Tim Dosen :
Meryiana Kesuma, S.T., M.T.
Regina Suryadjaja, S.T., M.T.
Nur Mawaddah, S.T., M.T.
Disusun oleh :
Steven / 345190006
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia‐
Nya kegiatan yang dilakukan dapat diolah dan ditulis dalam proposal kegiatan ini. Penulis yang
terlibat dalam penulisan proposal ini terdiri atas Miracle Tjiabrata, Alivia Putri Winata, Steven,
Robby Alghi Fary dan Ghaby Sava Aulanda. Para penulis mengucapkan terimakasih kepada Regina
Suryadjaja, S.T., M.T., Meyriana Kesuma, S.T., M.T., dan Nur Mawaddah, S.T., M.T., selaku dosen
pembimbing dalam pembuatan proposal kegiatan ini.
Proposal kegiatan yang diberi judul Proposal kegiatan Studio Proses Perencanaan
Identifikasi Potensi dan Masalah Kawasan Kelurahan Kebon Jeruk memiliki isi mengenai penjelasan
singkat mengenai kedudukan Kecamatan Kebon Jeruk dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Wilayah
(RDTR) DKI Jakarta yang kemudian akan disimpulkan mengenai potensi dan permasalahan yang
terdapat pada kawasan tersebut. Pembahasan data dan analisis yang dilakukan mencakup fisik dasar
kawasan, kependudukan, penggunaan lahan, pemanfaatan bangunan, sarana, prasarana, utilitas,
transportasi, perekonomian, struktur ruang kawasan. Setelahnya, diharapkan tim penulis dapat
mengambil kesimpulan mengenai identifikasi potensi dan masalah yang terdapat pada Kelurahan
Kebon Jeruk.
Data yang tertulis pada proposal kegiatan ini didapatkan melalui beberapa sumber, yaitu data
kualitatif yang merupakan hasil pengamatan langsung di lapangan dan tidak diakses melalui situs
internet, serta kuantitatif berupa hasil wawancara melalui pihak pemerintah terkait. Proposal ini
dilampirkan dengan kerangka pikir dan kerangka analisis beserta rencana kegiatan dalam
pelaksanaan Studio Proses Perencanaan.
Harapan penulis, semoga pembaca dapat mengerti dan menyetujui Proposal Kegiatan Studio
Proses Perencanaan Identifikasi Potensi dan Masalah Kawasan Kelurahan Kebon Jeruk. Apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan, ejaan, dan perkataan yang menyinggung, kami selaku
penulis mengucapkan permintaan maaf. Sekian, terimakasih.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengidentifikasi suatu potensi dan masalah di negara ini tak lepas dari
permasalahan-permasalahan kota yang terlibat didalamnya. Kota merupakan suatu
pemukimanan padat penduduk yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan-kegiatan
perkotaan, seperti kegiatan perekonomian, kegiatan sosial-budaya, dan kegiatan lainnya yang
dapat memberikan perkembangan bagi kota. Sebagai pusat kegiatan penduduk dan
permukiman, kota memiliki batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan. Ciri
yang dominan dari sebuah kota adalah kegiatan produktifnya bukan pertanian.
Dalam pengelolaannya, kota dapat berkembang menjadi kota maju jika dikelola dengan
baik dan dapat memberikan kepuasan bagi penduduknya. Kota yang baik adalah kota yang
pemerintahnya mampu memfasilitasi penduduknya dengan sarana dan prasarana penunjang
kegiataan perkotaan. Jumlah penduduk yang padat, membuat pemerintah pusat sedikit kesulitan
untuk mengatur dan mengelola segala persoalan yang terjadi di masyarakat. Maka dibentuklah
pembagian wilayah administrasi untuk lebih memfokuskan permasalahan yang terjadi di wilayah
tersebut dan guna mengetahui ketersedian sarana dan prasarana yang di sediakan oleh
pemerintah.
Luas dari Kelurahan Kebon Jeruk sebesar 369 Ha dengan jumlah penduduk 64.347
(berdasarkan data BPS tahun 2019). Kelurahan Kebon Jeruk berbatasan dengan Kelurahan
Palmerah di sebelah timur, Kelurahan Srengseng di sebelah barat, Kelurahan Sukabumi Utara di
sebelah Selatan dan Kelurahan Duri Kepa dan Kedoya di sebelah Utara
Awal mula nama Kebon Jeruk berasal dari orang Belanda yang membawa bibit tanaman
jeruk dari negara China ke dalam suatu wilayah yang dihuni oleh masyarakat beretnis Betawi.
