Anda di halaman 1dari 17

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN 7

CORE PROBLEM

DOSEN PENGAMPU :
SEPTI MACHELIA C. N, S.Kep.,Ners, M.Kep

Diususun Oleh :
Bayu Rizky Putra Suryana
113063C119007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2021
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Defisit Perawatan Diri
Faktor Faktor
Predisposisi Presipitasi

Penyebab Koping individu Yang merupakan faktor presipitasi


1. Perkembangan Keluarga
dan atau koping deficit perawatan diri adalah
terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga keluarga inefektif kurang penurunan motivasi,
perkembangan inisiatif kerusakan kognisi atau perceptual,
terganggu cemas, lelah / lemah yang dialami
2. Biologis Penyakit kronis
individu sehingga menyebabkan
yang menyebabkan klien
Rentang individu kurang mampu melakukan
tidak mampu melakukan
Respon perawatan diri.
perawatan diri
3. Kemampuan realistis

Problem turun Klien dengan Adaptif Maladaptif


gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang
kurang Tidak
Pola Kadang
4. Sosial Kurang dukungan
perawatan perawatan diri melakukan
dan latihan kemampuan
diri kadang tidak perawatan
perawatan diri
lingkungannya diri saat
stress

Jenis Gangguan : Tanda dan gejala a. Fisik: Badan bau, pakaian kotor, rambut

Defisit perawatan diri dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor disertai mulut yang bau, penampilan
tidak rapi.
b. Psikologis Malas, tidak ada inisiatif,
Efek
menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya,
rendah diri, dan merasa hina.
c. Sosial Interaksi kurang, kegiatan kurang,
tidak mampu berprilaku sesuai norma.
Diagnosa Keperawatan
Utama : Defisit perawatan
diri

Pohon Masalah
Menurunnya Motivasi Diri → akibat

Defisit perawatan diri → masalah utama

Isolasi sosial= menarik diri → penyebab

Intervensi : Strategi pelaksanaan


Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan, makan
dan minum serta BAB/ BAK
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri
Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri
Strategi Pelaksanaan 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri
pujian.
2. Jelaskan cara dan alat makan minum
3. Latih cara makan dan minum yang baik
Strategi Pelaksanaan 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum . Beri pujian
2. Jelaskan cara eliminiasi / toileting yang baik
3. Latih eliminasi dan toileting yang baik
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan
diri, berdandan, makan dan minum serta BAK & BAB
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Halusinasi
Faktor Faktor
Predisposisi Presipitasi
1. Biologis : Abnormalitas
Koping individu 1. Biologis : Gangguan dalam
perkembangan sistem
dan atau koping komunikasi
saraf yang berhubungan
Penyebab dengan respon keluarga inefektif 2. Stress lingkungan : Ambang
neurobiologis yang toleransi terhadap stress yang
maladaptif. berinteraksi terhdapat stressor
2. Psikologis : Keluarga,
untuk menentukan terjadinnya
pengasuh, dan lingkungan
gangguan perilaku (halusinasi)
klien yang dapat
mempengaruhi psikologis. 3. Sumber Koping : Sumber
Problem
keadaan yang dapat koping mempengaruhi respon
mempengaruhi gannguan individu dalam menanggapi
orientasi realitas adalah
stressor
penolakan dan tindakan
kekerasa.
Rentang Tahap Halusinasi :
3. Sosial Budaya :
Kemiskinan, sosial Respon 1. Sleep desorder adalah
budaya, dan kehidupan halusinasi tahap awal seseorang
terisolasi disertai stress belum mucul halusinasi

Bagan Rentang Respon 2. Comforthing adalah halusinasi

Neurologis tahap menyenangkan : cemas


sedang
Adaptif Maladaptif
3. Condeming adalah halusinasi
yang menakutkan : cemas berat

