Sutradara : Richard LaGravenese Rilis : 5 Januari 2007 Produksi : Paramount Pictures Durasi : 122 menit Pemeran Utama : Hilary Swank, Scott Glenn, Imelda Staunton, Patrick Dempsey.
“Freedom Writers” karya Richard LaGravenese, film ini menceritakan tentang
kegigihan dan kesabaran dari seorang guru di suatu sekolah yang berisikan siswa-siswa yang bermasalah. Siswa-siswa yang bermasalah ini merupakan korban dari kekerasan antar geng yang mereka alami di masa lalu. Film ini diambil dari kisah nyata seorang guru dari daerah New Port Beach, Amerika Serikat, dan dibuat dari buku harian siswa- siswa Woodrow Wilson High School. Disini yang berperan sebagai guru yang gigih itu ialah Hillary Swank, ia berperan sebagai Erin Gruwell atau Ms. Gruwell. Freedom Writers merupakan film yang berdasarkan kisah nyata dari kehidupan Erin Gruwell (diperankan oleh Hillary Swank), seorang guru yang menjalani pekerjaannya pertama kali di Long Beach, California, hanya setelah dua tahun keributan L.A yang menjadi pembicaraan hangat masyarakat. Erin memasuki posisi pekerjaan barunya sebagai guru bahasa Inggris di kelas 203 dengan penuh harapan dan mimpi untuk menjangkau junior yang beragam gank ras dan selalu mengelompok. Gruwell dengan cepat belajar bahwa murid- muridnya memiliki lebih banyak potensi yang perlu diperhatikan daripada tugas harian. Para siswa yakin bahwa mereka tidak memiliki apa pun untuk belajar dari seorang wanita kulit putih yang tidak pernah mengalami secara langsung kekerasan, diskriminasi, dan kebencian yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Suatu hari, ketika Erin Gruwell mengajar, ia mendapatkan salah satu mahasiswanya membuat karikatur rasis penuh kebencian. Murid-murid Gruwell mengatakan bahwa itu adalah semacam kebencian dan kesalah pahaman yang menuju Holocaust. Gruwell sangat heran mengetahui bahwa murid-muridnya belum pernah mendengar tentang Holocaust. Gruwell bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang tambahan untuk membeli buku The Diary of Young Girl karangan Anne Frank . Zlatá ’s Diary: A Child’s Life in Sarajevo. Dia juga memberikan setiap siswa jurnal agar mereka memiliki tempat untuk mendiskusikan perasaan mereka, ketakutan mereka, dan pengalaman mereka. Yang memang untuk pertama kalinya, para siswa berminat di bidang akademik. Untuk melakukan perubahan hidup yang bersejarah ini, para siswa mengadakan suatu cara untuk mendapatkan pengakuan yang luar biasa dari media dan dari pemerintah, berharap bahwa orang lain akan menemukan inspirasi dalam kisah sukses mereka. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik murid-muridnya dalam film ini, semuanya merupakan buku yang benar-benar ada. Erin memberikan buku-buku itu pada muridmuridnya supaya mereka dapat belajar. Erin mengajarkan bahwa ada banyak orang lain dibelahan bumi ini, mengalami hal yang sama bahkan lebih kejam daripada apa yang pada saat ini mereka hadapi. Erin juga membawa murid-muridnya mengunjungi Museum Toleransi. Disana murid-muridnya belajar mengenai toleransi, hal ini berkaitan hidup dengan mereka yaitu beraneka ragam suku, agama dan juga ras. Pada saat masuk setiap orang akan diberikan sebuah foto anak kecil dan saat keluar dari museum, mereka akan mengetahui apakah anak tersebut selamat atau mati. Suatu hari murid-murid Erin Gruwell menginginkan untuk bisa menghadirkan Miep Gies. Ia adalah seorang wanita yang memberikan perlindungan kepada keluarga Anne Frank semasa perang dunia