidaya dengan sistem vertikultur?


Rekomendasi:
Cara bertani/bertanam, yang di lakukan dengan menempatkan media tanam
dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal (keatas. Sehingga dalam
demikian, vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal
Sumber: Nitisapto (1993)

a. Mengetahui sesuai dengan rekomendasi


b. Mengetahui tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak mengetahui

3. Apakah bapak/ibu mengetahui bentuk/ jenis-jenis vertikultur?


Rekomendasi:
Bentuk/jenis-jenis vertikultur adalah sebagai berikut.
- Kolom wadah media tanam disusun secara vertikal.
- Kolom wadah media disusun secara horizontal.
- Wadah media digantung.
- Pot susun.
Sumber: Sutarminingsih (2003)
a. Mengetahui sesuai dengan rekomendasi
b. Mengetahui tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak mengetahui

131
4. Apakah bapak/ibu mengetahui media tanam dan perbandingan yang digunakan
dalam budidaya sistem vertikultur ?

Rekomendasi:
Pada pola budidaya tanaman secara vertikal ini, jenis yang dapat digunakan
adalah yang bersetruktur rema, media tanam yang digunakan adalah
campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan
1:1:1

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Mengetahui sesuai dengan rekomendasi


b. Mengetahui tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak mengetahui

5. Apakah bapak/ibu mengetahui berapa kali digunakan media tanam budidaya


sistem vertikultur?

Rekomendasi:
Media tanam tersebut dapat digunakan secara terus-menerus. Hanya setelah
digunakan sebanyak 2-3 kali tanam, perlu ditambahkan kembali pupuk
kandang/kompos, dan apabila perlu dapat pula ditambahkan pupuk buatan
(pabrik) agar unsur hara tetap tersedia secara memadai

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Mengetahui sesuai dengan rekomendasi


b. Mengetahui tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak mengetahui

132
B. Aspek sikap
1. Apakah bapak/ibu setuju memenuhi persyaratan benih dapat memberikan hasil
yang optimal ?
Rekomendasi:
Agar tanaman yang diusahakan atau dibudidayakan nantinya memberikan
hasil yang optimal, Benih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut.
- Dihasilkan dari tanaman/buah yang baik dan sehat (unggul)
- Biji harus murni, artinya bersih dan tidak tercampur dengan varietas
lainya
- Bebas dari hama dan penyakit
- Mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh yang tinggi

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Setuju sesuai rekomendasi


b. Setuju tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak setuju

2. Apakah bapak/ibu setuju banyak keunggulan dari budidaya sistem Vertikultur?

Rekomendasi:
Keunggulan budidaya sistem vertikultur:
- Menghemat lahan
- Menghemat air
- Umur tanaman relatif pendek
- Pemeliharaan tanaman relatif sederhana

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Setuju sesuai rekomendasi


b. Setuju tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak setuju

133
3. Apakah bapak/ibu setuju tujuan persemaian dapat menghasilkan bibit yang lebih
baik?

Rekomendasi:
Persemaian pada dasarnya bertujuan sebagai berikut
- Melindungi benih yang sedang mengalami proses perkecambahan dari
berbagai gangguan, seperti misalnya serangan serangga dan pengaruh
fisik lainnya (hujan lebat, terik sinar matahari dan sebagainya)
- Memusatkan bibit pada suatu tempat sehingga perawatan dapat
dilakukan secara lebih intensif
- Menghasilakan bibit yang lebih baik

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Setuju sesuai rekomendasi


b. Setuju tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak setuju

4. Apakah bapak/ibu setuju semua jenis tanaman semusim dapat dibudidayakan


degan sistem vertikultur?
Rekomendasi:
Pada perinsipnya semua jenis tanaman semusim dapat diusahakan dengan
sistem vertikultur ini. Tanaman semusim adalah tanaman yang hasilnya
dapat dipungut/dipanen 2-3 kali selama masa pertumbuhannya yang
berkisar antara 6 bulan.
Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Setuju sesuai rekomendasi


b. Setuju tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak setuju

134
5. Apakah bapak/ibu setuju umur panen tanaman yang optimal dapat dilihat dari
ciri-ciri fisik?
Rekomendasi:
Umur tanaman dan beberapa ciri fisik tanaman seperti misalnya tingkat
pertumbuhan tanaman serta ukuran dan warna buah, dapat digunakan
sebagai indikator dalam menentukan umur panen yang optimal.