Pikiran Logis Pikiran 4. Controling adalah tahap


Gangguan
Persepsi Kuat Kadang Pikiran / Waham halusinasi yang berkuasa : cemas
Emosi Menyimpang Halusinasi berat
Konsisten Ilusi Kesulitan untuk 5. Counquering adalah tahap
dengan Reaksi Memproses
halusinasi panik umumnya
Pengalaman Emosional Emosi
Perilaku Sesuai Berlebihan / menjadi melebur dalam halusinasi
Ketidakteraturan
Hubungan Tak Lazim Perilaku
Sosial Menarik Diri Isolasi Diri
Jenis Gangguan 1. Berbicara, tersenyum, dan tertawa
Halusinasi : sendiri
1. Halusinasi 2. Menggerakkan bibir tanpa suara
Pendengaran (Audio) 3. Pergerakan mata yang cepat
2. Halusinasi Tanda dan gejala 4. Respon verbal yang lambat
Penglihatan 5. Menarik diri dari orang lain,
3. Halusinasi berusaha untuk menghindari orang
Pengecapan lain
Efek
(Gustatoriu) 6. Tidak dapat membedakan yang
4. Halusinasi nyata dan tidak nyata
5. Penciuman 7. Sulit berhubungan dengan orang la
(olfaktori) 8. Ekspresi wajah tegang, mudah
6. Halusinasi sentuhan tersinggung, jengkel, dan marah
(taktil) 9. Curiga dan bermusuhan
7. Halusinasi Somatik 10. Biasa mengalami disorientasi

Gangguan persepsi Intervensi : Strategi pelaksanaan


sensori : Halusinasi SP. 1. Identifikasi halusinai (isi,
waktu, frekuensi, situasi, dan respon
serta mengajarkan cara menghardik

Pohon Masalah SP. 2. Mengajarkan prinsip benar


obat dan manfaat obat terhadap

Resiko mencederai diri sendri dan orang masalahnya serta akibat jika tidak

lain teratur minum obat


SP. 3. Mengajarkan cara

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi bercakapcakap


SP. 4. Mengajarkan melatih aktivitas

Isolasi Sosial
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Harga Diri Rendah
Faktor Faktor
Predisposisi Presipitasi
Penyebab 1. Penolakan Hilangnya sebagian anggota
Koping individu
orang tua, harapan tubuh, berubahnya penampilan
dan atau koping
orang tua yang atau bentuk tubuh, mengalami
keluarga inefektif
tidak realistis. 2. kegagalan, serta menurunnya
Penampilan peran produktivitas.
yang sesuai
1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep
dengan jenis Rentang
diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
Respon nyata .
2. Konsep diri positif : apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
Problem
menyadari hal-hal positif maupun ynag negatif dari
Tanda dan gejala
dirinya.
3. Harga diri rendah : individu cenderung untuk
menilai dirinya negatif dan merasa rendah dari orang
Jenis Gangguan :
Diagnosa Keperawatan lain.
Harga Diri
Utama : Harga diri rendah 4. Keracunan identitas : kegagalan individu
Rendah mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-
kanak kedalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi : perasan yang tidak realistis dan
asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
Pohon Masalah kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan

Risiko Tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan 1. Mengkritik diri sendiri


2. Pandangan hidup yang pesimistis
Effect Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Tidak menerima pujian

Isolasi Sosial 4. Penurunan produktivitas


Efek
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
Core Problem Gangguan Konsep Diri: Harga Diri 6. Lebih banyak menunduk
Rendah
7. Bicara lambat dengan suara nada yang
lemah
Caused Koping Individu Tidak Efektif
Intervensi : Strategi pelaksanaan
Pertemuan 1
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang
dapat dilakukan pasien saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan dua kali perhari
Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan beri pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) Masukkan pada jadwal kegiatan unntuk latihan : dua kegiatan
masing-masing dua kali perhari
Pertemuan 3
1. Evaluasi kegiatan utama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing-masing dua kali per hari
Pertemuan 4
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara melakukannya)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing-masing dua kali perhari
Pertemuan 5 sd 12
1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Masukan nilai apakah harga diri pasien meningkat
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Isolasi Sosial
Faktor Faktor
Predisposisi Presipitasi
1. Faktor Tumbuh 1. Faktor eksternal : Stresor
Kembang Terhambatnya Koping individu
budaya yaitu distress yang
tugas perkembangan sosial dan atau koping
Penyebab ditimbulkan oleh faktor sosial
pada tahapan tumbuh keluarga inefektif
kembang individu budaya seperti keluarga
2. Faktor komunikasi 2. Faktor Internal : Stresor
keluarga Hal yang psikologis yaitu stressyang terjadi
bertentangan atau ekspresi
akibat asietas berkepanjangan dan
emosi yang tinggi
terjadi bersamaan dengan
3. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa keterbatasan kemampuan individu
diasingkan untuk mengatasinya.
4. Faktor biologis
Disebabkan atropi otak,
serta perubahan ukuran, dan
Proses terjadinya Masalah suatu
bentuk -bentuk sel dalam
lmbik dan daerah kortikal
sikap dimana individu
menghindari interaksi dengan
orang lain. Individu merasa bahwa
Adaptif Maladaptif ia kehilangan hubungan akrab, dan
Rentang
tidak mempunyai kesempatan
Respon
Problem untuk membagi perasaan, pikiran,
Menyendiri Menarik diri prestas atau ke gagalan.
Otonomi Ketergantungan
Bekerjasama Manipulasi
Interdependen Curiga

