Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

“Sistem Informasi Kesehatan”


Dosen Pengampu:

Titik Suhartini S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:

Agung Fernanda A Lailatus Sa’adah

Ahmadul Faqih K Nafisatur Rizqiyah

Dewi Maisyatir R Siti Arumniati

Indah Yuliasari Virda Agustina

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala  puji  bagi  Allah SWT Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi mata kuliah keperawatan
dasar.
Makalah ini disusun agar pembaca serta penulis dapat memperluas ilmu
tentang  Sistem Informasi Kesehatan Makalah ini di sajikan berdasarkan
rangkuman dari hasil pengamatan yang beberapa sumber dari berbagai informasi,
dan referensi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih
luas. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing, kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah kelompok kami dimasa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


system informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi
dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang
menguntungkan. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dari sistem kesehatan di suatu negara.
kemajuan atau kemunduran sistem informasi kesehatan selalu berkorelasi dan
mengikuti perkembangan sistem kesehatan, kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi ( tik ) bahkan mempengaruhi sistem pemerintahan yang di suatu
negara. suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan
menghasilkan output yang baik juga.

Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok sistem


keschatan nasional ( skn ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam
penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan. dengan
sistem informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat tidak
buta dengan semua permasalahan kesehatan. dan mau membawa keluarga nya
berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat
masyarakat enggan membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. dengan maraknya perkembangan
media dan teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada
mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap
sistem informasi kesehatan indonesia. berlandaskan dengan fakta yang terjadi
di masyarakat pada saat ini seharus nya bisa dijadiakan bahan evaluasi dan
pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi kesehatan yang sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensi yang
ada pada saat ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang tepat dan membuat
sistem informasi kesehatan yang tepat guna.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Sistem Informasi Kesehatan?
2. Apa tujuan Sistem Informasi Kesehatan?
3. Jelaskan kebijakan Sistem Informasi Kesehatan?
4. Jelaskan kedudukan Sistem Informasi Kesehatan dalam sistem kesehatan
nasional!
5. Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan Sistem Informasi
Kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Sistem Informasi Kesehatan
2. Mengetahui apa saja Sistem Informasi Kesehatan
3. Mengetahui kebujakan Sistem Informasi Kesehatan
4. Mengtahui kedudukan Sistem Informasi Kesehatan dalam sistem
kesehatan nasional
5. Mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan Sistem
Informasi Kesehatan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar belakang...........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................4

DAFTAR ISI............................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan........................................................6

2.2 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan..............................................................7

2.3 Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan.........................................................8

2.4 Kedudukan Sistem Informasi Kesehatan Nasional......................................10

2.5 Masalah-masalah yang terjadi dalam peranan Sistem Informasi Kesehatan


............................................................................................................................13

BAB III..................................................................................................................18

PENUTUP..............................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..................................................................................................18

3.2 Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


Pengertian Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk
mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan.

Sistem infomasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur, dan


kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis
untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam
literatur lain menyebutkan SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut WHO, sistem
informasi keschatan merupakan salah satu dari building block" atau
komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen
(building block) sistem kesehatan tersebut adalah

1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)


2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin,
dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan didalam tatanan sistem kesehatan nasional SIK merupakan
bagian dari sub sistem keenam yaitu pada sub sistem manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi kesehatan merupakan sebuat sarana sebagai penunjang pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan
yang efcktif memberikan dukungan informasi bagi proses pemgambilan
keputusan disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat,
akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

2.2 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan


Tujuan Pengembangan SIK adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan informasi yang berkualitas. Informasi tersebut


berdasarkan kriteria berikut: kredibel, faktual, tepat waktu dan
signifikan. Kriteria tersebut merupakan pilar informasi
b. Meminimalkan terjadinya duplikasi data
c. Meningkatkan keamanan data
d. Mempersiapkan fasilitas untuk berinteraksi secara sederhana
e. Mempersiapkan akses agar seluruh pemangku kepentingan dapat
dengan mudah memperoleh informasi
f. Memelihara Integrasi data
Pengaturan Sistem Informasi Kesehatan ini bertujuan untuk:
a. Memberikan jaminan terhadap kesiapan, mutu, serta akses terhadap
informasi kesehatan yang memberikan pengetahuan
b. Mengikutsertakan masyarakat, juga organisasi profesi dalam
melaksanakan Sistem Informasi Kesehatan
c. Merealisasikan impelemtasi SIK yang mencakup SKN yang
memberikan hasil dan manfaat terlebih melalui upaya konsolidasi
dalam hal kerja sama, pengorganisasian, penyatuan, dan penyelarasan
dalam kontributif pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan
yang berkelanjutan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi
Kesehatan.