Masyarakat Betawi yang menghuni wilayah tersebut menanam bibit-bibit tanaman jeruk di
sebidang lahan. Lalu bibit-bibit yang sudah di tanami tumbuh subur di wilayah tersebut, yang
menjadikan wilayah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai wilayah Kebon Jeruk.
Kebon Jeruk seringkali disebut sebagai pusat lokasi kegiatan entertainment dan
broadcasting. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan penyiaran media dan televisi yang
berada di Kebon Jeruk seperti, RCTI, MNCTV, GTV, MNC Studio Internasional, Metro TV, dan Divisi
Gramedia Majalah Kompas Gramedia yang sebagian berlokasi di kelurahan Kebon Jeruk. Oleh
karena itu, kami menjadikan Kelurahan Kebon Jeruk sebagai objek studi kelompok kami. Karena
saat ini, kelurahan kebon jeruk tengah berkembang terutama dalam sektor perekonomiannya
yang ditandai dengan, munculnya perusahaan-perusahaan baru pada kelurahan Kebon Jeruk baik
perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Sehingga kami ingin mengidentifikasi apakah
perusahan-perusahaan baru tersebut muncul karena pengaruh di sekitarnya terdapat perusahaan
besar yang sudah berkembang sejak lama.
Dengan ini, kami akan menganalisis potensi dan permasalahan yang terdapat pada
Kelurahan Kebon Jeruk terutama pada isu yang kami ambil, serta kami akan membandingkan
Rencana Dasar Tata Ruang (RDTR) Kelurahan Kebon Jeruk dengan lokasi eksisting kelurahan
tersebut. Maka, dibutuhkan kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan yang akan kami teliti,
kemudian akan dianalisis untuk menghasilkan potensi dan masalah yang terdapat pada kelurahan
Kebon Jeruk dan keterkaitannya dengan perekonomian di kawasan tersebut.
1.2.1. Tujuan :
• Dapat mengidentifikasi profil kawasan Kelurahan Kebon Jeruk ditinjau dari aspek
kependudukan, penggunaan lahan, perumahan, sarana dan prasarana, ketersediaan
transportasi, tata bangunan, nilai lahan, ruang terbuka hijau, struktur ruang hingga aspek
perekonomian di kawasan tersebut, baik masa lalu, masa kini dan rencana.
• Dapat menganalisis potensi dan permasalahan kawasan Kelurahan Kebon Jeruk terkait
dengan sepuluh aspek tersebut.
• Dapat menarik kesimpulan dan menghubungkan hasil analisis potensi dan permasalahan
dari kawasan tersebut dan mengaitkannya dengan perekonomian di kawasan Kelurahan
Kebon Jeruk
1.2.2. Sasaran
Mengidentifikasi keadaan fisik dasar Kelurahan Kebon Jeruk terkait luas wilayah , batas
wilayah, topografi, kontur tanah dan lain-lain.
Mengidentifikasi prasarana dan sarana yang terdapat dalam wilayah Kelurahan Kebon
Jeruk.
Mengidentifikasi nilai lahan dan status lahan yang terdapat pada wilayah Kebon Jeruk.
Penelitian yang akan kami lakukan memiliki ruang lingkup makro mikro dan substansial sebagai
berikut:
Dalam lingkup ini lingkungan makro Kelurahan Kebon Jeruk adalah Kecamatan Kebon
Jeruk (berwarna merah), sedangkan dalam lingkup mikro hanya berisi kelurahan kebon jeruk
(ditandai dengan persegi panjang) .
Tabel 1.1. Perbandingan kawasan Makro dan Mikro Kecamatan Kebon Jeruk
Sarana & prasarana Dilalui oleh transjakarta rute 8, 8k, dan M8 serta dilintasi 6 angkutan antar kota dengan
transportasi nomor angkutan B03, B04, B17, C13, M11, M24.
Sarana & prasarana 84 prasarana peribadatan yang terdiri 11 prasarana peribadatan yang terdiri dari 9
peribadatan dari 60 masjid, 20 gereja, dan 4 vihara masjid, dan 2 gereja.
