Anda di halaman 1dari 4

KESLING

1. Sarana air bersih (SAB) yang tidak di awasi sesuai standar


Berdasarkan data profil PKM dan IKS diketahui bahwa capaian pengawasan SAB kecamatan
routa yang memenuhi standar masih 44.95%. Sehingga perlu perhatian khusus dari pihak pkm
untuk lebih cepat menindak lanjuti permasalahan ini, hal ini berhubung erat dengan penyakit
yang dapat dibawa oleh sarana air atau yang dikenal dengan waterborne dieses, seperti kita
ketahui bahwa air bersih merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat. Karena
buruknya pengawasan terhadap SAB dapat menjadi sumber penyakit terutama penyakit yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dan dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat routa.

2. Stop BABS dan ciptakan desa ODF( open Defecation free)


Berdasarkan data IKS Routa masih rendah persentase masyarakat yang berperilaku BAB dengan
benar yaitu Cuma 27.7% sedangkan target capaian resntra rpjm 2020-2024 sebesar 60%. Selain
itu prilaku BABS tidak baik untuk kesehatan baik itu kesehatan per orangan keluarga dan
masyarakat. Prilaku BABS perlu dapat perhatian khusus dari pihak pkm hal ini guna untuk
mencegah penyakit tular vektor yang disebabkan oleh masyarakat BABS. Hal ini juga bertujuan
untuk mencegah penyakit yang disebab kan oleh faktor lingkungan guna menciptakan
lingkungan dan masyarakat yang sehat.selain itu prilaku BABS sangat mengganggu estetika
lingkungan setempat terutama dari segi bau dan bentuk.

3. Desa STBM
Berdasarkan data profil PKM ditemukan bahwa 50% desa di kecamatan routa belum
melaksanakan STBM. Dalam upaya preventif penyakit STBM sangat perlu diterapkan di seluruh
desa yang ada di kecamatan Routa. Hal ini dikarenakan jika tidak terlaksana STBM dengan baik
di seluruh desa dapat mnjdi pintu masuk penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh
faktor lingkungan. Sesuai dengan 5 pilar STBM : STOP BABS, CTPS, PAMMRT, PSRT dan PLCRT.
Berdasarkan 5 pilar ini maka sangat penting untuk diadakan STBM untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan menciptakan masyarakat mandiri peduli kesehatan.

4. Pengawasan TPP dan TFU sesuai standar


Berdasarkan laporan profil PKM masih ditemukan bahwa pengawasan TPP dan TFU kecamatan
routa dibawah target RPJMN. Sperti yang kita ketahui bahwa TTP dan TFU merupakan tempat-
tempat yang dapat menjadi sumber penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh faktor
lingkungan. Untuk meningkatkan upaya preventif dalam penanganan penyakit maka pihak
puskesmas perlu memperhatikan terhadap pengawasan TPP dan TFU supaya memenuhi kriteria
standar.
KESGA

1. Mengapa nilai USG nya kami pelayanan kesehatan ibu hamil menjadi yang pertama atau
menjadi prioritas kami dimana Masih terdapat 4,4% target ibu hamil tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas, kenapa menjadi prioritas di tabel usg
kami karena Pemeriksaan ini bermanfaat sebagai pemeriksaan ibu untuk mendeteksi
berbagai resiko yang dapat mengganggu kehamilan dan juga Mencegah risiko terjadinya
pre-eklampsia, gangguan obesitas, riwayat hipertensi, dan gangguan kehamilan lainnya
yang sekiranya bisa menghambat masa kehamilan. 
Memperkecil potensi janin gugur, penyebab janin cacat sejak dalam kandungan, atau
meninggal di dalam kandungan, dan masih banyak lagi dengan melakukan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil. Dimana kita tahu tingkat kematian ibu di Indonesia sangatlah
tinggi dan menjadi prioritas kesehatan di Indonesia bahkan di dunia. Dengan
memeriksakan atau memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil juga menjadi salah
satu cara untuk mencegah atau mengurangi angka kematian ibu dan bayi di wilayah kerja
puskesmas maupun di Indonesia.
2. Dan prioritas kedua kami di tabel usg yaitu kunjungan neonatal / KN lengkap dimana
Masih terdapat 40% neonatal yang belum melakukan kunjungan neonatal lengkap di
wilayah kerja puskesmas. Dimana kita ketahui bahwa.
Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk mengurangi AKB yaitu
dengan melakukan kunjungan atau pemeriksaan dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali,
inii disebabkan karna masih Banyak ibu-ibu yang masih kurang pengetahuan tentang
pentingnya memeriksakan bayi baru lahir, dan mungkin anggapan anaknya sehat dan
tidak di perlu di periksakan kesehatannya.