2.3 Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan


Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang
undangan. Bagian atau ranah yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/1/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIIV/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan
sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Kebutuhan akan data dan
informasi disediakan melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan,
yaitu dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian
informasi.
Di Indonesia sendiri telah ada susunan undang undang yang menjelaskan
tentang informasi yaitu Menurut UUD 1945, Pasal 28; Setiap orang berhak
untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Peraturan Sistem Informasi
Kesehatan di Indonesia diatur Menurut Keputusan Mentri Kesehatan dalam
undang undang nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem infornmasi dan melalui
lintas sector. Di dalam undang undang ini dinyatakan pula bahwa ketentuan
lebih lanjut mengenai Sistem informasi kesehatan diatur dengan peraturan
pemerintah.

Peraturan menteri kesehatan nomor 1 144/MENKES/PER/VII/2010


tentang Organisasi dan tata kerja kementrian kesehatan mengamanatkan pusat
data dan in formasi (PUSDATIN) sebagai pelaksana tugas kementrian
kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan, maka pusdatin sebagai
sekretariat SIK melakukan inisuatif penyusunan regulasi dan standar SIK
berupa rancangan peraturan pemerintah dan NSPK yaitu panduan
ROADMAP rencana aksi penguatan SIK.Dalam menyusunan standar dan
regulasi SIK perlu dibentuk suatu Komite Ahli SIK dan Tim Perumus SIK.
Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor s05/Menkes/SK/IV/2011 telah
dibentuk Komite Ahli dan Tim Perumus Penyusunan Peraturan Pemerintah,
Pedoman dan Roadmap Sistem Informasi Kesehatan. Komite Ahli dan Tim
Perumus ini merupakan para ahli yang berasal dari berbagai institusi/sektor
yang mempunyai kaitan dan peran dalam Sistem Informasi Kesehatan.
Setelah tugasnya selesai, komite ini akan dilebur menjadi Komite Ahli SIK.
Pengorganisasian pelaksanaan SIK yang merupakan implementasi dari
regulasi dan standar perlu melibatkan berbagai sektor. Untuk itu perlu
tersedia suatu Forum yang dijalankan oleh suatu Komite Ahli untuk
mengoordinasikan selurnuh upaya SIK. Komite Ahli terbagi dalam tujuh
divisi yang diadaptasi dari komponen SIK, yang akan bertugas memberi
rekomendasi atas hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Roadmap
Rencana Aksi Penguatan SIK. Dalam pelaksanaannya masing-masing divisi
Komite Ahli dapat membentuk kelompok-kelompok kerja untuk membahas
setiap masalah/isu yang timbul. Rekomendasi dari Komite Ahli akan
disampaikan kepada Menteri Keschatan untuk dilaksanakan oleh pelaksana
Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dilakukan oleh berbagai
program, baik di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun diluar sektor
kesehatan. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun
2010-2014, terdapat target strategis untuk meningkatkan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan. Agar SIK dapat menyediakan data informasi
yang handal, memperbaiki permasalahan-permasalahan SIK dan mencapai
target Renstra tersebut, maka perlu disusun suatu Rencana Aksi Penguatan
atau ROADMAP SIK yang komprehensif dengan mengintegrasikan upaya-
upaya pengembangan dan penguatan SIK, yang melibatkan semua pemangku
kepentingan terkait.

2.4 Kedudukan Sistem Informasi Kesehatan Nasional


Sejalan dengan perubahan Visi pembangunan Kesehatan yang tercermin
dalam Visi Kementrian Kesehatan 2010-2014 ‘Masyarakat yang Mandiri dan
Berkeadilan, Maka motto menjadi Indonesia Cinta Sehat yang juga sangat
ditentukan oleh pencapain Provinsi-provinsi Sehat, Kabupaten-kesehatan
Sehat, dan Kota-kota Sehat. Bahkan juga oleh pencapain Kecamatan-
kecamatan Sehat dan Desa-desa sehat.
Menurut WorldHealth Organization(WHO) dalam buku "Designand
lmplementaiton of Health Information System" (2000) bahwa suatu sistem
informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari
suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan semua jenjang.
Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.
WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan salah satu dari 6 "building
blocks" atau komponen utama dalam suatu sistem kesehatan. Enam
komponen Sistem kesehatan tersebut adalah:

a. Service Delivery/Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan


b. Medicalproducts, vacines, andtechnologies/ProdukMedis, Vaksin, dan
Teknologi Kesehatan
c. Health Workforce/Tenaga Kesehatan
d. Health System Financing/Sistem Pembiayaan Kesehatan
e. Health lnformation System/Sistem informasi Kesehatan
f. Leadershipand Governance/Kepemimpinan dan Pemerintahan