Sumber: Sutarminingsih (2003)


a. Setuju sesuai rekomendasi
b. Setuju tapi tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak setuju

C. Aspek keterampilan
1. Apakah bapak/ibu terampil dalam menyiapkan alat dan bahan pembuatan
vertikultur?
Rekomendasi:
Kebutuhan Alat:
- Gergaji kayu dan besi
- Pukul/palu
- Gunting
- Pensil/spidol
- Penggaris
- Pisau dan cutter
Kebutuhan Bahan:
- Bambu
- Plastik mulsa (plastik hitam perak)
- Paku

Sumber: Sutarminingsih (2003)


a. Terampil sesuai rekomendasi
b. Terampil tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak terampil

135
2. Apakah bapak/ ibu terampil dalam membedakan antara membuat media
persemaian dengan media tanam?
Rekomendasi:
Media pesemaian benih dapat dibuat dari campuran antara tanah yang ada
di sekitar kita, pasir halus, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Sebelum digunakan, campur media tersebut dapat disiram terlebih dahlu
dengan air panas atau dijemur di bawah terik sinar matahari untuk
menhambat pertumbuhan organisme penganggu bakal bibit/tanam

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Terampil sesuai rekomendasi


b. Terampil tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak terampil

3. Apakah bapak/ibu terampil dalam pemeliharaan tanaman sistem budidaya


vertikultur?
Rekomendasi:
Pemeliharaan tanaman
- Penyiraman
- Penyiangan
- Pemupukan
- Pengendalian hama dan penyakit

Sumber: Sutarminingsih (2003)


a. Terampil sesuai rekomendasi
b. Terampil tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak terampil

136
4. Apakah bapak/ibu terampil dalam pemanenan sayuran budidaya sistem
vertikultur?
Rekomendasi:
Terdapat 3 cara pemanenan sayuran yang sering dilakukan, yaitu.
- Dipetik: misalnya cabai, tomat, terung, kacang-kacangan, dan
sebagainya
- Dipotong: misalnya petsai, selada, kol bunga, kailan, seledri, dan
sebagainya
- Dicabut: misalnya bayam, bawang merah, bawang putih, selada, wortel
dan sebagainya.

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Terampil sesuai rekomendasi


b. Terampil tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak terampil

5. Apakah bapak/ibu terampil dalam pembuatan konstruksi vertikultur?


Rekomendasi:
Potonglah karpet talang, plastik, plastik hitam perak, ataupun kassa plastik
dengan ukuran antara (70 atau 90) cm x 100 cm dst.

Sumber: Sutarminingsih (2003)

a. Terampil sesuai rekomendasi


b. Terampil tetapi belum sesuai rekomendasi
c. Tidak terampil

E. Data Populasi

137
Populasi merupakan seluruh peserta KWT Nusa Indah. Berikut adalah data
anggota KWT Nusa Indah :
Nama Kelompok Tani : Kelompok Wanita Tani Nusa Indah
Alamat : RT 02, RW 01, Desa Bambulung, Kecematan Pematang
Karau, Kabupatan Barito Timur
Ketua : Titi Sumarni
Jumlah Anggota : 30 Orang
Jenis
No. Nama Alamat Jabatan
Kelamin
1. Titi Sumarni RT 02,RW 1,Desa Bambulung Ketua Perempuan
2. Masratu RT 02,RW 1,Desa Bambulung Sekretaris Perempuan
3. Huweini, A.Md RT 02,RW 1,Desa Bambulung Bendahara Perempuan
4. Wartiana RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
5. Siti Sulasmi RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
6. Siti Wahidah RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
7. Hite Bidjan RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
8. Hele T RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
9. Elna RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
10. Supit Namara RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
11. Hariani RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
12. Fatmawati RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
13. Ariani RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
14. Merti RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
15. Wineini Wg, S.Pd RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
16. Arbayah RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
17. Titiani RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
18. Budiana RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
19. Rusleniati RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
20. Rahmaniah RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
21. Martini RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
22. Rustine RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
23. Enni RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
24. Mariati RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
25. Asmah RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
26. Nor Karamah RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan

