Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 8 27 Februari 2017

BAHAN AJAR/DIKTAT

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI


18P00914
2 SKS

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNNES 2021
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 8 27 Februari 2017

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini kamis tanggal 10 bulan Februari tahun 2021 Bahan Ajar Mata Kuliah
Sejarah pemikiran Ekonomi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi

Semarang, 10 Agustus 2017,


Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Tim Penulis

Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si Kemal Budi Mulyono, S.Pd. M.Pd


NIP. 198201302009121005 NIP.198502042009031000
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 8 27 Februari 2017

PRAKATA

Ilmu ekonomi termasuk ilmu pengetahuan sosial yang tergolong muda apabila
dibandingkan dengan ilmu sosial yang lain. Sejarah sebagai suatu keseluruhan ilmu
ekonomi yang di formalisir kurang lebih dimulai 200 tahun yang lalu (Winardi, 1972).
Ini bukan berarti masalah dibidang ekonomi baru ada saat ilmu ekonomi muncul.
Sebab istilah-istilah seperti uang, harga, pasaran, laba, bunga/riba, upah, penanaman
modal, pajak dan lain-lain (soule, 1958) telah ada sejak dulu, bahkan bersamaan
dengan adanya manusia. Bahkan dalam perkembanganya kita mengenal istilah-istilah
inflasi/deflasi, penganguran, bursa saham, harga minyak yang tinggi, persediaan
barang, kekurangan bahan makanan (Heilbroner, 1982) menunjukan perkembangan
masalah-masalah di bidang ekonomi yang semakin kompleks.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 8 27 Februari 2017

DESKRIPSI MATAKULIAH

Economics history atau sejarah perekonomian mempunyai tumpuan perhatian pada


perkembangan aspek-aspek ekonomi tanpa memperdulikan ekonomi sebagai sebuah disiplin ilmu
sendiri. Ini berarti orientasinya akan berakibat pada pengkajian bagaimana usaha-usaha yang
dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan history of economics atau
sejarah ekonomi memberikan perhatian pada perkembangan ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan. Lalu yang dimaksud dengan history of economics thought atau sejarah pemikiran
ekonomi mecakup dua istilah terdahulu. Menelaah bagaimana perkembangan bidang ekonomi baik
dari sisi aspek-aspeknya maupun perkembanganya sebagai ilmu dalam rumpun ilmu pengetahuan
sosial.
Untuk memahami perkembangan yang dimaksud maka pengenalan terhadap tokoh–tokoh
atau pemikir-pemikir ekonomi maupun lingkungan dan masa/periode kemunculanya akan
memudahkan usaha kita. Bagaimana perkembangan ilmu ekonomi dari masa-kemasa? apa yang
dimaksud dengan mazhab? bagaimana pengaruh mazhab yang satu terhadap mazhab yang lain? apa
peranan/pengaruh yang dimainkan lingkungan dalam dalam perkembangan teori ekonomi?
(Pertayaan –pertanyaan semacam itu akan di dalami pada materi kuliah ini.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 8 27 Februari 2017

DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab I Pemikiran Ekonomi Pra Klasik
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian pembelajaran pertemuan
C. Rangkuman
D. Pertanyaan
Bab II Pemikiran Ekonomi Klasik
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian pembelajaran pertemuan
C. Rangkuman
D. Pertanyaan
BAB III Pemikiran Ekonomi Sosialis
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran pertemuan
C. Rangkuman
D. Pertanyaan
BAB IV Pemikiran Ekonomi Neo Klasik
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran pertemuan
C. Rangkuman
D. Pertanyaan
Daftar Pustaka
Glosarium
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 8 27 Februari 2017

BAB I
Pemikiran Ekonomi Masa Pra Klasik

A. Deskripsi singkat
Pada Pokok Bahasan ini Mahasiswa akan mengetahui Peletakan dasar pemikiran
ekonomi yang pertama kali berkembang sebelum munculnya ekonomi sebagai sebuah disiplin
ilmu. Pada masa Pra Klasik, ilmu ekonomi dikenal sebagai sebuah Falsafah hidup yang
mengungkapkan tentang bagaimana seharusnya negera ideal yang mensejahterakan rakyatnya.

B. Capaian pembelajaran matakuliah


Mahasiswa diharapkan mampu memahami berbagai pemikiran dasar ilmu ekonomi pada
saat masa Yunani Kuno, Romawi Kuno dan Masa Kekuasaan Gereja, serta Masa Merkantilisme
dan Fisiokratisme.

C. Isi Materi perkuliahan

Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran agama,
kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Misalnya dalam kitab Hammurabi dari
Babilonia tahun 1700 sM, masyarakat Yunani telah menjelaskan tentang rincian petunjuk-petunjuk
tentang cara-cara berekonomi.
Plato hidup pada abad keempat sebelum masehi mencerminkan pola pikir tradisi kaum
ningrat. Ia memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan mereka yang mengejar kekayaan.
Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu negara dan penganekaragaman
(diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang
dapat memenuhi sendiri berbagai kebutuhannya. Inilah awal dasar pemikiran prinsip spesialisasi
kemudian dikembangkan oleh Adam Smith.
Aristoteles merupakan tokoh pemikir ulung yang sangat tajam, dan menjadi dasar analisis
ilmuwan modern sebab analisisnya berpangkal dari data. Konsep pemikiran ekonominya
didasarkan pada konsep pengelolaan rumah tangga yang baik, melalui tukar-menukar.
Aristoteleslah yang membedakan dua macam nilai barang, yaitu nilai guna dan nilai tukar. Ia
menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam uang dengan bunga, uang hanya sebagai alat tukar-
menukar saja, jika menumpuk kekayaan dengan jalan minta/mengambil riba, maka uang menjadi
mandul atau tidak produktif.
Xenophon seorang prajurit, sejarawan dan murid Socrates yang mengarang buku
Oikonomikus (pengelolaan rumah tangga). Inti pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang
sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan untuk
dikembangkan oleh negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep
perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.
Thomas Aquinas (1225-1274) seorang filosof dan tokoh pemikir ekonomi pada abad
pertengahan, mengemukakan tentang konsep keadilan yang dibagi dua menjadi keadilan distributife
dan keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan
dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga uang adalah riba. Tetapi masalah riba, upah yang
adil dan harga yang layak ini merupakan masalah yang terus-menerus diperdebatkan dalam ilmu
ekonomi.
Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang
dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar negeri
yang menguntungkan. Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan
adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan
pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdagangan internasional. Pemikiran
ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi industri, dalam
negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang
terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong
keluarga dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah.
Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah
mendorong ekspor. Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar mempengaruhi
tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya logam-logam mulia mempengaruhi
tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang beredar, dan kecepatan uang beredar.
Kebijakan ekonomi lebih bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi industri di
dalam negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan dalam
usaha meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan perluasan-perluasan
kolonialisme.
Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh
pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois Quesnay. Sumbangan pemikiran
yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan
arus lingkaran ekonomi. Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam
tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des froprietaires dari
kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang meliputi kaum pedagang dan
industriawan dan classe passieve adalah kaum pekerja. Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang
menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi
yaitu tentang teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga
penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang dikemukakannya adalah
sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.
Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua sumbangan utama
terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang
sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini
merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas
transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah karena jumlahnya.

