DISUSUN OLEH :
FIRHAN ALWI PASUNDAN
NIM: 2102002
SEMESTER 1
ALIH JALUR S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya. Saya
juga tidak lupa berterimakasih kepada Ibu Rinawati, S.Kep., Ners, M.Kep selaku Falsafah
dan Teori Keperawatan yang telah membimbing dan mengarahkan saya sehingga saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah mengenai “Teori Keperawatan Madeleine Leninger”.
Laporan ini menjelaskan dan memaparkan konsep teori, paradigma keperawatan teori
dan penerapan teori dari Madeleine Leninger.
Saya tahu bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dalam upaya
pemaparan konteks. Saya harap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya
sendiri. Dan dimohonkan berbagai saran atau kritikan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.
Terima Kasih.
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar
Isi.....................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
Bab 2 Penjelasan
2.1 Biografi MADELEINE LEININGER......................................................................2
2.2 Aplikasi model konsep dan teori keperawatan.........................................................4
2.3 Konsep utama dan definisi teori Leininger…………………………………………
7
2.4 Hubungan Model Dengan Paradigma
Keperawatan……………………………...10
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
Daftar
Pustaka...........................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 2
PENJELASAN
Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian
hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari.
Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil
program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia
menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan,
dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang
perawatan.
Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan
dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha, Nebraska
Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University
chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program
pendidikan jiwa pertama di Amerika.
Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, Di Washington University. Sebagai bagian dari proses beliau mencari
penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab
kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University
of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia
keperawatan.
Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain:
a. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c. Gershenson’s Research Fellowship Award
Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State
University.
Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya
tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah “culturally
congruent care’sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman
budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan
penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur
di New Guinea tentang perawatn transkultural.
Sepanjang karianya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori keperawatan mulai
mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural dan telah mendirikan organisasi
organisasi professional termasuk perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974,
asosiasi perawatan manusia internasional pada tahun 1978 dan menjabat sebagai presiden
secara penuh pertama dariAmerican Association of Colleges of Nursing. Mendirikan dan
menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing pada tahun 1989-1995.
Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime Achievement Award untuk
kualitatif metodologi.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru Besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis,
pengembang teori, peneliti dan pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70
perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa
kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan penelitian.
Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan
software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural,
perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan
kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent Achievement.
1. Konsep awal
a) Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk
keperawatan.
b) Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan
dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge
untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
c) Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan Kultur.
d) Culture care adalah teori yang holistik karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai
cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.
Peran perawat pada transkultural nursing teori ini adalah menjembatani antara system
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system perawatan professional melalui
asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat digambarkan oleh Leininger seperti dibawah
ini:
1) Sisem generik atau transcultural
2) Asuhan keperawatan
3) Sistem professional
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana kelompok,
keluarga, komunitas dan lembaga dengan mempertimbangkan generic carring dan
professional carring.
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap memperhatikan 3 prinsip
askep, yaitu:
a. Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan Gaya hidup yang di inginkan.
b. Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang
merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan
kondisi kesehatan dan Gaya hidup klien.
c. Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki
kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik.
d. Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry health and well being yaitu
asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang
sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan bagi klien.
1) “Care” mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun perilaku
kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi
maupun Cara hidup manusia.
2) “Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan secara langsung
dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu lain dan kelompok
didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam
menghadapi kematian.
4) “Culture Care” (Perawatan kultural) mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif
dan transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau
memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesjahteraan mereka,
kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk memampukan
manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.
5) “Cultural Care Diversity” (keragaman perawatan kultural) mengacu kepada variabel-
variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, Gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam
maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan,
dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
7) Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan
untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun
kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu Cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi
rintangan dan kematian.
8) “World View” (Pandangan dunia) mengacu kepada Cara pandang manusia dalam
memelihara dunia atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang
ditegakkan tentang hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
9) “Culture and Social Struktere Demensions” (Dimensi struktur sosial dan budaya) mengacu
pada suatu pola dinamis dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari
suatu bentuk kebudayaan yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi,
pendidikan, teknologi, nilai budaya dan faktor-faktor etnohistory serta bagaimana faktor-
faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam
lingkungan yang berbeda.
10) Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial
dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
12) “Generic Care System” Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada
pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan tradisonal yang diwariskan untuk memberikan
bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu
institusi dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau
kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi rintangan dan situasi kematian.
14) Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup
1. Manusia
Menurut pendapat Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup, dan nilai serta
norma-norma dari berbagai budaya dan subkultur, individu memiliki opini dan pandangan
tentang sehat, sakit, asuhan, sembuh, ketergantungan, dan kemandirian yang berasal dari
budaya tersebut. Setiap manusia hidup di dalam dan dengan budayanya dan meneruskan
pengetahuan tersebut terhadap generasi berikutnya. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki
atribut fisik dan psikologis, maka hal tersebut merupakan atribut sosial atau secara lebih
spesifik merupakan atribut budaya atau etnik dari individu.
2. Lingkungan
a) Layanan kesehatan formal (Profesional): semua layanan yang menjadi bagian dari
sistem layanan kesehatan regular, termasuk layanan medis, layanan keperawatan, dan
fisioterapi.
b) Layanan kesehatan informal, mencakup semua konsep dan ritual yang terlibat
dalam bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual dan kebiasaan etnik, pengobatan
alternative.
4. Keperawatan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.kompasiana.com/www.allenlintang.com/
550096638133110c51fa6fac/leininger-s-theory
http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html?m=1
http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html?m=1
http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html?m=1
https://www.academia.edu/29068477/
TEORI_MEDELEINE_M.LEININGER.docx?auto=download