138
27. Galuh Kasmiri RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
28. Mariani RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
29. Santi RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan
30. Sanah RT 02,RW 1,Desa Bambulung Anggota Perempuan

Dari keseluruhan anggota KWT Nusa Indah diambil 10 orang sebagai peserta
kegiatan penyuluhan pertanian dan evaluasi. Berikut merupakan data 10 anggota KWT
tersebut:
Kelompok
Jenis
No Nama Umur Pekerjaan Wanita Alamat
kelamin
Tani
RT 02,RW
Titi Sumarni Ibu Rumah
1. P 36 Nusa Indah 1,Desa
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
Masratu Ibu Rumah
2. P 35 Nusa Indah 1,Desa
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
3. Huweini, A.Md P 42 PNS Nusa Indah 1,Desa
Bambulung
RT 02,RW
Wartiana Ibu Rumah
4. P 35 Nusa Indah 1,Desa
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
Siti Sulasmi Ibu Rumah
5. P 48 Nusa Indah 1,Desa
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
Siti Wahidah Ibu Rumah
6. P 48 Nusa Indah 1,Desa
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
7. Hite Bidjan P 40 Pedagang Nusa Indah 1,Desa
Bambulung
Wineini Wg, RT 02,RW
8. P 35 Guru Nusa Indah 1,Desa
S.Pd
Bambulung
RT 02,RW
9. Arbayah P 37 Guru Nusa Indah 1,Desa
Bambulung
RT 02,RW
Ibu Rumah
10. Sanah P 40 Nusa Indah 1,Desa
Tangga
Bambulung

139
F. Data Sampel

Metode Pengambilan Sampel Sebagai Berikut :

BPP Pematang Karau

Desa Bambulung

30 Orang Anggota Kelompok


Wanita Tani Nusa Indah

purposive sampling
Mulyo
10 Responden

Gambar 1. Skema Metode Pengambilan Sampel

140
DATA SAMPEL
Lama jadi
No Umur Pekerjaan Status dalam
Nama Jenis Kelamin Pendidikan Alamat anggota Kelompok Tani
(tahun) Pokok kelompok
(tahun)
RT 02,RW
Titi Sumarni Ibu Rumah Ketua
1 36 Perempuan SLTP 1,Desa 6 Nusa Indah
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
Masratu Ibu Rumah Sekretaris
2 35 Perempuan SLTA 1,Desa 6 Nusa Indah
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
3 Huweini, A.Md 42 Perempuan Sarjana PNS 1,Desa Bendahara 6 Nusa Indah
Bambulung
RT 02,RW
Wartiana Ibu Rumah
4 35 Perempuan SLTA 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
Siti Sulasmi Ibu Rumah
5 48 Perempuan SLTA 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
Siti Wahidah Ibu Rumah
6 48 Perempuan SLTP 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Tangga
Bambulung
RT 02,RW
7 Hite Bidjan 40 Perempuan SLTA Pedagang 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Bambulung
RT 02,RW
8 Wineini Wg, S.Pd 35 Perempuan Sarjana Guru 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Bambulung
RT 02,RW
9 Arbayah 37 Perempuan SLTA Guru 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Bambulung
RT 02,RW
Ibu Rumah
10 Sanah 40 Perempuan SD 1,Desa Anggota 6 Nusa Indah
Tangga
Bambulung