D. Rangkuman
Pada dasarnya pemikiran ekonomi sebelum masa Pra klasik sudah dimulai pada masa Yunani
kuno. Plato memberikan sebuah gambaran filosofis tentang sebuah negara dimana masyarakatnya
hidup sejahtera dengan segala macam kebutuhan yang terpenuhi. Menurut plato, negara dan para
pemikir harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan guna mewujudkan konsep negara tersebut.
Pemikir lainya adalah Aristotales, Xenophone dan masih banyak lainya. Pemikiran ekonomi
sebagai tujuan Negara selanjutnya diteruskan pada masa Scholastik (Gereja) dimana pengaturan
perdagangan dilakukan sesuai dengan petunjuk keagamaan yang ada. Kemudian pemikiran tersebut
dilanjutkan oleh pemikir merkantilis yang mengaggap perdagangan internasional Mutlak dilakukan
guna mencapai kesejahteraan negara. Pemikiran tersebut selanjutnya ditentang oleh pemikir
Fisiokratis yang beranggapan negara harus mengutamakan kekayaan di negara sendiri
dibandingkan dengan perdagangan dengan negara lain.

E. Pertanyaan/Diskusi
Jelaskan Keterkaitan antara Berbagai pemikiran Pra Klasik Pada masa Merkantilisme dan
Fisiokratis dengan Penjelajahan Samudra, Kolonialisme dan pendudukan Nusantara oleh
Bangsa Eropa pada masa Hindia Belanda !
BAB 2
PEMIKIRAN EKONOMI MASA KLASIK

A. Deskripsi singkat
Pandangan Pemikir Pra Klasik tentang Ekonomi dan pengelolaan kesejahteraan suatu
Negara menempatkan Pemerintahan suatu negara (Presiden, Raja, Saudagar) sebagai penentu
keberhasilan ekonomi. Pemikiran tersebut mulai ditentang oleh ilmuan-ilmuan pada masa Klasik.
Adalah Adam Smith yang digadang sebagai peletak dasar utama Ilmu ekonomi sebagai disiplin
ilmu tersendiri yang terpisah dari Filsafat dan ilmu social. Smith dan Ilmuan di masanya
menganggap bahwa campur tangan pemerintah terhadap perekonomian Justru akan membuat
kesejahteraan masyarakat terpusat hanya pada golongan/kaum tertentu saja. Bahkan tidak ada
kebebasan dalam aktivitas ekonomi merendahkan produktivitas masyarakat dan partisipasi
masyarakat dalam ekonomi menjadi rendah. Selanjutnya keadaan demikian menjadikan
perekonomian tidak dapat mensejahterakan warga secara keseluruhan

B. Capaian pembelajaran matakuliah


Mahasiswa diharapkan Mampu memahami berbagai pemikiran Ekonomi pada Masa Klasik
termasuk mengidentifikasi pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh klasik yang ada. Mahasiswa
selanjutnya diharapkan mampu menjelaskan keterkaitan antara pemikir ekonomi yang satu dengan
lainya dari mulai David Hume, Adam Smith, Ricardo, Sampai dengan JB Say.

C. Isi Materi perkuliahan

Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab
pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak dari suatu
metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan
lain secara normatif. Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik
ini menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan
keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan
mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
Asas pengaturan kehidupam perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga
merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses produksi dan
pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan melalui mekanisme
permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam
susunan kehidupan ekonomi yang didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan
orang-perorangan.
Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran
pesimistik dan individu serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah,
mengritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti
pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip laissez
faire.

PEMIKIRAN EKONOMI KAUM KLASIK ADAM SMITH (1723-1790)


Adam Smith lahir pada tahum 1723, dia adalah putra seorang hakim pengacara Scotlandia
dan juga seorang pengawas keuangan adat. Dia memperoleh pendidikan di Universities of Glasgow
dan Universities of Oxford dan menjadi profesor petama di bidang logic philosophy dan kemudian
di bidang moral philosophy di Glasgow. Setelah tiga belas tahun mengajar di bidang akademmik,
dia melakukan perjalanan selama dua tahun di Perancis sebagai guru untuk Duke of Buccleuch,
yang darinya Smith memperoleh pensiun yang membuatnya bisa menghabiskan waktu untuk
menulis.Pada tahun 1778, Smith menerima sebuah appointment sebagai Commissioner of Custom,
dimana pada tahun tersebut merupakan tahun peringatan serta tahun yang bermakna baginya dalam
seumur hidupnya. Smith meninggal pada tahun 1790.

