TANGGERANG
1) Keadaan Fisiografi
Secara geografis, letak Kabupaten Tangerang yang merupakan bagian dari wilayah
administratif Provinsi Banten yang berada antara 6 '0 – 6 '20 Lintang Selatan dan 106 '20-
106 '43 Bujur Timur?.
Kabupaten Tangerang memiliki wilayah yang cukup luas, terdiri dari 29 kecamatan, 28
kelurahan dan 246 desa dengan luas mencapai 95.961 Ha atau 959,61 km². Wilayah
administrasi Kabupaten Tangerang sendiri berbatasan dengan beberapa Kabupaten/Kota
dan bentangan laut yang ada disekitarnya, yaitu:
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kecamatan dengan luas wilayah terbesar
adalah Kecamatan Rajeg seluas 53,7 Km² atau 5,6% dari luas wilayah Kabupaten Tangerang,
sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Sepatan dengan luas hanya 17,32 Km² atau
1,8%.
terdapat sejumlah sungai besar dan kecil yang mengalir dari selatan ke arah utara sesuai
arah penurunan permukaan tanah. Sungai-sungai yang terdapat di Tangerang ialah;
Cisadane, Cidurian Cimanceuri, Cirarab, Kali Angke, dan Pesanggarahan. Selain itu, terdapat
sejumlah situ atau danau kecil, yaitu; Situ Cipondoh, Situ Kelapa Dua, Situ Pamulang, Situ
Gintung, Situ Garukgak, dan Situ Patrasana.
2) Keadaan Sosiografi
Masyarakat di wilayah Tangerang selatan mengalami perubahan sosial budaya yang
signifikan , struktur masyarakat yang semula homogen dengan budaya paternalistik,statis
dan agamis mengalami perubahan menjadi struktur masyarakat yang heterogen dengan
budaya yang demokratis, dinamis, progresif, materialistis , dan sekuler agamis yang
merupakan ciri-ciri masyarakat metropolitan atau masyrakat kota. Perubahan sosial budaya
ini disebabkan karena terjadinya proses asimilasi budaya karena adannya benturan
kebudayaan masyrakat pendatang yang umumnya berpendidikan menengah keatas dengan
membawa budaya yang telah terkontaminasi dengan budaya perkotaan, dan berbenturan
dengan masyarakat asli yang masih tradisional. Perubahan budaya inipun juga besar
pengaruhnya dari sosial budaya masyarakat jakrta yang secara geografis berdampingan
wilayahnya dengan Tangerang selatan, sehingga interaksi berlangssung dengan sangat
efektif dengan mobilitas masyarakatnya yang tinggi dan dinamis menyebabkan adanya
pergeseran nilai nilai sosial budaya menjadi sosial budaya yang metropolis. Hal ini juga
ditunjang dengan adanya sarana informasi dan komunikasi serta perhubungan darat yang
lancar, sehingga sosial budaya masyarakat Tangerang Selatan memiliki kultur yang tidak
jauh berbeda dengan kota metropolitan namun tetap memiliki ciri khas tradisional yang
artistic.
Akulturasi budaya tersebut menjadi nilai tambah bagi Tangerang Selatan dengan adanya
persinggungan sosial budaya dan agama dan dipastikan dalam hal ini telah terjadinya
stratifikasi budaya yang signifikan pula. Pengelompokan masyarakat ini merupakan hal yang
wajar bagi sebuah wilayah dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan perkembangan
daerah yang sangat cepat bagi Tangerang Selatan. Perkembangan daerah Tangerang Selatan
yang cepat tersebut telah menarik berbagai sumber daya manusia yang berkualitas untuk
tinggal dan berkembang. Para pakar peneliti dan ahli teknologi, Banyak bermukim di daerah
puspitek dan institute teknologi Indonesia di cisauk. Para ulama doctor dosen guru besar
sejarawan dan budayawan banyak bermukim di wilyah Ciputat dan Pamulang. Hal ini lah
yang dikhawatirkan akan berdampak ketimpangan sosial dan terjadi tidak meratanya
kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, dalam hal ini, Pemerintah Walikota Tangerang Selatan
berusaha menanggulanginya dengan membangun infrastruktur-infrastruktur di daerah
daerah lain, agar terjadinyga sebuah pemerataan baik pembangunan, maupun pemerataan
penduduk
Tata Ruang Tangerang Selatan