II dari kejaran Nazi Jerman. Miep Gies masih hidup dan tinggal di Amsterdam Belanda. Untuk mendatangkan Miep Gies dari Belanda ke Amerika, murid-muridnya mengumpulkan dana dengan membuat bazaar di sekolahnya. Akhirnya akibat usaha keras muridmuridnya, Miep Gies pun dapat datang ke Amerika. Sebelum mendatangkan Miep Gies, Erin Gruwell telah menugaskan murid-muridnya untuk menulis surat ke Miep Gie. Surat-surat dari murid-muridnya itupun telah dikirimkan Erin dan telah di baca oleh Miep Gies, sebelum ia datang ke Amerika. Murid- muridnya akhirnya bisa bertemu langsung, berdialog dan sharing dengan wanita itu. Apa yang dilakukan Erin sangatlah mengagumkan. Namun sayang, peraturan disekolah mengakibatkan Murid-murid Erin terpisah pada kelas selanjutnya. Keinginan untuk terus diajar olehnya sang guru ditentang oleh pihak sekolah, karena Erin Gruwell dianggap masih guru baru. Namun karena perjuangannya yang gigih, akhirnya Erin Gruwell bisa mengajar murid-muridnya sampai akhir. Erin Gruwell mengadakan suatu proyek. Murid-muridnya diminta untuk menuliskan isi dari diary mereka ke komputer. Tulisan itu akan di jadikan sebuah buku dan diterbitkan. “Muridmurid Erin” menyebut diri mereka adalah Freedom Writers. Bahwa dengan menulis, mereka bisa merubah diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungan mereka, bahkan bisa merubah dunia. Bersama Erin, mereka akhirnya membentuk sebuah yayasan bernama Freedom Writers Foundation. Yayasan itu bergerak untuk memberikan metode pembelajaran yang lebih baik di sekolah berdasarkan toleransi. Dari diary murid-murid ruang 203 itulah lahir buku The Freedom Writers’s Diary dan film Freedom Writers. Menurut saya film ini memiliki alur yang menarik, pemerannya juga sangat mendalami karakter sehingga sebagai penonton kita dapat terbawa dalam cerita dan dapat menikmati setiap scenenya dan sesuai di tonton oleh remaja karena mengajarkan untuk hidup bertoleransi terhadap orang lain, serta masalah yang diangkat di film ini memang masalah yang pasti ada dan pasti di alami oleh pendidik. Setelah menonton film “FREEDOM WRITERS” kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga. Khususnya saya sebagai calon pendidik, mendapatkan inspirasi dari seorang guru yang ada dalam film tersebut. Guru tersebut mengajarkan kita agar menjadi pendidik yang memang bertanggung jawab terhadap siswanya, dapat merubah yang buruk menjadi baik dan buah dari kesabaran dan ketekunan itu tidak ada yang sia-sia. Guru di film ini menggunakan cara yang menyenangkan dalam proses belajar seperti memutar lagu sambil belajar, dan bermain sambil belajar. Sangat saya rekomendasikan kepada para pendidik dan para calon pendidik karena penuh dengan inspirasi untuk menghadapi permasalahan dengan siswa. Karena sebagai seorang pendidik kita harus mampu mengerti keadaan, dan kebutuhan dari siswa kita. Bukannya malah lepas tanggung jawab hanya karena siswanya susah diatur dan lain sebagainya. Kekurangan film ini adalah adegan dalam film ini banyak yang tidak sesuai untuk anak di bawah umur, karena berisi tentang kekerasan yang dapat merusak moral mereka. Selebihnya film ini sangat menginspirasi dan menarik. Kendati demikian, Freedom Writers merupakan film yang sangat inspiratif. Film ini kembali mengingatkan penonton tentang betapa besar kemampuan pendidikan dalam mengubah suatu generasi. Ada juga banyak momen yang menggugah dan membuat kita merasa mudah untuk bersimpati dengan para tokoh dalam film ini.