a. Individualisme dan Kebebasan


Adam Smith pertama kali menulis buku yang berjudul The Theory of Moral Sentiments pada
tahun 1759. dalam bukunya ini Smith meyakinkan pembacanya bahwa setiap manusia sangat
menyukai hidup sebagai warga masarakat, dan tidak menyukai hidup ang individualistik dan
mementingkan diri sendiri. Adam Smith memiliki pemikiran bahwa setiap orang secara natural
akan saling menghargai (rasional) sehingga dia menganggap manusia adalah makhluk bebas yang
dengan sendirinya tahu nilai-nilai kemasyarakatan. Pemikiran semacam ini sangat berbahaya
karena pada kenyataannya manusia tidak seperti anggapan Adam Smith (rasional, ada beberapa
manusia yang irasional).
Tanpa adanya peraturan manusia akan saling makan dan menindas yang berlaku adalah
hukum rimba. Smith yang menghargai sifat natural manusia dan kecewa pada dampak
merkantilisme membenci campur tangan pemerintah tetapi tanpa ada campur tangan pemerintah,
kehidupan dalam bernegara tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya.
b. Laissez-faire Principles
Di dalam bukunya Smith yang berjudul Wealth of Nations, prinsip Laissez faire menjadi
dasar dari sistem ajaran dan menjadi pelabuhan bagi filsuf-filsuf luar negeri yang membentuk suatu
bagian esensial. Prinsip Laissez faire, persaingan, dan teori nilai pekerja adalah fitur berharga yang
diajarkan dari sekolah ekonomi beraliran klasik, yang secara esensial dibangun oleh Smith serta
Malthus, Ricardo, dan Mill. Prinsip Laissez faire merupakan pondasi bagi sistem ekonomi klasik.
Ketika Smith membuat pembelaannya untuk natural liberty atau lissez faire, dia telah
ketinggalan tradisi filosifi politik Locke. Pemikiran besar bahwa ada pembatasan untuk legitimasi
fungsi pemerintah dia dapat menemukn pada Locke. Prinsip pembatasan Locke akan membatasi
legislasi untuk yang dibuat untuk barang public. Bagi Smith, barang public membutuhkan laissez
faire karena pencarian self-interest, dipandu oleh invisible hand dari persaingan, yang
menghasilkannya, sedangkan intervensi pemerintah dalam lingkungan perekonomian akan lebih
sering mengganggu daripada menolong
c. Labor Theory of Value
Smith membangun pondasi Petty dan Cantillon yaitu pengaruh final revolution. Dengan
pekerjanya menjadi sumber dana yang secara orisinil menyetor tiap-tiap negara ‘dengan semua
keperluan dan kebutuhan hidup yang dikonsumsi setiap tahunnya. Smith tetap berbicara mengenai
kemakmuran dalam pengertian kegunaan objek material, seperti apa yang telah dilakukan oleh
pendahulu-pendahulu Inggris-nya, tetapi dengan membuat hasil dari pekerja secara umum, dia
menunjuk untuk mengadakan penyelidikan kemakmuran sosial daripada secara tekhnik. Kata
Smith, kemakmuran sebuah negara akan bergantung pada dua kondisi, pertama, tingkat
produktivitas pekerja dan yang kedua adalah jumlah kegunaan pekerja, dengan kata lain
produktivitas pekerja terhadap kemakmuran, dimana pekerja dipekerjakan. Faktor pertama
mendorong Smith untuk berdiskusi tentang division of labor, perdagangan, uang dan distribusi.
Faktor kedua meliputi analisis modal.
Nilai perdagangan barang ditentukan oleh jumlah pekerja yang menjalankan barang di
pasar. Tahap demi tahap dalam teori nilai pekerja ini memunculkan adanya ‘real cost’ teori nilai,
teori nilai ini mengandung pengertian penderitaan pekerja.‘Real value’ atau ‘natural value’ dari
komoditi yang dipertukarkan diukur dalam kandungan apa yang diperintahkan kepada pekerja.
Pekerja bukan suatu jumlah homogenitas, sjak pembedaan tipe pekerja berdasar tingkat hardship
an ingenuity. Value menurut Smith dapat dibagi dua yaitu value in use dan value in exchange.
Value in use adalah nilai kegunaan barang tersebut sedangkan value in exchange adalah nilai tukar
dari barang itu.Pekerja menurut Smith adalah sumber dari value seluruh komoditi pernyataan ini
merupakan kutipan dari salah satu poin pemikiran Ibnu Khaldun tentang pekerja. Teori tentang
pekerja Smith merupakan penambahan teori Petty dan Cantillon dengan supply dan demand versi
John Locke.
Campur tangan uang mengubah perkiraan nilai barang tetap jauh dari basis pekerja. Teori
nilai pekerja-nya Smith berubah menjadi teori biaya produksi. Tanah dan modal muncul menjadi
faktor produksi yang dikelola pekerja di satu waktu, di waktu yang lain pengembalian tanah dan
modal digambarkan sebagai deduksi dari produk pekerja.
d. Division of Labor
Smith memulai analisisnya dengan division of labor karena dia berharap menemukan dasar
transformasi yang tepat dari bentuk konkret pekerja, yang memproduksi barang yang tepat
(berguna), kepada pekerja sebagai elemen sosial, yang menjadi sumber kemakmuran dalam
bentuk abstrak (nilai pertukaran). Divisions of labor dijadikan dasar oleh Smith karena
meningkatkan produktivitas pekerja. Setelah memberikan pengetahuannya mengenai perhitungan
qualitas dan konsekuensi, Smith memproses penyelidikan terhadap penyebabnya. Karena division
of labor bergantung pada propensity to exchange, yang Smith hormati sebagai salah satu motiv
dasar dari human conduct. Ada sesuatu kebingungan dalam satu point Smith mengenai hal ini
yaitu tentang sebab dan akibat. Mungkin suatu yang benar jika perdagangan tidak dapat exist tanpa
divisions of labor, ini tidak benar, paling tidak dalam teori, divisions of labor memerlukan
existensi dari private exchange.
Smith memproses untuk menanalisis bagaimana tingkat divisions of labor ditentukan dan
disimpulkan bahwa divisions of labor dibatasi dengan extent pasar. Smith menjelaskan bahwa
dengan divisions of labor kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik.
Peningkatan kantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan karena tiga alasan, yaitu :
a) Physiokrat mengenai peningkatan kepuasan, sedang Smith lebih condong pada tingkat
persaingan dan natural liberty dalam pencapaian kepuasan.
b) Smith juga memperkenalkan Theor of Value yang berisi tentang nilai yang digunakan dalam
pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang adalah adalah value of use,
value of exchange, measure of value.
c) Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan juga ada
nominal price dan real price dengan prnsip pekerja berkaitan dengan harga riil komoditas
dan uang sebagai harga nominal komoditas.
Divisions of labor yang dikemukakan oleh Smith memunculkan sifat individualisme dan
menjadikan manusia seolah-olah menjadi mesin yang terprogram terlepas dari adanya
efisiensi waktu yang ditimbulkan.
e. Teori Upah
Bahwa harga natural dihubungkan pada level output merupakan suatu pemikiran yang tidak
dipertimbangkan oleh smith. Asumsi implicit bahwa yang mendasari pendapatnya adalah semua
koefisien biaya konstan dan tetap dari produksi. Dalam teorinya tidak ada tempat untuk
diminishing returns atau factor substitution. Sesungguhnya harga natural secara fungsional
dihubungkan hanya untuk factor pengembalian seperti yang ditunjukkan oleh Smith, natural price
mengubah dengan tingkat natural dari setiap komponennya yaitu upah, profit, dan sewa.
Upah natural dari labor menurut smith terdiri dari produk labor yang sebelum pemberian
tanah dan akumulasi capital semestinya dalam keseluruhan pekerjaannya. Dengan kenaikkan
kelas tuan tanah dan kapitalis pekerja dia harus membagi produknya dengan tuan tanah dan
majikan. Buruh dan majikan adalah bentuk kombinasi kenaikkan atau penurunan upah. Majikan
biasanya lebih berhasil dalam usahanya daripada buruh tapi kebutuhan buruh dan keluarganya
untuk bentuk penghidupan dasar di bawah upah tidak dapat jatuh untuk waktu yang sangat
panjang. Peningkatan demand untuk labor mungkin meningkatkan upah serta substansi diatas
tingkat penghidupan dipandang oleh smith sebagai “yang paling rendah yang konsisten dengan
kemanusiaan umumnya.” Kemudian, demand untuk labor dapat meningkat hanya dalam proporsi
peningkatan dari “ dana yang ditunjukkan untuk membayar upah.”
Jadi, munculnya dana upah disusun dari surplus pendapatan dan surplus capital pada
kelebihan dari personal pemilik dan kebutuhan bisnis. Peningkatan pendapatan dan peningkatan
capital merupakan prasyarat dari peningkatan upah. Suatu kemajuan dalam posisi ekonomi dari
hak pekerja untuk upah yang labih tinggi, Smith mempertimbangkan suatu keuntungan bersih
untuk masyarakat: “pelayan, buruh, dan pekerja menciptakan berbagai jenis bagian yang besar
dari setiap masyarakat politik yang besar. Tetapi, kemajuan keadaan bagian terbesar apa yang
tidak pernah dianggap sebagai suatu gangguan untuk semuanya.
Tidak ada masyarakat yang dapat dengan pasti maju dan bahagia yang bagian terbesar dari
anggota adalah orang miskin dan menyedihkan. Tetapi ini keadilan disamping harus membagi
produk labor milik mereka sebagai dirinya lumayan dimakan, dipakai, dan ditempati dengan baik”
Upah yang rendah merupakan suatu kondisi simpton yang tidak berubah di bawah wages-fund,
luas seperti itu mungkin, gagal untuk meningkatkan dan dengan demikian gagal untuk
mentimulasi suatu kenaikan demand untuk labor. Tentang hubungan antara upah dan pertumbuhan
populasi, smith mengatakan bahwa kemiskinan tidak akan menurunkan pernikahan dan tingkat
kelahiran bahkan stimulasi selanjutnya, tapi itu akan berakibat tidak menyenangkan pada tingkat
kelahiran bayi dan anak.
Suatu upah tinggi merupakan efek peningkatan kesejahteraan dan menyebabkan peningkatan
populasi :”untuk mengkomplain hal ini, keluhan yang berlebihan pada kebutuhan efek dan
penyebab kesejahteraan public yang terbesar.”
f. Teori Sewa
Dalam teori sewanya, Smith bimbang antara jumlah prinsip eksplanatori pada yang di
bawah pembayaran sewa. Ini baginya, “secara alami suatu harga monopoli,” suatu penunjukkan
yang dijelaskan oleh observasi bahwa “ini tidak semua proporsion pada apa yang tuan tanah
mungkin meletakkan dalam peningkatan tanah atau apa yang dapay dia hasilkan, tapi apa yang
dapat petani hasilkan untuk diberikan.” Ketika smith membicarakan harga komoditas dia
memasukan sewa tanah sebagai elemen biaya dan kemudian sebagai determinan harga produk,
tapi dalam chapter secara khusus disediakan untuk sewa dia mempertimbangkan suatu sewa tinggi
atau rendah efek dari harga produk yang tinggi atau rendah. Smith tidak mengubah bagian ini
dalam kritik Hume, dia tidak menemukan ketidakkonsistenannya. Ini mungkin bahwa dalam teori
harga microekonominya dia mempertimbangkan kegunaan khusus dari bidang tanah sebagai
biaya pengadaan dalam istilah oportunitas alternative, sedangkan dalam teori makroekonomi dari
disribusi tanah sebagai suatu keseluruhan yang dipandang sebagai perolehan bukan kegunaan
alternative.
Sewa, lebih lanjutnya diinterpretasikan sebagai suatu perbedaan yang bermacam-macam
dengan kedua fertilitas dan lokasi. Untuk lokasi kemajuan tranportasi akan cenderung
menyamakan perbedaan lokasi sebaik sewa. Dalam peningktan pemerataan pendapatan
penyewaan kelas tuan tanah. Peningkatan pendapatan nasional akan diingat, diprediksi oleh smith
dalam dividion of labor dimana manufaktur lebih rentan daripada agrikultur. Peningkatan
spesialisasi dan produktivitas dalam sector manufaktur ekonomi akan lebih rendah harga
manufaktur dan peningkatan nilai riil dari sewa.