141
G. TABULASI DATA

Pengetahuan Sikap Ketermapilan


MR :3 SR :3 TR :3
MBR : 2 SBR :2 TBR :2
TM :1 TS :1 TT :1

Keterangan:
MR/SR/TR : Mengetahui/Setuju/Terampil sesuai Rekomendasi
MBR/SBR/TBR : Mengetahui/Setuju/Terampil belum sesuai
Rekomendasi
TM/TS/TT : Tidak Mengetahui/Setuju/Terampil

1. PRE TEST

Pre Test
No. Nama Aspek Pengetahuan Aspek Sikap Aspek Keterampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Titi Sumarni
1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1
Masratu
2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2
Huweini, A.Md
3 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 1 2 1 1 1
Wartiana
4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Siti Sulasmi
5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Siti Wahidah
6 1 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1
Hite Bidjan
7 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1
Wineini Wg,
8 S.Pd 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2

Arbayah
9 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2

10 Sanah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1

142
2. POST TEST
Post Test
No. Nama Aspek Pengetahuan Aspek Sikap Aspek Keterampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Titi Sumarni
1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
Masratu
2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2
Huweini, A.Md
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
Wartiana
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Siti Sulasmi
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
Siti Wahidah
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
Hite Bidjan
7 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
Wineini Wg,
8 S.Pd 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Arbayah
9 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

10 Sanah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

143
H. HASIL OLAH DATA

Soal pretest dan postest yang diberikan kepada petani yang


mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian tentang Pemanfaatan lahan
pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya
sayuran dengan sistem vertikultur berjumlah 15 (lima) soal yang
bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap, dan ketermapilan
petani, dengan ketentuan skor sebagai berikut:
Pengetahuan Sikap Ketermapilan
MR :3 SR :3 TR :3
MBR : 2 SBR :2 TBR :2
TM :1 TS :1 TT :1

Keterangan:
MR/SR/TR : Mengetahui/Setuju/Terampil sesuai Rekomendasi
MBR/SBR/TBR : Mengetahui/Setuju/Terampil belum sesuai Rekomendasi
TM/TS/TT : Tidak Mengetahui/Setuju/Terampil

a. Pre Test
➢ Pengetahuan
Pre Test
No. Nama Aspek Pengetahuan Jumlah Rerata Persen Kategori
1 2 3 4 5
Titi Sumarni
1 2 2 2 2 2 10 2 67% MBR
Masratu
2 1 3 2 1 2 9 1,8 60% MBR
Huweini, A.Md
3 1 1 1 2 1 6 1,2 40% TM
Wartiana
4 1 3 3 3 3 13 2,6 87% MR
Siti Sulasmi
5 1 3 3 3 3 13 2,6 87% MR
Siti Wahidah
6 1 1 2 2 1 7 1,4 47% TM
Hite Bidjan
7 2 2 2 2 1 9 1,9 60% MBR
Wineini Wg, S.Pd
8 2 2 3 3 3 13 2,6 87% MR

144
Arbayah
9 1 1 2 2 2 8 1,6 53% MBR

10 Sanah 2 2 2 2 2 10 2 67% MBR


Jumlah 14 20 22 22 20 98 19,7 655%
Rerata 1,4 2 2,2 2,2 2 9,8 1,97 65,5% MBR

Mengetahui Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekomendasi (MR)
Mengetahui Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi (MBR)
Tidak Mengetahui (TM) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

➢ Sikap

Pre Test
No. Nama Aspek Sikap Jumlah Rerata Persen Kategori
1 2 3 4 5
Titi Sumarni 2,4
1 3 2 3 2 2 12 80% SR
Masratu 2,2
2 2 2 2 2 3 11 73% SBR
Huweini, A.Md 2,6
3 3 3 2 3 2 13 87% SR
Wartiana 3
4 3 3 3 3 3 15 100% SR
Siti Sulasmi 3
5 3 3 3 3 3 15 100% SR
Siti Wahidah 2,8
6 3 3 3 3 2 14 93% SR
Hite Bidjan 2,2
7 2 2 2 2 3 11 73% SBR
Wineini Wg, S.Pd 3
8 3 3 3 3 3 15 100% SR
Arbayah 1,8
9 2 1 2 2 2 9 60% SBR

