Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rafa Zahira (27)

Kelas : XII MIPA 6

TANGGERANG

1) Keadaan Fisiografi
Secara geografis, letak Kabupaten Tangerang yang merupakan bagian dari wilayah
administratif Provinsi Banten yang berada antara 6 '0 – 6 '20 Lintang Selatan dan 106 '20-
106 '43 Bujur Timur?.
Kabupaten Tangerang memiliki wilayah yang cukup luas, terdiri dari 29 kecamatan, 28
kelurahan dan 246 desa dengan luas mencapai 95.961 Ha atau 959,61 km². Wilayah
administrasi Kabupaten Tangerang sendiri berbatasan dengan beberapa Kabupaten/Kota
dan bentangan laut yang ada disekitarnya, yaitu:

 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa


 Sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan DKI
Jakarta.
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak.
Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan DKI Jakarta hanya sekitar 30 kilometer, yang bisa
ditempuh dengan waktu kurang lebih satu jam. Kedua wilayah tersebut (Tangerang dan DKI
Jakarta), dihubungkan dengan jalur lalu lintas darat bebas hambatan, yaitu Jalan Tol Jakarta
– Merak yang merupakan jalur utama lalu lintas perekonomian antara Pulau Jawa dan
Sumatera.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kecamatan dengan luas wilayah terbesar
adalah Kecamatan Rajeg seluas 53,7 Km² atau 5,6% dari luas wilayah Kabupaten Tangerang,
sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Sepatan dengan luas hanya 17,32 Km² atau
1,8%.
terdapat sejumlah sungai besar dan kecil yang mengalir dari selatan ke arah utara sesuai
arah penurunan permukaan tanah. Sungai-sungai yang terdapat di Tangerang ialah;
Cisadane, Cidurian Cimanceuri, Cirarab, Kali Angke, dan Pesanggarahan. Selain itu, terdapat
sejumlah situ atau danau kecil, yaitu; Situ Cipondoh, Situ Kelapa Dua, Situ Pamulang, Situ
Gintung, Situ Garukgak, dan Situ Patrasana.
2) Keadaan Sosiografi
Masyarakat di wilayah Tangerang selatan mengalami perubahan sosial budaya yang
signifikan , struktur masyarakat yang semula homogen dengan budaya paternalistik,statis
dan agamis mengalami perubahan menjadi struktur masyarakat yang heterogen dengan
budaya yang demokratis, dinamis, progresif, materialistis , dan sekuler agamis yang
merupakan ciri-ciri masyarakat metropolitan atau masyrakat kota. Perubahan sosial budaya
ini disebabkan karena terjadinya proses asimilasi budaya karena adannya benturan
kebudayaan masyrakat pendatang yang umumnya berpendidikan menengah keatas dengan
membawa budaya yang telah terkontaminasi dengan budaya perkotaan, dan berbenturan
dengan masyarakat asli yang masih tradisional. Perubahan budaya inipun juga besar
pengaruhnya dari sosial budaya masyarakat jakrta yang secara geografis berdampingan
wilayahnya dengan Tangerang selatan, sehingga interaksi berlangssung dengan sangat
efektif dengan mobilitas masyarakatnya yang tinggi dan dinamis menyebabkan adanya
pergeseran nilai nilai sosial budaya menjadi sosial budaya yang metropolis. Hal ini juga
ditunjang dengan adanya sarana informasi dan komunikasi serta perhubungan darat yang
lancar, sehingga sosial budaya masyarakat Tangerang Selatan memiliki kultur yang tidak
jauh berbeda dengan kota metropolitan namun tetap memiliki ciri khas tradisional yang
artistic.
Akulturasi budaya tersebut menjadi nilai tambah bagi Tangerang Selatan dengan adanya
persinggungan sosial budaya dan agama dan dipastikan dalam hal ini telah terjadinya
stratifikasi budaya yang signifikan pula. Pengelompokan masyarakat ini merupakan hal yang
wajar bagi sebuah wilayah dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan perkembangan
daerah yang sangat cepat bagi Tangerang Selatan. Perkembangan daerah Tangerang Selatan
yang cepat tersebut telah menarik berbagai sumber daya manusia yang berkualitas untuk
tinggal dan berkembang. Para pakar peneliti dan ahli teknologi, Banyak bermukim di daerah
puspitek dan institute teknologi Indonesia di cisauk. Para ulama doctor dosen guru besar
sejarawan dan budayawan banyak bermukim di wilyah Ciputat dan Pamulang. Hal ini lah
yang dikhawatirkan akan berdampak ketimpangan sosial dan terjadi tidak meratanya
kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, dalam hal ini, Pemerintah Walikota Tangerang Selatan
berusaha menanggulanginya dengan membangun infrastruktur-infrastruktur di daerah
daerah lain, agar terjadinyga sebuah pemerataan baik pembangunan, maupun pemerataan
penduduk
Tata Ruang Tangerang Selatan