PEMIKIRAN EKONOMI KAUM KLASIK : J.B. SAY, ROBERT MALTUS, DAN DAVID
RICARDO
1. Jean Batiste Say adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari keluarga
saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say memperbaiki sistem Adam
Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis. Karya Say yaitu theorie des debouchees
(teori tentang pasar dan pemasaran) dan dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply
creats its oven demand tiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say
dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over
production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi.
Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga
pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).
2. Thomas Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam
Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus adalah
seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya kepada
masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus adalah alumnus dari
University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan pelajaran dalam ilmu matematika
dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat menjadi Profesor of History and Political Economy
di East India College. Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan
kerangka analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk
dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population. Teori Malthus pada
dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan penduduk bertambah
menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan bertambah secara deret hitung.
3. Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab
Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir
seluruhnya deduktif. David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam
Smith secara lebih terjabar dan juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif,
pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji
berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo
menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai
pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori
bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori
tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.
D. Rangkuman

Berbagai pemikiran Tokoh ekonomi pada masa Klasik menempatkan Individu sebagai tokoh
utama dalam perekonomian, berbeda sekali dengan pemikiran pra klasik. Hal ini kemudian
mengembangkan berbagai konsep dalam bidang ekonomi. Produktifitas masyarakat dibutuhkan
mutlak untuk mendukung pencapaian persaingan secara bebas karena pemerintah diharapkan tidak
dapat ikut campur dalam perekonomian. Mekanisme penentuan harga murni dilakukan oleh
mekanisme pasar tanpa adanya pengaruh pemerintah.