10 Sanah 2 2 2 2 1 9 1,8 60% SBR


Jumlah 26 24 25 25 24 124 24,8 826%
Rerata 2,6 2,4 2,5 2,5 2,4 12,4 2,48 83% SR

Setuju Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekomendasi(SR)
Setuju Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi (SBR)
Tidak Setuju (TS) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

145
➢ Keterampilan

Pre Test
No. Nama Aspek Keterampilan Jumlah Rerata Persen Kategori
1 2 3 4 5
Titi Sumarni 7 1,4
1 1 2 2 1 1 47% TT
Masratu 12 2,4
2 2 2 3 3 2 80% TR
Huweini, A.Md 6 1,2
3 1 2 1 1 1 40% TT
Wartiana 15 3
4 3 3 3 3 3 100% TR
Siti Sulasmi 15 3
5 3 3 3 3 3 100% TR
Siti Wahidah 10 2
6 2 2 3 2 1 67% TBR
Hite Bidjan 7 1,4
7 2 2 1 1 1 47% TT
Wineini Wg, S.Pd 13 2,6
8 3 2 3 3 2 86% TR
Arbayah 7 1,4
9 2 1 1 1 2 47% TT

10 Sanah 1 2 2 1 1 7 1,4 47% TT

Jumlah 20 21 22 19 17 99 19,8 661%

Rerata 2 2,1 2,2 1,9 1,7 9,9 1,98 66% TBR

Terampil Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekoemdasi (TR)
Terampil Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi(TBR)
Tidak Terampil (TT) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

146
b. Post Test
➢ Pengetahuan

Post Test
No. Nama Aspek Pengetahuan Jumlah Rerata Persen Kategori
1 2 3 4 5
Titi Sumarni
1 2 3 2 2 2 11 2,2 73% MBR
Masratu
2 3 3 2 2 3 13 2..6 86% MR
Huweini, A.Md
3 3 3 2 2 3 13 2,6 86% MBR
Wartiana
4 3 3 3 3 3 15 3 100% MR
Siti Sulasmi
5 3 3 3 3 3 15 3 100% MR
Siti Wahidah
6 3 3 3 3 3 15 3 100% MR
Hite Bidjan
7 3 3 3 3 3 15 3 100% MR
Wineini Wg, S.Pd
8 3 3 3 3 3 15 3 100% MR
Arbayah
9 2 2 2 2 2 10 2 67% MR

10 Sanah 2 2 2 2 2 10 2 67% MR
Jumlah 21 23 23 24 24 132 26,4 879%
Rerata 2,1 2,3 2,3 2,4 2,4 13,2 2,64 88% MR

Mengetahui Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekomendasi (MR)
Mengetahui Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi (MBR)
Tidak Mengetahui (TM) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

➢ Sikap

Post Test
No. Nama Aspek Sikap Jumlah Rerata Persen Kategori
1 2 3 4 5
Titi Sumarni 15 3
1 3 3 3 3 3 100% SR
Masratu 12 2,4
2 2 3 2 2 3 80% SR
Huweini, A.Md 15 3
3 3 3 3 3 3 100% SR

147
Wartiana 15 3
4 3 3 3 3 3 100% SR
Siti Sulasmi 15 3
5 3 3 3 3 3 100% SR
Siti Wahidah 15 3
6 3 3 3 3 3 100% SR
Hite Bidjan 12 2,4
7 2 3 2 2 3 80% SR
Wineini Wg, S.Pd 15 3
8 3 3 3 3 3 100% SR
Arbayah 15 3
9 3 3 3 3 3 100% SR