1.3.2. Substansial
Lingkup substansial pada studi berkaitan dengan aspek yang ada di Kelurahan Kebon Jeruk,
seperti:
1.3.1.1. Aspek Fisik Dasar Kawasan
Pada aspek ini akan dibahas mengenai kondisi fisik dasar yang terdapat di kelurahan
kebon jeruk, berupa batas administratif pada skala RW, topografi, hidrologi, curah hujan, dan
kondisi lingkungan seperti banjir, dan lain sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Secara umum kota dapat di definisikan sebagai suatu pemukiman yang relatif besar dan
padat, terdapat berbagai macam individu yang berkumpul dan bermukim disuatu wilayah lalu
melakukan berbagai aktivitas perkotaan. Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
kawasan kota adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi Kawasan sebagai tempat permukiman, perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan pemerintah pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
2.1.2. Wilayah
Wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu permukaan bumi yang batasannya ditentukan
atas dasar pengertian, batasan dan perwatakan geografis. Menurut Undang-Undang No. 26
Tahun 2007 Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. Wilayah dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Wilayah Homogen yaitu, wilayah yang memiliki ciri-ciri atau sifat yang sama.
Contohnya : wilayah yang memiliki topografi yang sama, penduduknya beragama dan
budaya yang sama.
2. Wilayah Nodal yaitu, wilayah yang secara fungsional bergantung dengan pusat dan
wilayah yang ada dibelakangnya. Tingkat ketergantungannya dapat dilihat dari arus
penduduk, faktor produksi barang dan jasa, dan transportasi. Contohnya seperti
wilayah Jakarta dan Bodetabek, Jakarta sebagai pusatnya dan Bodetabek sebagai
wilayah dibelakangnya. Pergerakan Bodetabek bergantung pada pusatnya yaitu,
Jakarta.
3. Wilayah Administratif yaitu, wilayah yang batasannya sudah diatur oleh pemerintah.
Contohnya : Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan.
2.1.3. Kecamatan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) kecamatan dapat didefinisikan sebagai suatu
daerah bagian kota yang membawahi beberapa kelurahan dan di pimpin oleh seorang camat.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2018 kecamatan atau yang disebut
dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat.
2.1.4. Kelurahan
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati
oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah
Camat, yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) Kelurahan adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan tidak berhak
menyelenggarakan rumah tangga sendiri. Ciri utama kelurahan adalah kepala kelurahannya
(lurah) sebagai pegawai negeri dan tidak dipilih oleh rakyat.
2.2. Kependudukan
2.2.1 Penduduk
Secara umum penduduk merupakan sekelompok atau sejumlah orang yang menetap di
suatu negara. Adapun pengertian penduduk menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26
ayat (2) yang berbunyi “Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia”, Sedangkan kependudukan merupakan hal yang berkaitan
dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial dan budaya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Laju pertumbuhan penduduk adalah Angka yang
menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka
ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Angka pertumbuhan penduduk
merupakan tingkat pertumbuhan penduduk dalam suatu wilayah atau negara dalam kurun
waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk dapat diketahui dengan menggunakan rumus
berikut :
Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik,
geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering digunakan di Badan Pusat Statistik
(BPS) adalah metode geometrik.
2.2.2.1. Kepadatan Penduduk Bruto
Kepadatan penduduk bruto adalah hasil perhitungan jumlah penduduk per tahun
dengan satuan jiwa, dan dibagi dengan luas lahan dengan satuan hektar. Perhitungan
kepadatan penduduk bruto dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑃
KPB = 𝐿
Keterangan :
KBP : Kepadatan Penduduk Bruto (Jiwa/Ha)
P : Jumlah Penduduk (Jiwa)
L : Luas wilayah (Ha)
2.2.2.2. Kepadatan Penduduk Netto
Kepadatan penduduk netto adalah hasil perhitungan jumlah penduduk per tahun
dengan satuan jiwa dan dibagi dengan luas lahan terbangun dengan satuan hektar.