Sistem Kesehatan Nasional disebut sebagai salah satu dari 7 komponen


yang mendukung suatu sistem kesehatan, dimana sistem kesehatan tidak bisa
berfungsi tanpa satu dari komponen tersebut. SIK bukan saja berperan dalam
memastikan data mengenai kasus kesehatan dilaporkan tetapi juga
mempunyai potensi untuk membantu dalamm meningkatkan efisiensi dan
transparansi proses kerja. Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh
subsistem, yaitu:

1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia kesehatan
5. Sediaan farmasi,alat kesehatan,dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat

Dalam Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Informasi Kesehatan


merupakan bagian dari subsistem manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan. Subsistem manajemen dan informasi kesehatan diselenggarakan
guna menghasilkan fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi
kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan
mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna
dan berdaya guna. Dengan subsistem manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat mendukung
penyelenggaraan keenam subsistem lain dalam sistem kesehatan nasional
sebagai satu kesatuan yang terpadu dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Terdapat beberapa prinsip
lnformas iKesehatan dalam SKN diantaranya:

a. Informasi kesehatan mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan


yang dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain.
b. Informasi kesehatan mendukung proses pengambilan keputusan di
berbagai jenjang administrasi kesehatan.
c. Informasi kesehatan disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk
pengambilan keputusan.
d. Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan disajikan secara
cepat dan tepat waktu, dengan mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi.
e. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan
data melalui cara- cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-
cara nonrutin(yaitu survei, dan lain- lain).
f. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek
kerahasiaan yang berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.
Pada uraian Bentuk Pokok Informasi Kesehatan disebutkan bahwa Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dikembangkan dengan memadukan
sistemin formasi kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang terkait.
Sumber data sistem informasi kesehatan adalah dari sarana kesehatan melalui
pencatatan dan pelaporan yang teratur dan berjenjang serta dari masyarakat yang
diperoleh dari survei,surveilans dan sensus. Data pokok sistem informasi
kesehatan mencakup derajat kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumberdaya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan serta manajemen kesehatan. Pengolahan dan
analisis data serta pengemasan informasi diselenggarakan secara berjenjang,
terpadu, multidisipliner dan komprehensif. Penyajan data dan informasi
dilakukan secara multimedia guna diketahui masyarakat secara luas untuk
pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
Agar Sistem Kesehatan Nasional dapat bergerak, maka setiap penyelenggara
harus bergerak pula. Artinya, setiap penyelenggara harus melaksanakan
Manajemen Kesehatan yang efektif, efisien dan strategis dalam mendukung
pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setempat. Oleh karena Sistem
lnformasi Kesehatan pada hakikatnya dikembangkan untuk mendukung
Manajemen Kesehatan, maka setiap penyelenggara Sistem Kesehatan harus
memiliki Sistem Informasi. Dengan demikian dapat SIKNAS dikatakan bahwa
adalah suatu sistem informasi yang dibangun dari kesatuan Sistem sistem
lnformasi dari para penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional.
Berdasarkanuraiandi atas, dapat disimpulkan bahwa kedudukan Sistem
Informasi Kesehatan sangat penting dalam menunjang keberhasilan Manajemen
Kesehatan yang merupakan salah satu Subsistem SKN.
2.5 Masalah-masalah yang terjadi dalam peranan Sistem Informasi
Kesehatan
Ada perkembangannya, Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia selalu
menghadapi hambatan-hambatan yang bersifat klasik, yang akhirnya
menimbulkan masalah-masalah klasik pula yaitu berupa kurang akurat, kurang
sesuai kebutuhan, dan kurang cepatnya data dan informasi yang disajikan.
Berdasarkan penelitian Bambang dkk. (1991) terdapat beberapa masalah pada
sistem informasi kesehatan di Indonesia antara lain:

