Anda di halaman 1dari 24

MODUL 3

SUSUNAN ATOM
PADA BENDA PADAT

Literatur :
J. F. Shackelford, Materials Science for Engineer, 3rd Edition, Macmilian Publishing Company,
New York USA, 1992, Chapter 3
Pat. L. Mangonon, The Principles of Materials Selection for Engineering Design, 1st Edition,
Prentice-Hall Inc., New Jersey USA, 1999, Chapter 2
Ir. Nyoman Udhi, MSi 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pertemuan ini diharapkan mahasiswa dapat :
• Menjelaskan pengertian tentang kristal, kisi ruang
(space lattice), dan struktur kristal.
• Mengidentifikasi jenis-jenis kisi ruang yang sering
dijumpai pada logam-logam.
• Menghitung kerapatan atom (faktor tumpukan) dan
menjelaskan bidang-bidang kristalografi untuk kisi
ruang BCC, FCC, dan HCP.
• Menjelaskan karakteristik logam berdasarkan kisi
ruang yang dimiliki.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 2


KRISTAL
• Pada logam (juga pada sebagian besar keramik dan
beberapa polimer) inti-inti atom menempati posisi
tertentu terhadap inti atom yang lain, maka dapat
dikatakan bahwa atom-atomnya tersusun menurut pola
tertentu;

• Susunan yang teratur menurut pola tertentu ini


dinamakan kristal.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 3


Kisi Ruang (Space Lattice)
Bila antar inti atom dihubungkan dengan garis-garis
imaginer, maka akan diperoleh kerangka tiga dimensi
yang disebut kisi ruang (space lattice), yang tersusun
dari sejumlah besar sel satuan (unit cell ).

Unit cell

Space lattice
Ir. Nyoman Udhi, MSi 4
Struktur Kristal
Ada 7 macam struktur kristal :
Sistem Panjang sumbu dan sudut Unit sel

Ir. Nyoman Udhi, MSi 5


Keterangan tambahan :
• Cubic terdiri dari 6 buah (3 pasang) bujur sangkar
yang sama (6a).
• Tetragonal terdiri dari 2 buah (1 pasang) bujur sangkar
dan 4 buah (2 pasang) empat persegi panjang yang
sama (2a & 4b)
• Rhombohedral terdiri dari 6 buah (3 pasang) belah
ketupat yang sama (6c).
• Hexagonal terdiri dari 6 buah (3 pasang) empat
persegi panjang yang sama dan 6 buah (3 pasang)
bujur sangkar yang sama (6b & 6c).
• Orthorhombic terdiri dari 3 pasang empat persegi
panjang (2b1+ 2b2+ 2b3).
• Monoclinic terdiri dari 2 pa-
sang empat persegi panjang
dan 1 pasang jajaran gen-
jang (2b1+ 2b2+ 2d)
• Triclinic terdiri dari 3 pa-
sang jajaran genjang (2d1+
2d2+ 2d3)
Ir. Nyoman Udhi, MSi 6
14 jenis space lattice
Dari ketujuh struktur kristal tersebut ternyata ada 14
bentuk space lattice yang mungkin terjadi, seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

• 3 jenis Cubic,

• 2 jenis Tetragonal,

• 1 jenis Rhombohedral,

• 1 jenis Hexagonal,

• 4 jenis Orthorhombic,

• 2 jenis Monoclinic, dan

• 1 jenis Trilinic.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 7


Space lattice yang sering dijumpai pada
logam-logam :

Dari 14 jenis space lattice tersebut ternyata hanya ada 3


macam saja yang sering dijumpai pada logam-logam yang
biasa digunakan, yaitu :

 Kubus Pemusatan Sisi (KPS) atau Face Centered Cubic


(FCC)
 Kubus Pemusatan Ruang (KPR) atau Body Centered
Cubic (BCC)
 Heksagonal Tumpukan Padat (HTP) atau Hexagonal
Close Packed (HCP)

Ir. Nyoman Udhi, MSi 8


Kisi Ruang FCC dan BCC :