3. Dan yang ketiga di tabel usg kami yaitu masih tingginnya minat masyarakat untuk
merencanakan berKB dengan Masih terdapat 24,46% keluarga yang belum merencakan
ber KB di wilayah kerja puskesmas, salah satu penyebab masih tingginya keluarga yang
belum berencana ber KB karna Kurangnya pengetahuan dan informasi yang di dapatkan
tentang KB, dimana kita ketahui bahwa  mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan
kontasepsi. Namun, lebih dari itu, tujuan lainya yaitu menciptakan keluarga yang
sejahtera, harmonis, dengan anak-anak yang berkualitas. Menekan angka kematian ibu
dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit
sistem reproduksi.Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan
dengan jumlah penduduk di Indonesia.

GIZI

USG
1. Pemantauan pertumbuhan
U:
Tingkat partisipasi ortu thd tumbangnya masih kurg, sehingga perlu diberikan edukasi
segera seiring dg mengatasi msalah lain dan mengurangi potensi masalah gizi balita yg
lain

S : pada pemantauan pertumbuhan balita diberi nilai ..... Deteksi dini untuk mengurangi
masalah balita yg lain

G : kami memberikan nilai 5 pada growth pemantauan tumbang


Dikhawatrikan jika balita yg tidak terdeteksi dini status gizinya akan meningkatkan
presentase balita gizi kurg/stunting

2. Balita gizi kurang


U : memberi nilai 4 krna jika dibiarkan akan memperburuk pada kesehatan balita
terutama saat mengalami sakit
S : jika dibiarkan terus menerus akan berkembang menjadi gizi buruk
G : memberi nilai 4 karena jika tidak diperhatikan dan diatasi segera akan memperburuk
status gizi nya

3. TTD pada bumil


U : kekurangan zat besi di dalam tubuh bumil akan menurunkan jumlah sel darah merah
yg sehat

S : bumil dg anemia atau kadar hb rendah akan terjadi gangguan penyaluran oksigen dan
makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yg mmpengaruhi fungsi plasenta yg

G : akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dg bblr/stunting

Berdasarkan Riskesdas, di tahun 2018 jumlah ibu hamil yang menerima TTD 90 tablet
atau lebih berjumlah 51% dan ibu hamil yang menkonsumsi 90 tablet selama  kehamilan
berjumlah 37,7%. Prof Endang menyoroti tentang kurangnya supply dan demand TTD
pada ibu hamil.

UKP

Alasanya karena diliat dari masalah pokok ukp yang terdapat di pkm routa, yang dimana
maslah pokoknya ada 2, maka range nilai yang digunakan 5 sampai 1. Dan Untuk pemberian
nilai USG diliat dari tingkat urgency nya (U) seberapa urgency nya dari masalah pokok yang
pertma sama masalah pokok yang kedua, begitupun juga untuk pemberian nilai S dan G nya.
Maka dari hasil USG kami yang prioritas pertama “ Masih terdapat 61,03% masyarakat yang
belum memiliki JKN” dan yang kedua “Masih terdapat 33,31% balita yang belum mempunyai
buku KIA”

1. Mengapa nilai USG kami bagian UKP yang di utamakan adalah JKN karena masih terdapat
61,03 % masyarakat yang tidak memiliki JKN sedangkan masyarakat yang memiliki JKN
sekitar 38,97%. seperti yang kita ketahui JKN sendiri merupakan program jaminan sosial sesuai
amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004. Yang dimana JKN menjamin pelayanan kesehatan
secara menyeluruh, mulai dari peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan sakit (preventif),
pengobatan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), termasuk obat-obatan.
Sehingga perlu perhatian khusus untuk pemerintah setempat mengenai masyarakat yang belum
mempunyai JKN dikarenakan mayoritas mata pencaharian masyrakat tersebut adalah
petani/pekebun maka dengan adanya JKN dapat membantu biaya pengombatan bagi masyarakat
setempat.
2. Sedangkan prioritas kedua kami pada UKP yaitu masih terdapat 33,31 % balita yang belum
mempunyai Buku KIA sedangkan sekitar 66,69% balita sudah mempunyai buku KIA.
Dimana kita ketahui bahwa buku KIA ini tujuannya agar petugas kesehatan atau kader
posyandu bisa melihat bagaimana kenaikan berat badan anak, pertambahan tinggi, dan
imunisasi apa saja yang sudah diberikan, maka hal ini masih perlu lagi di telusuri mengapa
masih ada balita yang tidak memiliki buku KIA.

Anda mungkin juga menyukai