RTRW Kabupaten Tangerang disusun didasarkan berdasarkan Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 26 Tahun 2007, Tentang Penataan Ruang, Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan
Cianjur, PermenPU nomor16 tahun2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten.
Penataan ruang wilayah Kabupaten Tangerang dimaksudkan untuk mengatur wilayah yang
digunakan sebagai industri, permukiman, dan pertanian maupun fungsi fungsi lainnya.
RTRW ditujukan agar masyarakat menjadi warga yang madani dan beriman sesuai dengan
slogan Kabupaten Tangerang. RTRW Kabupaten Tangerang disusun untuk masa periode
2010–2030.
Kabupaten Tangerang difokuskan menjadi kabupaten industri di Indonesia. Pengembangan
industri dilakukan untuk mengembangkan daya saing dan nilai tambah dari wilayah. Wilayah
yang dituju utamanya untuk pengembangan industri adalah Kecamatan Cikupa, Balaraja,
Pasar Kemis, Curug, dan Kosambi. Pengembangan kawasan permukiman dilakukan di
seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang. Penyelenggaran kawasan perkotaan baru
dilakukan di reklamasi Pantai Utara Jakarta.

A. Struktur Ruang Kabupaten Tangerang


Struktur ruang Kabupaten Tangerang disusun menyesuaikan dengan fungsi kabupaten
sebagai penyangga industri dan permukiman di Jabodetabek. Struktur ruang Kabupaten
Tangerang merupakan unsur penting dalam RTRW Kabupaten Tangerang yang disusun
berdasarkan aspek yang dominan dari sisi fungsi pelayanan maupun indeks sentralitas.
Fungsi pelayanan merupakan jumlah unit atau jenis fasilitas pelayanan dibandingkan dengan
luas wilayah. Sementara itu indeks sentralitas merupakan tingkat konsentrasi fasilitas
pelayanan yang terdapat pada Kabupaten Tangerang. Terdapat 4 pusat kegiatan yang
menyusun struktur ruang Kabupaten Tangerang yaitu pusat kegiatan wilayah promosi, pusat
kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal promosi, dan pusat pelayanan kawasan.

1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi


Berfungsi melayani kegiatan skala propinsi atau beberapa kabupaten/kota yang terdiri dari
Kecamatan Balaraja, Kecamatan Teluk Naga, dan Kecamatan Curug

2. Pusat Kegiatan Lokal


Berfungsi melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan yang terdiri dari
Kecamatan Kronjo dan Kecamatan Tigaraksa

3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi


Berfungsi seperti kegiatan lokal tetapi masih dipromosikan. Terdiri dari Kecamatan Mauk,
Cikupa, Sepatan, Pasar Kemis, Kosambi, dan Kelapa Dua

4. Pusat Pelayanan Kawasan


Berfungsi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Terdiri dari Kecamatan
Mekarbaru, Gunungkaler, Kresek, Sukamulya, Kemiri, Sindangjaya, Jayanti, Solear, Cisoka,
Sepatan Timur, Jambe, Cisauk, Panongan, Rajeg, Pakuhaji, Sukadiri, Pagedangan, dan Legok.
Berdasarkan struktur ruang wilayah Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa wilayah
yang semakin banyak jumlah fasilitas yang dapat melayani penduduknya maka semakin
tinggi hirarki pusat kegiatan. Hal ini disesuaikan dengan kondisi Kabupaten Tangerang.
Kabupaten Tangerang memiliki 4 hirarki pusat kegiatan.
Kecamatan Balaraja sebagai PKW promosi yang melayani kabupaten lainnya juga dijadikan
PKWp karena memiliki pusat pelayanan wilayah dengan ketersediaan infrastruktur serta
banyaknya penduduk. Pusat ini dihubungkan pula dengan koridor jalan transportasi berupa
jalan provinsi maupun jalan tol Jakarta-Merak.
Pusat Kegiatan Lokal dan Pusat Kegiatan Lokal Promosi dibentuk juga di Kabupaten
Tangerang. Hal yang cukup unik ditunjukkan dengan Kecamatan Tigaraksa sebagai PKL yaitu
berada di bawah satu tingkat hirarki di bawah PKWp padahal Kecamatan Tigaraksa
merupakan ibukota Kabupaten Tangerang, Berdasarkan struktur yang ada menunjukkan
selain PKL dan PKL promosi juga dikembangkan PPK/pusat pelayanan kawasan , yaitu pusat
yang memberikan akses dalam satu kecamatan misalnya Kecamatan Sukamulya.

