0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang skala pengukuran self-efficacy wirausaha dan intensi berwirausaha. Skala self-efficacy wirausaha mencakup 6 dimensi yaitu mengembangkan produk dan peluang pasar, membangun lingkungan inovatif, memulai hubungan dengan investor, menentukan tujuan, mengatasi tantangan tak terduga, dan mengembangkan sumber daya manusia. Sedangkan skala intensi berwirausaha mencakup komponen
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang skala pengukuran self-efficacy wirausaha dan intensi berwirausaha. Skala self-efficacy wirausaha mencakup 6 dimensi yaitu mengembangkan produk dan peluang pasar, membangun lingkungan inovatif, memulai hubungan dengan investor, menentukan tujuan, mengatasi tantangan tak terduga, dan mengembangkan sumber daya manusia. Sedangkan skala intensi berwirausaha mencakup komponen
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang skala pengukuran self-efficacy wirausaha dan intensi berwirausaha. Skala self-efficacy wirausaha mencakup 6 dimensi yaitu mengembangkan produk dan peluang pasar, membangun lingkungan inovatif, memulai hubungan dengan investor, menentukan tujuan, mengatasi tantangan tak terduga, dan mengembangkan sumber daya manusia. Sedangkan skala intensi berwirausaha mencakup komponen
Skala entrepreneurial self-efficacy disusun berdasar dimensi-dimensi yang
dikemukakan oleh Herath dan Rosli (2014), yaitu: mengembangkan produk baru dan peluang
pasar, membangun lingkungan yang inovatif, menginisiasi hubungan dengan pemodal,
menentukan tujuan utama, mengatasi tantangan yang tidak terduga, dan pengembangan sumber
daya manusia.
A. Mengembangkan produk baru dan peluang pasar
1. Memiliki kemampuan untuk melihat peluang pasar baru untuk produk dan layanan baru. (15) 2. Memiliki kemampuan untuk menemukan cara baru untuk meningkatkan produk yang ada. (1) 3. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi wilayah baru untuk pertumbuhan potensial. (19) 4. Memiliki kemampuan untuk merancang produk yang memecahkan masalah saat ini. (7) 5. Memiliki kemampuan untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi. (20) 6. Memiliki kemampuan untuk membawa konsep produk ke pasar dalam waktu yang tepat. (12) 7. Memiliki kemampuan branding. (22) B. Membangun lingkungan yang inovatif 1. Memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan orang menjadi bos bagi dirinya sendiri. (13) 2. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong orang untuk mencoba sesuatu yang baru. (2) 3. Memiliki kemampuan untuk mendorong orang mengambil inisiatif dan tanggung jawab untuk ide dan keputusan mereka terlepas dari hasil akhirnya. (16) 4. Memiliki kemampuan untuk membentuk hubungan kerja sama dengan orang lain. (8)
C. Memulai hubungan dengan investor
1. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan calon investor. (14) 2. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan dengan orang-orang kunci yang terhubung ke sumber daya. (3) 3. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi sumber potensial pendanaan untuk investasi. (9) D. Menentukan tujuan utama 1. Memiliki kemampuan untuk menjabarkan visi dan nilai-nilai organisasi. (17) 2. Memiliki kemampuan untuk menginspirasi orang lain untuk merangkul visi dan nilai- nilai perusahaan/usaha. (4) 3. Memiliki kemampuan untuk merumuskan serangkaian tindakan dalam mengejar peluang. (10) E. Mengatasi tantangan yang tak terduga 1. Memiliki kemampuan untuk bekerja secara produktif di bawah tekanan, dan konflik yang terus-menerus. (18) 2. Memiliki kemampuan untuk menangani perubahan yang tak terduga dalam kondisi bisnis. (5) 3. Memiliki kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan. (11) F. Mengembangkan sumber daya manusia yang kritis 1. Memiliki kemampuan untuk merekrut dan melatih karyawan (6) 2. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemungkinan rencana untuk mengisi posisi karyawan yang kosong. (21) 3. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan membangun tim manajemen. Skala Intensi Berwirausaha Skala intensi berwirausaha disusun berdasar aspek-aspek yang dikemukakan oleh Roberta, Priya, dan Ivanov (dalam R. K. Jena, 2020), yaitu: kognitif, afektif, dan perilaku. A. Komponen Perilaku 1. Saya menikmati kuliah tentang kewirausahaan seperti yang ada di universitas. (1) 2. Kuliah tentang kewirausahaan yang saya terima di universitas telah meningkatkan minat saya untuk mengejar karir kewirausahaan. (5) 3. Saya menganggap kewirausahaan sebagai mata kuliah yang sangat penting di universitas. (9) 4. Kursus pendidikan kewirausahaan yang saya jalani di universitas telah mempersiapkan saya untuk membuat keputusan yang tepat tentang pilihan karir kewirausahaan. (12) 5. Saya senang memiliki pendidikan kewirausahaan di universitas saya. (15) 6. Saya dengan tulus menganggap kewirausahaan sebagai pilihan karir yang diinginkan. (18) 7. Pendidikan kewirausahaan yang saya terima di universitas telah mendorong saya untuk berwirausaha setelah lulus. (21) 8. Dosen kewirausahaan saya telah membantu saya untuk bertemu dan berinteraksi dengan pengusaha sukses. (25) 9. Staf kewirausahaan universitas saya membantu mahasiswa untuk bertemu dengan wirausahawan sukses yang memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menjadi wirausaha. (28) B. Komponen Kognitif (CC) 1. Kursus kewirausahaan universitas/perguruan tinggi telah memungkinkan saya untuk mengidentifikasi peluang terkait bisnis. (2) 2. Mata kuliah kewirausahaan yang saya ambil di universitas telah mengajarkan saya untuk menciptakan layanan dan/atau produk yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. (6) 3. Kursus kewirausahaan universitas telah mengajari saya untuk mengembangkan rencana bisnis dengan sukses. (10) 4. Karena program pendidikan kewirausahaan universitas, saya sekarang memiliki keterampilan untuk dapat membuat bisnis baru. (13) 5. Dengan program pendidikan kewirausahaan universitas yang saya jalani, saya sekarang dapat berhasil mengidentifikasi sumber peluang bisnis. (16) 6. Program pendidikan kewirausahaan universitas telah mengajarkan saya untuk melakukan studi kelayakan. (19) 7. Mata kuliah kewirausahaan di universitas telah mendorong minat saya untuk berwirausaha. (22) 8. Melalui program kewirausahaan universitas, keterampilan, pengetahuan, dan minat saya dalam berwirausaha semuanya meningkat. (26) 9. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan bagaimana program pendidikan kewirausahaan diajarkan di universitas saya. (29) C. Komponen Afektif (AC) 1. Saya ingin menjadi pengusaha setelah saya kuliah. (3) 2. Ide untuk menjadi pengusaha dan bekerja untuk diri sendiri sangat menarik bagi saya. (7) 3. Saya benar-benar menganggap wirausaha sebagai sesuatu yang sangat penting. (23) 4. Program kewirausahaan di universitas telah secara efektif mempersiapkan saya untuk membangun karir di bidang kewirausahaan. (27) D. Niat Wirausaha (EI) 1. Karier sebagai pengusaha menarik bagi saya. (4) 2. Jika saya memiliki kesempatan dan sumber daya, saya ingin memulai bisnis. (8) 3. Orang yang saya sayangi akan menyetujui niat saya untuk menjadi pengusaha. (11) 4. Kebanyakan orang yang penting bagi saya akan menyetujui saya menjadi seorang pengusaha. (14) 5. Menjadi seorang wirausaha memberi saya kepuasan. (17) 6. Menjadi seorang pengusaha menyiratkan lebih banyak keuntungan daripada kerugian bagi saya. (20) 7. Di antara berbagai pilihan, saya lebih suka menjadi pengusaha. (24) E. Kondisi kewirausahaan di Indonesia 1. Indonesia adalah negara yang cukup bagus untuk memulai sebuah wirausaha. 2. Pemerindah daerah saya mendukung pengusaha 3. Akan sangat sulit untuk mengumpulkan modal yang diperlukan untuk memulai wirausaha di baru di Indonesia. 4. Saya tahu bagaimana untuk memperoleh bantuan yang dibutuhkan untuk memulai sebuah wirausaha. 5. Saya tahu program negara yang menyediakan bantuan untuk orang yang memulai sebuah wirausaha.