10 Sanah 2 2 2 2 2 10 2 67% SBR

Jumlah 26 28 26 25 26 139 27,8 927%

Rerata 2,6 2,8 2,6 2,5 2,6 13,9 2,78 93% SR

Setuju Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekomendasi(SR)
Setuju Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi (SBR)
Tidak Setuju (TS) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

➢ Keterampilan

Post Test
No. Nama Aspek Keterampilan Jumlah Rerata Persen Kategori
1 2 3 4 5
Titi Sumarni 2 2 2 2 2 10 2 67% TBR
1
Masratu 2 2 3 3 2 12 2,4 80% TR
2
Huweini, A.Md 2 2 2 2 2 10 2 67% TBR
3
Wartiana 3 3 3 3 3 15 3 100% TR
4
Siti Sulasmi 3 2 2 2 2 11 2,2 73% TBR
5
Siti Wahidah 2 3 3 3 2 12 2,4 80% TR
6
Hite Bidjan 3 3 3 3 3 15 3 100% TR
7
Wineini Wg, S.Pd 3 3 3 3 3 15 3 100% TR
8

148
Arbayah 2 2 2 2 2 10 2 67% TBR
9

10 Sanah 2 2 2 2 2 10 2 67% TBR

Jumlah 24 24 25 25 23 120 24 801%

Rerata 2,4 2,4 2,5 2,5 2,3 12 2,4 80% TR

Terampil Sesuai
Nilai (3) Skor 77,78% - 100%
Rekoemdasi (TR)
Terampil Belum Sesuai
Nilai (2) Skor 55,55% - 77,77%
Rekomendasi(TBR)
Tidak Terampil (TT) Nilai (1) Skor 33,33% - 55,54%

I. Hasil Analisis Data


Berdasarkan hasil evaluasi dari tingkat pengetahuan, sikap dan
ketrampilan petani dengan sistem pre-test dan post-test sebagai berikut:
a) Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan tahapan awal dalam indikator
perilaku yang sangat penting untuk dilakukan peningkatan guna
sebagai jembatan dalam mengadopsi teknologi pertanian. Berikut
hasil analisis data pada aspek pengetahuan kelompok wanita tani:
Tabel 19. Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Pengetahuan
No Kegiatan Nilai Klasifikasi
Aspek Pengetahuan (Pre-
1 65,5% MBR
Test)
Aspek Pengetahuan
2 88% MR
(Post-Test)
Sumber: Hasil Olah Data Primer PKL II Tahun 2020
Berdasarkan analisis data dari segi pengetahuan dapat dilihat bahwa
hasil Pre Test – Post Test mengalami peningkatan . Disimpulkan dan
ditetapkan bahwa penyuluhan pertanian untuk aspek pengetahuan
meningkat dari 65,5 % menjadi 88% berawal dari mengetahui belum
sesuai rekomendasi (MBR) menjadi mengetahui sesuai rekomendasi
(MR) atau meningkat sebesar 22,50 %. Dari angka yang diperoleh
berdasarkan tabel diatas juga dapat diartikan bahwa berhasil tetapi
belum memuaskan 100%.

149
b) Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Sikap
Sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai evaluasi terhadap
suatu perilaku tertentu atau objek sikap. Pengukuran sikap seseorang
kaitannya dengan persepsi yang ditimbulkan setelah adanya adopsi
dan inovasi sehingga akan timbul penolakan maupun penerimaan
dalam diri seseorang. Berikut hasil analisis data pada aspek sikap
kelompok wanita tani:
Tabel 20. Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Sikap
No Kegiatan Nilai Klasifikasi
1 Aspek Sikap (Pre-Test) 83% SR
2 Aspek Sikap (Post-Test) 93% SR
Sumber: Hasil Olah Data Primer PKL II Tahun 2020