Al, Ni, Au, Ag,


Pb, Pt, gFe

Cr, W, aFe, dFe,


Mo, V, Na

Ir. Nyoman Udhi, MSi 9


Kisi Ruang HCP :

Be, Cd, Mg,


Ti, Zn

Ir. Nyoman Udhi, MSi 10


KERAPATAN ATOM (FAKTOR TUMPUKAN)
(1) BCC :
a2

a a3
a

a a2
a

Jumlah atom Volume sel = a3 4 r = a3 ;


dalam 1 unit Volume sel = {(4r)/3}3 = (64r3)/33
sel = 8 x 1/8 + Vol. atom dl. 1 unit sel
1 = 2 atom. F. tumpukan =
Volume sel
Volume atom
= (8/3 pr3) / {(64r3)/33} = 0,68 = 68 %
dalam 1 unit
sel = 2(4/3 pr3) Ruang kosong dalam 1 unit sel =
= 8/3 pr3 100 % - 68 % = 32 %
Ir. Nyoman Udhi, MSi 11
(2) FCC :

a
a2 a

a a
a
Jumlah atom Volume sel = a3 4 r = a2 ; a = (4r)/2
dalam 1 unit sel Volume sel = {(4r)/2}3 = (64r3)/22
= 8 x 1/8 + 1/2 x Vol. atom dl. 1 unit sel
6 = 4 atom. F. tumpukan =
Volume sel
Volume atom
= (16/3 pr3) / {(64r3)/22} = 0,74 = 74 %
dalam 1 unit sel
= 4(4/3 pr3) Ruang kosong dalam 1 unit sel =
= 16/3 pr3 100 % - 74 % = 26 %
Ir. Nyoman Udhi, MSi 12
(3) HCP :
D

AB = AC =AD= BC = BD h
= CD = a = 2r C
E
AE = AB sin a = AB sin 60 F

= (2r)(0,5 3) = r 3 A B

Perhatikan segitiga AFD : AF = 2/3 AE = 2/3 r 3


h = DF = AD2 – AF2 = (2r)2 – (2/3 r 3)2 = 2r (2/3)
c = 2h = 4r (2/3)
Volume sel = c x (3/2) a2 3 (volume heksagonal)

Jumlah atom dlm. 1 unit sel = = 4r (2/3) x (3/2) (4r2) 3 = 24r3 2


12 x 1/6 + 2 x ½ + 3 = 6 atom. 8 p r3 p
Faktor tumpukan = 3 = = 0,74 = 74
% 24 r 2 3 2
Volume atom dlm. 1 unit sel =
Ruang kosong dalam 1 unit sel = 26 %
6 x 4/3 p r3 = 8 p r3

Ir. Nyoman Udhi, MSi 13


BIDANG KRISTALOGRAFI :
• Bidang kristalografi adalah bidang yang dibuat
melewati susunan atom-atom di dalam kisi kristal
(space lattice);
• Bidang kristalografi ini biasanya dinyatakan dengan
Index Miller;
• Cara menyatakan Index Miller adalah sebagai berikut :

 Sumbu : X Y Z
 Panjang potongan : 2 3 1
 Dibalik : 3/6 2/6 6/6
 Index Miller : 326
 Ditulis : (h k l) (3 2 6)

Ir. Nyoman Udhi, MSi 14


Bidang yang sejajar dinyatakan dengan Index
Miller yang sama :

Contoh :

(111) (011) (100)

Ir. Nyoman Udhi, MSi 15


Karena pada kisi/unit sel, sumbu x, y, dan z dapat dipilih
sembarang dan juga titik pusat koordinat dapat dite-
tapkan sembarang titik, maka bidang berbeda dapat
mempunyai Index Miller yang sama.
z/y Bidang EFGH : x y z
~ ~ 1
H G
Index Miller : (001)
E F
Bidang BCGF : x y z
~ 1 ~
Index Miller : (010)
y/z

