GASTROENTERITIS
Oleh:
NIM: 202103008
2021/ 2022
WOC GASTROENTERITIS
ETIOLOGI
PENGERTIAN MANIFESTASI KLINIS
Etilologi gastroenteritis adalah:
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan Konsistensi feces cair (diare) dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena a. Faktor infeksi: Infeksi internal (vibrio, ecoly, salmonella frekuensi defekasi semakin sering,
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar shigella, entero virus muntah (umumnya tidak lama), demam
dengan bentuk tinja yang encer atau cair, yang b. Faktor malabsorbsi: karbohidrat, lemak, protein, ascaris, (mungkin ada, mungkin tidak), kram
di tandai dengan muntah-muntah dan diare tricuris, oxyuris, srongyloidis,protozoa, jamur) abdomen, tenesmus, membrane mukosa
yang berakibat kehilangan cairan elektrolit c. Faktor makanan: Makanan basi, beracun dan alergi kering, fontanel cekung (bayi), berat
yang menimbulkan dehidrasi dan gejala terhadap makanan. badan menurun, malaise (Cecyly dikutip
keseimbangan elektrolit (Wijayaningsih, 2013) d. Faktor psikologis: Rasa takut dan cemas (Mansjoer dalam Ajis, 2018).
Arief, 2014).
PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN DAFTAR PUSTAKA
PENUNJANG Medis (Supartini, 2016):
Ajis. 2018. Pengaruh Asupan Cairan, Natrium, dan Kalium
Pemeriksaan penunjang a. Pemberian cairan, diberikan cairan peroral terhadap Edema pada Penderita GGK dengan
gastroenteritis menurut berisikan NaCl, Na HCO3, KCL dan glukosa Hemodialisa Rutin di RS PKU Muhammadiyah
(Muttaqin, 2012): untuk diare akut pada dehidrasi ringan. Yogyakarta. KTI. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
b. Cairan parenteral, 1) dehirasi ringan: 1 jam
1. Pemeriksaan darah rutin, Arief Mansjoer. 2014. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4,
pertama 25-50 ml/ kg BB/ oral 125 ml/ kg BB/
untuk mendeteksi kadar berat hari; 2) Dehidrasi sedang,: 1 jam pertama 50- Jakarta : Media Aesculapius.
jenis plasma dan leukosit. 100 ml/ kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg BB/
2. Pemeriksaan elektrolit Muttaqin, Arif., dan Kumala Sari. 2012. Asuhan
oral kemudian 125 ml/ kg BB/hari; 3) Dehidrasi
(natrium, kalium, kalsium dan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
berat: 1 jam pertama 20 ml/ kg BB/ jam, 16 jam
fosfat. Jakarta: Salemba Medika.
berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.
3. Analisa gas darah, untuk c. Obat-obatan: 1) Obat anti sekresi (asetosal dosis Supartini, W. (2016). Sistem Pakar Berbasis Web Dengan
identifikasi keseimbangan 25 mg, klorrpomozin dengan dosis 0,5-1 mg/ kg
asam basa darah. Metode Forward Chaining Dalam Mendiagnosis
BB/hari); 2) Antibiotic (tetrasiklin 25-50 mg/ Dini Penyakit Tuberkulosis di JawaTimur.
4. Pemeriksaan ureum dan kg BB/ hari.
kreatinin (untuk mengetahui KINETIK, Vol.1, No.3, Hal. 147-154.
kadar ginjal). Keperawatan (Supartini, 2016) Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan :
5. Pemeriksaan enzim, untuk
Jakarta: TIM.
menilai keterlibatan rotavirus. a. Kaji benda-benda dehidrasi.
6. Feses, untuk mengetahui agen b. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB
peneybab. minum
7. Endoskopi, untuk mendeteksi c. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
penyakit colitis d. Kolaborasi untuk mendapat antibiotic
pseudomembran.