Ajar-4 5154 0

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

MODUL 4

SUSUNAN PADUAN

Literatur :
J. F. Shackelford, Materials Science for Engineer, 3rd Edition, Macmilian Publishing Company,
New York USA, 1992, Chapter 5
Pat. L. Mangonon, The Principles of Materials Selection for Engineering Design, 1st Edition,
Prentice-Hall Inc., New Jersey USA, 1999, Chapter 5
Ir. Nyoman Udhi, MSi 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pertemuan ini diharapkan mahasiswa dapat :
• Menjelaskan pengertian dari paduan (alloy) dan
memberikan beberapa contoh paduan.
• Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan fase yang
terjadi dalam keadaan padat.
• Mengidentifikasi jenis-jenis larutan padat dan
senyawa.
• Menjelaskan perbedaan antara logam murni, larutan
padat, dan senyawa.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 2


DEFINISI
• Paduan (alloy) adalah bahan campuran yang mempunyai
sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur,
dan sebagai unsur utama campuran adalah logam.
• Contoh :
 Baja paduan :
 Unsur utama : besi (Fe)
 Unsur pemadu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Nb, dll.
 Perunggu :
 Unsur utama : tembaga (Cu)
 Unsur pemadu : timah putih (Sn)
 Kuningan :
 Unsur utama : tembaga (Cu)
 Unsur pemadu : seng (Zn)
 Duralium :
 Unsur utama : aluminium (Al)
 Unsur pemadu : tembaga (Cu) + magnesium (Mg) +
mangan (Mn)
Ir. Nyoman Udhi, MSi 3
DALAM KEADAAN PADAT ADA TIGA
KEMUNGKINAN MACAM FASE, YAITU :

1. Logam murni (pure metal)


2. Larutan padat (solid solution)
3. Senyawa (compound)

Ir. Nyoman Udhi, MSi 4


LOGAM MURNI
 Seluruh atomnya hanya terdiri atas atom logam itu
sendiri;
 Dalam kenyataannya sangat sulit diperoleh logam
murni 100 %, sehingga bila terdapat sangat sedikit
(0,05 s/d 0,15 %) atom-atom asing sudah dianggap
sebagai logam murni;
 Pada kondisi ekuilibrium
suatu logam murni akan
mengalami perubahan fase
pada suatu temperatur ter-
tentu (lihat gambar);
 Perubahan fase dari cair ke
padat atau sebaliknya akan
terjadi pada temperatur ter-
tentu, dinamakan titik beku
/lebur, dan perubahan ini
berlangsung pada tempe-
ratur tetap hingga seluruh
perubahan selesai.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 5


LARUTAN PADAT
 Suatu larutan terdiri dari 2 bagian :
• bagian yang melarutkan (solvent) jumlahnya lebih
banyak;
• bagian yang terlarut (solute) jumlahnya lebih sedi-
kit;
 Biasanya makin tinggi temperatur jumlah solute yang
dapat larut ke dalam solvent makin banyak;
 Ada 3 kemungkinan kondisi kelarutan :
• tidak jenuh (unsaturated), jumlah solute yang larut
masih di bawah jumlah yang mampu dilarutkan oleh
solvent pada temperatur dan tekanan tersebut;
• jenuh (saturated), jumlah solute yang larut tepat
mencapai batas kelarutannya pada temperatur dan
tekanan tersebut;
• lewat jenuh (supersaturated), jumlah solute yang
larut melampaui batas kelarutannya pada tempe-
ratur dan tekanan tersebut.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 6


 Larutan padat adalah larutan dalam keadaan padat,
terdiri atas dua atau lebih jenis atom yang
berkombinasi dalam satu jenis kisi ruang;

 Biasanya kelarutan (solubi-


lity) dalam keadaan padat
jauh lebih rendah daripada
kelarutan dalam keadaan
cair;
 Berbeda dengan logam
murni dan senyawa, larutan
padat tidak membeku /
mencair pada temperatur
konstan, tetapi terjadi pada
daerah temperatur tertentu.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 7
Jenis larutan padat
 Larutan padat substitusional : atom
solute menggantikan atom solvent
dalam struktur kisi;
Syarat :
• struktur kristal harus sama;
• diameter atom mendekati sama
(perbedaan maksimum 15 %);
Substitusional • afinitas kimianya harus kecil, kalau
tidak akan terjadi senyawa.
 Larutan padat interstisial : atom solute
sangat kecil dibandingkan dengan
atom solvent, sehingga dapat masuk
(menyisip) di rongga antar atom
solvent dalam struktur kisi kristal;
Contoh : atom karbon dalam kisi kristal
Interstisial
atom Fe.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 8
SENYAWA
 Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur
dengan perbandingan yang tetap;
 Senyawa memiliki sifat dan struktur yang berbeda
dengan unsur-unsur pembentuknya;
 Senyawa memiliki titik beku/lebur yang tetap, seperti
halnya logam murni;
 Ada tiga macam senyawa yang sering dijumpai, yaitu :
• Senyawa Intermetalik (intermetallic compound),
• Senyawa Interstisial (interstitial compound),
• Senyawa Elektron (electron compound).