Merasa
Sendiri
Depedensi
Curiga
1. Kurang spontan
2. Apatis
3. Tidak ada kontak mata
Jenis Gangguan Tanda dan gejala 4. Ekspresi wajah kurang berseri
Isolasi Sosial 5. Tidak merawat diri dan tidak
(menarik diri) memperhatikan diri
Efek
6. Tidak ada atau kurang komunikasi
verbal
7. Mengisolasi diri
8. Tidak ada atau kurang sadar terhadap
Pohon Masalah
lingkungan sekitarnya
Resiko Gangguan Sensori Persepsi : 9. Asupan makan atau minum terganggu
Halusinasi 10. Aktivitas menurun 11. Kurang energi
Isolasi Sosial Defisit Perawatan 12.Rendah diri

Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Diagnosa Keperawatan Utama :


Rendah Efek Isolasi Sosial : Menarik diri

Intervensi : Strategi pelaksanaan


SP.1 :
*Identifikasi penyebab isolasi pasien : siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya.
*Diskusikan dengan pasien tentang keuntungan punya teman dan bercakap-cakap.
*Diskusikan dengan pasien tentang kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap.
*Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu.
*Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan.
SP.2 : Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (Latih 2 kegiatan)
SP.3 : Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
SP.4 : Latih cara bicara sosial : meminta sesuatu, menjawab pertanyaan.
SP.5 :
*Latih kegiatan harian
*Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai apakah isolasi sosial teratasi
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Risiko Bunuh Diri
Faktor Faktor
Predisposisi Presipitasi

Predisposisi : Koping individu Presipitasi : 1. Psikososial dan klinik :


1. Diagnosis psikiatri : gangguan
dan atau koping keputusasaan, ras kulit putih, jenis
afektif, skizofrenia, dan
keluarga inefektif kelamin laki-laki, usia lebih tua, hidup
penyalahgunaan zat.
Penyebab sendiri 2. Riwayat : pernah mencoba
2. Sifat kepribadian : rasa
bunuh diri, riwayat keluarga tentang
bermusuhan, impulsif, dan depresi.
percobaan bunuh diri dan riwayat
3. Lingkungan psikososial : baru
mengalami kehilangan, perpisahan keluarga tentang penyalahgunaan zat.
atau perceraian, kehilangan yang
dini, dan berkurangnya dukungan
sosial merupakan faktor penting
yang berhubungan dengan bunuh
diri. 4. Riwayat keluarga : riwayat
keluarga yang pernah melakukan
bunuh diri merupakan faktor risiko
penting untuk perilaku destruktif.
5. Faktor biokimia : secara
serotonegik, opiatergik, dan
dopaminergik menjadi media proses
yang dapat menimbulkan perilaku 1. Isyarat bunuh diri : berperilaku
merusak diri.
secara tidak langsung ingin bunuh
diri 2. Ancaman bunuh diri :

