Anda di halaman 1dari 1

DESAIN MODEL PEMBELAJARAN YANG SISTEMATIS, EFEKTIF DAN EFISIEN

Proses pendidikan formal di sekolah memiliki satu tujuan yang sama, bahwa peserta
didik melalui pendidikan atau belajar dapat menerima, mencermati atau memahami ilmu yang
diajarkan sebagai penunjang keberlangsungan hidupnya. Namun seringkali, proses pembelajaran
dalam lembaga pendidikan formal terjadi tidak secara sistematis, sehingga efisiensi dan
efektifitas penyerapan pelajar terhadap ilmu yang diberikan tidak Nampak. Ada kecenderungan
proses pembelajaran bersifat monoton (orasi) dan inklusif. Hal ini membuat gerah, jenuh dan
lesu peserta didik yang sedang menerimanya.
Jika kita berbicara tentang model pembelajaran yang sistematis dalam suatu pendidikan, maka
tidak terlepas dari Metode, Strategi, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran. Dalam satuan
pendidikan Kurikulum yang diberikan memiliki ciri coraknya seperti Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. Sedangkan
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia.
Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum ini telah dimuat dan menjadi peraturan
pemerintah dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2013. Di dalam undang-undang ini memuat
sejumlah hal tentang proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran pada satuan tingkat
pendidikan.

I. Tentang Pendekatan Pembelajaran


Dilihat dari pendekatannya, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat
dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
(1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina
Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran
dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Realitas berbicara’
Seringkali terjadi

Anda mungkin juga menyukai