Ir. Nyoman Udhi, MSi 9


1. Senyawa intermetalik

 Biasanya terbentuk dari logam-logam yang sifat


kimianya sangat berbeda dan kombinasinya mengi-
kuti aturan valensi kimia;
 Ikatan atomnya sangat kuat (ionik atau kovalen),
sehingga sifatnya seperti non-logam, keuletan ren-
dah, konduktivitas listrik rendah, dan struktur kris-
talnya kompleks;
 Contoh : CaSe, Mg2Pb, Mg2Sn, Cu2Se.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 10


2. Senyawa interstisial
 Biasanya terbentuk dari logam-logam transisi
seperti scandium (Sc), titanium (Ti), tantalum (Ta),
wolfram (W), dan besi (Fe) dengan hidrogen (H),
oksigen (O), karbon (C), boron (B), dan Nitrogen (N);
 Kelima unsur ini (H, O, C, B, N) diameter atomnya
sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam lattice
kristal logam secara interstisial;
 Senyawa interstisial bersifat logam, komposisi
kimia mungkin dapat bervariasi dalam daerah yang
sempit, titik leburnya sangat tinggi dan sangat
keras;
 Contoh : Fe3C, TiC, TaC, W2C, Fe4N, CrN, TiH.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 11
3. Senyawa elektron
 Senyawa ini dapat terbentuk diantara logam-logam
tembaga(Cu), emas (Au), perak (Ag), besi (Fe), dan
nikel (Ni) dengan logam-logam kadmium (Cd),
magnesium (Mg), timah putih (Sn), seng (Zn), dan
aluminium (Al);
 Senyawa ini terjadi dengan komposisi kimia
sedemikianrupa, sehingga memiliki perbandingan
antara jumlah elektron valensi dengan jumlah atom
tertentu;
 Senyawa ini sudah mendekati larutan padat,
seperti komposisi yang bervariasi, keuletan tinggi,
kekerasan rendah;
 Contoh : lihat tabel.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 12
Contoh senyawa elektron :

ELECTRON-ATOM ELECTRON-ATOM ELECTRON-ATOM


RATIO (3:2) RATIO (21:13) RATIO (7:4)
(BCC STRUCTURE) (COMPLEX CUBIC) (CPH STRUCTURE)

AgCd Ag5Cd8 AgCd3


AgZn Cu9Al4 Ag5Al3
Cu3Al Cu31Sn8 AuZn3
AuMg Au5Zn8 Cu3Sn
FeAl Fe5Zn21 FeZn7
Cu5Sn Ni5Zn21 Ag3Sn

Ir. Nyoman Udhi, MSi 13


Cara perhitungan rasio jumlah elektron – jumlah
atom pada senyawa elektron :
Rumus Elektron Valensi (ev)
Kimia Molekul Unsur -1 Unsur -2 Σev Σatom Σev : Σatom
AgCd 1 2 3 2 3:2
AgZn 1 2 3 2 3:2
Cu3Al 1 3 6 4 3:2
AuMg 1 2 3 2 3:2
FeAl 0 3 3 2 3:2
Cu5Sn 1 4 9 6 3:2
Ag5Cd8 1 2 21 13 21 : 13
Cu9Al4 1 3 21 13 21 : 13
Cu31Sn8 1 4 63 39 21 : 13
Au5Zn8 1 2 21 13 21 : 13
Fe5Zn21 0 2 42 26 21 : 13
Ni5Zn21 0 2 42 26 21 : 13
AgCd3 1 2 7 4 7:4
Ag5Al3 1 3 14 8 7:4
AuZn3 1 2 7 4 7:4
Cu3Sn 1 4 7 4 7:4
FeZn7 0 2 14 8 7:4
Ag3Sn 1 4 7 4 7:4

Catatan : elektron valensi untuk Fe dan Ni dalam perhitungan ini dianggap = 0 (sebenarnya elektron
valensinya = 2)
Ir. Nyoman Udhi, MSi 14
Perbedaan antara logam murni, larutan padat,
dan senyawa :
Logam Murni Larutan Padat Senyawa
 Terdiri dari unsur atom  Gabungan dari bebera-  Gabungan dari bebera-
itu sendiri (unsur lain : pa unsur dengan berba- pa unsur dengan per-
0,05 % s/d 0,15 %). gai kemungkinan per- bandingan tertentu.
bandingan.

 Membeku / mencair pa-  Membeku / mencair pa-  Membeku / mencair pa-


da temperatur tetap. da daerah temperatur da temperatur tetap.
tertentu.

T T T

t t t
 Sifat unsur itu sendiri.  Sifatnya dipengaruhi  Sifatnya sangat berbe-
oleh sifat unsur-unsur da dengan unsur-unsur
pembentuknya. pembentuknya.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 15


STRUKTUR PADUAN

Alloy structure

Homogeneous Mixture

Solid solution Intermediate alloy Any combination of


phase solid phases
(compound)
Substitutional Interstitial • Pure metal
• Solid solution
Intermetallic Interstitial Electron • Intermediate alloy

Ir. Nyoman Udhi, MSi 16

Anda mungkin juga menyukai