Perhitungan ini berfungsi untuk mengetahui penggunaan lahan yang akan digunakan
untuk membangun. Perhitungan kepadatan penduduk netto dapat dirumuskan sebagai
berikut :
𝑃
KPN = 𝐿 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛
Keterangan :
KBN :Kepadatan Penduduk Netto (Jiwa/Ha)
P : Jumlah penduduk (Jiwa)
L : Luas wilayah (Ha)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk
per satuan luas. Kegunaannya adalah sebagai dasar kebijakan pemerataan penduduk dalam
program transmigrasi. Kepadatan penduduk kasar atau crude population density (CPD)
menunjukkan jumlah penduduk untuk setiap kilometer persegi luas wilayah. Luas wilayah
yang dimaksud adalah luas seluruh daratan pada suatu wilayah administrasi. Tingkat
kepadatan penduduk merupakan perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas
daerah berdasarkan satuan luas tertentu. Berikut ini merupakan klasifikasi kepadatan
menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurut Saefulhakim (1997) menyatakan bahwa lahan adalah matriks dasar kehidupan
manusia dan pembangunan karena semua aspek kehidupan dan pembangunan baik
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan permasalahan lahan.
2.3.2. Penggunaan Lahan
Albert Guttenberg (1959) mengatakan bahwa penggunaan lahan adalah istilah kunci dalam
bahasa perencanaan kota. Secara umum penggunaan lahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu,
lahan terbangun dan lahan tidak terbangun.
Garis Sepadan Bangunan adalah garis batas minimal yang membatasi bangunan dengan
batas lahan yang dimiliki, baik itu dengan jalan, tepi sungai, tepi pantai, rel kereta api, jaringan
tegangan tinggi, ataupun bangunan tetangga. Jika GSB tidak dihiraukan, risiko yang ada akan
berdampak ke sekitar lingkungan kita , maka dari itu bagi yang melanggar nya akan dikenakan
sanksi, karena mengancam keselamatan diri sendiri dan juga orang lain. Sanksi yang diberikan
mulai dari peringatan tertulis hingga diterbitkannya surat perintah pembongkaran bangunan dan
dapat pula berupa denda. Khusus untuk DKI Jakarta, besarnya GSB dapat dilihat dalam
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 135 Tahun 2019 Tentang Pedoman Tata Bangunan.
2.5.1. Perumahan
2.5.2. Permukiman
Kawasan dengan
peruntukan hunian di
wilayah pulau dengan
KDB setinggitingginya
40%. Tipe bangunan deret
dengan ketinggian
bangunan
setinggitingginya 3 lantai
dan GSP 10 meter.
Zona Sub Zona
Kawasan Kawasan Mencakup seluruh areal
Perumahan di Perumahan R.11
Permukiman Permukiman rataan karang sampai ke
Wilayah Pulau Pulau
garis tubir karang untuk
mengakomodasi
kebutuhan pembangunan
dermaga, areal tambat
labuh angkutan dan kapal
nelayan, serta fasilitas
yang terkait dengan budi
daya laut, perikanan dan
pariwisata.
Sumber: www.dcktrp.jakarta.go.id
a. Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan perjalanan jarak jauh,
kecepatan tinggi serta jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
b. Jalan kolektor, adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul dengan perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi
c. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
d. Jalan lingkungan, adalah jalan yang melayani angkutan umum dengan perjalanan jarak dekat
dan kecepatan rendah.
Jika berbicara tentang transportasi umum tidak hanya tentang alat transportasinya saja.
Akan tetapi, juga penyediaan prasarana transportasi agar dapat memberikan kenyamanan bagi
penduduk kota yang ingin menggunakan alat transportasi umum untuk menjalankan kehidupan
sehari-hari.
Fasilitas umum adalah sarana maupun prasana dasar yang disiapkan oleh pemerintah
maupun swasta untuk menunjang aktivitas masyarakat setempat. Fasilitas umum sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, tanpa adanya fasilitas umum aktivitas penduduk menjadi
terhambat. Berikut ini merupakan contoh fasilitas umum, seperti tempat ibadah, sekolah,
terminal, rumah sakit, pasar swalayan, mall, dan sebagainya.