E. Pertanyaan/Diskusi
Jelaskan perbedaan mendasar antara pemikiran Tokoh ekonomi Klasik dari Mulai Adam
Smith s/d Maltus dan JB Say!
BAB III
MAZHAB SOSIALIS
A. Deskripsi Singkat
Pada Pokok Bahasan ini, Pemikiran klasik yang berkembang di Eropa dikritik habis-habisan
oleh pemikir-pemikir yang disebut sebagai Mahzab Sosialis. Pemikiran ini dipelopori oleh Karl
Marx yang mengkritisi kebijakan ekonomi yagn diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.
Pemikiran ini kemudian dikembangkan oleh pemikir sosialis lainya.

B. Capaian pembelajaran Pertemuan


Pada Materi ini, Mahasiswa diharapkan untuk mampu mendesktipsikan berbagai kritikan
kaum sosialis terhadap kaum klasik yang kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran sosialis.

C. Isi Materi
Sejarah Pemikiran Mazhab Sosialis dan Kritik terhadap Pemikiran Ekonomi Klasik. Kritik
yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan dengan doktrin laissez faire dengan
pengendalian tangan tak kentara (invisible hand) dan intervensi pemerintah. Pemikiran yang
dibahas adalah tentang teori nilai, pembagian kerja, teori kependudukan, dan the law of deminishing
return, dan kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang berhak untuk mengatur kekayaan
bangsa.
Para pengritik mazhab klasik terutama dari Lauderdale, Sismonde, Carey, List dan Bastiat.
Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang ditentukan oleh kelangkaan dan permintaan,
sedangkan Muller dan List melihat bahwa nilai barang ditentukan juga tidak hanya oleh modal fisik,
tetapi juga oleh modal spiritual dan modal mental. Demikian juga Carey melihat tentang teori nilai
dari segi teori biaya reproduksi, sedangkan Bastiat bahwa faktor-faktor yang menentukan nilai
barang adalah besarnya tenaga kerja yang dikorbankan pada pembuatan barang, menurut beliau hal-
hal yang menjadi karunia alam tidak mempunyai nilai, kecuali telah diolah manusia.
Sismonde mengajukan keberatan terhadap teori kependudukan Malthus, dan tidak mungkin
dapat dikendalikan dengan cara-cara yang dikemukakan Malthus, sebab sangat tergantung pada
kemauan manusia dan kesempatan kerja, dan kawin yang selalu dikaitkan dengan kemampuan
ekonomi. Mesin mempunyai fungsi untuk menggantikan tenaga kerja manusia, aspek mesin tidak
selalu mempunyai keuntungan dalam meningkatkan kekayaan bangsa. Carey berpendapat
pertambahan modal lebih cepat dari pertambahan penduduk.
Sismonde berpendapat bahwa pembagian kerja skala produksi menjadi semakin besar dan
tidak dapat dikendalikan sehingga terjadi kelebihan produksi. Muller berpendapat bahwa
pembagian kerja telah membawa pekerjaan ke dalam perbudakan dan tenaga kerja menjadi mesin.
Pemikiran List bukan pembagian kerja yang paling penting tetapi mengetahui dan menggunakan
kekuatan-kekuatan produktif dalam usaha meningkatkan kekayaan bangsa.
Pemikiran John Stuart Mill banyak dipengaruhi oleh Jeremy Bentam yang beraliran falsafah
utilitarian, bebannya sangat berat dalam mempelajari falsafah, politik dan ilmu sosial, yang
menjadikan mental breakdown. Kritik terhadap ekonomi klasik terutama pada Smith, Malthus dan
Ricardo, dipelajari oleh Mill. Sementara itu pemikiran ekonomi sosialis mulai berkembang, dasar
sistem ekonomi klasik adalah laissez faire, hipotesis kependudukan Malthus, hukum lahan yang
semakin berkurang, teori dana upah mendapat tantangan. Dalam era inilah pemikiran Mill
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principle of Political Economy, dengan pemikiran yang
eklektiknya.
Sumbangan yang paling besar Mill adalah metode ilmu ekonomi yang bersifat deduktif dan
bersama dengan metode induktif. Karena hipotesisnya belum didukung dengan data empirik, di
samping itu pembahasannya tentang teori nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi telah
menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas. Mill menjelaskan bahwa hukum yang
mengatur produksi lain dengan hukum distribusi pendapatan, juga memperkenalkan human capital
investment yaitu keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan
produktivitas.