Adaptif Maladaptif Rentang keinginan untuk mati disertai


Respon dengan rencana untuk mengakhiri
Problem
kehidupan dan persiapan alat
Peningkatan Perilaku Bunuh untuk melaksanakan rencana
diri destruktif diri tak Diri tersebut tetapi tidak disertai
langsung dengan percobaan bunuh diri. 3.
Pertumbuhan Pencederean
peningkatan Risiko diri Percobaan bunuh diri : tindakan
pasien mencederai atau melukai
diri untuk mengakhiri
kehidupannya
1. Ide bunuh diri, ancaman bunuh diri, percobaan
bunuh diri, sindrom mencederai diri sendiri yang
disengaja
Klasifikasi bunuh diri
Tanda dan gejala 2. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan,
1. Bunuh diri egoistik, akibat
ketidakberdayaan dan anhedonia dimana hal ini
seseorang yang mempunyai
merupakan faktor krusial terkait dengan resiko
hubungan sosial yang buruk.
bunuh diri.
2. Bunuh diri altruistik,
3. Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan
akibat kepatuhan pada adat
utama klien masuk kerumah sakit adalah perilaku
dan kebiasaan.
kekerasan dirumah.
3. Bunuh diri anomik, akibat
4. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot
lingkungan tidak dapat
tegang, nada suara tinggi, berdebat. Sering pula
memberikan kenyamanan
Resiko bunuh diri klien tampak memaksakan kehendak: merampas
bagi individu
makanan, memukul jika tidak senang.
Efek
5. Wawancara : mempunyai ide untuk bunuh diri,
Pohon Masalah mengungkapkan keinginan untuk mati,
Bunuh diri (effect) mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.,
impulsif, menunjukkan perilaku yang
mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh,
Resiko bunuh diri (core problem)
memiliki riwayat percobaan bunuh diri, verbal
terselubung (berbicara tentang kematian,
Harga diri rendah (cause) menanyakan tentang obat dosis mematikan), status
emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat,
panik, marah dan mengasingkan diri), korban
perilaku kekerasan saat kecil, pengangguaran, dll

Intervensi : Strategi pelaksanaan


SP. 1 : Identifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri : isyarat ancaman, percobaan (jika percobaan segera rujuk),
identifikasi bendabenda berbahaya dan mengamankannya (lingkungan aman untuk pasien), latihan cara mengendalikan
diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi / berpikir aspek positif yang
dimiliki, masukan pada jadwal latihan berpikir positif 5 kali per hari.
Sp. 2 : Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, latih
afirmasi / berpikir positif keluarga dan lingkungan
Sp. 3. Latih cara-cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap demi setahap)
Sp. 4. Latih tahap kedua latihan mencapai masa depan
Sp. 5. Nilai apakah resiko bunuh diri teratasi dan Latih kegiatan harian
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Resiko Perilaku Kekerasan
Faktor Faktor
Predisposisi Presipitasi
Predisposisi : Presipitasi :
Psikoanalisis : Koping individu *Faktor dari dalam individu meliputi
*Agresif, dan atau koping kehilangan relasi atau hubungan dengan
*Dorongan Insting keluarga inefektif orang yang dicintai atau berarti (putus
Psikologis : *Agresivitas, pacar, perceraian, kematian), kehilangan
*Peningkatan Frustasi rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit
Biologis : fisik, dll.
Penyebab
*Sistem Limbik, *Faktor luar individu meliputi serangan
*Otak terhadap fisik, lingkungan yang terlalu
*Neurotransmiter ribut, kritikan yang mengarah pada
Perilaku: penghinaan, tindakan kekerasan.
*Retardasi Mental, Faktor kekambuhan :
*Korban Kekerasan *regiment terapeutik inefektif
Sosial dan Kultural *deficit pengetahuan tentang obat untuk
penyakitnya
*Asertif: Kemarahan yang diungkapkan
tanpa menyakiti orang lain
Jenis Gangguan *Frustasi: Kegagalan mencapai tujuan
Rentang karena tidak realistis/ terhambat
Problem Resiko Perilaku
Respon *Pasif: Respon dimana pasien tidak
Kekerasan
mampu mengungkapkan perasaannya
*Agresif: Perilaku destruktif tapi masih
terkontrol

Tanda dan gejala :


*Klien mengatakan benci / kesal dengan
seseorang,
*Suka membentak,
*Menyerang orang yang sedang
mengusiknya jika sedang kesal atau kesal,
Tanda dan gejala
*Mata merah dan wajah agak merah,
*Nada suara tinggi dan keras,
*Bicara menguasai,
*Pandangan tajam,
*Suka merampas barang milik orang lain,
*Ekspresi marah saat
Diagnosa Keperawatan Intervensi : Strategi pelaksanaan
Utama Resiko Perilaku SP. 1. Identifikasi penyebab, tanda
Efek
Kekerasan dan gejala perilaku kekerasan yang
dilakukan akibat perilaku
kekerasan Sp. 2. Latih cara
mengontrol perilaku kekerasan
Pohon Masalah
dengan obat (6 benar obat, guna,
Efek :Resiko mencederai diri sendiri,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
orang lain dan lingkungan
minum obat, akibat jika obat tidak
diminum sesuai program, akibat
Core Problem : Perilaku Kekerasan
putus obat Sp. 3. Latih pasien
mengontrol perilaku kekerasan
Caused : Harga diri rendah
secara verbal
Pathway Asuhan Keperawatan
Jiwa : Perubahan Proses Pikir :
Faktor Faktor
Waham
Predisposisi Presipitasi
1. Faktor perkembangan Hambatan Koping individu 1. Faktor sosial budaya Dipicu
perkembangan akan mengganggu dan atau koping karena adanya perpisahan dengan
hubungan interpersonal seseorang. keluarga inefektif orang yang berarti atau diasingkan
Hal ini dapat meningkatkan stress dari kelompok 2. Faktor biokimia