Fungsi RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) dan PZ (Peraturan Zonasi) meliputi : (a) sebagai
instrumen pengendalian mutu dalam pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW 2030; (b) menjadi
acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang
diatur dalam RTRW 2030; (c) menjadi acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang; (d)
menjadi acuan dalam penerbitan izin pemanfaatan ruang; (e) menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)/ Urban Design Guideline (UDGL). Manfaat RDTR
dan PZ meliputi: (a) penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan
lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu; (b) alat operasionalisasi dalam sistem
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat; (c) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
sesuai fungsinya; (d) ketentuan untuk penyusunan program pengembangan kawasan dan
pengendalian pemanfaatan ruang bagi kawasan yang diprioritaskan.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 2011 - 2030 yang biasa disebut dengan RTRW 2030 adalah rencana tata ruang wilayah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari rencana tata ruang provinsi, rencana tata
ruang kota administrasi dan kabupaten administrasi.
2.8.3. Zonasi
Zonasi merupakan sistem pembagian suatu daerah menjadi beberapa bagian dengan
memperhatikan tujuan setiap daerah yang dibagi. Menurut UU no 26 tahun 2007, sistem zonasi
digunakan untuk mewujudkan tertibnya penggunaan ruang. Karena seringkali terjadi penyalah
gunaan fungsi kawasaan dari fungsi yang seharusnya.
Kota merupakan tempat terjadinya suatu kegiatan perekonomian yang dilakukan secara
seksama oleh para penduduknya. Kegiatan ini bisa dalam bentuk perdagangan barang maupun
jasa dan tergantung dari kebutuhan pada masing-masing penduduk pada kota mereka tinggali.
Mengikuti pada pasal 1 UU No. 26 Tahun 2007 ruang terbuka hijau (RTH) merupakan area
memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuhnya tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Pada
undang‐undang yang sama, pada pasal 29 menyebutkan ruang terbuka hijau yang terdapat pada
wilayah perkotaan terbagi atas dua jenis yaitu ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau
privat. Ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan tersebut harus memiliki luas paling sedikit 30
persen dari luas keseluruhan wilayah kota tersebut.
Pemakaman 1,2
Melihat dari kamus penataan ruang, sarana memiliki makna fasilitas penunjang yang
memiliki fungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan
budaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sedangkan prasarana ialah perlengkapan
pada fisik-fisik dasar dari suatu daerah ataupun wilayah. Sehingga dapat melakukan kegiatan kota
dengan semaksimal mungkin. mestinya. Dan bentuk prasarana bisa merupakan bangunan atau
benda yang bisa di manfaatkan oleh penduduk stempat yang menempati daaerah tersebut.
Di tengah kelompok
1. Taman/Tempat Main 250 250 1 100
tetangga
Sedapat mungkin
Taman dan Lapangan
3. 30.000 9.000 0,3 berkelompok dengan
Olahraga
sarana pendidikan
Mempertimbangkan
Kuburan/Pemakaman
6. 120.000 radius pencapaian dari
Umum
area yang dilayani
Sumber: SNI 03-1733-198, tentang Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.
Sarana kesehatan sangat dibutuhkan pada suatu daerah ataupun wilayah untuk
menunjang kesehatan masyarakat pada suatu wilayah dan sarana kesehatan merupakan salah
satu sarana yang yang paling penting yang harus ada pada suatu wilayah. Beberapa jenis sarana
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita;
Balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk dalam
bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan (currative) tanpa
perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu juga untuk vaksinasi;
Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin), yang berfungsi melayani ibu
baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia sampai dengan
6 tahun;
Puskesmas dan balai pengobatan (Klinik Kesehatan), yang berfungsi sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk
dalam penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya;
Puskesmas pembantu dan balai pengobatan (Klinik kesehatan), yang berfungsi sebagai
unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas
dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil;
Tempat praktek dokter, merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan
kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa
perawatan; dan
Apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik untuk
penyembuhan maupun pencegahan.
Di tengah
kelompok
tetangga.
100 bila
Dapat
1 Musholla/langgar 250 45 bangunan 0,36 100 m2
merupakan
tersendiri
bagian dari
bangunan
sarana lain
Kebutuhan per Satuan
Jumlah Kriteria
Sarana
Penduduk Standard
No Jenis Sarana Luas
Pendukung Luas Lahan (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
Lantai min
(jiwa) min (m2) Percakapan Penyelesaian
(m2)