B. Pola Ruang Kabupaten Tangerang


Pola ruang merupakan salah satu unsur penting dalam rencana tata ruang yang menjelaskan
mengenai pembagian wilayah berdasarkan fungsinya. Secara umum, pola ruang dibagi
menjadi dua yaitu kawasan lindung dan budidaya. Pola ruang menggambarkan fungsi dan
peruntukkan dalam suatu ruang.
Analisis yang digunakan untuk pengembangan pola ruang Kabupaten Tangerang didasarkan
pada overlay sejumlah aspek. Kawasan lindung merupakan kawasan yang dikembangkan
untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pengembangan suatu wilayah.
Kawasan lindung mempunyai batasan penggunaan serta peruntukannya untuk melindungi
daerah lain. Kabupaten Tangerang merupakan kabupaten yang mempunyai kondisi relative
homogen dalam relief / topografi, jenis tanah, tekstur dan curah hujan, Kondisi berbagai
komponen fisik sangat penting untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan
kawasan lindung maupun budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang
dikembangkan untuk dibudidayakan ataupun dimanfaatkan oleh dan untuk masyarakat.
Pola ruang yang ada di Kabupaten Tangerang dibagi menjadi dua kawasan yaitu lindung dan
budidaya.
Kawasan lindung yang ada di Kabupaten Tangerang dibagi menjadi :
1. Kawasan cagar budaya di kecamatan Mauk, Kronjo, Solear dan Pagedangan;
2. Kawasan konservasi berupa hutan konservasi beradai di beberapa kecamatan seperti
Pakuhaji, Mauk, Teluknaga, Kronjo dan Pakuhaji
3. Kawasan lindung setempat berupa sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan situ,
dan ruang terbuka hijau.
Kawasan budidaya yang ada di Kabupeten Tangerang dibagi menjadi :
1. Pertanian berada di kecamatan Kresek, Gunungkaler, Mekarbaru, Kronjo, Sukamulya,
Mauk, Sukadiri, Kemiri,Rajeg, Pakuhaji,sebagian Sepatan,dan Teluknaga;
2. Perikanan di kecamatan Mekar Baru dan Kronjo;
3. Peternakan di kecamatan Teluknaga, Cisauk, Jambe, Cisoka dan Gunungkaler;
4. Permukiman perkotaan di kecamatan Balaraja, Jayanti, Cisoka, Solear, Tigaraksa, Jambe,
Panongan, Legok, Pagedangan, Cisauk, Curug, Kelapadua, Pasarkemis, Cikupa, Sindangjaya,
Sepatan, Sepatan Timur, Teluknaga, Kosambi dan pada pusat-pusat kecamatan;
5. Permukiman perdesaan di kecamatan Kresek, Gunungkaler, Mekarbaru, Kronjo, Kemiri,
Sukadiri, Mauk, Rajeg, Sukamulya,dan Pakuhaji;
•Pariwisata di kecamatan Teluknaga, Mauk, Kronjo, Kosambi, Solear dan Pagedangan
•Industri di kecamatan Balaraja, Cikupa, Pasarkemis, Curug, Sepatan, Legok, Pagedangan
•Reklamasi pantai ± 200 meter dari bibir pantai utara.
Luasan tersebut menandakan bahwa luasan kawasan budidaya di Kabupaten Tangerang
lebih luas daripada kawasan lindung. Hanya 3,44% wilayah Kabupaten Tangerang yang
merupakan kawasan lindung. Sisanya merupa kawasan budidaya.
Berdasarkan analisis dari peta pola ruang Kabupaten Tangerang maka pola ruang tersebut
menggunakan sejumlah variable fisik misalnya penggunaan lahan yang dilakukan proses
tumpangsusun atau overlay. Pendekatan yang dilakukan dalam analisis pola ruang di
Kabupaten Tangerang menunjukkan kondisi eksisting lahan.
Berdasarkan analisis menunjukkan jika di wilayah Kabupaten Tangerang kondisi fisiknya
hampir seragam berupa dataran . Secara umum wilayah Kabupaten Tangerang digunakan
sebagai kawasan permukiman dan kawasan industri. Namun, terdapat pula kawasan
sempadan situ maupun hutan rakyat. Proses ini menggunakan teknik umum yaitu
generalisasi.
