Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GASTROENTERITIS

Pembimbing Klinik: Diah, S.Kep., Ners.

Pembimbing Akademik: Sri Hartini, S.Kep., Ners., M.Kes.

Oleh:

Nama: Anggie Aristiani

NIM: 202103008

PROGAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA


KUDUS

2021/ 2022
WOC GASTROENTERITIS

PENGKAJIAN PATHWAY (Muttaqin, 2012)

Subjektif: Kelemahan, INTERVENSI Faktor Faktor Faktor


diare lunak s/d cair,
anoreksia mual dan a. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, malabsorbsi makanan psikologi
muntah, tidak toleran makanan, psikologis.
terhadap diit, perut mulas Tujuan : mencapai BAB normal Kriteria hasil :
s/d nyeri, penurunan frekuensi BAB sampai kurang 3x, feses
mempunyai bentuk Penyerapan sari makanan
Objektif: Lemah, gelisah, Intervensi : Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi
penurunan turgor, pucat, diare (Rasional : Untuk menentukan tindakan yang akan
mata cekungn nyeri tekan dilakukan), ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari Saluran pencernaan tidak adekuat, gangguan sekresi
abdomen, hipertermi, obat-obatan antidiare (Rasional : supaya klien tahu cara
hipoksia / cyanosis, penggunaan obat anti diare), pertahankan tirah baring
mukosa kering, peristaltik (Rasional: Tirah baring dapat mengurangi hipermotiltas
Sekresi air dan elektrolit di usus naik
usus lebih dari normal usus), kolaborasi untuk mendapat antibiotik (Rasional :
(Greenbery dikutip dalam bila penyebab diare kuman maka harus diobati)
Ajis, 2018), b. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder
akibat gastroenteritis. Merangsang usus mengeluarkan isinya
Tujuan: Nyeri hilang lebih berkurang
DIAGNOSA Intervensi: Kaji karakteritas dan letak nyeri (Rasional :
KEPERAWATAN untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri), beri MK: Diare
kompres hangat diperut (Rasional : untuk mengurangi
a. Diare berhubungan perasaan keras di perut), kolaborasi untuk mendapatkan
dengan faktor-faktor obat analgetik (Rasional : untuk memblok syaraf yang
infeksi, makanan, Inflamasi saluran Peristaltic usus
menimbulkan nyeri)(Greenbery dikutip dalam Ajis, pencernaan
psikologis meningkat
2018),
b. Nyeri berhubungan c. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi
dengan kram abdomen sekunder terhadap dehidrasi
sekunder akibat Agen pirogenik Kram abdomen
Tujuan: mempertahankan norma termia KH : suhu dalam
gastroenteritis
batas normal 36,2 – 37,60C
c. Hipertermi
Intervensi: Monitor suhu dan tanda vital (Rasional : Suhu tubuh
berhubungan dengan Nyeri epigastrik
penurunan sirkulasi untuk mengetahui vs klien), anjurkan untuk minum meningkat
sekunder terhadap banyak (Rasional : untuk mengganti, cairan yang hilang),
dehidrasi (Greenbery kolaborasi pemberian obat penurun panas sesuai indikasi
(Rasional : untuk menurunkan panas). MK: Hipertermi MK: Nyeri
dikutip dalam Ajis,
2018),
WOC GASTROENTERITIS

ETIOLOGI
PENGERTIAN MANIFESTASI KLINIS
Etilologi gastroenteritis adalah:
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan Konsistensi feces cair (diare) dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena a. Faktor infeksi: Infeksi internal (vibrio, ecoly, salmonella frekuensi defekasi semakin sering,
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar shigella, entero virus muntah (umumnya tidak lama), demam
dengan bentuk tinja yang encer atau cair, yang b. Faktor malabsorbsi: karbohidrat, lemak, protein, ascaris, (mungkin ada, mungkin tidak), kram
di tandai dengan muntah-muntah dan diare tricuris, oxyuris, srongyloidis,protozoa, jamur) abdomen, tenesmus, membrane mukosa
yang berakibat kehilangan cairan elektrolit c. Faktor makanan: Makanan basi, beracun dan alergi kering, fontanel cekung (bayi), berat
yang menimbulkan dehidrasi dan gejala terhadap makanan. badan menurun, malaise (Cecyly dikutip
keseimbangan elektrolit (Wijayaningsih, 2013) d. Faktor psikologis: Rasa takut dan cemas (Mansjoer dalam Ajis, 2018).
Arief, 2014).

PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN DAFTAR PUSTAKA
PENUNJANG Medis (Supartini, 2016):
Ajis. 2018. Pengaruh Asupan Cairan, Natrium, dan Kalium
Pemeriksaan penunjang a. Pemberian cairan, diberikan cairan peroral terhadap Edema pada Penderita GGK dengan
gastroenteritis menurut berisikan NaCl, Na HCO3, KCL dan glukosa Hemodialisa Rutin di RS PKU Muhammadiyah
(Muttaqin, 2012): untuk diare akut pada dehidrasi ringan. Yogyakarta. KTI. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
b. Cairan parenteral, 1) dehirasi ringan: 1 jam
1. Pemeriksaan darah rutin, Arief Mansjoer. 2014. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4,
pertama 25-50 ml/ kg BB/ oral 125 ml/ kg BB/
untuk mendeteksi kadar berat hari; 2) Dehidrasi sedang,: 1 jam pertama 50- Jakarta : Media Aesculapius.
jenis plasma dan leukosit. 100 ml/ kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg BB/
2. Pemeriksaan elektrolit Muttaqin, Arif., dan Kumala Sari. 2012. Asuhan
oral kemudian 125 ml/ kg BB/hari; 3) Dehidrasi
(natrium, kalium, kalsium dan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
berat: 1 jam pertama 20 ml/ kg BB/ jam, 16 jam
fosfat. Jakarta: Salemba Medika.
berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.
3. Analisa gas darah, untuk c. Obat-obatan: 1) Obat anti sekresi (asetosal dosis Supartini, W. (2016). Sistem Pakar Berbasis Web Dengan
identifikasi keseimbangan 25 mg, klorrpomozin dengan dosis 0,5-1 mg/ kg
asam basa darah. Metode Forward Chaining Dalam Mendiagnosis
BB/hari); 2) Antibiotic (tetrasiklin 25-50 mg/ Dini Penyakit Tuberkulosis di JawaTimur.
4. Pemeriksaan ureum dan kg BB/ hari.
kreatinin (untuk mengetahui KINETIK, Vol.1, No.3, Hal. 147-154.
kadar ginjal). Keperawatan (Supartini, 2016) Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan :
5. Pemeriksaan enzim, untuk
Jakarta: TIM.
menilai keterlibatan rotavirus. a. Kaji benda-benda dehidrasi.
6. Feses, untuk mengetahui agen b. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB
peneybab. minum
7. Endoskopi, untuk mendeteksi c. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
penyakit colitis d. Kolaborasi untuk mendapat antibiotic
pseudomembran.

Anda mungkin juga menyukai