Bila sumbu y dirubah menjadi


D C sumbu z dan sumbu z dirubah
x/x
A B menjadi sumbu y, maka bidang
BCGF : x y z
~ ~ 1
Index Miller : (001)
Maka bidang EFGH ekuivalen dengan bidang BCGF;
demikian pula dengan bidang-bidang yang lain. Bidang-
bidang ekuivalen tersebut berada dalam satu keluarga
ditulis {hkl}. Jadi keluarga {100} terdiri atas bidang-
bidang : (100), (010), (001), (100), (010), (001).
Ir. Nyoman Udhi, MSi 16
Arah kristalografi :
 Suatu arah kristalografi adalah arah dari pusat
koordinat ke suatu titik yang memiliki koordinat x = u,
y = v, dan z = w dan dinyatakan dengan tanda [uvw];
 Arah yang dinyatakan dengan Index Miller akan tegak
lurus terhadap bidang yang dinyatakan dengan Index
Miller yang sama.

Contoh : arah [111] tegak lurus


bidang (111). Semua arah yang
ekuivalen dikatakan dalam satu
keluarga, ditulis dengan <uvw>.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 17


Tujuan : Untuk mengetahui bidang-bidang yang mem-
punyai kerapatan atom tertinggi, karena untuk
menggeser atom, pada bidang padat atom me-
merlukan energi terkecil.

Bidang geser/slip : bidang kristalografi yang memiliki


susunan atom terpadat  tempat terjadinya pergeseran
atom-atom.

Arah geser/slip : arah kristalografi yang memiliki susunan


atom terpadat  arah pergeseran atom-atom.

BCC FCC HCP


Bidang geser {110} {111} {0001}
- - -
Arah geser <111> <110> <1120>

Ir. Nyoman Udhi, MSi 18


Sistem Slip
Pada suatu sistem kristal mungkin terdapat lebih dari
satu bidang yang padat atom, bidang-bidang ini me-
rupakan satu keluarga, demikian pula dengan arah slip.
Karenanya slip dapat terjadi pada beberapa bidang dan
arah tertentu, ini dinamakan sistem slip (slip system)
dari sistem kristal.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 19


Ir. Nyoman Udhi, MSi 20
Ir. Nyoman Udhi, MSi 21
Ir. Nyoman Udhi, MSi 22
KARAKTERISTIK LOGAM BERDASARKAN
STRUKTUR KRISTAL YANG DIMILIKI :
 Karakteristik logam dipengaruhi oleh kerapatan atom
dan jumlah sistem slip dari struktur kristal logam
tersebut.
 Semakin tinggi kerapatan atom suatu struktur kristal
logam semakin mudah mengalami deformasi, yang
berarti untuk mendeformasi diperlukan energi yang
relatif kecil dan sebaliknya.
 Sedangkan jumlah sistem slip akan menentukan
apakah deformasi yang terjadi deformasi elastis
(remanen) atau deformasi plastis (permanen).
 Semakin banyak sistem slip yang dimiliki suatu
struktur kristal logam, semakin mudah mengalami
deformasi plastis, dan sebaliknya semakin sedikit
sistem slip yang dimiliki, cendrung akan mengalami
deformasi elastis dan bila energi yang dikenakan
kepadanya cukup besar maka akan terjadi deformasi
plastis dengan twinning.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 23
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
logam yang memiliki struktur kristal :
 BCC ; karena memiliki kerapatan atom 68 % maka
untuk mendeformasi diperlukan energi relatif besar,
tetapi karena memiliki 12 sistem slip, maka deformasi
yang terjadi cendrung deformasi plastis (permanen);
 FCC ; karena memiliki kerapatan atom 74 % maka
untuk mendeformasi diperlukan energi relatif kecil, dan
karena memiliki 12 sistem slip, maka deformasi yang
terjadi cendrung deformasi plastis;
 HCP ; karena memiliki kerapatan atom 74 % maka
untuk mendeformasi diperlukan energi relatif kecil,
tetapi karena memiliki hanya 3 sistem slip, maka
deformasi yang terjadi cendrung deformasi elastis.
Untuk memperoleh deformasi plastis diperlukan energi
yang cukup besar dan kemungkinan terjadi deformasi
dengan twinning.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 24

Anda mungkin juga menyukai