EKONOMI MAZHAB SOSIALIS UTOPIS


1. Dari pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel pemikiran ini biasa
disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap mempertahankan dengan cara-cara yang
bersifat ideal dan terlepas dari kekuasaan politik disebut sosialis utopis dengan dipelopori
oleh Thomas More, Francis Bacon, Thomas Campanella, Oliver Cromwell, Gerard
Winstanley, James Harrington..
2. Perkataan Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam tahun 1516 Tentang Keadaan
Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang Utopis. Francis Bacon dalam bukunya Nova
Atlantis (1623), dan Thomas Campanella (1623) dalam bukunya Negara Matahari (Civitas
Solis).
3. Saint Simon (1760-1825), dari Perancis bukunya The New Christianity dan Charles Fourier
(1772-1837) bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang lebih baik bukan dengan kotbah
tetapi dengan model percontohan. Louis Blanc mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux
yakni pabrik-pabrik yang dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 ) Beliau
yakin akan asas persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak milik pribadi terhadap
perusahaan.
SOSIALISME MARX (MARXISME)
mungkin diperbaiki. Untuk membawa masyarakat pada kehidupan yang lebih baik, tidak ada
jalan lain, sistem liberal atau kapitalis tersebut harus dihancurkan dan diganti dengan sistem yang
lain yang lebih manusiawi, yaitu sistem sosialis/komunis.
1. Teori Pertentangan Kelas
Dalam buku Manifesto Komunis dapat diikuti bagaimana teori Marx tentang
pertentangan kelas. Menurut Marx, sejarah segala masyarakat yang ada.hingga sekarang
pada hakikatnya adalah sejarah pertentangan kelas. Di zaman kuno ada kaum bangsawan
yang bebas dan budak yang terikat. Di zaman pertengahan ada tuan tanah sebagai pemilik
dan hamba sahaya yang menggarap tanah bukan kepunyaannya. Bahkan di zaman modern
ini juga ada majikan yang memiliki alat-alat produksi dan buruh yang hanya punya tenaga
kerja untuk dijual kepada majikan. Disamping itu juga ada masyarakat kelas kaya (the
haves) dan kelas masyarakat tak berpunya (the haves not). Semua kelas-kelas masyarakat
ini dianggap Marx timbul sebagai hasil dari kehidupan ekonomi masyarakat.
2. Teori “Surplus Value” Dan Penindasan Buruh
Menurut pandangan kaum klasik (Ricardo), nilai suatu barang hams sama dengan biaya-
biaya untuk menghasilkan barang tersebut, yang di dalamnya sudah termasuk ongkos tenaga
kerja berupa upah alami (natural wages). Upah alami yang diterima oleh para buruh hanya cukup
sekedar penyambung hidup secara subsisten, yaitu untuk memenuhi kebutuhan yang sangat
pokok-pokok saja. Padahal nilai dan hasil kerja para buruh jauh lebih besar dan jumlah yang
diterima mereka sebagai upah alami. Kelebihan nilai produktivitas kerja buruh atas upah alami
inilah yang disebut Marx sebagai nilai lebih (surplus value), dinikmati oleh para pemilik modal.
Makin kecil upah alami yang dibayarkan pada kaum buruh, makin besar nilai surplus yang
dinikmati pemilik modal, yang bagi Marx berarti makin besar penghisapan atau eksploitasi dari
pemilik modal atas kaum buruh. Sebagaimana yang ditulis oleh Marx dalam Das Kapital (yang
sudah di bahasa-Inggriskan oleh Samuel Moore. dan Edward Aveling menjadi: Capital: A
Critique of Political Economy (1984): The rate of surplus-value is therefore an expression for
the degree of exploitation of labour-power by capital, or of the labourer by capitalist.
3. Fase-Fase Perkembangan Masyarakat
Menurut Marx, semua kelompok masyarakat akan mengalami fase-fase sebagai
berikut :
 Komunisme primitif (suku),
 Perbudakan,
 Feodalisme,
 Kapitalisme,
 Sosialisme, dan
 Komunisme.
4. Beda Sosialisme Dan Komunisme Menurut Marx
Marx membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh atau lengkap.
Perbedaan di antara kedua fase tersebut dapat dilihat dari :
 Produktivitas,
 Hakikat manusia sebagai produsen, dan
 Pembagian pendapatan.
Dalam fase sosialisme produktivitas masih rendah, dan kebutuhan materi belum
terpenuhi secara cukup. Sedang dalam fase komunisme penuh produktivitas sudab tinggi
sehingga semua kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup dan perekonomian dapat
memenuhi kebutuhan semua anggota masyarakat secara berkelimpahan. Tentang hakikat
manusia sebagai produsen, dalam fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri
sehingga menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi untuk
bekerja. Pada tahap komunisme penuh kerja sudah menjadi hakikat, di mana manusia bekerja
dengan penuh kegembiraan, sukacita, dan semua pekerjaan dilakukan secara sukarela,
dengan efisien, tanpa terlalu mengharapkan insentif langsung seperti upah, yang hanya
merupakan produk. sampingan dan kerja. Tentang pembagian atau distribusi pendapatan,
dalam fase sosialisme berlaku prinsip: “from each according to his ability, to each according
to his labor”, sedang dalam fase komunisme penuh prinsipnya adalah: “from each according
to his ability, to each according to his needs.

PEMBARUAN TERHADAP MARXISME


1. Leninisme
Vladimir Ilich Lenin (1870-1924) adalah Bapak Revolusi Rusia. Karya tulisnya cukup
banyak. Dua karya tulis Lenin yang sangat penting adalah : The Development of Capitalism
in Russia 1956) dan Imperialism, the Highest Stage of Capitalism (1933). Sebelum tahun 1917
ia lebih banyak menulis tentang politik revolusi, dan kemudian tentang masalah-masalah
praktis tentang pemerintahan negara sosialis pertama.
Lenin tidak sabar menunggu kejatuhan kapitalis seperti yang diramal Marx. Dari pada
menunggu, ia berprinsip lebih baik mendirikan negara komunis pertama di Rusia. Maksud ini
tercapai melalui Revolusi Bolshevik 1917.
2. Revisionisme
Gerakan revisionis sebetulnya sudah dimulai di Jerman sesudah meninggalnya
Friedrich Engels tahun 1895. Sesuai nama yang diberikan pada mereka, tujuan gerakan
revisionis adalah untuk merevisi pemikiran-pemikiran Marx dan Engels yang meramal bahwa
kapitalisme akan dijatuhkan melalui suatu revolusi yang dilancarkan kaum proletar.
Kejatuhan kapitalis seperti ini tidak diinginkan oleh kaum revisionis. Mereka setuju bahwa
kapitalisme digantikan dengan sosialisme, tetapi langkah revolusi proletar sebaiknya
dihindari. Untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat. terutama kaum buruh di
negara-negara kapitalis, sebaiknya dilakukan dengan menegakkan demokrasi. Salah satu di
antaranya ialah dengan melibatkan diri dalam gerakan-gerakan serikat perburuhan, demi
memperbaiki posisi tawar-menawar kaum buruh. Tokoh-tokoh yang tergolong kaum
revisionis cukup banyak. Beberapa di antaranya yang akan kita singgung pendapatnya ialah
Bernstein, Tugan-Baranovsky, Kautsky dan Luxemburg.
3. Aliran Kiri Baru (The New Left)
Pemikiran-pemikiran dan aliran Kiri Baru yang sering mendapat sorotan adalah dari
kelompok radikal yang sering melakukan serangan terbuka terhadap kapitalisme di Amerika
Serikat tahun 70-an. Perhatian terhadap Marxisme muncul lagi dengan diterbitkannya buku
Monopoly Capital oleh Paul Baran dan Paul Sweezy tahun 1966.
Buku Monopoly Capital terasa sekali sangat memfokuskan perhatian pada aspek
monopolistik perusahaan-perusahaan raksasa dalam perekonomian modern. Perusahaan-
perusahaan raksasa tersebut (atau konglomerat menurut istilah masyarakat awam Indonesia
masa sekarang) mampu mempertahankan penjualan mereka dengan harga tinggi dan meraup
surplus sebesar-besar nya. Surplus diperoleh dari dua sumber: dalam dan luar negeri. Dan
dalam negeri surplus diraup dengan mengeksploitir buruk rendahan, terutama dari buruh
warga kulit hitam dan kelompok kelompok minoritas lainnya, sedang di luar negeri surplus
diraup dengan menggaji buruh negara-negara berkembang sangat murah. Jika diperhatikan
lebih dalam, analisis ekonomi Baran dan Sweezy di atas paralel dengan tulisan-rulisan pakar
non-marxis J.K.Galbraith yang juga sering mengecam kebobrokan perusahaan-perusahaan
konglomerat di Amerika.