Penyebab dan ansietas yang berakhir dengan Dopamine, norepineprin, dan zat
gangguan persepsi, klien menekan halusinogen lainnya. 3. Faktor
perasaannya sehinggan pematangan psikologis Kecemasan yang
fungsi intelektual dan emosi tidak memanjang dan terbatasnya
efektif. kemampuan untuk mengatasi
2. Faktor sosial budaya Seseorang masalah sehingga klien
merasa diasingkan dan kesepian. mengembangkan koping untuk
3. Faktor psikologis Hubungan menghindari kenyataan yang
yang tidak harmonis, peran menyenangkan.
ganda/bertentangan dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir
dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4. Faktor biologis Atropi otak, Rentang Respon

pembesaran ventrikel di otak atau


Adaptif Maladaptif
perubahan pada sel kortikel dan
limbik.
5. Faktor genetik  Pikiran logis  Kadang proses  Gangguan isi pikir
 Persepsi akurat pikir terganggu halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Perubahan proses
dengan pengalaman  Emosi emosi
 Perilaku sesuai berlebihan  Perilaku tidak
 Hubungan sosial  Berperilaku terorganisasi
harmonis yang tidak biasa  Isolasi sosial
 Menarik diri
Tanda dan gejala Data yang perlu dikaji :
1. Menolak makan Subjektif :
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri 1. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan orang yang palin hebat.
4. Gerakan tidak terkontrol 2. Klien mengatakan bahwa ia memiliki
5. Mudah tersinggung kebesaran atau kekuasaan khusus.
6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan Objektif :
kenyataan 1. Klien terus berbicara tentang kemampuan
7. Tidak bisa membedakan antara kenyataan yang dimilikinya.
dan bukan kenyataan 2. Pembicaraan kien cenderung berulang-
8. Menghindar dari orang lain ulang.
9. Mendominasi pembicaraan 3. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
10. Berbicara kasar kenyataan.
11. Menjalankan kegiatan keagamaan secara
Problem berlebihan

Masalah keperawatan yang Diagnosa Keperawatan

mungkin muncul : Utama : Perubahan proses

1. Resiko tinggi perilaku kekerasan pikir : waham kebesaran

2. Perubahan proses pikir : waham


3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah
Macam-macama waham :
Pohon Masalah
1. Waham agama Keyakinan terhadap
Effect Risiko Tinggi Perilaku
suatu agama secara berlebihan.
Kekerasan
2. Waham kebesaran Keyakinan secara
berlebihan bahwa dirinya memiliki
Core Problem Perubahan Sensosri
kekuatan khusus atau berlebihan yang
Waham
berbeda dengan orang lain.
Causa Isolasi Sosial : Menarik
3. Waham curiga Keyakinan bahwa
seseorang atau sekelompok orang
Diri Harga Diri Rendah Kronis
Efek berusaha atau mencederai dirinya.
4. Waham somatik Keyakinan seseorang
bahwa bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit.
5. Waham nihilistic Keyakinan bahwa
dirinya sudah meninggal dunia
Strategi Pelaksanaan : Pasien
Pertemuan 1
1. Identifikasi tanda dan gejala waham
2. Bantu orientasi realita : panggil nama, orientasi waktu, orang, tempat / lingkungan
3. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhan realistis
5. Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan
Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan pujian
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki
3. Latih kemampuan yang dipilih, beri pujian
4. Masukan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan kegiatan yang telah dilatih
Pertemuan 3
1. Jelaskan tentang obat yang diminum (jelaskan 6 benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi,
kontinuitas minum obat ) dan tanyakan manfaat yang dirasakan pasien
2. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih serta obat
Pertemuan 4
1. Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian lati
3. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan minum obat
Pertemuan 5 sd 12
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat. Beri pujian
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
3. Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang. Apakah waham terkontrol

Anda mungkin juga menyukai