a. Data yang harus dicatat dan dilaporkan di unit-unit operasional sangat


banyak, sehingga beban para petugas menjadi berat.
b. Proses pengolahan data menjadi lama,sehingga hasil pengolahan data menjadi
lama, menyebabkan hasilnya menjadi tidak tepat waktu ketika disajikan dan
diumpan balikkan.
c. Data yang dikumpulkan terlalu banyak dibanding kebutuhannya maka banyak
data yang akhirnya tidak dimanfaatkan.
Masalah-masalah klasik tersebut akan diuraikan secara jelaskan berikut ini.
1. Sistem informasi Kesehatan Masih Terfragmentas
Sebagaimana diketahui, di Departemen Kesehatan terdapat berbagai
Sistem Informasi Kesehatan yang berkembang sejak lama, tetapi satu sama
lain kurang terintegrasi. Sistem-sistem Informasi Kesehatan tersebut antara
lain adalah:
1. Sistem lnformasi Puskesmas;
2. Sistem lnformasi Rumah Sakit;
3. Sistem Surveilans Terpadu
4. Sistem Kewaspadaan Pangandan Gizi;
5. Sistem lnformasi Obat;
6. Sistem lnformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang mencakup
a. Sistem Informasi Kepegawaian Kesehatan
b. Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan
c. Sistem informasi Diklat Kesehatan
d. Sistem lnformasi Tenaga Kesehatan
7. Sistem informasi lPTEK Kesehatan/Jaringan Litbang Kesehatan.
Masing-masing sistem informasi tersebut cenderung untuk mengumpulkan
sebanyak data banyaknya menggunakan cara dan format pelaporannya
sendiri. Akibatnya unit-unit terendah (operasional) seperti Puskesmas dan
Rumah Sakit yang harus mencatat data dan melaporkannya menjadi sangat
terbebani. Dampak negatifnya adalah berupa kurangakuratnya data dan
lambatnya pengiriman laporan data.
Fragmentasi juga terjadi dalam kancah lintas sektor. Derajat kesehatan
masyarakat sesungguhnya sangat ditentukan oleh sektor sektor yang
berkaitan dengan perilaku manusia dan kondisi lingkungan hidup disamping
oleh sektor kesehatan. Akan tetapi selama ini informasi yang berasal dari
sektor-sektor terkait di luar kesehatan tidak pemah tercakup dalam Sistem
Informasi Kesehatan. Hal ini terutama disebabkan kurang jelasnya konsep
kerjasama lintas sektor,sehingga tidak pernah dirumuskan secara konkrit
peran atau kegiatan penting apa yang perlu dilakukan oleh sektor-sektor
terkait bagi suksesnya pencapaianderajat kesehatan masyarakat
yangsetinggi-tingginya (critical success factors).
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai
Walaupun Otonomi Daerah sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2001,
tetapi fakta menunjukkan bahwa sebagian besar Daerah memiliki Kabupaten
Daerah Kota Belum dan kemampuan yang memadai, khususnya dalam
pengembangan Sistem lnformasi Kesehatannya. Selama berpuluh-puluh
tahun kemampuan tersebut memang kurang dikembangkan, sehingga untuk
dapat membangun Sistem Informasi Kesehatan yang baik, daerah masih
memerlukan fasilitasi. Beberapa Daerah Provinsi tampaknya sudah mulai
mengembang kan Sistem Informasi Kesehatannya karena adanya berbagai
proyek pinjaman luar negeri akan tetapi tampaknya pengembangan yang
dilakukan masih kurang mendasar, kurang komprehensif,dan tidak mengatasi
masalah-masalah klasik yang ada. Setiap proyek cenderung menciptakan
sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan kelangsungan
sistem. Banyak fasilitas komputer akhirnya kadaluwarsa (out of date) atau
rusak sebelum Sistem Informasi Kesehatan yang diinginkan terselenggara.
Yang belum rusak pun pada umumnyabervariasi baik dalam spesifikasi
perangkat kerasnya maupun perangkat lunaknya,sehingga satu sama lain
tidak bersesuaian (compatible).
3. Pemanfaatan Data daninformasi oleh Manajemen Belum Optimal
Sistem informasi dengan manajemen adalah ibarat Sistem saraf dengan
jaringan tubuh. Sistem saraf yang baik pun tidak akan ada artinya apabila
jaringan tubuh yang ditopangnya mati(nekrosis). Apalagi bila ternyata sistem
sarafnya pun buruk pula. Selama ini manajemen kesehatan yang
dipraktekkan, khususnya di Daerah dan tingkat operasional (Rumah Sakit,
Puskesmas, dan lain-lain) tidak pernah jelas benar. Puskesmas mengalami
kelebihan beban yang sangat hebat (overburdened) karena adanya
"keharusan dari atas untuk melaksanakan sedemikian banyak program
kesehatan. Pembangunan Jangankan untuk berperan sebagai Pusat
Kesehatan, untuk melaksanakan tugas dari atas saja sudah tidak sempurna.
Rumah sakit masih terombang- ambing antara manajemen yang harus
menghasilkan profit atau manajemen lembaga sosial. Daerah tidak kunjung
dapat merumuskan Sistem Kesehatan Daerahnya karena masih belum
jelasnya Otonomi Daerah. Kegalauan dalam manajemen kesehatan tersebut
sudah barang tentu sangat besar pengaruhnya bagi pemanfaatan informasi.
Segala sesuatu yang serba "dari atas" juga menyebabkan para manajer tidak
pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk mendukung
inisiatifnya.
4. Pemanfaatan Data dan Informasi Kesehatan oleh Masyarakat
Kurang Dikembangkan
Akhir-akhir ini minat masyaraka tuntuk memanfaatkan data dan informasi,
termasukdi bidang kesehatan, sesungguhnya tampak meningkat secara nyata.
Hal ini terutamakarena dipacu oleh revolusi di bidang telekomunikasi dan
informatika (telematika) akibat makin meluasnya penggunaan komputer dan
jaringannya (intranet dan internet). Namun demikian, tuntutan masyarakat
yang meningkat ini tampak kurang berkembang di bidang kesehatan karena
kurangnya respon.
5. Pemanfaatan Teknologi Telematika Belum Optimal