D. Pertanyaan
Jelaskan Perbedaan pemikiran mendasar antara Mark dengan pemikir sosialis lainya termasuk
Lenin, kemukakan pendapat saudara tentang pemikiran tokoh tersebut!
BAB IV
MAZHAB NEO-KLASIK

A. Deskripsi Singkat
Pada Pokok Bahasan ini, Pemikiran klasik yang berkembang di Eropa dikritik habis-habisan
oleh pemikir-pemikir yang disebut sebagai Mahzab Sosialis. Pemikiran ini dipelopori oleh Karl
Marx yang mengkritisi kebijakan ekonomi yagn diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.
Pemikiran ini kemudian dikembangkan oleh pemikir sosialis lainya.

B. Capaian pembelajaran Pertemuan


Pada Materi ini, Mahasiswa diharapkan untuk mampu mendesktipsikan berbagai kritikan
kaum sosialis terhadap kaum klasik yang kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran sosialis.

C. Isi Materi

PENDEKATAN MARJINAL
Para pakar Neo-Klasik yang disebutkan di atas dalam membahas ramalan Marx menggunakan
konsep analisis marjinal (marginal analysis). Kenyataan ini kemudian mempunyai arti tersendiri
bagi pengembangan ilmu ekonomi, sebab hasil penelitian mereka yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan marjinal tersebut telah menciptakan aura baru bagi pengembangan teori
ekonomi modern. Beberapa penulis ekonomi menyebut apa yang sudah dilakukan para pakar
ekonomi Neo-Klasik tersebut sebagai marginal revolution, sebab telah ditemukan suatu analisis
baru yaitu pendekatan marjinal. Analisis marjinal pada nantinya merupakan pengaplikasian kalkulus
difenensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan harga-hanga di pasar.
Sejak terjadinya marginal revolution tersebut pembahasan ekonomi makin bersifat mikro.
Konsep marjinal ini sering diakui sebagai kontribusi utama dari aliran atau mazhah Austria.
Tetapi jika ditelusuri ke belakang ternyata teori ini telah cukup lama dikembangkan oleh pengarang
terdahulu, tepatnya oleh Heindrich Gossen. Heinrich Gossen (1810-1858) telah lama menggunakan
konsep manjinal dalam menjelaskan kepuasan atau faedah (utility) dan pengkonsumsian sejenis
barang Menunut Gossen, faedah tambahan (marginal utility) dari pengkonsumsian suatu macam
barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak. Pernyataannya ini
kemudian dijadikan semacam dalil, dan lebih dikenal sebagai “hukum Gossen Pertama”. Dalam
“Hukum Gossen Kedua” ia menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas
secara relatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang re1atif tak terbatas adanya.
Dengan adanya kendala (constraints) ini maka kepuasan maksimum yang bisa diperoleh (sesuai
dengan keterbatasan sumber daya dan dana tersebut) tenjadi pada saat faedah (marginal utility) sama
untuk tiap barang yang dikonsumsi tersebut, dengan syarat semua sumber daya dan dana terpakai
habis seluruhnya. Sayang pada masanya teori Gossen di atas tidak mendapat perhatian dan para
pakar ekonomi. Baru sekitar empat puluh tahun kemudian Jevons, Menger, Bohm-Bawerk dan von
Weiser memberi pengakuan dan penghargaan atas karya Gossen tersebut.