Di tengah
kelompok
tetanga tidak
menyebrang
2 Masjid Warga 2.500 300 600 0,24 1.000 m2 jalan raya.
Dapat
bergabung
dalam lokasi
balai warga
Dapat
Masjid dijangkau
3 Lingkungan 30.000 1.800 3.600 0,12 dengan
(Kelurahan) kendaraan
umum
Berdekatan
dengan pusat
lingkungan
atau
Masjid kelurahan
4 120.000 3.600 5.400 0,03
Kecamatan sebagai
sarana
berlantai 2
dengan KDB
40%
Kebutuhan per Satuan
Jumlah Kriteria
Sarana
Penduduk Standard
No Jenis Sarana Luas
Pendukung Luas Lahan (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
Lantai min
(jiwa) min (m2) Percakapan Penyelesaian
(m2)
tergantung
27ystem tergantung tergantung
Sarana Ibadah
5 kekerabatan/ kebiasaan kebiasaan
agama lain
hirarki setempat setempat
lembaga
Sumber: SNI 03-1733-1989, tentang Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.
Sarana perekonomian merupakan salah satu sarana yang penting untuk menunjang
perekonomian penduduk yang bertempat tinggal di wilayah tersebut, dan juga menunjang
bahan- bahan pokok para penduduk wilayah yang mereka tinggali.
Di tengah kelompok
50 100 (bila
tetangga dapat
1 Toko/warung 250 (termasuk berdiri 0,4 300 m2
merupakan bagian
gudang) sendiri)
dari sarana lain
Dipusat kegiatan
sub lingkungan. KDB
2 Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 m2
40% dapat
berbentuk P&D.
Pusat
Dapat di jangkau
pertokoan +
3 30.000 13.500 10.000 0,33 dengan kendaraan
pasar
umum
lingkungan
Pedestrian
Bahu Jalan
Dawasja
Damaja
Perumahan
Trotoar
Damija
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
Pedestrian
Bahu Jalan
Dawasja
Damaja
Perumahan
Trotoar
Damija
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
penyan-
dang
cacat
roda)
1.5
3.0-6.0 1.0-1.5 (pejalan
Lokal kaki, 10.0-
(mobil- (darurat vegetasi, 0.5 12.0 4.0 10.0 -
Sekunder II 12.0
motor) parkir) penyanda
ng cacat
roda)
1.2
(pejalan Khusus
Lokal 3.0 0.5
kaki,
(mobil- (darurat vegetasi, 0.5 8.0 8.0 3.0 7.0 Pejalan
Sekunder III motor) parkir) penyanda
ng cacat
Kaki
roda)
Khusus
1.5-2.0
Lingkungan
(mobil- 0.5 - 0.5 3.5-4.0 4.0 2.0 4.0 Pejalan
I
motor)
Kaki
Khusus
1.2 0.51
Lingkungan
(mobil- 0.5 - 0.0- 3.2 4.0 2.0 4.0 Pejalan
II
motor) 12.0 Kaki
Sumber: Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan), Dirjen Cipta Karya,
1998
2.11.6. Prasarana Drainase
Drainase merupakan salah satu sarana untuk menunjang kegiatan pada suatu wilayah.
Fungsi dari jaringan drainase ialah untuk mengaliri air hujan yang turun ke tempat resapan
yang sudah disediakan agar tidak menyebabkan banjir ataupun air yang akan menggenangi
wilayah yang tidak semestinya.
Gorong-gorong
Pertemuan saluran
Bangunan terjunan
Street inlet
Pompa
Pintu air
Sumber : SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan.
Prasarana pembuangan sampah adalah elemen wilayah atau kota untuk menunjang
terjadinya pembuangan sampah yang teratur dan tidak menyebabkan sampah terbuang
terbengkalai di suatu daerah ataupun tempat yang tidak diperuntukan untuk membuang
sampah. Dan alat atau prasarananya yaitu seperti bak sampah, gerobak sampah maupun mobil
pengangkut sampah sampai ke tempat pembuangan sampah akhir.