Kelemahan ini sebenarnya Merupakan penyebab dari timbulnya


kelemahan nomor atas. Masalahnya tampaknya bukan karena biaya untuk
teknologi telematika yang memang besar, tetapi lebih karena apresiasi
terhadap penggunaan teknologi telematika yang masih kurang akibat
pengaruh budaya (kultur). Dalam banyak hal rendah, nyaapresiasi ini juga
dikarenakan alasan-alasan yang masuk akal.yaitu rasiomanfaat biaya (cost-
benefitratio) yang kurang memadai. Investasiuntuk teknologi telematika
yang begitu besar belum dapat dijamin akan menghasilkan manfaat yang
sepadan. Lingkaran setan ini memang sulit ditentukan dari mana untuk
memulai memutuskannya. Namun demikian tentunya akan ideal apabila
dapat dilakukan pendekatan serempak mengembangkan pemanfaatan
teknologi telematika dalam Sistem Informasi Kesehatan yang dilandasi.
Dengan upaya menggerakkan pemanfaatannya (terutama melalui
pengembangan praktek-praktek manajemen yang benar).
6. Dana untuk Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Terbatas
Kelemahan ini pun berkait dengan masalah rasio biaya manfaat yang
masih sangat rendah. Padahal selain investasi, Sistem Informasi Kesehatan
juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya. Banyak
investasi yang sudah dilakukan, khususnya yang berupa pemasangan
komputer, pelatihan petugas, pencetakan dan formulir, lain-lain akhirnya
tidak berlanjut karena ketiadaan dana untuk mendukung kelangsungannya.
Apalagi selama ini ketersediaan dana Daerah umumnya Oleh kurang
mencukupi. Karena itu, pemeliharaan Sistem informasi kesehatan yang
dalam kenyataannya tidak bermanfaat",tentu akan kecil prioritasnya dalam
pengalokasian dana.
7. Kurangnya Tenaga Purna waktu untuk Sistemin formasi Kesehatan
Selain dana, kelangsungan Sistem Informasi Kesehatan juga oleh
keberadaan tenaga purna ditentukan sangat waktu yang mengelolanya.
Selama ini dibanyak tempat, khususnya di Daerah, pengelola data dan
informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap jabatan atau tugas lain.
Di beberapa tempat memang dijumpai adanya tenaga- tenaga purna waktu.
Akan tetapi mereka itu dalam kenyataan tidak dapat sepenuhnya bekerja
mengelola data dan informasi karena imbalannya yang kurang memadai.
Memperoleh Untuk Imbalan yang cukup maka mereka bersedia melakukan
pekerjaan apa saja diluar pengelolaan data dan informasil yang ditawarkan
oleh program atau proyek-proyek lain.Kelemahan ini masih ditambah
dengan kurangnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang
informasi, khususnya teknologi informasi dan manfaatnya. Selama ini sudah
terdapat jabatan-jabatan fungsional untuk para pengelola data dan informasi,
yaitu PranataKomputer dan Statistisi, yang diberi tunjangan jabatan sebagai
imbalan. Namun demikian untuk dapat memangku jabatan-jabatan tersebut
diperlukan persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data
dan informasi kesehatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat,
prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

3.2 Saran
Perlu dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksaan Sistem Informasi Kesehatan kebutuhan data dan Informasi merupakan
kebutuhan daerag, maka sebaiknya Sistem Informasi Kesehatan yang
dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Gemala. 2013. Pedoman Informasi Kesehatan. Jakarta: UI Press

Sudirman, S.KM, M.Kes. 2021. Kesehatan Masyarakat Di Era Society. Bandung:


Media Sains Indonesia

Putri Erene Santy S ST, MPH. 2019. Sistem Informasi Kesehatan. Sidoarjo:
Uwais Inspirasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai