Anda di halaman 1dari 5

No. Dok.

:UNIS-FHIH---PS-PSUTS-
1B0034
SOALp
Revisi : 00
Tanggal : 27 Januari 2022
Program Studi Ilmu HUKUM KEPAILITAN Halaman : 1 dari 1
Hukum Fakultas Hukum

Soal ujian dibuat oleh : Ditinjau & diverifikasi oleh :


Acuan Pembuatan Soal :
1. SAP/Silabus/Pustaka
2. Standar Prosedur ISO
(Ratna Indayatun, SH., MH.)

1. Uraikan dan jelaskan bentuk-bentuk kejahatan atau kecurangan yang mungkin terjadi baik
sebelum permohonan kepailitan, dalam proses permohonan kepailitan dan sesudah
putusan kepailitan dibacakan!
2. Apa yanng saudara ketahui tentang kepailitan transnasional uraikan dan jelaskan !
3. Apakah putusan Kepailitan dapat dicabut? Jelaskan!
4. Dengan berakhirnya kepailitan, apakah Debitur dapat kembali berwenang berusaha dan
mengurus harta kekayaannya? Jelaskan!
5. Undang-undang kepailitan mengenal 2 macam perdamaian, yang pertama ditawarkan
debitur sebelum dinyatakan pailit, dan ssesudah dinyatakan pailit, jelaskan!

===================selamat mengerjakan===========================================
NAMA : AHMAD FAIRUZ ABADIY
NIM : 1902010144

1. Akibat kepailitan diatur dalam ketentuan Pasal 21 – Pasal 64 Undang-Undang Nomor 37


Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,
kepailitan meliputi seluruh kekayaan debitor pada saat putusan pailit diucapkan serta
segala sesuatu yang diperoleh selama masa kepailitan, termasuk persatuan harta baik
suami atau isteri dari debitor pailit, berikut akibat kepailitan antara lain:
 Debitor demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus
kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit, sejak tanggal putusan pernytaan
pailit diucapkan.
 Semua perikatan debitor yang terbit setelah putusan pernyataan pailit tidak dapat
dibayarkan dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta
pailit.
 Tuntutan mengenai hak dan kewajiban yang menyangkut harta pailit harus
diajukan oleh atau terhadap kurator.
 Selama beralngsungnya kepailitan tuntutan untuk memperoleh pemenuhan
periktan dari harta pailit yang ditujukan untuk terhadap debitor pailit, hanya dapat
diajukan dengan mendaftarkannya untuk dicocokkan.
 Suatu tuntutan hukum yang diajukan debitor dan yang yang sedang berjalan
selama kepailitan berlangsung, atas permohonan tergugat, perkara harus
ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada tergugat memanggil
kurator untuk mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh
hakim.
 Suatu tuntutan hukum dipengadilan yang diajukan terhadap debitor sejauh
bertujuan untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan
perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkan putusan
pernyataan pailit terhadap debitor.
 Segala penetapan pelaksanaan pengadilan terhadap setiap bagian kekayaan
debitor yang telah dimulai sebelum kepailitan, harus dihentikan seketika dan
sejak itu tidak ada suatu putusan yang dapat dilaksanakan termasuk atau juga
dengan menyandera debitor.
 Selama kepailitan debitor tidak kenakan uang paksa.

2. Kepailitan transnasional ialah keadaan dimana suatu kasus kepailitan yang melawati
batas territorial dari suatu Negara dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur asing yaitu
kreditur dan asetnya.

3. Putusan kepailitan dapat dibatalkan jika:

 Akur atau memilih jalan perdamaian antara Debitor dan Kreditor bisa melalui
musyawarah kekeluargaan atau juga bisa melalui Mediator/Pengacara.
 Insolvensi atau Pemberesan Harta Pailit, seperti yang telah dijelaskan oleh
penjelasan pasal 57 (1) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yang dimaksud
dengan insolvensi adalah keadaan tidak mampu membayar. Insolvensi terjadi
bilamana dalam suatu kepailitan tidak ditawarkan akur/perdamaian atau akur
dipecakan karena tidak terpenuhi sebagaimana yang telah disetujui. Dalam hal
ini terjadi apabila bila dalam rapat pencocokan utang piutang tidak ditawarkan
perdamaian, atau bila perdamaian yang ditawarkan telah ditolak, maka kurator
atau seorang kreditor yang hadir dalam rapat tersebut dapat mengusulkan agar
perusahaan debitor pailit dilanjutkan.
 Rehabilitasi, dalam pasal 215 Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang ditentukan bahwa, debitor pailit atau para ahli waris berhak untuk
mengajukan permohonan rehabilitasi kepada pengadilan yang semula
memeriksa kepailitan yang bersangkutan. Permohonan rehabilitasi akan diterima
apabila pemohon dapat melampirkan bukti yang menyatakan bahwa para
kreditor yang diakui sudah menerima pembayaran piutang seluruhnya.
Permohonan tersebut harus diiklankan dalam berita negara dan surat kabar yang
ditunjuk oleh hakim. Dalam waktu 2 bulan setelah dilakukan pengiklanan dalam
berita negara, setiap kreditor yang diakui boleh mengajukan perlawanan
terhadap permohonan itu kepada panitera dengan menyampaikan surat
keberatan dengan disertai alasan-alasannya.
 Dengan Putusan pailit dibatalkan oleh Tingkat Pengadilan yang Lebih Tinggi,
Undang-undang nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang memberikan sebuah jalan apabila salah satu
pihak atau para pihak kurang puas terhdap hasil putusan pailit yang telah
dijatuhkan. Sebagaimana telah diatur dalam pasal 196 (1) Undang-undang
nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang bahwa Terhadap putusan pengadilan, kuator atau setiap
kreditur dapat mengajukan permohonan kasasi.
 Yang terakhir yaitu dengan Pencabutan atas Anjuran Hakim Pengawas Hakim
pengawas bertugas untuk melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit.
Hakim pengawas melakukan tugasnya bersama-sama dengan kurator untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Dalam hal pencabutan pailit
atas anjuran hakim pengawas, hal tersersebut tersirat pada pasal 66 Undang-
undang nomr 7 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa pengadilan wajib
mendengar pendapat dari hakim pengawas, sebelum mengambil putusan
mengenai pengurusan dan pemberesan harta pailit.
4. Jika mengacu kepada undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan
penundaan kewajiban pembayaran utang, jika seorang debitur mempunyai anggunan
lebih dari dua kreditur dan dinyatakan pailit, didalam penjelasan Pasal 2 ayat (1)
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan kreditor dalam ayat ini adalah baik kreditor
konkuren, kreditor separatis, maupun kreditor preferen. Dan khusus mengenai kreditor
separatis dan kreditor preferen, mereka dapat mengajukan permohonan pernyataan
pailit tanpa kehilangan hak agunan atas kebendaan yang mereka miliki terhadap harta
debitor dan haknya untuk didahulukan. Jadi kesimpulannya bisa saya petik bahwa
seorang debitur masih bisa melindungi hak kebendaannya dengan asas asa yang
terkandung didalam pasal 1131 KUH Perdata dan asas khusus yang dimuat dalam
Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Hutang.

5. Dua Macam Perdamaian dalam Kepailitan:

 Perdamaian dalam kepailitan merupakan hak yang diberikan oleh undang-


undang kepada debitur yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan
Niaga. Perdamaian ini dapat diajukan oleh Debitur pailit kepada pengadilan
Niaga sebelum verifikasi dan pencocokan utang piutang dengan para
krediturnya.
 Perdamaian dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
adalah prosedur hukum (atau upaya hukum) yang memberikan hak kepada
setiap debitor maupun kreditor yang tidak dapat memperkirakan
melanjutkan pembayaran utangnya, yang sudah jatuh tempo. 44 PKPU dapat
diajukan secara sukarela oleh debitor yang telah memperkirakan bahwa ia tidak
akan dapat membayar utang-utangnya.

Anda mungkin juga menyukai