Tabel 2.11. Prasarana Persampahan
Prasarana
Lingkup
Keterangan
Prasarana Sarana
Status Dimensi
Pelengkap
Rumah (5
Tong sampah Pribadi - -
jiwa)
Gerobak
2 m3
RW (2.500 Sampah
TPS Gerobak mengangkut 3x seminggu
jiwa) Bak sampah
6 m3
kecil
Kelurahan
Gerobak
(30.000 2 m3
Sampah Jarak bebas
jiwa)
TPS dengan
TPS lingkungan Gerobak mengangkut 3x seminggu
Mobil sampah -
Kecamatan
TPS/TPA
(120.000 Bak sampah Mobil mengangkut 3x seminggu
lokasi 25 m3
jiwa) besar
Air bersih adalah elemen yang penting bagi kehidupan masyarakat dan penduduk karena
semua manusia membutuhkan air bersih untuk kegiatan mereka. Kebutuhan air bersih suatu
wilayah didasarkan pada besarnya jumlah penduduk yang akan dilayani dikali dengan tingkat
kebutuhan air perkapita. Elemen yang harus diperhatikan untuk perancangan jaringan air bersih
di lingkungan perkotaan adalah sebagai berikut:
- Kran umum
- Hidran kebakaran
Bioskop L/t.duduk/hari 5
III Komersial
Hotel L/bed/hari 0,1-0,3
2.12. Perekonomian
Menurut Gilarso (1992:486) “Sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan
sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan
sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat
dihindari”.
Kebutuhan per
Jumlah Kriteria
Satuan Sarana
Penduduk Standard
No Jenis Sarana
Pendukung Luas Luas (m2/jiwa)
Radius Lokasi dan
(jiwa) Lantai Lahan
Percakapan Penyelesaian
min (m2) min (m2)
Di tengah kelompok
50 100 (bila
tetangga dapat
1 Toko/warung 250 (termasuk berdiri 0,4 300 m2
merupakan bagian
gudang) sendiri)
dari sarana lain
Kebutuhan per
Jumlah Kriteria
Satuan Sarana
Penduduk Standard
No Jenis Sarana
Pendukung Luas Luas (m2/jiwa)
Radius Lokasi dan
(jiwa) Lantai Lahan
Percakapan Penyelesaian
min (m2) min (m2)
Pusat
Dapat di jangkau
peryokoan +
3 30.000 13.500 10.000 0,33 dengan kendaraan
pasar
umum
lingkungan
Pusat
Terletak dijalan
perbelanjaan
utama. Termasuk
4 dan niaga 120.000 36.000 36.000 0,3
sarana 37arker sesuai
(toko, pasar,
ketentuan setempat
bank, kantor)
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan kerangka pikir dan kerangka analisis yang terdapat dalam proposal
ini,terdapat beberapa jenis metode analisis yang digunakan untuk melengkapi hal tersebut
diantaranya adalah metode kuantitatif (menggunakan model matematis), kualitatif
(menggunakan metode deskriptif), dan komparatif (membandingkan antar data yang dimiliki).
Lampiran
3.1.2. Kerangka Analisis
Lampiran
Data yang dibutuhkan untuk penyusunan proposal merupakan data primer dan data sekunder.
1. Penggunaan lahan
4. Jaringan transportasi
5. Perekonomian
2. Kependudukan
4. Rencana transportasi
5. Nilai lahan
Pemenuhan data primer dilakukan dengan cara pencarian pada media online seperti
Badan Pusat Statistik (BPS), google earth, google maps, climatedata.org, dan lain-lain.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Berikut adalah beberapa teknik pengumpulan data yang kami lakukan Dalam studi ini.
3.2.2.1. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lokasi
objek studi. Tujuannya untuk memperoleh data‐data yang tidak ada di sumber atau informasi
yang sudah tersedia.Observasi dilakukan baik di wilayah obyek studi langsung maupun disekitar
wilayah obyek studi lain. Observasi diutamakan terhadap penggunaan lahan dan kondisi dari
sarana prasarana yang ada di Kelurahan Kebon Jeruk.
Berikut ini merupakan data‐data yang akan dihimpun dalam studi ini :
3.3.1.2. Kependudukan
Data yang dibutuhkan berupa jumlah penduduk, distribusi penduduk,komposisi
penduduk berdasarkan ukuran keluarga, usia, agama,pendidikan, dan mata pencaharian,
kepadatan penduduk, analisis struktur penduduk, rasio ketergantungan, dan tingkat migrasi, dan
tren kependudukan selama 10 tahun terakhir di Kelutrahan Kebon Jeruk. Data yang akan
disampaikan berbentuk tabel dan grafik terlampir.