PERSAINGAN MONOPOLISTIK DAN PASAR TIDAK SEMPURNA


Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi melakukan revisi terhadap pemikiran-pemikiran
neo-klasik terdahulu (genenasi pertama) seperti Jevons, Menger, Wairas dan Marshall. Tokoh-tokoh
neo-klasik generasi kedua yang ikut melakukan revisi terhadap teori-teori klasik dan neo-klasik
generasi pertama tersebut di antaranya adalah Piero Sraffa (1898-1983), Joan Violet Robinson
(1903-1983) dan Edward Hasting Chamberlin (1899- 1967).
Sebelum memasuki abad ke-20 pada umumnya tokoh-tokoh klasik maupun neo-klasik generasi
pertama tidak pernah mempersoalkan apakah pasar dalam kenyataan kehidupan sehari-hari betul-
betul mencerminkan pasar persaingan sempurna atau tidak. Hal ini tidak dapat disesalkan sebab
pada periode sebelum memasuki abad ke-20 kegiatan produksi pada umumnya bersifat kecil-
kecilan, dan jumlah perusahaan yang berpartisipasi di pasar sangat besar.
Dalam situasi seperti ini maka asumsi pasar persaingan sempurna tidak pernah dipersoalkan.
Asumsi-asumsi tersebut misalnya: (1) terdapat banyak pembeli dan penjual, (2) barang-barang yang
dijual di pasar relatif sama dalam jenis, sifat dan mutu, (3) tiap perusahaan bebas keluar-masuk
pasar, (4) tidak ada pembeli maupun penjual yang mampu mengubah harga yang ditentukan di pasar,
(5) setiap pembeli dan penjual bertindak sebagai penenima harga (price takers), (6) flap pembeli
dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, dan (7) tidak ada perbedaan biaya
transpor di antara para penjual.
Tetapi setelah abad ke-20 Sraffa mengamati bahwa dalam kenyataan asumsi pasar persaingan
sempurna yang dianut tokoh-tokoh klasik dan begitu juga tokoh-tokoh neo-klasik tidak bisa diterima
begitu saja. Sekarang sudah banyak perusahaan-perusahaan besar, dan tiap perusahaan mengenal
bahwa kalau seandainya mereka mengubah keputusan output atau penawaran mereka, maka harga-
harga bisa berubah. Hal ini diungkapkan Sraffa dalam artikelnya: The Laws Returns under
Competitive Conditions tahun 1926.
Atas dasar pemikiran Sraffa di atas kemudian Chamberlin, professor ekonomi dan Harvard,
memusatkan perhatian pada pasar monopolistik dalam bukunya: The Theoty of Monopolistic
Competition tahun 1933. Dalam bukunya tersebut Chamberlin antara lain menyebutkan bahwa
banyak asumsi yang digunakan dalam model pasar persaingan sempuma, terutama bahwa semua
produk homogen, tidak realistis. Untuk membedakan produknya dan produk yang dihasilkan
perusahaan-perusahaan lain perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk, sehingga masing-
masing perusahaan menjual barang-barang yang “khas”, dan dengan demikian ia dapat
mempengaruhi harga pasar.
Pembedaan produk (product differentiation) dapat dilakukan suatu perusahaan tertentu dengan
menggunakan sarana promosi (iklan) dengan gencar. Jika suatu perusahaan dapat meyakinkan
konsumen bahwa barang yang dijualnya “unik’ dan “berbeda” dad produk-produk lain, maka ia
dapat mempengaruhi hargaharga di pasar. Dalam situasi seperti mi perusahaan bisa bertindak
sebagai penentu harga (price setter), dan tidak harus menerima harga (price takers) seperti dalam
asumsi pasar persaingan sempuma.
Gambaran di atas menjadi ciri utama dan bentuk pasar persaingan monopolistik, di mana suatu
perusahaan dapat menaikkan harga relatif terhadap harga perusahaan-perusahaan pesaing tanpa
kehilangan penjualan. Kurva permintaan dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai slope
negatif (miring dan kin atas ke kanan bawah), dan bukannya horizontal seperti dalam model pasar
persaingan sempuma. Kombinasi dad kenyataan banyaknya perusahaan di pasar seperti pasar
persaingan sempurna dan bentuk kurva permintaan yang mempunyai slope negatif seperti dalam
pasar monopoli inilah yang merupakan ciri khusus model pasar persaingan monopolistik. Biasanya
harga yang terbentuk dalam pasar monopolistik lebih tinggi dan harga yang terbehtuk dalam pasar
persaingan sempuma.
Analisis yang agak mirip dengan pandangan Chamberlin di atas dilakukan oleh Joan Robinson
dan Cambridge, Inggnis. Bedanya, kalau Chamberlin lebih tertuju pada pasar persaingan
monopolistik (monopolistic competition), Joan Robinson lebih terfokus pada pembahasan pasar
persaingan tidak sempurna (imperfect competition). Menurut Robinson, dalam pasar pensaingan tak
sempurna tiap perusahaan memegang posisi monopoli dalambarang-barang yang dibeli bendasarkan
preferensi konsumen (consumer preference), walau ada barang substitusi dekat yang dihasilkan
perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dapat dilihat dari buku yang ditulisnya: The Economics of
Imperfect Competition.
Kenyataan bahwa dunia nyata pasar bersaing tidak sempurna membawa implikasi yang cukup
serius terhadap kesejahteraan masyarakat, sebab dalam pasar persaingan tidak sempurna efisiensi
optimum sebagaimana diungkapkan Pareto tidak bisa dicapai. Makin jauh pasar dari kondisi
persaingan sempurna makin sering terjadi “pemerasan” terhadap golongan-golongan tertentu,
terutama dari pihak pengusaha terhadap kaum pekerja.
Pendapat Robinson di atas mengingatkan orang pada teori eksploitasi buruh Marx. Joan
Robinson sering dianggap sebagai wanita pembela kaum buruh dan penindasan pengusaha kuat yang
punya monopoli power. Akibatnya ada sebagian orang yang menganggap Robinson sebagai
penganut paham sosialis, sebab pandangannya agak “melenceng” dan pandangan tokoh-tokoh neo-
klasik lainnya.
Apa implikasi pandangan ketiga tokoh (Sraffa, Chamberlin dan Robinson) di atas bagi
pengembangan teori ekonomi? Bagi mereka, model pasar persaingan sempurna yang dikembangkan
oleh kaum klasik hanya merupakan suatu konstruksi pemikiran tentang keadaan yang diinginkan
belaka. Hal ini baik dari segi teoritis, akan tetapi mempunyai keterbatasan dalam realitas. Sejak itu
orang semakin skeptis tentang model-model ekonomi yang dikembangkan kaum klasik. Yang paling
gencar serangannya terhadap teori-teori klasik adalah dan Keynes. Hal ini akan kita lihat pada Bab
12. Tetapi sebelumnya kita lihat dulu pandangan-pandangan atau pemikiran-pemikiran ekonomi
jalur utama (mainstream economics), yaitu dari aliran sejarah dan dari aliran institusi/kelembagaan.

D. Rangkuman
Pemikiran Klasik Baru menekankan pada berbagai penyempurnaan pemikiran ekonomi
klasik yang digawangi oleh Smith. Pasca ramalan Marx tentang kejatuhan kalpitalisme, pemikir pada
jaman Neo Klasik menemukan banyak Celah dalam berbagai pemikiran ekonomi klasik yang perlu
disempurnakan. Salah satu pengembangan pemikiran yang sangat berarti bagi ilmu pengetahuan
terutama di bidang ekonomi adalah adanya konsep Marginal Cost, Marginal revenue dan berbagai
konsep berpikir marginal lainya.

E. Pertanyaan
Sebut dan jelaskan berbagai penyempurnaan teoritis keilmuan yang dilakukan oleh ekonom
pada masa Neo Klasik dari pemikiran sebelumnya!
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 8 27 Februari 2017

DAFTAR PUSTAKA

Canterbary, E. Ray. 2001. A Brief History of economic. Singapore: Word Scientific Publishing.
Deliarnov. 2012. Perkembangan pemikiran ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
Djojohadikusumo, sumitro. 1991. Perkembangan pemikiran ekonomi : dasar teori dalam
ekonomi umum. Jakarta: yayasan obor Indonesia.
Harcourt, G.C.2006. The Structure Of post Keynesian Economic. New York : Cambridge
University press.
Screpanti, Ernesto and Zamagni Stefano. 2005. And Outline Of The History Of Economic
Thought. New York : Oxford University Press
Sukirno, Sadono. 2007. Makro ekonomi modern ; Perkembangan pemikiran dari klasik hingga
Keynesian baru. Jakarta : PT Raja Grafido Persada.
Vane, Howard R and Mulhearn , cris. 2005. The nobel memorial laureates in economic. UK: Erward
Elgar Publishing.

Anda mungkin juga menyukai