Berdasarkan analisis data dari segi sikap dapat dilihat bahwa hasil
Pre Test – Post Test mengalami peningkatan . Disimpulkan dan
ditetapkan bahwa penyuluhan pertanian untuk aspek sikap meningkat
dari 83 % menjadi 93% berawal dari setuju setuju sesuai rekomendasi
(SR) menjadi setuju sesuai rekomendasi (SR) atau meningkat sebesar
10 %.
c) Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan merupakan tahapan akhir dalam indikator
perilaku yang sangat penting untuk dilakukan sebagai penerapan
teknologi pertanian. Berikut hasil analisis data pada aspek
keterampilan kelompok wanita tani:
Tabel 21. Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Keterampilan
No Kegiatan Nilai Klasifikasi
Aspek Keterampilan
1 66% TBR
(Pre-Test)
Aspek Keterampilan
2 80% TR
(Post-Test)
Sumber: Hasil Olah Data Primer PKL II Tahun 2020

Berdasarkan analisis data dari segi keterampilan dapat dilihat bahwa


hasil Pre Test – Post Test mengalami peningkatan . Disimpulkan dan
ditetapkan bahwa penyuluhan pertanian untuk aspek keterampilan

150
meningkat dari 66 % menjadi 80% berawal dari terampil belum
sesuai rekomendasi (TBR) menjadi terampil sesuai rekomendasi
(TR) atau meningkat sebesar 14 %.
d) Perubahan Perilaku
Berdasarkan tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui perubahan
perilaku (Pengetahuan, Sikap, Keterampilan) Kelompok Wanita Tani Mira
Lestari terhadap Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya
sayuran dengan sistem vertikultur Dari hasil 3 kegiatan evaluasi dari
tebel tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan
penyuluhan petani dapat mengetahui, setuju dan terampil
menerapkan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Sistem
Vertikultur sesuai dengan rekomendasi.
Tabel 22. Perubahan perilaku
No Variabel Nilai Keterangan
Aspek Pengetahuan Mengetahui sesuai
1 88%
(Kognitif) rekomendasi
Setuju sesuai
2 Aspek Sikap (Afektif) 93%
rekomendasi
Aspek Ketrampilan Terampil sesuai
3 80%
(Psikomotorik) rekomendasi
Sumber: Hasil Olah Data Primer PKL II Tahun 2020
Dari hasil olah data pretest dan postest yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pelaksanaan penyuluhan tentang Pemanfaatan
lahan pekarangan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
budidaya sayuran dengan sistem vertikultur bertujuan untuk menilai tingkat
pengetahuan, sikap, dan ketermapilan petani mengalami peningkatan,
Tujuan sudah di capai dan dapat di simpulkan sebagai berikut :
a. Tingkat capaian untuk pengetahuan dari kegiatan penyuluhan di Desa
Bambulung 88% (meningkat). Dapat dikatakan bahwa Kelompok
wanita tani yang tadinya mengetahui tetapi masih rendah tentang
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) budidaya sayuran dengan
sistem vertikultur setelah dilakukan penyuluhan maka tingkat
pengetahuan petani menjadi meningkat.
b. Tingkat capaian untuk sikap dari kegiatan penyuluhan di Desa
Bambulung 93% (meningkat).

151
c. Tingkat capaian untuk terampil dari kegiatan penyuluhan di Desa
Bambulung 80% (meningkat).

152
Lampiran 5. Lembar Konsultasi PKL II

LEMBAR KONSULTASI PKL II MAHASISWA


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-
MAGELANG

Nama : Alpin Syahrizal


NIRM : 05.1.4.17.0776
Lokasi Pendampingan : Bambulung
Pembimbing Internal 1 : Ananti Yekti, SP., MP.
Pembimbing Eksternal 2 : Asih Farmia, SP, M.Agr.Sc

Hari Materi Saran Bukti Bimbingan


No /Tangga Bimbinga Pembimbin
l n g
1 Jumat, Konsultasi ACC
24 Juli Laporan Laporan
2020 PKL II PKL II

153

Anda mungkin juga menyukai