Kawasan lindung menekankan pada kawasan sempadan sungai dan situ. Meskipun
demikian, bagian ini juga mengalami proses pendetailan. Secara general, kawasan
sempadan situ merupakan kawasan lindung tetapi tetap ada permukiman. Sehingga dalam
hal ini dalam suatu kawasan lindung didalamnya terdapat ada beberapa yang diperuntukkan
permukiman namun tidak dominan. Namun, kondisi ini tidak terjadi signifikan karena
kawasan lindung di Kabupaten Tangerang hanya sedikit presentasenya.
C. Kawasan Strategis Kabupaten Tangerang
Kawasan strategis merupakan kawasan yang dijadikan prioritas dalam perencanaan dan
pengembangannya. Prioritas yang dituju oleh Kabupaten Tangerang terkait pada aspek
pertumbuhan ekonomi. Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Tangerang terakit dengan
pusat kegiatan industry maupun wilayah yang berbatasan dengan DKI Jakarta secara fisik
maupun secara kepentingan. Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Tangerang terdapat
7 kawasan yaitu :
1. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Lontar di Desa Lontar di Kecamatan Kemiri;
PLTU Lontar merupakan pembangkit yang ada di Kabupaten Tangerang. Tentunya kawasan
ini dijadikan strategis karena keberadaan pembangkit listrik. Pembangkit listrik tentunya
harus jauh dari permukiman. Lokasinya memang jauh dari permukiman dan memang
dikhususkan sebagai arena terbatas.
2. Kawasan Reklamasi Pantai di wilayah Utara Kabupaten;
Reklamasi pantai di wilayah utara kawasan Jakarta dan Tangerang menempatkan Kabupaten
Tangerang menjadi salah satu kabupaten yang harus menjadikan pantai utaranya menjadi
kawasan strategis. Kawasan strategis tersebut menaungi beberapa pulau — pulau reklamasi.
3. PKWp di Kecamatan Balaraja, Teluknaga, dan Curug;
Pusat kegiatan wilayah dijadikan kawasan strategis karena wilayah ini merupakan wilayah
yang pertumbuhannya sangat cepat karena melayani kabupaten kabupaten lain di Provinsi
Banten.
4. Kawasan pusat pemerintahan di Kecamatan Tigaraksa;
Walaupun status Kecamatan Tigaraksa merupakan pusat kegiatan lokal yang hanya
melayani kecamatan — kecamatan lain di Kabupaten Tangerang, namun Tigaraksa dijadikan
pusat pemerintahan. Hal ini tentunya menjadikan Tigaraksa direncanakan dan
dikembangkan sebagai kawasan strategis agar dapat berkembang dengan cepat sebagai
ibukota Kabupaten Tangerang.
5. Kawasan dry port di Kecamatan Jambe dan Mauk;
Dry port dijadikan sebagai kawasan strategis karena kawasan ini merupakan tempat aliran
barang yang sangat massif. Perlunya pengembangan kawasan karena aliran barang yang
terjadi harus dinaungi dengan baik agar proses pertukaran barang yang terjadi menjadi lebih
mudah dan cepat.
6. Kawasan bandara Soekarno–Hatta di Kecamatan Kosambi;
Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara internasional yang memiliki beberapa terminal
dengan keberangkatan dan kedatangan domestik maupun internasional. Tentunya bandara
tersebut merupakan kawasan yang harus diprioritaskan pengembangannya karena sarana
transportasi udara merupakan sarana vital tempat masuk keluarnya ataupun aliran dari
manusia dan barang dari berbagai tempat di seluruh dunia.

7. Kawasan perbatasan dengan DKI Jakarta


Perbatasan dengan DKI Jakarta dijadikan kawasan strategis oleh Pemerintah Kabupaten
Tangerang karena wilayah ini memiliki perkembangan yang sangat cepat karena
dinamikanya dipengaruhi oleh ibukota negara.

Sudah ideal tata ruang dalam Tangerang karena sudah lengkap

Anda mungkin juga menyukai