3.3.1.5. Sarana
Data yang dibutuhkan berupa sebaran, jumlah, ketersediaan, dan luas sarana pendidikan,
kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olahraga yang ada di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk. Data
yang akan disampaikan berupa peta, grafik dan tabel dengan foto‐foto dari sarana tersebut.
3.3.1.7. Transportasi
Data yang dibutuhkan berupa konektivitas makro (lokasi studi dengan kawasan lain di
sekitarnya), konektivitas mikro (sebaran,transit, dan konektivitas moda dan jalur pejalan kaki di
lokasi studi),dan analisis kepadatan lalu lintas di wilayah Kebon Jeruk. Data yang akan
disampaikan berupa peta, grafik dan tabel.
3.3.1.9. Perekonomian
Data yang dibutuhkan berupa jenis, jumlah dan sebaran kegiatan ekonomi di Kelurahan
Kebon Jeruk. Data yang akan disampaikan berupa peta dan tabel.
Berikut adalah alat atau metode analisis yang kami gunakan dalam studi ini.
Analisis aspek fisik dan lingkubfab merupakan analisis untuk mengetahui kelayakan
kondisi lingkungan pada Kelurahan Kebon Jeruk terkait fisik dasar kawasan, kependudukan, dan
penggunaan lahan beserta vulnerability terhadap bencana alam. Analisis ini juga
membandingkan kondisi lingkungan sekarang ini terhadap RTRW 2030 Kota Jakarta Barat untuk
mengetahui rencana yang dilakukan dalam mengatur daya dukung lingkungan Kelurahan Kebon
Jeruk. Analisis ini menggunakan metode analisis kualitatif, komparatif dan overlay.
2) Analisis Kepadatan Penduduk Netto, Analisis kepadatan penduduk netto dapat menjadi
informasi untuk dapat mengetahui potensi masalah di Kelurahan Kebon Jeruk dengan
membagi jumlah penduduk dengan lahan efektif seperti perumahan dan campuran yang
terbangun dan terbagi menjadi per RW. Analisis ini menggunakan data jumlah penduduk
per RW Kelurahan Kebon Jeruk dan data monografi penduduk. Analisis ini menggunakan
metode analisis kuantitatif.
Berikut adalah tahapan pelaksanaan kegiatan atau kerangka kerja dalam studi ini.
Terlampir
4.1.3. Kerangka Desain
Terlampir
Struktur organisasi yang kami buat untuk menyelesaikan kegitan identifikasi mengenai
potensi dan masalah di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat.
Ketua
Wakil Ghaby
Robby
Transportasi
Bendahara Sekretaris
Miracle Robby
Alivia
Steven
Deskripsi pekerjaan dalam struktur organisasi:
Ketua :
Memimpin dan bertanggung jawab atas segala kegiatan kelompok demi terselesaikannya
kegiatan identifikasi mengenai potensi dan permasalahan di Kelurahan Kebon Jeruk,
Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Wakil Ketua :
Bertanggung jawab atas kegiatan kelompok bila ketua sedang berhalangan hadir, dan
membantu tugas ketua kelompok.
Sekretaris :
Miracle Tjiabrata
Steven
Penggunaan lahan
RTH
Perekonomian
Sarana
Harga Lahan
4.2. Jadwal Kegiatan
Susunan jadwal kegiatan kelompok kami dalam melakukan penelitian tersusun dalam
tabel berikut.
Pengumpulan Executive
15
Summary
4.4. Rencana Anggaran
Dalam kegiatan penelitian ini kami memiliki rencana anggaran yang berisi rincian
pemasukan dan pengeluaran anggaran kelompok yang akan digunakan untuk penyelesian tugas
ini, berikut riniciannya:
a. Laporan
Print Laporan = Rp. 100.000
Jilid = Rp. 5.000
b. Peta
Print peta UTS
(50 LEMBAR X Rp. 3.000) = Rp. 150.000
Jilid = Rp. 5.000
Print Peta UAS = Rp. 150.000
Jilid = Rp. 5.000
Buku data Peta Final
Print A3 Warna
(10 lembar x Rp 2.000) = Rp. 20.000
Jilid = 5.000
Executive summary
Art carton A3 BB/C
(1 halaman x Rp. 10.000 x 2 rangkap) = Rp. 20.000
Art Paper A3 BB/C
(5 Halaman x Rp. 8.000 x 2 rangkap = Rp. 80.000